cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Ilmu Gizi Indonesia
ISSN : 2580491x     EISSN : 25987844     DOI : -
Core Subject : Health,
Ilmu Gizi Indonesia merupakan jurnal yang dikelola oleh Universitas Respati Yogyakarta. Jurnal ini menerima naskah ilmiah di bidang gizi. Jurnal ini fokus pada bidang gizi klinik, gizi masyarakat, food science, food service, dan gizi olahraga. Ilmu Gizi Indonesia terbit dua kali dalam setahun, yaitu Bulan Agustus dan Februari.
Arjuna Subject : -
Articles 138 Documents
Pengetahuan, dukungan keluarga, asupan natrium dan vitamin C pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Dwi Jayanti, Aprelia; Kurdanti, Weni; Wahyuningsih, Siti
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.993 KB)

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis (kekakuan arteri), penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri koroner, maupun yang sudah terjadi penyumbatan oleh bekuan darah. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan kelebihan konsumsi natrium berpengaruh langsung pada tekanan darah. Vitamin C dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan plak ateroma dan mencegah terjadinya Low Density Lipoprotein (LDL).Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan asupan natrium dan vitamin C pada pasien penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.Metode Penelitian: Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Jantung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Subyek penelitian adalah pasien penyakit jantung koroner rawat jalan berjumlah 138 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.  Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang baik (84,4%), responden mempunyai dukungan keluarga yang baik (90,6%), responden memiliki asupan natrium baik (57,2%), responden memiliki asupan vitamin C kurang (98,6%).Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan asupan natrium dan vitamin C. Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan asupan natrium dan vitamin C.Kata kunci: Pengetahuan; dukungan keluarga; asupan natrium; asupan vitamin C.
Substitusi tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fsik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar Fe Dewi, Devillya Puspita
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.038 KB)

Abstract

Latar Belakang : Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat berlimpah, banyak tanaman yang tumbuh dan memilikinilai gizi tinggi bagi masyarakat. Kelor merupakan salah tumbuhan yang bernilai gizi tinggi yaitu kandungan protein dan besi. Upaya pemanfaatan dengan cara diversifikasi pangan melalui  subtitusi tepung daun kelor dalam pembuatan cookies. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi pencampuran tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fisik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar fe. Metode: Jenis penelitian adalah True Experimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Sederhana dengan 4 pembuatan variasi kue kering substitusi tepung sorghum. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann Whitney serta uji Anova dan uji Pos Hoc Test. Uji sifat fisik dilakukan oleh peneliti, uji organoleptik dilakukan oleh 25 panelis agak terlatih, serta uji kadar proksimat dan besi di Laboratorium. Hasil : Sifat fisik cookies B adalah memiliki warna kehijauan, sedikit beraroma daun kelor, rasa manis dan teksturnya agak keras. Kadar protein tertinggi ada pada cookies D yaitu 11,95%, karbohidrat pada cookies A yaitu 62,485%, lemak pada cookies D yaitu 16,52%, kadar air pada cookies A yaitu 15,77%, kadar abu pada cookies D yaitu 3,655%, serta Fe pada cookies D yaitu 31,52 ppm.Kesimpulan : Ada pengaruh variasi pencampuran tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fisik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar fe.Kata Kunci : Cookies, Tepung kelor, Fisik, Organoleptik, Proksimat, fe.
Faktor sosio ekonomi demografi terhadap kejadian infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar Mahmudah, Umi; Dirgahayu, Paramasari; Wasita, Brian
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.538 KB)

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Anak sekolah dasar merupakan golongan yang paling berisiko terhadap kejadian infeksi kecacingan. Infeksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sanitasi lingkungan, perilaku personal hygiene,  serta kondisi  sosio  ekonomi demograf daerah sekitar. Kondisi sosio demograf yang berbeda di setiap wilayah mengakibatkan terjadinya infeksi kecacingan yang berbeda–beda. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan faktor sosio ekonomi demograf  terhadap  kejadian  infeksi  kecacingan  pada  anak  sekolah  dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, pada populasi anak sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 5 dengan jumlah 92 siswa, sedangkan besar sampel penelitian berjumlah 74 siswa di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Data kecacingan pada anak diperoleh dengan pengambilan sampel feses dan diperiksa menggunakan metode  formol ether concentration di Laboratorium Parasitologi  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Sebelas Maret.  Data  sosio  ekonomi  demograf diperoleh dengan kuisioner dengan metode wawancara. Analisis data diolah menggunakan chi square. Hasil: Prevalensi kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali adalah 40,21%. Pendidikan ayah (p=0,159) dan pendidikan ibu (p=0,352) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Penghasilan ayah (p=0,330) dan penghasilan ibu (p=1,152) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Kesimpulan:  Pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan ayah dan penghasilan ibu tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan.Kata kunci: Sosio; ekonomi; demograf; infeksi kecacingan
Pengaruh pemberian susu kedelai terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Handayani, Felia; Yahya, Gunarti; Darmawan, Syarif; Fayasari, Adhila
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.017 KB)

