cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. probolinggo,
Jawa timur
INDONESIA
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
ISSN : -     EISSN : 25797913     DOI : https://doi.org/10.33006/ji-kes.v6i1.307
Core Subject : Health,
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan): jurnal hasil penelitian di bidang kesehatan JI-KES diterbitkan oleh LPPM Stikes Hafshawaty Zainul Hasan yang terbit sejak bulan Agustus 2017. JI-KES terbit secara berkala dua kali setahun. JI-KES berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dalam bidang kesehatan seperti: keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, gizi, farmasi, dan lain-lain. Pengelola menyambut baik kontribusi dalam bentuk artikel dari para dosen peneliti, dan pakar di bidang kesehatan untuk dipublikasikan di jurnal ini. Naskah yang dikirim harus asli dan belum pernah dipublikasikan di media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH DI TK MENTARI DESA SAMBI RAMPAK LOR KECAMATAN KOTA ANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO Widia Shofa Ilmiah; Fifin Maulidatul Azizah; Nina Sukma Amelia
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.39 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.116

Abstract

ABSTRAKPeriode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period). Dari data penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Hasil studi pendahuluan di TK Mentari diketahui dari 5 anak, terdapat dua anak mengalami gangguan perkembangan sosial kemandirian. Hal ini disebabkan faktor ekstrinsik meliputi pola asuh orang tua, faktor ekonomi, lingkungan, gizi anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sam bi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling yaitu purposive sampling dengan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan p value  0,04 < α (0,05), sehingga H0 di tolak. Kesimpulan yaitu ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo. Kata kunci : pola asuh, perkembangan, anak pra sekolah  ABSTRACTThe life period of the first five years is a moment which is highly sensitive to environment and occurs very quick and can not be repeated. Therefore, this period is called golden period. The previous reseacrh  conveyed that 14% of toddlers are impaired development, aboth fine motoric and gross motoric, hearing disorder, under intelegence, speech delay. The result of preliminary of this study, there were 2 of 5 children had social independence disorder. It was caused by the external factors including parenting, economic, environment and nutrition. Objective of this study is to know the association of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. This study used quantitative study with analytic correlational and  crosssectional approach. The population is all mother and pre school children in Mentari Pre School 2015. The sample of this study is some mother and pre school children a number of 50 person. Sampling is purposive sampling with spearman rank test. The result shows that p value  0,04 < α (0,05),so Ho is reject.The conclution is there correlation of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. Keywords: parenting, development, pre school children.
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN Tutik Ekasari
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 1, No 2 (2018): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.586 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v1i2.82

Abstract

AbstrakMakanan pendamping ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap. Cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan di Kabupaten Probolinggo tahun 2014 adalah 40,43% dan turun pada tahun 2015 yaitu 27,43% tetapi masih belum mencapai target sebesar 100%. Berdasarkan survei pendahuluan melalui wawancara kepada 15 ibu dengan bayi umur <6 bulan, ternyata mayoritas ibu tidak memberikan ASI Ekslusif (60%). Hal ini dikarenakan masih banyak ibu yang memberikan MP-ASI pada bayinya yang berusia <6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia <6 bulan. Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi adalah semua ibu dengan bayi umur <6 bulan sebanyak 66 orang. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Sampel adalah sebagian ibu dengan bayi umur <6 bulan yaitu sebanyak 40 orang. Uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menginformasikan 26  ibu (65%)   memberikan MP ASI pada bayi usia <6 bulan. Hasil uji Chi Square diperoleh pvalue 0,002 artinya ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia <6 bulan. Disarankan petugas kesehatan lebih optimal dalam penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif. Kata kunci : dukungan keluarga, MP-ASI, bayi usia kurang 6 bulan AbstractASI complementary food is a transition food from breastfeeding to family food. The identification and distribution of MP-ASI must be done gradually. The scope of MP ASI distribution for children aged 6-24 months in Probolinggo was 40.43% during 2014 and decreased to 27.43% in 2015, but it still did not reach the target of 100%. Based on the preliminary survey, interview to15 mothers whoes babies aged < 6 months old did not give their exclusive breastfeeding (60%). This is because there are still many mothers who give MP-ASI to their babies aged < 6 months old. The purpose of this study was to analyze the effect of family support on the distribution of complementary foods for breastfeeding to infants aged <6 months. The design used in this study was correlational analysis with crosssectional approach. The population was all mothers whose babies aged < 6 months, 66 people. The sampling technique is simple random sampling. The sample is some mothers whose babies aged <6 months, 40 people. The statistical test used chi square. The result of this study was 26 ( 65%) mothers gave MP ASI to babies  aged <6 months.The chi square test resulted pvalue 0.002 means that there was influence of family support on complementary feeding of ASI (MP-ASI) for babies aged <6 months. It is expected that health workers optimize in providing counseling about the importance of exclusive breastfeeding.Keyword : family support, MP ASI, babies less than 6 months old
ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL BERDASARKAN ANGGOTA KEPESERTAAN BPJS (STUDI DI PUSKESMAS WIYUNG, KOTA SURABAYA TAHUN 2017) Satriya Wijaya
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 1, No 2 (2018): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.144 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v1i2.108

