cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 27 No 2 (2010)" : 7 Documents clear
HUBUNGAN PARAMETER KUAT TARIK TAK LANGSUNG TERHADAP MODULUS RESILIEN CAMPURAN BERASPAL DINGIN DENGAN ASPAL BUSA Widayat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10970.097 KB)

Abstract

Daur ulang campuran dingin dengan aspal busa (foamed bitumen) merupakan salah satu alternatif teknologi yang dapat diaplikasikan pada pemilihan strategi penanganan suatu proyek rehabilitasi jalan. Konstruksi ini ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi udara yang terjadi pada suatu proyek pekerjaan jalan. Bahan campuran dapat terdiri dari bahan garukan yang mengadung aspal (RAP), agregat segar dengan atau tanpa penambahan semen. Kriteria campuran daur ulang dengan aspal busa ditentukan berdasarkan nilai Indirect Tensile Strength (ITS), Tensile Strength ratio (TSR)dan Unconfined Compressive Strength (UCS). Sedangkan tolok ukur kekakuan campuran dinyatakan dalam parameter Modulus Resilient (MR). Besaran ITS dan MR ini dipengaruhi oleh temperatur pengujian di laboratorium atau lapangan. Dari hasil pengujian terhadap beberapa benda uji campuran yang diuji pada beberapa variasi temperatur menunjukan bahwa semakin besar temperatur pengujian, nilai ITS dan MR akan menurun. Terdapat hubungan regresi yang cukup signifikan antara dua parameter MR dengan ITS dalam bentuk regresi pangkat. Prediksi ini dapat digunakan sebagai pendekatan dalam menentukan nilai coefficient layer dalam perencanaan tebal perkerasan. Kata kunci : daur ulang campuran dingin, aspal busa, RAP, ITS, Modulus Resilien, koefisien lapiran
RENTANG KADAR ASPAL CAMPURAN BERASPAL PANAS SESUAI SPESIFIKASI BERBASIS SUPERPAVE Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18610.45 KB)

Abstract

Kesesuaian antara kualitas campuran beraspal panas hasil kontruksi dengan kualitas rencana sangat sulit dicapai. Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan, antara lain adalah pengaruh kekurang-tepatan sampling, pengujian dan proses pembuatan campuran dan pelaksanaan dilapangan. Perbedaan atau keragaman hasil konstruksi tersebut masih dapat diterima asalkan sesuai dengan toleransi yang ditetapkan pada spesifikasi. Toleransi dalam spesifikasi mencerminkan bahwa kualitas hasil produksi masih dapat diterima karena secara teknik masih dalam rentang yang disyaratkan. Makalah ini membahas tentang rentang batas kadar aspal yang masih memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi yang berbasis Superpave untuk berbagai tipe dan gradasi campuran beraspal panas, baik untuk Laston maupun Lataston. Kegiatan yang dilakukan adalah mencakup kajian pustaka, pengujian bahan dan beberapa jenis campuran beraspal panas di laboratorium dan analisis data mencakup analisis deskriptif terhadap sifat bahan dari campuran beraspal. Hasil analisis diperoleh bahwa rentang batas kadar aspal untuk campuran beraspal panas mengacu terhadap spesifikasi yang berbasis Superpave, terutama untuk tipe campuran Laston rentang batas kadar aspal yang memenuhu persyaratan bervariasi dan lebih sempit (< 0.3%). Adapun untuk campuran Lataston masih cukup lebar (>= 0.4%). Berhubung rentang batas kadar aspal yang diijinkan untuk campuran Laston cukup sempit maka pada proses pengambilan contoh, pengujian dan proses pembuatan campuran serta pelaksanaan konstruksi dilapangan diperlukan presisi dan akurasi yang tinggi. Dalam hal ini terkait dengan pelaksana yang terlatih dan peralatan yang baik serta terkalibrasi. Kata kunci : rentang kadar aspal, campuran beraspal paas, Superpave, toleransi, Laston dan Lataston.
KAJIAN PERENCANAAN JEMBATAN INTEGRAL Setiati, N. Retno
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11359.288 KB)

