cover
Contact Name
Hijrah Fahrian
Contact Email
penelitian.poltekkes@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
peneleitian.poltekkes@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
JURNAL CITRA KEPERAWATAN
ISSN : 23016035     EISSN : 25023454     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 184 Documents
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI Rg. ANAK BLUD RS H. HASAN BASRY KANDANGAN Rizani, Akhmad; Tunggal, Tri; Shafa, Hidayuatun
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 dan visi perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010, masyarakat yang bersikap proaktif untuk memelihara  dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2002)Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. di negara berkembang pada tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur < 2 tahun. Rata-rata anak usia< 3 tahun di negara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun, di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan laporan Data Kesehatan Indonesia tahun 2011 sekitar 9.739.163 kasus diare dan angka kematian pada penduduk umum mencapai 23,57 per 1.000 penduduk dan angka kejadian diare di Kalimantan Selatan terdapat sebanyak 146.139 kasus (Soepardi, 2011).Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan, salah satu sendi utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan keterkaitan erat dengan upaya untuk mewujudkan pola hidup bersih dan sehat. Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang amat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, kedua faktor ini banyak disebabkan oleh berbagai pihak di luar sektor kesehatan, oleh karena itu masalah kesehatan tidak hanya ditanggulangi bersama oleh berbagai pihak dan segenap masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Masyarakat (Depkes RI, 2000).
PERSEPSI MAHASISWA TINGKAT I DAN II TENTANG KONDISI ASRAMA DI JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK TAHUN 2014 Nurbani, Nurbani
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 3, No 1 (2015): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.292 KB)

Abstract

Di dalam mencerdaskan kehidupan bangsa pendidikan sangat dibutuhkan oleh setip orang. Ini sesuai dengan jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3. Dalam suatu pendidikan dibutuhkan Pendidikan tidak terlepas dari siapa yang akan di didik, misalnya saja adalah mahasiswa. menurut Sarwono (1978) (online 2014) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Poltekkes Kemenkes Pontianak mempunyai kebijakan bahwa mahasiswa semester 1 dan 2 atau tahun pertama wajib untuk tinggal diasrama selama 2 tahun terakhir ini. Asrama penting dilakukan untuk mahasiswa yang mempunyai profesi yang langsung terjun kemasyarakat dalam memberikan pelayanan, karena mahasiswa kesehatan berhadapan langsung dengan manusia. Menurut Toffler (online 2014), asrama adalah suatu tempat tinggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah. Data yang diperoleh pada tahun 2013 mahasiwa yang tinggal di asrama 115 dan pada tahun 2014 berjumlah 165 orang. Dari wawancara dengan beberapa mahasiswa dan pembina asrama falitas asrama masih kurang terutama ketersediaan air untuk kebutuhan sehari-hari jadi mahasiswa benar-benar berhemat dalam penggunaan air, falitas olahrga yang masih kurang, terutama peminat bola kaki.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa tingkat I dan II tentang kondisi asrama di Jurusan Keperawatan Singkawang Poltekkes Kemenkes Pontianak tahun 2014.Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan   survey, teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling sebanyak 60 responden.Hasil penelitian hampir seluruh responden mempunyai persepsi cukup baik tentang kondisi asrama  dan sebagian responden mempunyai persepsi kurang baik tentang fasilitas asrama di Jurusan Keperawatan Singkawang. Tahun 2014. Bagi pihak institusi pengelola asrama lebih memperhatikan lagi fasilitas asrama serta mahasiswa yang tinggal diasrama lebih mandiri, disiplin, toleransi dalam berkehidupan diasrama sebagai tempat untuk belajar bermasyarakat dan bersosialisasi. Kata Kunci : Persepsi, Mahasiswa, Asrama
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS NATAR, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015 murwanto, bambang
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang dari penelitian ini adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) baik secara nasional dalam tiga tahun terkahir Incidence Rate (IR) per 100.000 penduduk makin meningkat dari 27,67 tahun 2011 menjadi 37,27 tahun 2012 dan 45,85 pada tahun 2013. Demikian pula tingkat propinsi Lampung dari 20,03 tahun 2011, 68,44 tahun 2012 dan 58,08 pada tahun 2013. Demikian pula  Kabupaten Lampung Selatan telah menjadi daerah endemis penyakit DBD pada hampir seluruh kecamatan kendati sedikit fluktuatif. Pada  tahun 2013 Kabuaten Lampung Selatan dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Kecamatan Natar merupakan wilayah perlintasan jalan Trans Sumatra yang merupakan daerah dengan mobilitas yang tinggi sehingga menjadi resiko penularan penyakit DBD, salah satunya wilayah UPT Puskesmas Natar. Kendati kecenderungannya dalam tiga tahun terakhir menurun namun dibandingkan wilayah Kecmaatan lain namun UPT Puskesmas Natar termasuk tinggi yaitu IR 3,8 pada tahun 2014.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berubungan dengan penderita DBD di wilayah UPT Puskesmas Natar, Kan. Lampung Selatan, seperti pekerjaan, pendidikan, Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Lingkungan rumah penderita.Metode penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dengan sampel adalah populasi penderita DBD dari bulan Januari sampai Juni 2015 yang ada di wilayah UPT Puskesmas Natar.Hasil dan Pembahasan penelitian, sebagaian besar faktor-faktor yang diukur yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Lingkungan relatif baik. Pekerjaan penderita atau keluargannya menggambarkan sebagian besar bekerja secara informal, dengan pendidikan penderita sebagian besar bersifat informal. Dengan demikian peranan faktor-faktor lain yang tidak sebagai variabel yang tidak diukur sebagai dicurigai faktor yang cukup berperan terjadi penyakit DBD. Faktor lain tersebut yang banyak dicurigai dari sebagian penelitian yang menjadi refrensi kurangnya gerakan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) Demam berdarah Dengue (DBD), sebagai upaya pembersihan lingkungan untuk memutus mata ratai penularan vektor penyakit DBD yaitu nyamuk, Aedes aegypti.Kata Kunci : DBD, Aedes aegypti, PSN
GAMBARAN PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSILA TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DILOKALISASI PEMBATUAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG KOTA BANJARBARU ikhsan, muhammad; Rachmadi, Agus; Mariana, Evi Risa
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.51 KB)