Abstract

Abstrak Pelaksanaan JKN di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, dari sisi pemberi layanan kesehatan, pengelola jaminan kesehatan, masyarakat sebagai pengguna, serta pemerintah sebagai regulator program. Berbagai studi telah dilakukan untuk menelaah dampak JKN pada pelayanan kesehatan di Indonesia, namun pemanfaatan hasil studi tersebut untuk menyempurnakan kebijakan masih terbatas. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan metode deskriptif kualitatif serta penelaahan dokumen. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah seluruh stakeholder kunci yang berada di wilayah kerja Puskesmas Wiyung yang terkait erat dengan pelaksanaan JKN. Analisa dan pengumpulan data dilakukan untuk memvalidasi: informasi dari institusi responden, indepth interview dengan stake holder kebijakan dan pelaksana program, kemudian cek silang oleh enumerator lapangan ke beberapa responden untuk temuan yang memerlukan, dan refleksi tim dalam bentuk pertemuan validasi data. Informasi yang diperoleh dari hasil indepth interview stake holder kebijakan dan pelaksana program, informasi cek silang dari enumerator lapangan maupun data sekunder akan diintegrasikan dengan informasi kualitatif yang terkumpul. Hasil analisis menunjukkan tidak semua pengunjung Puskesmas Wiyung telah menjadi peserta BPJS. Sistem administrasi dianggap rumit untuk dipahami dengan mudah oleh masyarakat.  Perlu sosialisasi kepada masyarakat tentang kepesertaan BPJS dan penguatan koordinasi dengan pihak BPJS apabila ada masalah anggota kepesertaan pasien BPJS.   Kata kunci: implementasi JKN, program JKN, kepesertaan BPJS Abstract   Implementation of National Health Insurance (JKN) in Indonesia faces various challenges, from the side of health care providers, health insurance managers, the community as users, and the government as the program regulator. Various studies have been conducted to examine the impact of JKN on health services in Indonesia, but the use of the results of these studies to improve policies is still limited. This type of research is explorative descriptive research, which uses qualitative descriptive methods and document review. The study design was cross-sectional with a retrospective approach. The sample of this study is all key stakeholders in the Wiyung Health Center working area which are closely related to JKN implementation. Analysis and data collection were carried out to validate: information from the respondent's institution, in-depth interviews with policy stakeholders and program implementers, then cross-check by field enumerators to several respondents for findings that needed, and team reflection in the form of data validation meetings. Information obtained from the results of an in-depth interview of policy stakeholders and program implementers, cross check information from field enumerators and secondary data will be integrated with qualitative information collected. The results of the analysis showed that not all visitors to the Wiyung Health Center had become BPJS participants. The administrative system is considered complicated to be easily understood by the community. Need to disseminate information to the public about BPJS membership and strengthening coordination with BPJS if there are problems with membership of BPJS patients.  Keywords: implementation of JKN, JKN program, BPJS membership
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF AWARENESS MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN MITIGASI BENCANA DI AREA RAWAN BENCANA GUNUNG BROMO DESA NGADISARI, KECAMATAN SUKAPURA – PROBOLINGGO Achmad Kusyairi; Widya Addiarto
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.024 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.110