Abstract

Latar belakang: Susu kedelai merupakan salah satu pangan fungsional yang mempunyai efek menurunkan tekanan darah. Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat karena berkaitan dengan resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler.  Terdapat peningkatan angka kejadian penderita hipertensi di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian susu kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di RSI Jakarta Pondok Kopi. Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan pretest-posttest control group design, yang melibatkan 30 subjek (15 sampel perlakuan, 15 sampel kontrol) yang memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg tanpa komplikasi. Kedua kelompok diberi perlakuan berupa pemberian obat hipertensi, cairan parenteral dan diet rendah natrium. Kelompok perlakuan diberikan susu kedelai sebanyak 2 x 250 cc selama 2 hari. Data asupan diukur dengan menggunakan recall 24 jam, status gizi diukur dengan konversi Indeks Massa Tubuh dan pengukuran tekanan darah menggunakan spyghmomanometer yang diukur oleh tenaga kesehatan. Analisis statistik menggunakan Independent t test dan paired t test untuk melihat efek perubahan tekanan darah kedua kelompok. Hasil : Terdapat perbedaan signifkan antara tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p<0,05), namun rata-rata tekanan darah diastolik pada perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. Terdapat penurunan tekanan darah pada sampel perlakuan sistolik sebesar 15,5 mmHg dan diastolik10,6 mmHg pada kelompok perlakuan, selisih ini 2 kali lebih besar daripada selisih penurunan pada kelompok kontrol (sistolik 7,6 mmHg dan diastolik 3,5 mmHg). Kesimpulan : Pemberian susu kedelai secara signifkan dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi.Kata Kunci : susu kedelai; tekanan darah; hipertensi
Potensi senyawa antioksidan alami pada berbagai jenis kacang Arinanti, Margaretha
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.484 KB)

Abstract

The objectives of this research wew to determine antioxidant activity of eight different beans, included snap bean (Phaseolus vulgaris L.), pigeon pea (Cajanus cajan (L.) Millsp.), mung bean (Phaseolus aureus L.) pea bean (Pisum sativum L.) soybean (Glysine max (L.) Merr.), kidney bean (Phaseolus vulgaris L.), yardlong bean (Vigna sinensis var. sesquipedalis L.), and cowpea (Vigna unguiculata L.). Each bean was milled then extracted in 80% ethanol. The extract was evaporated to find antioxidant crude extract. This extract was prepared for antioxidant activity measurement using oth conjugated diene and ferric thiocynate methods. Kidney bean had the highest antioxidant crude extract content followed by yardlong bean. At the concentration of 500 ppm, kidney bean and yardlong bean had the highest antioxidant activity among the beans studied, but lower than tocopherol at the same concentration. The conjugated diene content of both bean was 33% compare to 23% tor tocopherol. Inhibition of linoleic acid oxidation of yardlong bean and kidney bean were 48% and 52% respectively compare to 60% for tocopherol.
Deteksi masalah kesehatan bagi lanjut usia Kelurahan Pakuncen Kecamatan Wirobrajan Puspaningtyas, Desty Ervira; Putriningtyas, Natalia Desy
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.649 KB)