Abstract

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup manusia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. Derajat kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh HIV dan dampak global dari infeksi HIV terhadap sumber daya penyedia kesehatan dan ekonomi sudah meluas dan terus berkembang. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK) tentang pencegahan penularan  penyakit (HIV/AIDS) di lokalisasi Pembatuan wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah para pekerja seks komersial di lokalisasi pembatuan wilayah kerja puskesmas Guntung Payung Banjarbaru tahun 2016, sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden dari 47, didapatkan 46 (97,87%) responden mengetahui dengan baik tentang pengetahuan dasar HIV/AIDS, sebanyak 37 responden (78,17%) mengetahui dengan baik tentang penularan HIV/AIDS, untuk pengetahuan tentang tanda dan gejala pengetahuan responden cukup dengan hasil sebanyak responden 19 responden (40,42%), dan untuk pengetahuan tentang pencegahan penularan sebanyak 25 responden (53,19%) mengetahui dengan baik. Kepada pihak Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Guntung Payung diharapkan agar terus melakukan promosi kesehatan, penyuluhan, dan pendidikan kesehatan, khususnya tentang pengetahuan tanda dan gejala HIV/AIDS
PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI TERHADAP NYERI HAID (Dismenore) PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN ANGKATAN IX STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN Firdaus, Syamsul; Puji Astuti, Lita Ayu
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.948 KB)

Abstract

Dismenore  merupakan  masalah  yang  sering  dialami  oleh mahasiswi yaitu nyeri menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, nyeri   pada   daerah   panggul   dan   akibat   dari   produksi   zat   prostaglandin. Penggunaan aromaterapi memiliki manfaat membantu relaksasi dan mengurangi nyeri sehingga dapat menolong klien yang mengalami dismenore.Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi terhadap  penurunan  nyeri  haid  (dismenore)  pada  mahasiswi  S1  Keperawatan angkatan IX Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Metode: Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian seluruh mahasiswi S1 Keperawatan angkatan  IX  Sekolah  Tinggi  Ilmu  Kesehatan  Muhammadiyah  Banjarmasin. Teknik sampling yaitu Aksidental Sampling dengan jumlah sampel 34 responden. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian aromaterapi terhadap penurunan nyeri haid (dismenore) pada mahasiswi S1 Keperawatan angkatan IX Sekolah  Tinggi  Ilmu  Kesehatan  Muhammadiyah  Banjarmasin  dengan  nilai p=0,000 < α 0,05.Kata Kunci: aromaterapi, dismenore, mahasiswi.
STUDI KASUS PERSONAL HYGIENE PADA ANAK DENGAN PEDIKULOSIS CAPITIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN DI SDN HANDIL PURAI 2 KECAMATAN BERUNTUNG BARU KABUPATEN BANJAR nurlaila, siti; Ilmi, Bahrul; Mariana, Evi Risa
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2016): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.902 KB)