Abstract

AbstrakGunung meletus menjadi bahaya karena dapat merugikan secara fisik maupun non fisik dan korban yang tidak sedikit. Kesadaran diri masyarakat (self awareness) menjadi sikap yang sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang tangguh dan peka terhadap bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang paling dominan berhubungn dengan self awareness masyarakat dalammelakukan mitigasi bencana. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 673 dan sampel yang diambil adalah 250 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan awareness adalah pendapatan (OR = 0.351), usia (OR = 0.268) dan pendidikan (OR = 0.044). Oleh karena itu, semakin besar pendapatan masyarakat akan berpengaruh terhadap self awareness masyarakat dikarenakan akan meningkatkan kesiapsiagaan dan usaha dalam mencegah resiko bencana yang lebih besar melalui mitigasi bencana yang lebih baik. Kata Kunci : self awareness, mitigasi, bencana  AbstractMount erupt becomes a danger because it can harm both physically and non physically and the victims are not minimum. Self awareness becomes an indispensable attitude to building a community that is resilient and sensitive to disaster. The purpose of this study is to determine the factors that most influence the self awareness of the community in conducting disaster mitigation. This research uses descriptive analytic design between variables with cross sectional approach. Population and sample in this research are All Population in Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kec.Sukapura, Probolinggo A total of 673 with sampe simpe random technique, so get 250 respondents. Data collection using questionnaire. Based on the results of multivariate test, it can be seen that from 4 categories of factors that meet the criteria of logistic regression test, the factors that most influence self awareness from the biggest to the smallest is income factor with the strength of relationship (OR = 0.351), age (OR = 0.268) and education (OR = 0.044). Therefore, people with large incomes will have better preparation than people with low incomes. This is because with a large income they can use the funds they have for disaster mitigation efforts or in other words prevent the occurrence of disasters by doing good development. Thus the risk of disaster can be minimized. Keywords: self awareness, mitigation, disaster
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI KABUPATEN PROBOLINGGO Tutik Ekasari; Mega Silvian Natalia; Muthmainnah Zakiyyah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.848 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.119

Abstract

 AbstrakPreeklampsia merupakan masalah kebidanan yang masih belum bisa dipecahkan secara tuntas dan merupakan penyebab kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sekitar 1,5% - 2,5%. Pada tahun 2016 di Kabupaten Probolinggo Angka Kematian Ibu (AKI)  sebanyak 15 orang sedangkan 10 orang diantaranya dikarenakan Preeklampsia. Berdasarkan survei pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu akibat preeklampsi yaitu 16,66%, pada tahun 2015 sebanyak 30,77% dan pada tahun 2016 sebanyak 66,66%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah semua ibu hamil preeklampsi pada bulan Juni - Agustus 2017 sebanyak 134 orang. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling dan diperoleh sampel sejumlah 100 orang. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dan uji Regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kejadian preeklampsia adalah 71% dan variabel yang berhubungan secara signifikan adalah umur ibu, paritas, riwayat komplikasi, dan penyakit kronik. Variabel yang dominan pada penelitian ini adalah umur ibu dengan OR 4,302 artinya responden yang umur <20 tahun dan >35 tahun berpeluang 4,302 kali lebih berisiko preeklampsia dibandingkan dengan yang berumur 20 – 35 tahun. Saran petugas kesehatan lebih mengoptimalkan pelayanan ANC. Kata Kunci : preeklampsia, ibu hamil, AKI, AKB AbstractPreeclampsia is a midwifery problem that has not been completely resolved and the cause of maternal death. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia ranges from 1.5% - 2.5%. In 2016 in Probolinggo Regency the Maternal Mortality Rate (MMR) was 15 people while 10 of them were due to Preeclampsia. Based on a preliminary survey at the Probolinggo District Health Office in 2014 the maternal mortality rate due to preeclampsia was 16.66%, in 2015 it was 30.77% and in 2016 66.66%. The aim of the study was to determine the dominant factors that influence the incidence of preeclampsia. The design used in this study is correlational analytic with cross sectional approach. The population used was all preeclamptic pregnant women in June - August 2017 as many as 134 people. The sampling technique was simple random sampling and a sample of 100 people was obtained. The statistical test used is Chi Square and logistic regression test. The results showed that the incidence of preeclampsia was 71% and the variables that were significantly related were maternal age, parity, history of complications, and chronic disease. The dominant variable in this study is the age of the mother with OR 4.302 which means that respondents aged <20 years and> 35 years have a chance of 4.302 times more at risk of preeclampsia than those aged 20 - 35 years. Advice from health workers to optimize ANC services. Keywords : preeclampsia, pregnant mother, AKI, AKB
FAKTOR MATERNAL YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI KOTA TEGAL Umriaty Umriaty; Juhrotun Nisa
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 1, No 2 (2018): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.548 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v1i2.105