Abstract

Jembatan integral merupakan jembatan yang dibuat tanpa adanya pergerakan antar bentang (spans) atau antara bentang abutment. Permukaan jalan dibuat menerus dari timbunan oprit yang satu dengan timbunan oprit yang lainnya. Jembatan integral dimaksudkan untuk menghindari permasalahan perawatan jembatan yang sangat mahal yang dikarenakan adanya penetrasi air/debu melalui pergerakan joint, dapat meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jalan, dan mudah dilaksanakan di lapangan. Sistem jembatan integral terdiri dari integral penuh (full integral) dan integral sebagian (semi integral). Jembatan integral dengan bentang kurang dari 20 meter untuk kondisi di beberapa daerah di Indonesia paling optimum menggunakan tipe beton bertulang dengan sistem full integral, sedangkan untuk bentang lebih dari 20 meter lebih diutamakan menggunakan tipe prategang dengan sistem semi integral. Kajian ini membahas tentang pengembangan teknologi jembatan integral untuk tipe struktur beton, baik metode perhitungan, parameter pembebanan maupun desain dengan simulasi model jembatan menggunakan program analisis struktur. Sebagai contoh dibuat model jembatan integral untuk tipe beton bertulang bentang tunggal Hasil kajian sistem full integral paling optimum dibuat untuk bentang sampai 20 m. Kata kunci : integral penuh, integral sebagian, beton bertulang, perawatan, siar muai
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI PERBAIKAN JALAN BETON DENGAN INJEKSI SEMEN, COR DI TEMPAT DAN BETON PRACETAK Dachlan, A. Tatang
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23488.039 KB)

Abstract

Perkerasan jalan beton untuk lalu lintas berat dan padat di Indonesia dihadapkan pada masalah tanah dasar atau pondasi yang tidak stabil dan faktor erosi drainase yang parah sehingga mengakibatkan kerusakan retak, pumping, spalling, dan faulting. Kerusakan tersebut dapat menimbulkan retak yang berkembang menjadi retak blok dan depression yang perbaikannya memerlukan pembongkaran seluruh atau sebagian segmen beton. Proses perbaikan memerlukan cara yang cepat tanpa menghambat arus lalu lintas. Kerusakan harus diidentifikasi penyebab dan kondisinya secara cemat dengan cara penilaian kondisi visual dan pemetaan, uji lendutan dengan Falling Weight Deflectometer (FWD), serta sampling dengan coredrill sebelum dilakukan perbaikan. Berdasarkan ujicoba perbaikan perkerasan beton yang mengalami pumping atau amblas setempat, penanganan dengan disuntik menggunakan cairan kental semen dan bahan tertentu berhasil mengurangi perbedaan defleksi sehingga panel stabil. Perbaikan lain adalah panel yang rusak diganti dengan beton cor di tempat menggunakan campuran beton yang diberi bahan tambah untuk mempercepat pengerasan mencapai 80% kekuatan rencana dan dalam waktu 3x24 jam dapat segera dibuka untuk lalu lintas. Perbaikan segme beton dapat diganti langsung dengan beton pracetak dengan ukuran tertentu sehingga pekerjaan relatif cepat dan dapat segera dilalui lalu lintas. Pemantauan hasil perbaikan pada tahun pertama pada sambungan setelah grouting berdasarkan kriteria defleksi menunjukkan indikasi tidak ada rongga, yaitu defleksi kurang dari 0,05 mm (2 mils), serta efisiensi transfer beban lebih dari 60%. Cara kerja ini bermanfaat untuk sistem preservasi jalan beton di Indonesia. Kata kunci : perbaikan perkerasan, perkerasan beton, segmen cor di tempat, injeksi semen, panel beton pracetak.
STUDI KONFLIK LALU LINTAS SEBAGAI ALAT MENGEVALUASI PENGATURAN LALU LINTAS Lawalata, Greece Maria
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14113.279 KB)