Abstract

Penyebab kutu di kepala yaitu personal hygiene yang kurang, khususnya pada rambut yang jarang mendapatkan perawatan apalagi terhadap anak-anak yang sering mandi disungai. Rambut yang menjadi sarang pedikulosis capitis akan mudah kotor dan lengket seperti rambut gimbal. Rambut menjadi seperti lengket dan kotor, karena kutu kepala selalu mengeluarkan air liurnya. Penyebaran kutu juga sangat cepat lewat peralatan yang dipakai bergantian dan dari teman-teman bermain. Dampak kutu kepala terhadap kesehatan adalah dapat menyebabkan koreng pada kepala, penyakit pediculosis capatis, dan akan mengganggu waktu istirahat serta mengurangi konsentrasi dan kurang percaya diri dan pada anak-anak dapat menyebabkan anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah Gambaran Kasus Personal Hygiene pada Anak dengan Pedikulosis Capitis dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Di SDN Handil Purai 2 Kecamatan Baruntung Baru Kabupaten Banjar. Hasil penelitian menggunakan rancangan deskriptif kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 14 orang. Data disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan personal hygien yang jelek mengakibatkan pedikulosis capitis dan pedikulosis capitis memiliki dampak bagi kesehatan. Kepada Pihak sekolah SDN Handil purai 2 dapat memberikan penyuluhan tentang kebersihan diri dan penyuluhan kesehatan tentang bahaya atau dampak pedikulosis capitis
TANTANGAN PROFESI KEPERAWATAN MENYONGSONG DUNIA KERJA BERTEPATAN DENGAN “ERA OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Ilmi, Bahrul
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 1 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.018 KB)

Abstract

Keperawatan sebagai profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional oleh perawat dengan kompetensi yang memenuhi standar dan memperhatikan kaidah etik dan moral  sehingga masyarakat akan memperoleh pelayanan yang bermutu. Dalam memasuki dunia kerja tentu  dilakukan uji kompetensi dan registrasi, sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Perawat saat ini berbenah diri baik untuk peningkatan mutu dan profesi keperawatan di rumah sendiri di Indonesia ataupun dapat bersaing di pasar global Asean, karena sebentar lagi perawat Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 atau  Era of Asean Economic Community 2015, yang merupakan tantangan bagi profesi keperawatan. tantangan yang dihadapi berupa ancaman ataupun peluang yang harus diambil dan dihadapi, mau tidak mau atau suka tidak suka sebentar lagi dalam hitungan minggu, hari kita sudah memasuki MEA 2015, sehingga apa yang harus dilakukan dan apa tantangan yang yang dihadapi profesi keperawatan dalam menyongsong Dunia Kerja yang bertepatan dengan Era of Asean Economic Community 2015. Kata Kunci : Profesi Keperawatan, MEA 2015.
FAKTOR – FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEJANG PADA BALITA DEMAM DI RUANG ANAK RSUD BANJARBARU TAHUN 2013 Mahdalena, Mahdalena; Mariana, Evi Risa; Maulani, Firman
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kejang demam. Diantaranya; umur, jenis kelamin, suhu saat kejang, riwayat kejang dalam keluarga, dan lamanya demam.Menuruthasilstudi pendahuluan yang dilakukandi RSUD Banjarbaru di dapat hasil dari tahun 2010 – 2012 sebanyak 378 balita demam yang dirawat, diketahui sebanyak 287 orang mengalami kejang dengan angka kematian sebesar 5 %, yakni 2 – 5 orang. Dalam kasus tersebut belum diketahui faktor resiko apa yang paling berhubungan dengan kejadian kejang pada balita demam di ruang anak RSUD Banjarbaru.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran faktor – factor resiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian kejang demam di ruang Anak RSUD Banjarbaru tahun 2013. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga di dapatkan jumlah sampel sebesar 38 orang.Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara yang di jawab orang tua responden. Teknik analisa data dengan secara Chi Square Test kemudian ditarik kesimpulan.Dari hasil penelitian, pasien cenderung kejang 21 orang (55,3%), berumur < 2 tahun sebanyak 24 orang (63,2%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 26 orang (68,4%), bersuhu tubuh ≥ 39 oC sebanyak 22 orang (57,9%), tidak ada riwayat kejang keluarga sebanyak 32 orang (84,2%), dan lamanya demam > 1 jam sebanyak 34 orang (89,5%). Hasil analisa hubungan menggunakan Chi-Square, dari faktor umur, jenis kelamin, suhu tubuh, dan riwayat kejang keluarga memiliki hubungan dengan kejadian kejang (ρ<α), sedangkan faktor lamanya demam tidak ada hubungan dengan kejadian kejang (ρ>α).Kesimpulan dalam penelitian ini menyarankan agar perawat dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua balita tentang penanganan kejang demam karena pada balita sangat rentan untuk terjadi kejang demam. Kata kunci      : Faktor Resiko, Kejang Demam
GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI DAN TENAGA PELAKSANA DI RUANG KUMALA RSUD DR. H. MOCH ANSYARI SALEH BANJARMASIN ramadhani, dini; mulyani, yeni; mahdalena, mahdalena
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.411 KB)