Abstract

Latar Belakang:Lanjut usia (lansia) merupakan golongan umur yang rentan mengalami berbagai permasalahan gizi dan kesehatan, baik status gizi kurang maupun status gizi lebih karena adanya perubahan pola makan. Permasalahan lain yang biasa dialami paralansia adalah hipertensi, hiperurisemia, dan hiperglikemia. Tujuan: Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah mengetahui persentase kejadian malnutrisi, hipertensi, hiperurisemia, dan hiperglikemia pada lansia. Pengabdian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lansia untuk melakukan pemeriksaan secara dini dan berkala. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, pengecekan kadar asam urat dan kadar glukosa darah. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah menggunakan timbangan digital, mikrotoa, dan tensimeter digital.Pemeriksaan darah dilakukan secara cepat menggunakan easy touch.Sasaran pengabdian adalah lansia di RW 07 Kelurahan Pakuncen Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta yang berjumlah 48 orang (13 laki-laki dan 35 perempuan). Hasil: Diketahui berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT) secara berurutan adalah 57,84 ± 10,62; 153,23 ± 7,12; dan 24,58 ± 3,96. Data pemeriksaan kesehatan menunjukan tekanan darah sistole, tekanan darah diastole, kadar asam urat dan glukosa adalah 132 (88 – 175); 78 (60 – 109); 6,1 (3,10 – 15,90); dan 112,5 (55 – 261).Persentase obesitas, hipertensi, hiperurisemia, dan hiperglikemia secara berurutan adalah 50%; 35,4%; 47,9%; 16,7%. Kejadian obesitas, hipertensi, dan hiperurisemia lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Kesimpulan: Mayoritas sasaran pengabdian memiliki status gizi obesitas, tekanan darah pre-hipertensi dan hipertensi, normourisemia, dan normoglikemia.Kata kunci:  lanjut usia; status gizi kurang; status gizi lebih; hipertensi; hiperurisemia; hiperglikemia
Modifikasi ekstraksi serat ubi jalar dengan penambahan arang aktif Sari, Puspita Mardika
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.802 KB)

Abstract

Latar Belakang: Ekstrak serat ubi jalar (ESU) terbukti mengandung oligosakarida jenis FOS  dan  raffnosa  serta mampu meningkatkan  imunitas  dan meningkatkan  komposisi  bakteri menguntungkan Bifdobacterium sp. dan Lactobacillus sp. Namun demikian, potensi prebiotik dari ekstrak tersebut belum optimal. Hal ini disebabkan karena ESU masih mengandung pati dan senyawa karbohidrat sederhana yang relatif tinggi sehingga dapat dimanfaatkan oleh bakteri patogen seperti Clostridium sp. Salah satu agensia yang berpotensi untuk meningkatkan efektivitas ekstraksi adalah arang aktif karena kemampuannya mengikat senyawa monosakarida dan disakarida.  Tujuan:  mengetahui  pengaruh  modifkasi ekstraksi  serat  ubi  jalar  dengan penambahan arang aktif guna meningkatkan potensi prebiotik dari ubi jalar. Metode: ESU diekstrak dari ubi jalar segar dengan menggunakan dua metode yaitu ekstraksi etanol 80% sebagai kontrol  (ESU1) dan modifkasi ekstraksi etanol 80% dengan penambahan arang aktif  (ESU2). Kandungan serat dari ESU diukur melalui analisis kadar serat. Efektiftas proses ekstraksi diukur dengan analisis kadar sukrosa (disakarida) dan kadar gula reduksi (monosakarida). Hasil: tidak ada perbedaan kadar serat dan glukosa antara ESU2 dan ESU1. Kadar sukrosa dan gula total pada ESU2 lebih rendah dibandingkan ESU1, namun demikian perbedaan ini tidak signifkan (p>0,05). Kesimpulan: Penambahan arang aktif tidak memberikan pengaruh terhadap kadar serat ESU maupun efektiftas proses ekstraksi dibuktikan dengan perbedaan yang tidak signifkan pada kadar gula total, kadar glukosa, dan kadar sukrosa. Diduga hal ini disebabkan oleh kemampuan arang aktif dalam menyerap senyawa organik seperti fenol. Kemampuan penyerapan monosakarida dan disakarida menurun karena arang aktif menjadi jenuh oleh etanol 80%.Kata kunci: serat ubi jalar; prebiotik; arang aktif; ekstraksi
Pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang terhadap status gizi lebih pada pegawai Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta Utara Agustin, Farida; Fayasari, Adhila; Dewi, Gusti Kumala
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.203 KB)

Abstract

Latar belakang : Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi  baik di negara maju maupun di negara berkembang. Prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di seluruh dunia, yang mencapai tingkat membahayakan. Obesitas menjadi faktor resiko terjadinya penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, dan kanker yang pada akhirnya mengakibatkan kematian. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang terhadap status gizi lebih pada pegawai Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso Jakarta Utara tahun 2016. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Sebanyak 100 pegawai yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pegawai laki-laki dan perempuan yang memiliki IMT >25,00 kg/m2, dan tidak sedang hamil. Responden diukur BB dan TB, mengisi kuesioner pengetahuan, sikap dan perilaku. Hasil: Tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap status gizi lebih (p<0,05). Namun ada kecenderungan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku pada kelompok obesitas lebih baik daripada kelompok overweight. Proporsi responden yang menjawab kurang tepat pada pertanyaan tentang jumlah porsi yang dianjurkan untuk dikonsumsi dalam sehari berdasar Pedoman Gizi Seimbang seperti makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, jumlah minyak dan gula yang sebaiknya dikonsumsi per hari serta tentang waktu yang baik untuk sarapan dan tentang durasi atau frekuensi olah raga yang dianjurkan. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang  pada pegawai RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso dengan kejadian gizi lebih. Perlu diberikan edukasi gizi mengenai bentuk porsi sayur dna buah yang baik untuk dikonsumsi, pembatasan jumlah lemak, gula dan minyak serta peningkatan aktivitas fisik untuk meningkatkan kualitas kesehatan pegawai.
Hubungan rentang lengan, tinggi lutut, panjang ulna dengan tinggi badan lansia perempuan di Kecamatan Sewon Kuntari Astriana; Budiyanti Wiboworini; Kusnandar Kusnandar
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.975 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.18

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Menjadi tua merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Selain masalah penyakit degeneratif seperti osteoporosis, malnutrisi juga merupakan masalah kesehatan lansia saat ini yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih. Penilaian status gizi lansia dapat diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) yaitu perbandingan berat badan dan kuadrat tinggi badan. Tinggi badan (TB) merupakan indikator status gizi sehingga pengukuran tinggi badan seseorang secara akurat sangatlah penting untuk menentukan nilai IMT. Akan tetapi untuk memperoleh pengukuran TB yang tepat pada lansia cukup sulit karena masalah postur tubuh, kerusakan spinal, maupun masalah dalam pergerakan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan rentang lengan, tinggi lutut dan panjang ulna dengan tinggi badan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat observasional analitik. Responden penelitian ini adalah lansia >60 tahun sebanyak 119 lansia. Hasil: Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan korelasi pearson terdapat hubungan yang bermakna antara rentang lengan, tinggi lutut, panjang ulna dengan tinggi badan. Tingkat keeratan hubungan untuk rentang lengan sebesar 0,779, tinggi lutut sebesar 0,639,dan panjang ulna sebesar 0,488. Rentang lengan, tinggi lutut, dan panjang ulna dapat digunakan untuk memprediksi tinggi badan lansia. Kesimpulan: terdapat hubungan yang bermakna antara rentang lengan, tinggi lutut, panjang ulna dengan tinggi badan   
Sarapan dan asupan selingan terhadap status obesitas pada anak usia 9-12 tahun Putri Kurniawati; Adhila Fayasari
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.92 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.3

Abstract

Pendahuluan : Obesitas merupakan masalah gizi yang semakin banyak dijumpai pada anak di dunia. Asupan energi yang melebihi dari jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme tubuh dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas. Kegemukan dan obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan yang terjadi melalui ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan, serta aktivitas fisik. Sarapan pagi pada anak sekolah bertujuan untuk mencukupi kebutuhan energi selama beraktivitas di sekolah. Melewatkan sarapan kemungkinan akan berkaitan dengan meningkatnya konsumsi snack dan tingginya asupan dari snack tinggi lemak. Tujuan : Menganalisis hubungan sarapan, konsumsi makanan selingan, karakteristik orang tua, dan asupan energi terhadap kejadian obesitas pada siswa di SDI Pondok Duta Depok Tahun 2016. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebesar 140 siswa (9-12 tahun). Data diperoleh melalui pengukuran antropometri (timbangan digital dan microtoise) dan pengisian kuesioner oleh siswa berisi data sarapan dan konsumsi selingan, serta FFQ Semi Quantitative untuk data asupan energi dan kontribusi energi selingan. Hasil : Kejadian obesitas anak di SDI Pondok Duta Depok Tahun 2016 sebesar 25,7%. Sebanyak 50,7% subyek tidak rutin sarapan, 47,9% subyek mengkonsumsi jenis sarapan kurang, dan 94,3%  subyek memiliki waktu sarapan baik (sebelum atau jam 9). Konsumsi makanan selingan, sebanyak 27,1% subyek mengkonsumsi selingan sering, 51,4% subyek mengkonsumsi jenis selingannya lebih dari 2 jenis dan 87,9% subyek memiliki kontribusi energi dari selingan lebih dari 10% asupan energi, serta sebanyak 37,1% memiliki asupan energi lebih dari AKG Asupan energi yaitu 37,1% lebih. Berdasarkan analisis statistik Chi-square diketahui bahwa ada hubungan frekuensi sarapan (p<0,05; OR 6,12) dan asupan energi (p<0,05; OR 14,59) terhadap kejadian obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi sarapan dan asupan energi terhadap kejadian obesitas.

Page 2 of 14 | Total Record : 138