cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2012)" : 8 Documents clear
RUANG DALAM ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU Angkouw, Rieka; Kapugu, Herry
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper examines how an architect designing a building, especially in the interior are not just based on his own imagination, but also pay attention to human behavior as a user. The assessment starts from the design of the architecture design of modern movement influenced by the lack of attention to the man himself as a user, but only focused on the architect and design objects, where as the behavior or the behavior of human beings who need to be considered in the design, especially in the formation of the space, so the design produced will be beneficial to humans. Keywords: Interior, in space, human behavior.
KONFIGURASI DAN KOMPOSISI SEBAGAI PENDEKATAN DALAM GUBAHAN BENTUK ARSITEKTUR Siswanto, Wahyudi
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The rules of configuration and composition have been known for so long in the history of architecture. Both are methods and design approaches that are connected one to another, nevertheless in many cases, they were seen as opposition one to another, along with the change views and concepts that are applied by scientists and designers. By understanding the meaning, function and the development of configuration and composition in architectural design, the critical scientific standpoint toward both of  the methods can be achieved. Keywords: Configuration, Compotition, Design methode.
TEORI MAKNA LINGKUNGAN DAN ARSITEKTUR Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya memahami makna, merupakan salah satu masalah filsafat yang tertua dalam umur manusia. Konsep makna telah menarik perhatian disiplin komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi dan tidak terkecuali, arsitektur dan lingkungan. Pengertian makna menurut ilmu komunikasi yaitu proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Menurut Spradley (1997) makna adalah menyampaikan pengalaman sebagian besar umat manusia di semua masyarakat. Berbeda dengan pengertian di atas, Prieto (dalam Martinet, 2010) menyatakan bahwa makna adalah hubungan sosial yang dibangun oleh sinyal diantara sang emisor dan reseptor ketika tindakan semik sedang berlangsung. Dalam pandangan yang lain, menurut Eco (1976), makna adalah sebuah wahana tanda (sign-vechicle) adalah satu kultural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lain serta, secara semantik mempertunjukkan pula ketidak-tergantungannya pada wahana tanda yang sebelumnya.  Ogden dan Richard (dalam Leech, 2003) menyatakan bahwa terdapat dua puluh dua definisi tentang makna, beranjak dari titik tolak non-teoritis atau yang teoritis. Beberapa di antaranya adalah (1) suatu sifat intrinsik; (2) kata-kata lain yang dihubungkan dengan sebuah kata dalam kamus; (3) konotasi suatu kata; (4) tempat sesuatu dalam sistem; (5) akibat praktis dari suatu hal di dalam pengalaman untuk masa depan; (6) sesuatu yang benar-benar diacu oleh pemakai lambang; (7) sesuatu yang oleh penafsir lambang: (a) diacu; (b) diyakini bahwa ia sendiri mengacu padanya dan (c) diyakini bahwa pemakai mengacu padanya. Oleh sebab itu, uraian tentang makna, akan difokuskan pada makna lingkungan dan makna dalam arsitektur. Dalam skala ruang, arsitektur adalah bagian dari lingkungan. Keduanya dalam pembahasan ini, saling melengkapi untuk mendapatkan pembahasan yang mendalam tentang makna. Kata kunci: makna, lingkungan, arsitektur
EKSPRESIONISME SEBAGAI PENDEKATAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Supardjo, Surijadi
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekspresionisme sebagai aliran dalam seni memiliki paham: “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis aliran ini Benedeto Croce (1866-1952) menyatakan:  “Art is expression of impression” atau seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan, yaitu sebagai aliran yang berusaha melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan kearah suasana emosional seniman seperti kesedihan, kekerasan, atau tekanan batin yang berat. Pelukisan obyek secara ekspresionis mengizinkan baik bentuk maupun warnanya diubah sehingga menunjang suasana yang dimaksudkan, dari pada menurut realitas yang semestinya. Arsitektur ekspresionisme merupakan gerakan untuk mencapai cita-cita yang kompleks. Yang dicirikan sebagai irasional, emosional, antropomorfik, romantik dan monumental. Gerakan ini kerap diyakini sebagai ide ruang, dimana bagian-bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari masa bangunan yang sifatnya sentral, dominan dan menjulang. Kata kunci: Ekspresi,  Emosional, Irasional.
