cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 25800566     EISSN : 26219778     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Agrisocionomics (Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian) memuat naskah hasil penelitian bidang sosial, ekonomi dan kebijakan pertanian. Agrisocionomics diterbitkan oleh Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Agrisocionomics terbit dua kali setahun, yaitu pada bulan Mei dan Nopember
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2019): November 2019" : 11 Documents clear
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI BUNCIS DI GABUNGAN KELOMPOK TANI LEMBANG AGRI KABUPATEN BANDUNG BARAT Fadilla Deviani; Dini Rochdiani; Bobby Rachmat Saefudin
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.92 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.6099

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (luas lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida dan benih) terhadap jumlah produksi usahatani buncis di Gabungan Kelompok Tani Lembang Agri. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan penentuan tempat lokasi penelitian secara purposive. Metode pemilihan sampel dengan proportionate stratified random sampling dengan mengambil sampel dari setiap kelompok tani sehingga sampel yang digunakan berjumlah 65 responden. Analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani buncis adalah modal, pestisida dan benih di Gabungan Kelompok Tani Lembang Agri
FAKTOR SOCIAL EKONOMI DAN PERSEPSI PENGRAJIN TEMPE DALAM PENGGUNAAN BAHAN BAKU KEDELA (STUDI KASUS DI SENTRA INDUSTRY TEMPE SANAN ) Kukuk Yudiono; Edi Dwi Cahyono
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.639 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.3484

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis faktor sosial ekonomi yang memengaruhi keputusan pengrajin tempe dalam menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku tempe; (2) Mendeskripsikan persepsi pengrajin tempe terhadap jenis kedelai yang digunakan sebagai bahan baku tempe. Metode penelitian dalam penentuan lokasi dilakukan dengan purposive (sengaja)  yaitu di sentra industri tempe Sanan, kota Malang.  Penentuan responden menggunakan metode sensus dengan jumlah sampel 36 responden.  Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.  Metode analisis data untuk menjawab tujuan dari penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi meliputi hasil produksi, harga kedelai, jumlah tenaga kerja dan kwalitas kedelai secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pengrajin tempe dalam menggunakan kedelai impor yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel, dimana diperoleh hasil  sebesar 79,795 dengan nilai signifikansi (0,000).  Analisis regresi berganda faktor sosial ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pengrajin tempe dalam membuat tempe memiliki nilai koefisien nyata dan signifikansi yang diperoleh 0,000. Persepsi pengrajin tempe terhadap kontinuitas produk dan harga dari jenis kedelai yang digunakan bahwa kedelai impor memberikan pemahaman bahwa pengrajin tempe sangat mudah mendapatkan informasi mengenai pasokan kedelai impor dan harga yang sedang berlaku.  Semua pengrajin menggunakan bahan baku kedelai impor berdasarkan persepsi bahwa kedelai impor: a) bijinya besar, b) tempenya lebih mengembang, c) ketersediaan continue, d) harga lebih murah, e) bijinya seragam dan lebih bersih, f) warna cerah, dan mudah mendapatkan informasi baik dari paguyuban atau koperasi.
RELATIONSHIP LEADERSHIP OF THE CHAIRMAN WITH THE EMPOWERMENT LEVEL OF FARMER GROUPS ON CHILI FARMING MANAGEMENT IN BAWANG DISTRICT, BATANG REGENCY Hendro Sarjito; Siwi Gayatri; Tutik Dalmiyatun
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.491 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5069

Abstract

Increasing intitutional capacities among ther farmer’s is one of the key to improve farmer’s welfare. This research was conducted with the aim to analyze the relationship between the leadership of the farmer group and the level of empowerment among chili farmer’s in Bawang District, Batang Regency. The study was conducted in  20 December 2018 to 15 January 2019 in Bawang District, Batang Regency. The research method used in this study was the survey method 75 respondent were taken by the complete enumeration method. Data collection was done by using questionnaires, interviews, and direct observations in the field. Data analysis was using descriptive analysis and Rank Spearman correlation test. The results of the study showed that the level of empowerment in management of chili farming system was in medium category. The leadership level of the head of the farmer group in Bawang District were in the category of being able to lead farmer groups. There was a significant relationship between the leadership of the farmer group leader and the level of empowerment of the management of chili farming system in Bawang District, Batang Regency. Keywords: leadership, empowerment, management of chili farming system
STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT DESA HUTAN DI DESA KUCUR, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Sriroso Satmoko; Agus Subhan Prasetyo; Yugo Indah Pertiwi
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.195 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5617

Abstract

Program pembangunan yang terus berlangsung tidak hanya memberikan kemajuan ekonomi dan teknologi, melainkan mendorong meningkatnya aktivitas eksploitasi lingkungan oleh manusia, terutamanya pada kawasan desa hutan. Namun pada masyarakat desa hutan yang memegang nilai-nilai keseimbangan antara ekonomi, ekologi dan sosial merupakan aset bagi pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganilis kepemilikan aset masyarakat desa hutan dan strategi penghidupannya. Penelitian dilakukan pada masyarakat Desa Hutan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Informan dalam penelitian ini berjumlah 14 orang. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi sederhana untuk mempotret situasi dan kondisi wilayah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan aset masyarakat Desa Hutan terdapat lima aset yaitu aset alam, aset fisik, aset finansial, aset manusia dan aset sosial budaya. Selain itu, strategi penghidupan yang dilakukan masyarakat desa hutan melalui sistem penghidupan ganda. Penghidupan tersebut berasal dari bertani melalui sistem agroforestry pada lahan hutan rakyat, berternak dan pekerjaan lainnya.
PERANAN PROGRAM SERTIFIKAT UTZ TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KAKAO DI KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI windi Arihta Ginting; Gusti Agung Ayu Ambarawati; Ida Ayu Listia Dewi
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.453 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.4691

Abstract

Indonesia merupakan penghasil kakao ketiga di dunia. Komoditi kakao Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan dari segi kuantitas namun dari segi kualitas dinilai masih rendah untuk pasar dunia terutama Eropa.  Salah satu program yang dapat mendorong produksi dan kualitas kakao adalah melalui sertifikasi pertanian berkelanjutan yaitu UTZ Certified. Salah satu pemegang sertifikat UTZ di Indonesia adalah Koperasi Kerta Semana Samaniya di Kabupaten Jembrana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi dan pendapatan usahatani kakao bersertifikat UTZ dan yang tidak mengikuti program sertifikat UTZ di Kabupaten Jembrana, mengidentifikasikan alasan petani kakao mengikuti program sertifikasi UTZ. Analisis data yang digunakan adalah menghitung pendapatan usahatani, uji beda (uji-t) dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produktivitas usahatani kakao bersertifikat UTZ sebanyak 173,20 kg/ha dan  non sertifikat sebanyak 211,88 kg/ha, yang menunjukkan bahwa produksi kakao bersertifikat UTZ lebih rendah sebesar 22,3% dibandingkan dengan non sertifikat. Pendapatan Usahatani bersertifikat UTZ lebih tinggi 45,17% yaitu sebesar Rp 4.887.639/ha/tahun dibandingkan dengan petani non sertifikat yang hanya memperoleh Rp 2.676.833/ha/tahun.  Usahatani kakao bersertifikat UTZ memiliki R/C  sebesar 3,3 sedangkan petani kakao non sertifikat UTZ sebesar 1,9. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kakao bersertifikat lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani kakao non sertifikat. Tiga alasan utama petani mengikuti program sertifikasi UTZ adalah adanya sosialisasi pengenalan program sertifikasi, mendapatkan harga jual yang tinggi.Kata Kunci: Pendapatan Petani, Usahatani Kakao, UTZ Certified
POLA KEMITRAAN AGRIBISNIS TEBU DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO Ulil Azmie; Ratna Komala Dewi; I Dewa Gede Raka Sarjana
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.409 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5062

Abstract

Tebu merupakan bahan baku utama gula dalam industri gula di Indonesia. PG. Gempolkrep merupakan salah satu pabrik gula yang membutuhkan bahan baku tebu. Petani tebu di Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto membutuhkan jaminan pasar, pembinaan, bantuan modal, dan sarana prasana produksi, sehingga kerjasama kemitraan merupakan upaya yang tepat untuk kedua belah pihak karena saling membutuhkan dan menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kemitraan, kontribusi kemitraan, penerimaan dan pendapatan petani, dan kendala kemitraan. Responden penelitian ini adalah petani mitra sebanyak 30 orang. Pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka, studi dokumentasi, dan wawancara. Data dikumpulkan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan agribisnis tebu antara PG. Gempolkrep dengan petani tebu adalah pola sub kontrak. Kontribusi kemitraan pada aspek ekonomi yaitu PG. Gempolkrep memberikan jaminan pasar, bantuan modal, dan bagi hasil, aspek teknis yaitu PG. Gempolkrep memberikan pembinaan dan petani tebu memberikan bahan baku, aspek sosial yaitu kedua belah pihak berusaha melakukan kerjasama sesuai kesepakatan, aspek lingkungan yaitu kedua belah pihak membatasi penggunaan bahan kimia. Penerimaan yang diterima petani sebesar Rp 327.031.898,70 dan keuntungan sebesar Rp 188.397.351,2 per luas lahan garapan 5,53 ha. kendala yang dihadapi yaitu kecurangan petani tebu, pencairan hasil lelang gula yang sering terlambat, jadwal penyerahan tebu yang diberikan tidak disertai volume, dan nota hasil produksi gula diberikan tidak terperinci. 
PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KECAMATAN BANJARANGKAN, KLUNGKUNG, BALI Ni Nyoman Ayu Dewi Sukariani; I Nyoman Gede Ustriyana; Ida Ayu Listia Dewi
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.968 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.4686

Abstract

Pengembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam mendukung pembangunan nasional salah satunya adalah melalui LPD Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali. Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kontinuitasnya, LPD juga memerlukan kinerja keuangan yang handal. Hal itu sejalan dengan prinsip keuangan berkelanjutan yang menekankan upaya agar laba usaha atau profitabilitas dapat ditingkatkan.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan kredit (LDR), efisiensi operasional (BOPO), dan kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) LPD di tahun 2015-2017. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sensus, dan  diperoleh 20 LPD. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, efisiensi operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, dan kecukupan modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung Bali periode 2015-2017.
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SELADA ROMAINE PADA SISTEM TANAM HIDROPONIK (Studi Kasus di UMKM Kebun Sayur, Kota Surabaya, Jawa Timur) Nila Novianti; Heru Santoso Hadi Subagyo; Anisa Aprilia
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.989 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5287

Abstract

Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli dan menggunakan sebuah produk. Adanya peningkatan pendidikan, kemampuan daya beli serta kepedulian konsumen terhadap nilai gizi telah menggugah kesadaran konsumen akan pentingnya suatu kualitas produk. Namun pada kenyataannya produk sayuran hidroponik khususnya Selada Romaine yang diproduksi oleh UMKM Kebun Sayur Surabaya masih memiliki kualitas yang kurang baik. Permasalahan yang kerap muncul pada usaha tersebut yaitu adanya kecacatan produk. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis nilai kecacatan, faktor-faktor penyebab kecacatan dan harapan konsumen terhadap kualitas produk Selada Romaine. Penelitian dilakukan di UMKM Kebun Sayur Surabaya dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dan House of Quality (HoQ).  Pengendalian kualitas menggunakan (SQC) dilakukan dengan lima alat statistik yaitu diagram alir, lembar pemeriksaan, diagram pareto, peta kendali, dan diagram sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai kecacatan produk Selada Romaine hidroponik berada di luar batas kendali UCL (Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit), sehingga dikatakan tidak terkendali. Terdapat 3 titik berada di dalam batas kendali dan 10 titik berada di luar batas kendali (2) Faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan produk yaitu faktor mesin, faktor manusia faktor lingkungan dan faktor metode (3) Harapan konsumen terhadap kualitas produk yaitu harga produk Rp 4.000 per ons; bentuk produk yaitu utuh atau tidak terdapat daun bercak coklat, berlubang, kuning dan akar terlepas dari tanaman; kesegaran produk yaitu sangat segar atau fresh hasil panen; kebersihan produk yaitu sangat higienis melalui proses pencucian; warna produk yaitu hijau segar atau tidak terlalu tua dan muda; serta kemasan produk yaitu plastik terbuka seperti bucket bunga.
THE ROLE OF LOCAL CREDIT INSTITUTIONS (LPD) IN DISTRIBUTING AGRICULTURAL CREDIT IN PENATIH VILLAGE, DISTRICT OF EAST DENPASAR, DENPASAR CITY ni Putu Era Prasistya Damayanti; I Nyoman Gede Ustriyana; AAA Wulandira Sawitri Djelantik
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.104 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.4861

Abstract

Local credit institution (LPD) is financial enterprise that owned by the village to carry out business activities in that village and or the villagers. In its development, LPD has a imperative role that is not far from the goal of establishing LPD its sel, viz. Encouraging the development o rural economic throughraising the unds, distribute the loan for the community, create equal opportunities for business activities and employment opportunities for villagers.This study aims to determine characteristics of the agricultural debtor in LPD Desa Adat Penatih, the criteria for amount of agricultural credit distributed in LPD Desa Adat Penatih, the procedure for distributing agricultural credit in LPD Desa Adat Penatih and also the interference in repayment of credit in LPD Desa Adat Penatih. The location of this study were selected purposively. Data used in this study is qualitative data and quantitative data.The result of the study showed that the characteristics of the agricultural debtor in the LPD Desa Adat Penatih are seen from age and gender, the number of family dependents,  the level of education, the criteria for amount loan and the business fields. The amount of agricultural credit distributed in LPD Desa Adat Penatih base of the collateral value for collateral provided by debtor.  The procedure for distributing agricultural credit in LPD Desa Adat Penatih starts by of the loan application, analysis or assessment of credit, credit decision, disbursement and loan administration. There is no interference to LPD Desa Adat Penatih in repayment of agriculture credit. Both in terms of repayment period and credit collectibility.
PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI KERIPIK NANGKA DAN USULAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (STUDI KASUS DI UMKM DUTA FRUIT CHIPS, KABUPATEN MALANG) Maulina Pramesti; Heru Santoso Hadi Subagyo; Anisa Aprilia
Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 3, No 2 (2019): November 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Science, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.159 KB) | DOI: 10.14710/agrisocionomics.v3i2.5297

Abstract

Perencanaan tata letak fasilitas produksi yang sistematis dan kondisi keselamatan kesehatan kerja para karyawan di suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Namun pada kenyataanya kondisi tata letak UMKM Duta Fruit Chips kurang tertata dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan letak antar departemen (bagian - bagian produksi) belum berurutan sesuai dengan urutan proses produksinya dan cenderung tidak efektif. Selain itu, faktor kesadaran terhadap keamanan para karyawan dalam proses produksi juga dinilai masih rendah karena saat melakukan proses produksi tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dan banyak karyawan yang sering berpotensi mengalami kecelakaan kerja. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah perencanaan tata letak usulan. Perencanaan tata letak usulan dilakukan menggunakan Algoritma Blocplan. Algoritma ini dipilih karena dapat menganalisis permasalahan berdasarkan frekuensi perpindahan material dan hubungan derajat kedekatan antar departemen - departemen yang saling berhubungan pada lantai produksi. Tata letak usulan yang dipilih berdasarkan hasil pengolahan Blocplan yang memiliki nilai Rscore mendekati 1. Tata letak yang dipilih yaitu tata letak layout 1 dengan nilai Rscore 0.97. Tata letak tersebut mampu menghasilkan jarak perpindahan aliran bahan sebesar 26,495 meter dan waktu perpindahan bahan sebesar 326,24 detik. Sehingga mampu meminimalkan jarak sebesar 16,45 meter dan waktu sebesar 299,9 detik dari tata letak awal. Selain mampu meminimalkan jarak dan waktu perpindahan aliran bahan tata letak usulan juga mampu meminimalkan jarak antar departemen yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan kerja sehingga dapat meminimalkan tingkat terjadinya kecelakaan kerja.

Page 1 of 2 | Total Record : 11