cover
Contact Name
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)
Contact Email
jproteksi@upr.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jproteksi@upr.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil)
ISSN : 24604305     EISSN : 24604410     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil), ISSN 2460-4305 (online), ISSN 2460-4410 (print), yang diterbitkan dua kali dalam satu Tahun (Bulan Januari dan Bulan Juli).
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Yusri, Yusri
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang akan memberikan nilai tambah bagi organisasi terkait dengan kepentingan untuk meningkatkan pelayanan. Dengan adanya kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan pemerintah, hal tersebut akan berdampak positif terhadap kemajuan dan percepatan pertumbuhan pembangunan pemerintah. Tujuan yang dicapai adalah menganalisis tugas dan kewenangan para pihak dalam pengendalian dan pengawasan pengadaan barang/jasa pemerintah. Salah satu cara untuk mewujudkan akuntabilitas pemerintah adalah dengan melakukan pengendalian internal (internal control) dalam melaksanakan   pengadaan barang/jasa. Pengadaan barang/jasa yang telah banyak dianggap sebagai ajang untuk melakukan tindakan korupsi, maka pemerintah mensikapi  hal   tersebut dengan telah menerbitkan Peraturan Presiden 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan telah ada  revisi dalam Peraturan Presiden 70 Tahun 2012 tentang pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah. Implementasi pengendalian intern terutama dalam pengadaaan  barang/jasa  menjadi penting untuk dilakukaan karena diharapkan dapat mendorong  peningkatan kinerja dalam upaya menjaga agar instansi pemerintah tetap berada  dalam jalur dalam menciptakan Good Public Governance dan  pencapaian  visi,  misi dan tujuannya serta untuk meminimalisir terjadinya suatu kejadian yang berpotensi merugikan negara secara finansial maupun nonfinansial.  Pengendalian internal atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan secara memadai akan  membantu  mendorong ke arah efektif dan efisien, mengurangi risiko kehilangan atau kerugian negara dan membantu meyakinkan keandalan laporan keuangan dan ketaatan terhadap  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku. Hasil yang didapatkan adalah tugas dan kewenangan Para Pihak dalam pengendalian dan pengawasan pengadaan barang/jasa meliputi (1) Pimpinan K/L/D/I, (2) PPK/ULP/Pejabat Pengadaan, (3) APIP K/L/D/I, (4) LKPP, (5) Penyedia Barang/Jasa dan Masyarakat.Kata Kunci: Pengadaan Barang/Jasa, Penunjukan Langsung, Pengadaan  Langsung, Seleksi Umum
PRILAKU PEMILIHAN MODA ANTARA SEPEDA MOTOR DAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA PALANGKA RAYA Silitonga, Sutan Parasian
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Utilitas angkutan umum yang rendah, menurunkan daya saing angkutan umum sehingga jumlah penumpang angkutan umum terus menurun,  sedangkan dari sisi lain penggunaan kendaraan pribadi semakin meningkat. Pada penelitian  ini dianalisis model prilaku masyarakat dalam pemilihan moda  khususnya antara sepeda motor dan angkutan umum dengan tujuan utama untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum melalui simulasi peningkatan utilitas angkutan umum. Hasil penelitian menunjukan bahwa  untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum maka langkah yang dilakukan adalah dengan mengurangi biaya/ tarif angkutan umum, dan menjaga agar headway angkutan umum tetap pada batasan ideal (2 -5 menit) Kata Kunci :  Utilitas Moda, Prilaku, Angkutan Umum, Sepeda Motor.
PERBANDINGAN POLA GERUSAN LOKAL DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN BERBENTUK SPILL-TRHOUGH ABUTMENT DAN VERTICAL WALL WITHOUT WING Claudia, Jennifer; Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Gerusan lokal (local scouring) adalah proses yang terjadi di sungai akibat pengaruh morfologi sungai atau adanya bangunan air yang mengakibatkan perubahan kecepatan aliran sungai. Abutmen jembatan merupakan salah satu struktur bawah jembatan yang sangat penting dan selalu berhubungan langsung dengan aliran sungai. Gerusan lokal yang terjadi dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanan jembatan yang dapat menyebabkan runtuhnya jembatan. Penelitian tentang pola gerusan lokal yang terjadi pada abutmen jembatan berbentuk Spill-through abutment dan Vertical Wall Without wing ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola dan kedalaman gerusan yang terjadi pada abutmen tersebut. Penelitian ini dilakukan di laboratorium menggungakan flume dengan panjang 6 m, tinggi 0,4 m, dan lebar 0,2 m. Running dilakukan dengan menggunaknan 3 variasi debit yaitu sebesar 0,00188 m3/s, 0,00081 m3/s, dan 0,00022 m3/s, serta 2 bentuk model abutmen yaitu Spill-Through Abutment dan Vertical Wall Without Wing. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan kontur dan kedalaman geruisan lokal yang terjadi disekitar abutmen. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir Sungai Kahayan yang lolos saringan no. 10 dan tertahan di saringan no. 200 dengan d50 = 0,46668 mm. Penelitian dilakukan dengan kondisi aliran clear water scour. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa di waktu (t) awal running, kedalaman gerusan mengalami perubahan yang cukup besar dan semakin mengecil pada waktu (t) selanjutnya sampai tercapai kondisi equilibrium atau tidak terjadi gerusan lagi. Kedalaman gerusan maksimum umumnya terjadi pada sisi samping bagian depan abutmen sebelah hulu, yaitu sisi yang berbenturan langsung dengan arah datangnya aliran. Sedangkan kedalaman gerusan minimum terjadi pada sisi samping bagian belakang abutmen sebelah hilir. Kedalaman gerusan relatif (Ys/b) memiliki hubungan dengan bialangan Froude (Fr) dan bilangan Reynold (Re), karena semakin besar bilangan Froude (Fr) dan bilangan Rednold (Re) maka kedalaman gerusan yang terjadi akan semakin besar pula. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa terdapat perbedaan pola dan kedalaman gerusan yang terjadi pada kedua model abutmen yang digunakan, gerusan lokal yang terjadi pada abutmen berbentuk Spill-Through Abutment lebih panjang dan lebih dalam dibandingkan dengan Vertical Wall Without Wing. Kata Kunci: Abutmen Spill-Through Abutment dan Vertical Wall Without Wing, Gerusan Lokal, Kedalaman Gerusan Relatif
AGREGAT KASAR RINGAN BUATAN DARI LIMBAH PEMBAKARAN BATUBARA PLTU BUNTOI KABUPATEN PULANG PISAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOPOLIMER Liliana, Liliana; Meilawaty, Okta; Sahay, Abertun Sagit
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Pembangunan PLTU dengan menggunakan batubara memberikan efek sampingan, limbah pembakaran batubara yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah abu terbang. Abu terbang adalah material yang bersifat pozolan dan mengandung silika dan alumina dapat dilarutkan dengan menggunakan alkalis. Penggunaan  sodium silikat (Na2SiO3) yang berfungsi mempercepat reaksi polimerisasi sebagai aktifator dan  larutan alkalinya digunakan sodium hidroksida (NaOH) yang berfungsi untuk membantu proses pengikatan antar partikel. Tingkat pembentukan  polimer dipengaruhi oleh beberapa parameter, salah satunya adalah molaritas alkali (sodium hidroksida). Penelitian ini meninjau pengaruh molaritas/konsentrasi larutan NaOH. Larutan NaOH divariasikan yaitu 2M, 6M, 10M dan 14M, dengan rasio Sodium Silikat terhadap Natrium Hidroksida tetap yaitu 1,5. Perbandingan abu  terbang dengan alkali aktivator dilakukan variasi dari  70:30, 65:25 dan 60:40. Hasil yang diperoleh tahap pertama ini abu terbang limbah pembakaran dari PLTU Buntoi merupakan abu terbang tipe C, campuran yang memberikan nilai tertinggi sebesar 4,618 MPa adalah komposisi campuran dengan menggunakan rasio abu terbang terhadap alkali activator sebesar 60:40 dengan menggunakan konsentrasi larutan NaOH sebesar 14 M,  rasio  rasio Na2SiO3/NaOH sebesar 1,5. Agregat kasar  yang dihasilkan termasuk agregat kasar ringan dengan berat jenis kondisi kering sebesar  1,534 , berat volume kering padat sebesar 799 kg/cm3  dan penyerapan air sebesar 7,212%. Abu terbang berpotensi untuk dibuat sebagai agregat kasar ringan buatan.Kata Kunci: Agregat Kasar Ringan, Abu Terbang, Geopolimer, Kuat Tekan, Berat Jenis, Berat Volume dan Penyerapan Air
STUDI PERSEPSI INVESTOR DALAM PEMBELIAN RUMAH TOKO (RUKO) DI KOTA PALANGKA RAYA Eldanari, Dhevryana; Gawei, Apria Brita Pandohop; Aditama, Subrata
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Salah satu indikasi meningkatnya pertumbuhan ekonomi perkotaan yaitu banyaknya tempat usaha masyarakat yang dapat menarik perputaran uang atau investasi. Tempat usaha tersebut antara lain rumah toko (ruko). Fungsi rumah toko (ruko) tidak hanya sebagai tempat berlindung atau tempat tinggal  namun juga sebagai tempat usaha atau bisnis karena rumah toko (ruko) mempunyai bangunan yang multiguna. Perusahaan dan pengusaha (developer) berusaha untuk memuaskan selera investor (konsumen) dengan cara memenuhi kenyamanan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan, sebab semua itu menyangkut kelangsungan hidup investor (konsumen) dengan perusahaan dan pengusaha itu sendiri. Berdasarkan data dari Kantor Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan Kota Palangka Raya, pada tahun 2014 sampai bulan Desember jumlah rumah toko terdata 147 rumah toko dan ditahun 2015 sampai bulan Juli jumlah rumah toko yang terdata sebanyak 34 rumah toko. Berdasarkan data tersebut diketahui jumlah rumah toko yang terdata mengalami penurunan. Penurunan inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan peneliti an mengenai seberapa besar persepsi investor dalam pembelian rumah toko (ruko) di Kota Palangka Raya. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) serta mendapatkan faktor yang paling dominan terhadap persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) di Kota Palangka Raya. Objek penelitian adalah para investor (konsumen) yang telah membeli rumah toko (ruko). Penelitian ini mempunyai proses dan dasar-dasar pengambilan faktor untuk faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) yaitu didapat dari studi literatur, kumpulan referensi-referensi penelitian sebelumnya, jurnal-jurnal ilmiah serta dari sumber-sumber lain yang menunjang, dan dari semuanya itu dikumpulkan yang ada hubungannya dengan persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke para investor (konsumen) dengan menggunakan metode penelitian uji validitas, uji reliabilitas serta data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan indeks dan varian untuk mengetahui faktor dominan dalam bentuk peringkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) yaitu faktor harga, lokasi, konstruksi bangunan, kebudayaan dan kelas sosial, kebutuhan, fasilitas penunjang, lingkungan serta kepercayaan dan sikap terhadap perusahaan (developer). Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi persepsi investor (konsumen) dalam membeli rumah toko (ruko) yaitu faktor tersedianya sambungan jaringan listrik dengan nilai indeks 4,679 dan varian 0,222, faktor tersedianya air bersih dengan nilai indeks 4,661 dan varian 0,228 dan faktor lingkungan yang aman dengan nilai indeks 4,554 dan varian 0,324. Kata Kunci: Persepsi Investor, Membeli, Rumah Toko, Indeks dan Varian
PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN KRIB PADA SUNGAI KATINGAN Siburian, Hendrik Faisal; Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai sampai kearah tengah yang berfungsi untuk mengatur arah arus sungai, mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai, mempercepat sedimentasi, menjaga keamanan tanggul terhadap gerusan dan mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai. Pada perencanaan ini menjelaskan tentang kajian perencanaan  bangunan krib berdasarkan hasil survai dan pengamatan yang telah dilakukan di Sungai Katingan. Adapun yang menjadi tujuan dalam perencanaan ini adalah terjadinya penggerusan tanah secara terus-menerus di sekitar abutmen jembatan Katingan arah kota Palangkaraya, penggerusan terjadi diakibatkan karena bangunan penahan arus sungai atau krib pada sekitar jembatan itu tidak berfungsi dengan baik, untuk itu perlu dibuatkan kembali konstruksi krib yang sesuai untuk aliran Sungai Katingan. Dari hasil perhitungan yang direncanakan tentang konstruksi bangunan krib ini didapat kesimpulan bahwa konstruksi krib tiang pancang merupakan konstruksi yang memungkinkan untuk digunakan pada aliran Sungai Katingan selain lebih tahan lama, dari segi kekuatan konstruksi tiang pancang lebih kuat dari pada konstruksi lainnya karena konstruksi tiang pancang yang direncanakan ini terbuat dari bahan dasar beton bertulang.Kata kunci: sungai, debit, krib
ANALISIS TARIF ANGKUTAN BIS BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) (ANGKUTAN PENUMPANG BIS RUTE PALANGKA RAYA-PANGKALAN BUN) Candra, Melki; Riani, Desi; Laufried, Laufried
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Tarif  adalah  besarnya  biaya  yang  dikenakan  kepada  setiap  penumpang  kendaraan angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah. Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengelola angkutan umum.  Biaya operasional kendaraan adalah biaya yang secara ekonomis terjadi dengan dioperasikannya suatu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Bagi perusahaan jasa angkutan, biaya merupakan yang harus dikeluarkan untuk memproduksi jasa pelayanan, untuk itu perlu diperhitungkan dan pembebanan biaya secara obyektif dan cermat agar dapat dipergunakan sebagai dasar acuan biaya yang harus dikeluarkan. Dalam penelitian ini tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan angkutan bis rute Palangka Raya-Pangkalan Bun yang diteliti hanya empat perusahaan yaitu Damri, Kaswa, Logos, dan Yesoe. Biaya operasional kendaraan angkutan bis dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua golongan yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Besarnya biaya operasional kendaraan  bis rata-rata/rit untuk rute Palangka Raya-Pangkalan Bun Rp. 2.742.055,88 dan besarnya biaya operasional kendaraan bis rata-rata/km untuk rute Palangka Raya-Pangkalan Bun Rp.6.093,46. Dari hasil pengolahan data besarnya tarif angkutan bis berdasarkan BOK rute Palangka Raya Pangkalan Bun adalah Rp.115.000. Kata Kunci: Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan
ANALISIS PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP KEKUATAN PERKERASAN LATASTON LAPIS PERMUKAAN (HRS-WC) Sihombing, Oktavianus; Robby, Robby; Desriantomy, Desriantomy
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Suhu perendaman merupakan faktor yang sangat penting bagi mutu kekuatan perkerasan Lataston Lapis Permukaan (HRS–WC), karena sangat menentukan nilai stabilitas dan kepadatan dari campuran tersebut. Banyak parameter yang mempengaruhi kualitas bahan perkerasan di lapangan, salah satu diantaranya adalah tingginya temperatur lapis permukaan pada siang hari yang bisa mencapai 700C atau bahkan dapat melebihi hal ini disebabkan karena penyinaran matahari yang terakumulasi sampai puncak pada siang hari, karena itulah maka penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku kekuatan perkerasan Lataston Lapis Permukaan (HRS-WC) pada suhu yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampak variasi suhu perendaman terhadap kualitas bahan perkerasan, maka dilakukan pengujian di laboratorium di mana suhu perendaman divariasikan mulai dari 550C sampai 750C, dengan selang 50C. Manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui suhu perendaman sampai mana batas suhu yang bisa masih masuk standar Bina Marga.Pembuatan dan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik dan sebagian dilakukan di Laboratorium Konstruksi Beton Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya. Penelitian ini dimulai dari pemeriksaan sifat-sifat fisik agregat, spesifikasi Bina Marga dan proporsi total agregat dicari dengan cara grafis menggunakan Metode Diagonal dan didapat agregat kasar (CA) 39%, agregat halus (FA) 25%, pasir (sand) 36% dan aspal penetrasi 60/70. Campuran dibuat berdasarkan kadar aspal optimum 7%, pembuatan briket sampai pengujian briket dengan Marshall Test.Hasil pengujian di laboratorium memperlihatkan bahwa bahan yang dipakai untuk membuat briket pada penelitian ini baik digunakan, karena telah memenuhi spesifikasi diijinkan. Dari hasil perbandingan yang sudah didapatkan di laboratorium, maka suhu perendaman yang masih memenuhi spesifikasi adalah lebih kecil atau sama dengan 690C, karena pada suhu tersebut nilai parameter campuran yang berupa kepadatan, stabilitas, kelelehan, Quotient Marshall, VIM, dan VFB memenuhi spesifikasi yang diijinkan.Kata Kunci: Lataston Lapis Permukaan HRS-WC, Suhu Perendaman, Marshall,  Kadar Aspal Optimum
STUDI PERENCANAAN BENDUNG DAERAH IRIGASI UWANG DI WILAYAH KABUPATEN BARITO SELATAN AlAzmi, Qahfi; Suyanto, Hendro; Jaya, Allan Restu
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi, penyediaan air minum, kebutuhan industri dan lain lain. Kebutuhan air bagi kepentingan manusia semakin meningkat sehingga perlu adanya pengembangan dan peningkatan untuk masalah ketersediaan air sungai serta kebutuhan area di sekelilingnya, agar pemanfaatan dapat digunakan secara efektif dan efisien.Perkembangan ilmu dan teknologi yang baik akan dapat mencapai sasaran yang diharapkan apabila suatu bangunan air dalam hal ini adalah bendung telah terlaksana sesuai dengan ketetapan kriteria perencanaan. Seperti hal nya yang terdapat pada lokasi di Kecamatan Gunung Bintang Awai Desa Tabakanilan-Mukahaji memang sudah dilaksanakan pembangunan bendung tepatnya yaitu di daerah Irigasi Uwang, namun demikian untuk menambah  ilmu pengetahuan  maka dirasakan perlu juga bila dilakukan perencanaan bendung alternatif lain.Kata Kunci: Bendung
EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TRINSING KABUPATEN BARITO UTARA Sandy, Fahri; Suyanto, Hendro; Sonianto, Wawan
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Daerah Irigasi Trinsing merupakan jaringan irigasi tua yang terdapat di Kabupaten Barito Utara yang memiliki luas pelayanan ± 687 ha. Daerah Irigasi Trinsing merupakan jaringan irigasi sistem terbuka dan terdapat suatu bendung tetap sebagai peninggi muka air yang mengairi daerah persawahan maupun perkebunan milik penduduk setempat. Dalam pelaksanaan pemberian air irigasi, jumlah air yang digunakan harus cukup untuk disalurkan ke setiap saluran sampai ke petakan sawah. Saluran pembawa memiliki peran yang sangat penting dalam menyalurkan air yang ada pada bendung Trinsing sesuai dengan kebutuhan sehingga, perlu dilakukan kajian efisiensi penyaluran air irigasi di daerah irigasi Trinsing Kabupaten Barito Utara. Efisiensi irigasi didefinisikan sebagai angka perbandingan dari jumlah air irigasi nyata yang terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman terhadap jumlah air yang keluar dari pintu pengambilan (intake). Efisiensi pemberian air irigasi adalah istilah umum yang dapat diterapkan pada pelaksanaan pemberian air irigasi dalam bentuk kuantitatif yang dinyatakan dalam persentase terhadap jumlah air yang tersedia. Maksud dari konsep efisiensi tersebut adalah untuk menunjukan sampai di mana peningkatan dapat dilakukan yang akan menghasilkan pemberian air irigasi yang lebih efisien.Hasil dari pengukuran efisiensi terhadap saluran pembawa di daerah irigasi Trinsing dengan megukur debit masuk dan debit keluar pada saluran dengan menggunakan metode pelampung menunjukan rata-rata debit yang mengalir pada saluran sekunder kiri dan saluran sekunder kanan masing-masing sebesar 0,032 m3/dtk  dan 0,267 m33) /dtk dengan efisiensi pada saluran sekunder kiri rata-rata sebesar 72,29% artinya kehilangan air yang terjadi adalah sebesar 27,71% sedangkan efisiensi saluran sekunder kanan rata-rata sebesar 54,39% artinya kehilangan air yang terjadi adalah sebesar 45,61%. Berdasarkan nilai efisiensi pada masing-masing saluran diperoleh efisiensi secara keseluruhan sebesar pada 63,65% dan kehilangan air yang terjadi adalah 36,35%. Ini menunjukan bahwa nilai efisiensi adalah di bawah rata-rata. Kata Kunci: Daerah Irigasi Trinsing, Debit, Efisiensi Penyaluran Air, Kehilangan Air

Page 2 of 10 | Total Record : 92