DESAIN GEDUNG SEKRETARIAT FKUB SULAWESI UTARA MELALUI PENDEKATAN ICONIC DAN SEMIOTIK ANALOGI Suryono, -
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebelum dibentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Sulawesi Utara sudah ada organisasi serupa, Badan Kerja Sama Antarumat Beragama (BKSAUA), sejak tahun 1967, hingga saat ini masih eksis, terbukti cukup efektif untuk ikut menjaga tri kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, ada ide untuk tetap mempertahankan BKSAUA sebagai icon kearifan lokal namun juga dibentuk FKUB sebagai icon kearifan nasional, bahkan rencana membangun gedung sekretariat bersama. Permasalahan yang timbul adalah, bagaimana dapat medesain skretariat yang dapat mencerminkan tri kerukunan umat beragama, di Sulawesi Utara dan bisa diterima oleh masyarakatnya yang majemuk: baik dari sudut pandang suku, agama maupun ras. Penulis mencoba medesain gedung tersebut dengan pendekatan Iconic dan semiotik analogi dimaksudkan untuk mempertahankan identitas masing-masing agama sebagai wujud keterwakilan bentuk sebagai identitas yang telah dikenal selama ini baik pada bangunan tempat ibadah maupun bangunan keagamaan lainnya. Agar bangunan mencerminkan kerukunan sebagai pencerminan kearifan lokal  maupun kearifan nasional. Kata kunci: Rukun,icon kearifan Lokal dan Nasional
ANALOGI DRAMATURGI DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR Tawalujan, Yieldni; Sela, Rieneke Luisa Evany
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak dahulu drama dan arsitektur sudah menjadi suatu bagian dalam kehidupan manusia. Dalam teori arsitektur ada sebuah analogi yang sering digunakan para ahli untuk menjelaskan arsitektur itu sendiri, yaitu analogi Dramaturgi. Kegiatan-kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater (“seluruh dunia adalah panggung”), karena itu lingkungan buatan dapat dianggap sebagai pentas panggung. Manusia memerankan peranan, dan demikian pula bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pagelaran panggung. Menganalisis sebuah karya drama memiliki beberapa pendekatan, salah satunya dengan “Pendekatan Ekspresif”. Dalam pendekatan ini pengarang dianggap sebagai faktor yang paling penting dalam proses penciptaan suatu karya sastra drama. Pandangan ini  jika ditarik kedalam perancangan Arsitektur, persis memposisikan arsitek sebagai sutradara, karena arsiteklah yang paling bertanggung jawab dalam pengejawantahan alur/ plot cerita hingga  akhirnya hadirlah geometri yang mempunyai jiwa. Kata kunci : Analogi, Dramaturgi, Arsitektur.
MENGUNGKAP MAKNA METAFORIK KARYA TADAO ANDO : AUDITORIUM ‘TELUR’ INAMORI, UNIVERSITAS KAGOSHIMA – JEPANG Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembacaan ekspresi metaforik karya arsitektur dapat dilakukan oleh setiap orang dengan latar belakang yang berbeda, sesukanya sesuai dengan pengalaman masing-masing. Sehingga makna metaforik yang diperolehnyapun menjadi variatif, sekalipun tidak sama dengan makna yang ingin disampaikan oleh arsiteknya (Charles Jencks : ‘The Language of Post Modern’, 1991). Ekspresi metaforik karya arsitektur yang terlalu formal dan eksplisit dalam pengungkapan maknanya, seringkali dianggap dangkal, karena sangat jelas dan mudah dibaca oleh setiap orang. Sifatnya yang langsung seakan tidak perlu melalui proses pemikiran lebih lanjut, sehingga yang demikian ini dianggap tidak menyisakan ruang bagi imajinasi untuk berkembang (Robert Venturi : ‘Complexity and Contradiction in Architecture, 1966). Oleh karenanya, pembacaan dan pencarian makna metaforik suatu karya arsitektur harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya dilacak dari tampilan visual yang kasat mata saja, tetapi juga dari ‘passion of design’ sang arsitek yang sifatnya non fisik/abstrak. Kata kunci : ekspresi metaforik, makna metaforik, ‘passion of design’.
PERBANDINGAN PENGARUH SUHU LINGKUNGAN PADA KENYAMANAN TERMIS DI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM DI IKLIM TROPIS LEMBAB BAGI MANUSIA BERAKTIFITAS MODERAT Syafriny, Reny; Sangkertadi, -
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini memaparkan hasil simulasi perhitungan skala kenyamanan termis bagi manusia di ruang luar dan ruang dalam. Kasusnya adalah lingkungan iklim tropis lembab, bagi manusia beraktifitas moderat (sekitar 1 met) dan berpakaian tropis (sekitar 0.5-0.7 clo). Variabel iklim sebagai kasus meliputi kecepatan angin, suhu radiasi dan suhu udara. Rentang variabel suhu udara meliputi 25 dan 300C. Sedangkan rentang suhu radiasi meliputi 25 s/d 600C. Rentang variasi kecepatan angin berkisar dari 0.5 s/d 4 m/s.  Hasilnya meunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara persepsi kenyamanan termis manusia di dalam dan luar ruang meskipun mendapat pengaruh variabel iklim mikro yang sama.

Page 1 of 1 | Total Record : 8