Abstract

Program peningkatan jalan seperti perbaikan persimpangan jalan secara geometrik atau fase lampu lalu lintas harus memperhatikan keselamatan jalan maupun aksesibilitas. Hal ini dapat dievaluasi dalam waktu singkat tanpa menunggu adanya data kecelakaan dari kepolisian atau terjadinya kecelakaan menggunakan studi konflik lalu lintas. Dengan studi konflik lalu lintas, berbagai peningkatan jalan dapat dinilai dan dievaluasi sehingga diketahui efektifitas program peningkatan jalan tersebut. Studi konflik yang dipaparkan adalah kejadian lalu lintas yang melibatkan dua atau lebih pengguna jalan, dimana salah satu atau kedua pengemudi mengambil tindakan berubah haluan (evasive) untuk menghindari terjadinya tabrakan. Di Indonesia, studi konflik lalu lintas telah beberapa kali digunakan, antara lain untuk penyediaan prasarana sepeda motor di persimpangan maupun di ruas, perbaikan persimpangan, penilaian pengaturan lalu lintas di persimpangan. Makalah ini memaparkan aplikasi studi konflik di satu simang-T yang menilai konflik yang terjadi akibat adanya pengaturan persimpangan oleh Petugas Tidak Resmi (PTR). Metodologi yang digunakan adalah membandingkan jumlah konflik pengaturan lalu lintas tanpa dan dengan PTR. Hasil aplikasi studi konflik menunjukkan bahwa jumlah konflik serius dan ringan secara signifikan tidak dipengaruhi oleh adanya PTR. Dari kategori konflik, jumlah konflik terbanyak yaitu konflik sama arah pergerakan yang akan belok kanan (konflik 1), konflik menghindar pada lajur yang sama karena kendaraan akan belok kanan (konflik 4), konflik kendaraan pada arah sebaliknya yang menghindar kendaraan akan belik kanan (konflik 7). Dari jumlah konflik terbanyak maka dapat direncanakan peningkatan fasilitas jalan berupa marka panah untuk kategori konflik 1, penyediaan rambu stop untuk belok kanan untuk kategori konflik 4 dan 7 Kata kunci : studi konflik, tingkat keseriusan konflik, pergerakan kendaraan, simpang-T, volume lalu lintas
KAJIAN DASAR PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELENGKUNG BETON Tristanto, Lanneke; Irawan, Redrik
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13823.64 KB)

Abstract

Lengkung pada struktur jembatan pelengkung terutama merupakan unsur tekan dengan bentuk kurvalinier parabolis. Sebagian besar dari beban terbagi rata dan muatan bergerak dipikul melalui gaya tekan yang dilimpahkan dalam reaksi tekan horizontal yang besar (thrust) di pangkal lengkung. Gaya tekan mencengah dan mengurangi tegangan tarik dalam lengkung beton selama dilewati bebas kendaraan. Jembatan pelengkung beton lama masih bertahan walaupun pembebanan telah meningkat karena unsuer tekan memiliki kapasitas cadangan. Jembatan pelengkung menghemat 15% volume beton dibanding jembatan gelagar lurus sehingga ekonomis dalam dimensi dan penulangan. Jembatan pelengkung menurut pelimpahan reaksi tekan horizontal dibagi dalam dua tipe, tipe lengkung kaku yang langsung melimpahkan reaksi tekan pada tahan fondasi sangat baik, dan tipe lengkung diperkaku dengan barang tarik struktural untuk memikul reaksi tekan dan demikian sesuai pada tanah fondasi kurang baik. Sistem monolitik antara bangunan atas dan bawah dengan jumlah sendi plastis mendukung ketahanan terhadap gempa. Pelaksanaan jembatan pelengkung selalu memerlukan perancah yang dibongkar setelah lengkung selesai tersambu dan terbentuk garis tekan. Lengkung yang tidak tersambung sempurna akann runtuh pada saat perancah dibuka. Bentang maksimum jembatan pelengkung beton bertulang 90m efisien terhadap bentang maksimum gelagar beton prategang 45m. Jembatan pelengkung beton bertulang komposit dengan rangka/profil baja sebagai perancah maupun tulangan mencapai bentang (90-245)m. Kata kunci : jembatan pelengkung, lengkung kaku, lengkung diperkaku, reaksi tekan horizontal, garis tekan
CARA PEMUTAKHIRAN NILAI EKIVALEN MOBIL PENUMPANG DAN KAPASITAS DASAR RUAS JALAN LUAR KOTA Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Passenger car equivalent (pce) converts unit of traffic flow from vehicles per hour to passenger car unit (pcu). A traffic flow consists of several types of vehicles such as passenger car, bus,truck, and motor cycle are converted to a uniform unit of traffic flow, ie. pcu, by assuming that a vehicle other than passenger car is 'replaced' by a passenger car multipled by pce. Each type of vehicle has its owned pce value and different from other, depending on influences of it's presence in a trafic flow. Basic capacity is a maximum number of vehicle that may be reached under a specified standard geometric condition and by an undisturb traffic condition. Pce is used to convert unit of a basic capacity from vehicles/hour to pcu/hour. This paper aimed to discus methods of defining pce and basic capaity of inter urban roads, including data required for testing capacity of inter urban roads, including data required for testing applicabiliy of the method. The review showed that for inter urban road segment, pce may be derived from a relationship between speeds versus flow rate of each individual type of vehicles, whereas the basic capacity may be derived from a linear relationship between densities versus speeds. Application of the method to a set of traffic flow data showed that the method may be used for defining values of emp and basic capacity. The results of analyzing a segment of Nagreg-Tasikmalaya data showed that emp and basic capacity tend to change. Key words : Inter-urban roads, road capacity, speed-density relationship, pce, pcu

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue