cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL GIZI INDONESIA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2015)" : 10 Documents clear
Status hidrasi sebelum dan sesudah latihan atlet sepak bola remaja Dieny, Fillah Fithra; Putriana, Dittasari
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.947 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.86-93

Abstract

Latar Belakang : Salah satu unsur gizi yang penting adalah air. Atlet remaja memiliki risiko dehidrasi lebih tinggi daripada atlet dewasa. Tidak semua atlet sepak bola memiliki status hidrasi yang baik sebelum latihan, apalagi keringat yang keluar terus menerus selama pertandingan yang tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup akan berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan, dehidrasi dan akhirnya berdampak pada performa atletTujuan : menganalisis hubungan status hidrasi sebelum latihan, dan konsumsi cairan selama periode latihan dengan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja.Metode : Penelitian penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional, populasi adalah atlet mudadi sekolah sepak bola (SSB) UNDIP Semarang. Pemilihan 47 subjek dilakukan dengan acak subjek penelitian berjumlah 47 atlet yang dipilih secara acak.  Latihan yang dilakukan  adalah permainan sepak bola selama 70 menit. Data identitas subjek diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data status gizi melalui perhitungan indeks massa tubuh. Konsumsi cairan pada periode latihan (sebelum, selama dan setelah latihan), diperoleh melalui pengamatan dan wawancara menggunakan food recall, dan status hidrasi diketahui dengan pemeriksaan berat jenis urin (BJU). Hasil : Usia atlet berkisar 13-16 tahun. Sebagian besar atlet kurang mengkonsumsi cairan selama latihan (80,9% atlet) maupun setelah latihan (89,4% atlet). Rerata konsumsi cairan pada periode latihan (1678,77+457,9 ml) lebih rendah dari kebutuhan yang dianjurkan (2400-3400 ml). Hanya 1 atlet (2,1%) yang terhidrasi baik sebelum latihan, 68,8% mengalami significant dehydration. Sedangkan setelah latihan seluruh atlet mengalami dehidrasi, yaitu 89,4% significant dehydration, dan 10,6% minimal dehydration. Ada hubungan konsumsi cairan pada periode latihan (r=-0,297, p=0,043) dan status hidrasi sebelum latihan (r=0,392, p=0,006) dengan status dehidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remajaSimpulan : status hidrasi sebelum latihan , konsumsi cairan pada periode latihan berhubungan dengan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja.
Pengaruh asupan air putih terhadap berat badan, indeks massa tubuh, dan persen lemak tubuh pada remaja putri yang mengalami gizi lebih Mulyasari, Indri; Muis, Siti Fatimah; Kartini, Apoina
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.043 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.120-125

Abstract

Latar belakang : Remaja putri yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemak tubuh tinggi berisiko menderita sindrom metabolik. Beberapa penelitian melaporkan peningkatan asupan air putih dapat menurunkan berat badan, IMT, dan persen lemak tubuh. Tujuan : Mengetahui pengaruh asupan air putih terhadap berat badan, IMT, dan persen lemak tubuh pada remaja putri yang mengalami gizi lebih.Metode : Desain penelitian adalah pre-post test design without control. Populasi adalah mahasiswa di Asrama Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran usia 18-19 tahun. Jumlah subjek 26 mahasiswa dipilih secara simple random sampling sesuai kriteria inklusi. Perlakuan adalah asupan air putih 30 menit sebelum makan sebanyak 500 ml selama delapan minggu, namun hanya berjalan lima minggu karena penolakan subjek. Tidak ada intervensi pada asupan makanan dan aktivitas fisik. Berat badan diukur menggunakan timbangan injak digital Omron dan persen lemak tubuh diukur dengan Bioelectrical Impedance Analyzer (BIA) merk Omron. Data dianalisis menggunakan uji Paired t test dan Wilcoxon.Hasil : Rata-rata asupan air putih, yaitu 90.82 % (±454 ml) setiap kali sebelum makan. Anjuran mengkonsumsi 500 ml air putih 30 menit sebelum makan selama 8 minggu sulit dilaksanakan sehingga perlakuan hanya berlangsung lima minggu. Tidak ada perbedaan berat badan (62.9±6.75 kg vs 62.5±6.73 kg, p=0.066) dan IMT (26.6±2.69 kg/m2 vs 26.4±2.71 kg/m2, p=0.071) sebelum dan sesudah perlakuan, namun terdapat perbedaan pada persen lemak tubuh (34.2±2.76 % vs 33.7±3.05 %, p=0.037). Tingkat asupan energi (p=0.713) dan aktivitas fisik sebelum dan sesudah perlakuan tidak mengalami perubahan.Simpulan : Asupan air putih 30 menit sebelum makan sebanyak 454 ml (90.82%) selama lima minggu pada remaja putri dengan gizi lebih yang tidak mengalami perubahan asupan energi dan aktivitas fisik tidak menurunkan berat badan dan IMT, namun menurunkan persen lemak tubuh.
Perbedaan kadar glukosa darah puasa pasien diabetes melitus berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan tindakan di poli penyakit dalam rumah sakit islam jakarta Syauqy, Ahmad
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.006 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.60-67

Abstract

Latar belakang :Perilaku makan yang tidak tepat dapat menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah penderita diabetes. Perilaku dibagi menjadi tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Tujuan penelitian :Melihat perbedaan kadar glukosa darah berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan tindakan pasien diabetes melitus tipe 2. Metode analisis : Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional. Sampel sebanyak 50 responden, dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus yang menjalani pemeriksaan kadar glukosa darah di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Jakarta. Pengetahuan gizi diukur berdasarkan indikator pengertian penyakit diabetes, prinsip dan syarat diet, penukar bahan makanan dan aktivitas atau olahraga ; tingkat sikap diukur berdasarkan indicator pemeriksaan penyakit diabetes, aktifitas/olahraga, kesadaran diet, bahan makanan dan jumlah porsi ; tingkat tindakan diukur berdasarkan indikator pemilihan makanan/minuman, kebiasaan makan, jadwal makan, aktifitas/olahraga dan bahan makanan penukar. Pengujian One Way Anova digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil :Sebanyak 12 responden (24%) memiliki pengetahuan gizi kurang, 14 responden (28%) memiliki sikap yang kurang baik, 8 responden (16%) memiliki tindakan kurang. Rata – rata glukosa darah berbeda menurut tingkat pengetahuan (F = 4,448 ; p = 0,017), sikap (F = 3,930 ; p = 0,026) dan tindakan (F = 3,427 ; p = 0,041). Simpulan :Ada perbedaan bermakna kadar glukosa darah berdasarkan pengetahuan gizi, sikap dan perilaku terhadap pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Islam Jakarta. Diperlukan  penelitian tentang pengaruh konseling gizi terhadap perilaku pasien agar dapat mengetahui keberhasilan Dietisien.
Pengaruh suplementasi spirulina terhadap beberapa parameter sindrom metabolik (studi di puskesmas lebdosari kota semarang) Sakti, Mayta; SS, Darmono; W, Nyoman Suci
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.583 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.94-100

Abstract

Latar belakang : Sindrom metabolik adalah kumpulan kelainan metabolik lipid maupun non-lipid yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, meliputi obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi, dan hiperglikemia kronis. Spirulina mengandung beberapa bahan aktif terutama phycocyanin dan β karoten yang memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Suplementasi spirulina mempunyai aktivitas biologis seperti mencegah penyakit akibat perlemakan hati, menurunkan kadar glukosa darah, profil lipid, serta menurunkan tekanan darah.Tujuan : Menganalisis pengaruh suplementasi spirulina terhadap beberapa parameter sindrom metabolik meliputi tekanan darah (TD), kadar glukosa darah puasa (GDP), kadar trigliserida (TG), dan kadar kolesterol HDL.Metode : Desain penelitian ini adalah quasi experimental dengan control group design. Subjek sejumlah 39 pasien dibagi menjadi kelompok kontrol (n=19) dan kelompok perlakuan (n=20) secara acak. Intervensi berupa suplementasi spirulina sebanyak 3 gram selama 4 minggu. Kadar GDP, kadar TG, kadar kolesterol HDL, dan TD diukur sebelum dan sesudah intervensi. Hasil : Kadar GDP pada kelompok kontrol menurun secara signifikan (p=0.000), tetapi tidak ada perubahan pada TD, kadar TG, dan kadar kolesterol HDL. Kadar GDP (p=0,005), TG (p=0.040), dan TD sistolik (p=0.010) menurun secara signifikan tetapi perubahan kadar kolesterol HDL (p=0,970) dan TD diastolik (p=0,655) tidak signifikan pada kelompok perlakuan.Simpulan : Suplementasi spirulina selama 4 minggu menurunkan kadar glukosa darah, kadar TG, serta TD sistolik. Namun, tidak berpengaruh pada kadar kolesterol HDL dan TD diastolik.
Pengaruh pemberian seng terhadap indeks fagositosis makrofag dan kadar nitric oxyde mencit balb/c yang terpapar lipopolisakarida e.coli Fardian, Nur; Johan, Andrew; RMD, RA Kisdjamiatun
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.58 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.68-72

Abstract

Latar Belakang : Sistem imun tubuh merespons LPS dengan mengaktifkan makrofag dan memproduksi NO. Seng memiliki sifat sebagai antioksidan dan imunomodulator. Penelitian bertujuan untuk membuktikan pemberian seng berbagai dosis berpengaruh terhadap indeks fagositosis makrofag dan kadar NO.Metode : The post test only controlled group design pada mencit Balb/C terbagi atas 4 kelompok. Perbedaan indeks fagositosis dan kadar NO dianalisis menggunakan uji one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni. Hasil : Rerata indeks fagositosis makrofag adalah 106,60(±023,31), 428,40(±159,58), 285,70(±90,45) dan 208,07(±43,85) berturut turut untuk kelompok kontrol, perlakuan dosis 30 ppm, perlakuan dosis 60 ppm dan perlakuan dosis 120 ppm. Terdapat perbedaan bermakna atas indeks fagositosis makrofag antara kelompok kontrol dan perlakuan (p = 0,000). Rerata kadar NO adalah 0,08(±0,03), 0,12(±0.06), 0,09(±0,03) dan 0,20±0,08 berturut turut untuk kelompok kontrol, perlakuan dosis 30 ppm, perlakuan dosis 60 ppm dan perlakuan dosis 120 ppm. Terdapat perbedaan bermakna atas kadar NO antara kelompok kontrol dan perlakuan (p= 0,013).Kesimpulan : Indeks fagositosis makrofag seluruh kelompok perlakuan dengan dosis seng bertingkat 30 ppm, 60 ppm dan 120 ppm lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok kontrol. Kadar NO kelompok perlakuan dengan dosis seng 120 ppm lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok kontrol. Sedangkan dosis pemberian seng 30 ppm terbukti memiliki indeks fagositosis tertinggi dan dosis 120 ppm terbukti memiliki kadar NO tertinggi.
Pengaruh konseling gizi dan laktasi intensif dan dukungan suami terhadap pemberian air susu ibu (asi) eksklusif sampai umur 1 bulan Ramlan, Ramlan; Margawati, Ani
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.096 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.101-107

Abstract

Latar Belakang : Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Muna tahun 2012 hanya mencapai 24,6%. Salah satu penyebabnya adalah masih kurang dilakukannya konseling laktasi di sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah utnutk menganalisis pengaruh konseling gizi dan laktasi intensif dan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif sampai umur 1 bulan.Metode : Kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil trimester 3 dengan usia kehamilan 7-8 bulan di Kabupaten Muna. Pengambilan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Subjek berjumlah 49 orang yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=24) yang mendapat konseling gizi dan laktasi intensif serta kelompok kontrol (n=25) tanpa diberi konseling. Analisis data dilakukan dengan uji mann Whitney, Chi Square dan Logistik berganda.Hasil : Terdapat peningkatan persentase skor pengetahuan dari 47,0% menjadi 77,0% pada kelompok perlakuan dan 47,0% menjadi 53,5% pada kelompok kontrol. Terdapat peningkatan rerata skor sikap kelompok perlakuan dari 63,4% menjadi 77,6%, kelompok kontrol dari 64,8% menjadi 68,9%. Peningkatan skor pengetahuan (p=0,001) dan sikap (p=0,006) kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Pemberian ASI eksklusif dalam 1 bulan pertama lebih banyak dilakukan oleh ibu pada kelompok perlakuan (58,3%) dibanding kelompok kontrol (20%) dengan nilai p=0,015. Dukungan suami merupakan variabel perancu dalam penelitian ini. Ibu yang mendapat dukungan suami memiliki peluang memberikan ASI eksklusif 2,22 kali dibanding ibu yang tidak mendapat dukungan suami (p=0,001).Simpulan : Konseling gizi dan laktasi yang intensif meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami berpengaruh positif terhadap pemberian ASI eksklusif selama satu bulan pertama. Konseling gizi dan laktasi intensif menjadi tidak bermakna setelah dikontrol dengan dukungan suami.
Pengaruh suplementasi vitamin e (α-tokoferol) terhadap kadar gamma glutamil transferase (ggt) dan kadar nitric oxide (no) pada tikus (Studi pada tikus rattus novergicus strain wistar jantan terpapar inhalasi uap benzene) Roziana, Roziana; Subagio, Hertanto Wahyu; Suhartono, Suhartono; Widyastiti, Nyoman Suci
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.835 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.73-79

Abstract

Latar Belakang : Paparan benzene dapat menyebabkan stres oksidatif, diantaranya ditandai dengan peningkatan kadar GGT dan kadar NO. Vitamin E dapat mengurangi dan mencegah produksi radikal bebas. Reaktivitas hidrogen fenolik pada kelompok hidroksil α-tokoferol akan menstabilkan elektron tidak berpasangan pada radikal bebas.Tujuan : Membuktikan pengaruh suplementasi vitamin E terhadap kadar GGT dan kadar NO pada tikus jantan terpapar uap benzene.Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen pada binatang coba dengan rancangan post test only controlled group design. Sampel 35 ekor tikus strain wistar jantan dibagi secara random dalam enam kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif dan empat kelompok perlakuan suplementasi vitamin E dosis bertingkat (X1 = 1,8 IU;  X2 = 3,6 IU; X3 = 7,2 IU; dan X4 = 14,4 IU per hari untuk setiap 200 gram berat badan tikus). Setiap kelompok kecuali kontrol negatif dipapar 300 ppm uap benzene selama 2 minggu (6 hari/minggu, 6 jam/hari). Pengukuran kadar GGT menggunakan metoda Kinetik Colorimetric dan kadar NO menggunakan metoda Colorimetric Gries dilakukan pada setiap kelompok. Hasil : Suplementasi vitamin E berpengaruh menurunkan  kadar GGT (p=0,0001). Pengaruh paparan benzene terhadap peningkatan kadar GGT dapat dicegah dengan baik pada dosis suplementasi vitamin E 14,4 IU/200gr BB tikus/hari. Suplementasi vitamin E tidak berpengaruh terhadap kadar NO.Simpulan : Ada pengaruh suplementasi vitamin E terhadap penurunan kadar GGT dan  tidak ada pengaruh suplementasi vitamin E terhadap penurunan kadar NO.
Pengaruh pemberian jus mangga terhadap profil lipid dan malondialdehyde pada tikus yang diberi minyak jelantah Zaki, Ibnu; Johan, Andrew; W, Nyoman Suci
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.212 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.108-115

Abstract

Latar belakang : Pemberian minyak jelantah menyebabkan peningkatan profil lipid (kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL) dan Malondialdehyde(MDA) darah serta menurunkan kolesterol HDL. Jus mangga mengandung serat, vitamin C, E dan betakaroten yang berpotensi memperbaiki profil lipid dan menurunkan MDA.Tujuan :menganalisis pengaruh jus mangga terhadap profil lipid dan MDA tikus yang diberi minyak jelantah.Metode : Penelitian eksperimental dengan randomized controlled pre-post test design. Tikus Sprague Dawley di bagi acak menjadi tiga kelompok yaitu kelompok K diberi Aquades, kelompok P1 diberi minyak jelantah, dan kelompok P2 diberi minyak jelantah, jus mangga). Pemberian jus mangga diberikan 1x/hari peroral selama 14 hari. Kolesterol total, LDL, HDL diukur dengan metoda CHOD-PAP. Kadar Trigliserida diukur dengan metoda GPO-PAP. Analisis kadar MDA darah dengan metoda TBARS.Hasil : Terjadi peningkatan kolesterol total, trigliserida, LDL dan MDA serta penururnan HDLdarah setelah pemberian minyak jelantah. Pemberian jus mangga secara bermakna menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL dan MDA darah serta meningkatkan HDL. Rerata perubahan setelah pemberian jus mangga pada P2 kolesterol total -72,90±9,33 mg/dl,trigliserida -39,29±8,13 mg/dl, LDL -8,71±3,05mg/dldan MDA -4,25±0,52. Rerata Peningkatan HDL 13,70±4,16 mg/dl.Simpulan : Pemberian jus mangga menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, MDA dan meningkatkan HDL.
Ketersediaan dan Pola Distribusi Garam Beriodium di Kabupaten Jepara Widiyatni, Wiwid; Subagio, Hertanto Wahyu; Suhartono, Suhartono
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.507 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.80-85

Abstract

Latar belakang : Konsumsi garam beriodium oleh masyarakat atau Universal Salt Iodization (USI) merupakan program utama penanggulangan GAKI di Indonesia. Ketersediaan dan distribusi garam beriodium sesuai SNI yang belum merata menjadi kendala tercapainya USI di beberapa wilayah Indonesia termasuk Jepara. Jepara merupakan salah satu daerah penghasil garam di Jawa Tengah. Sebagian besar garam dijual keluar daerah sedangkan seluruh kebutuhan garam beriodium disuplai dari luar daerah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis ketersediaan, pola distribusi dan tingkat konsumsi garam beriodium di Kabupaten Jepara.Metode : Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Informan utama terdiri dari 5 orang anggota tim penanggulangan GAKI dan 11 orang pelaku garam. Informan triangulasi terdiri dari 30 orang ibu hamil di wilayah Pakis Aji. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, Focus Group Discusion dan telaah dokumen. Analisis data menggunakan content analysis.Hasil : Terdapat 76 merk garam beriodium yang beredar di Jepara, 75 %  mengandung iodium  < 30 ppm. Tingginya peredaran garam ini disebabkan oleh lemahnya law enforcement di Jepara. Pola distribusi yang berbeda mengakibatkan ketersediaan garam beriodium di setiap wilayah juga berbeda. Sebagian besar responden telah mengonsumsi garam beriodium. Persepsi responden gondok merupakan dampak utama GAKI. Garam beriodium tersedia di pasar atau warung dengan harga terjangkau, rasa dan kualitas garam menjadi kendala dalam mengonsumsi garam beriodium sesuai SNI setiap hari.Simpulan : Sebagian besar (75%) garam beriodium yang beredar mengandung iodium < 30 ppm. Terdapat 8-14 merk garam serta penjual garam krosok curah dan kemasan di setiap wilayah. Sebagian besar responden telah mengonsumsi garam beriodium.
Prevalensi dan jenis masalah emosional dan perilaku pada anak usia 9-11 tahun dengan perawakan pendek di Kabupaten Brebes Rahmadi, Farid Agung; Hardaningsih, Galuh; Pratiwi, Rina
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.436 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.2.116-119

Abstract

Latar belakang. Diperkirakan prevalensi masalah emosional dan perilaku pada anak adalah sebesar 20%. Terdapat berbagai macam jenis masalah emosional dan perilaku seperti gangguan emosi, gangguan perilaku, hiperaktif, dan masalah dengan teman sebaya. Masalah emosional dan perilaku dipengaruhi oleh multifaktor yang masing-masing dapat berdiri sendiri atau saling mempengaruhi. Nutrisi dan stimulasi yang adekuat sebagai dasar perkembangan anak wajib diberikan secara optimal. Perawakan pendek merupakan salah satu bentuk dari gangguan nutrisi kronik yang dapat menimbulkan berbagai macam masalah emosional dan perilaku pada anak. Mengingat penatalaksanaan masalah emosional dan perilaku tidak dapat dilaksanakan sebelum dilakukannya identifikasi jenis masalah emosional dan perilaku, maka identifkasi jenis masalah  emosional dan perilaku penting untuk dilakukan.Tujuan penelitian. Mengetahui prevalensi dan  jenis masalah emosional dan perilaku yang terjadi pada anak dengan perawakan pendek.Metode penelitian. Merupakan penelitian observasional deskriptif. Penelitian dilakukan di beberapa sekolah dasar di Kabupaten Brebes. Subyek penelitian adalah anak berperawakan pendek umur 9-11 tahun. Variabel yang diteliti adalah masalah emosional dan perilaku pada anak perwakan pendek menggunakan kuesioner SDQ. Hasil Penelitian. Sebanyak 70 anak perawakan pendek terdiri dari 30(42.85%) anak perempuan, dengan rerata umur subyek 121.14±6.62 bulan. Subyek  dengan nilai total kesulitan abnormal sebanyak 6(8%) dan borderline 28(40%). Skala gangguan emosi abnormal sebanyak 17(24.2%) dan borderline 12(17.1%). Subyek dengan skala masalah perilaku abnormal sebanyak 19(27.1%) dan borderline sebanyak 21(30%). Subyek  dengan skor masalah dengan teman sebaya dalam klasifikasi abnormal sebanyak 23(32.8%) dan borderline 18(25.7%).Simpulan. Prevalensi masalah emosional dan perilaku yang terjadi pada anak dengan perawakan pendek lebih tinggi daripada prevalensi masalah emosional dan perilaku pada populasi anak normal. Urutan jenis masalah yang paling tinggi adalah masalah dengan teman sebaya, kemampuan prososial yang kurang, masalah perilaku dan emosi.

Page 1 of 1 | Total Record : 10