Abstract

Dalam dunia keperawatan kebersihan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Dari hasil studi pendahuluan pada bulan Desember 2015 melalui wawancara pada 5 orang pasien imobilisasi di ruang Kumala RSUD Dr. H. Moch  Ansyari Saleh Banjarmasin didapatkan 4 diantaranya  selama dirawat 3-7 hari di rumah sakit tidak ada mandi dan 1 hanya di seka oleh keluarganya namun masih terlihat kotor. Pada 5 orang pasien imobilisasi di ruang Kumala RSUD Dr. H. Moch Ansyari Saleh Banjarmasin didapatkan 5 diantaranya  selama dirawat 3-7 hari di rumah sakit tidak ada gosok gigi maupun keramas rambut. Tujuan dari penepitian adalah untuk menggambarkan pemenuhan kebersihan diri dan tenaga pelaksana pada pasien imobilisasi di ruang Kumala RSUD Dr. H. Moch Ansyari Saleh Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pasien imobilisasi fisik yang dirawat di ruang Kumala berjumlah 35 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil didapatkan sebanyak 17,1% pemenuhan kebersihan dirinya baik, sebanyak  20,0% memliki kebersihan diri cukup, dan sebanyak 62,9% memiliki kebersihan diri kurang. Didapatkan juga pada penelitian ini tenaga pelaksana yang berperan dalan pemenuhan keberisahan diri pasien imobilisasi di ruang Kumala RSUD Dr. H.Moch Ansyari Saleh Banjarmasin sebanyak 100% dilakukan oleh keluarga. Pemeliharaan kebersihan diri diperlukan untuk kenyaman indivividu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memnuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada  orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan  perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI WISMA LANSIA” HARAPAN ASRI” BANYUMANIK SEMARANG Suheri, Titin; Supriyatno, Heru; Surachmi, Fajar
JURNAL CITRA KEPERAWATAN Vol 2, No 2 (2014): JURNAL CITRA KEPERAWATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.205 KB)

Abstract

Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kebugaran fisik secara umum, merangsang otak kiri dan dan kanan, meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak, merangsang system yang terkait dengan perasaan/emosional yaitu otak tengah serta otak besar (dimensi pemusatan). Perubahan fungsi kognitif lansia (orientasi, registrasi, atensi dan memori) dapat teratasi dengan intervensi brain gym, melakukan gerakan olahraga atau latihan fisik. Seseorang bukannya tidakmau bergerak karena tua, tapi menjadi tua karena tidak mau bergerak. Design penelitian ini adalah quasy experimental. Rancangan penelitian ini menggunakan pre dan post test without control design.Sampel penelitian ini adalah total sampling Lansia yang berada di Wisma Lansia “Harapan Asri “ Kota Semarang sebanyak 50 orang adapun yang memenuhi syarat penelitian ini 34 orang.Hasil penelitian: Karakteristik subjek penelitian yang meliputi umur, tingkat pendidikan Karakteristik Lansia yang Melakukan Senam Vitalisasi Otak danSenam Lansia Berdasarkan Usia menunjukkan bahwa sebagian (44 %) lansia yang mengikuti senam otak berusia 71-80 tahun, 29 % berusia 60 – 70 tahun, 23 % lansia berusia 81 – 90 tahun dan hanya 4 % lansia yang berusia 91 – 100 tahun.Latar belakang pendidikan responden lansia yang menjadi objek penelitian yang terbanyak adalah Sekolah Menengah Pertama  yaitu sebesar 38 % sedangkan responden dengan latar belakang pendidikan yang terendah adalah lulus SD sebanyak 12%. lansia sebelum mendapatkan perlakuan senam otak dengan hasil signifikansi 002 sedangkan lansia setelah mendapatkan perlakuan senam otak dengan hasil signifikansi 000.  Sedangkan hasil uji dengan menggunakan wilcoxon, lansia sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan senam otak didapatkan hasil signifikansi 000.Hasil uji menggunakan T-Test pada lansia sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan senam otak didapatkan hasil signifikansi 000 . Kata kunci : Senam otak, Fungsi Kognitif

Page 1 of 19 | Total Record : 184