Abstract

AbstrakMenurut data WHO tahun 2015 jumlah BBLR di Indonesia berada di peringkat sembilan dunia dengan persentase BBLR lebih dari 15,5 % dari kelahiran bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram mempunyai resiko mengalami komplikasi. Keberlanjutan kehidupan bayi yang lahir dengan berat rendah juga sangat tergantung dari keadaan ekonomi, Pendidikan orang tua  dan perawatan pasca bayi lahir. Penelitian ini adalah penelitian survey analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah  case control yaitu penelitian melibatkan kelompok kasus yaitu bayi BBLR yang berjumlah 32 dan bayi yang lahir dengan berat lahir normal sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 32. Variabel faktor ibu yang diteliti pada penelitian ini adalah umur ibu, paritas, jarak kehamilan, status gizi ibu, anemia dalam kehamilan, pre eklampsi, dan riwayat berat lahir rendah pada kehamilan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi lahir  pada  umur ibu usia tidak beresiko 68, 8 %, paritas Pirmi/multigravida 90,6 %, jarak kehamilan ≥ 2 tahun 84,6 %, ibu hamil tidak KEK 68,8, anemia dalam kehamilan 50 %. Hasil analisis uji hubungan dengan Chi Square dan alpha 0,05 didapatkan 2 variabel mempunyai hubungan yang bermakna yaitu status gizi (p value 0,023), dan Anemia dalam kehamilan (p value 0,012). Kata kunci : faktor maternal, Bayi Berat Lahir Rendah AbstractAccording to WHO data in 201, the number of Low Birth Weight (LBW) of Indonesia is ranked ninth in the world with the percentage of LBW more than 15.5% of babies born. Babies born with weight less than 2500 grams have a risk of complications. The sustainability of a low birth weight baby's life is also highly based on the state of the economy, parental education and post-natal care.This research is an analytic survey research. The design of the research used was case control, the study involved case groups of 32 LBW infants and babies born with normal birth weight as a control group of 32. Maternal factor variables studied in this study were maternal age, parity, gestational distance, maternal nutritional status, anemia in pregnancy, pre-eclampsia, and a history of low birth weight in previous pregnancies. This study was conducted during October to December 2017. The results showed that most of the babies born at the age of the mother were not at risk 68,8%, Primi / multigravida 90.6%, the distance of pregnancy ≥ 2 years 84.6%, pregnant women not KEK 68.8, anemia in pregnancy 50%. Result of analysis of test of correlation with Chi Square and alpha 0,05 got 2 variables have significant relationship that is nutrition status (p value 0,023), and Anemia in pregnancy (p value 0,012). Keyword : maternal factor, Low Birth Weight
PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG STIGMA GANGGUAN JIWA Ahmad Guntur Alfianto; Frengki Apriyanto; Maltri Diana
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.129 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.117

Abstract

AbstrakStigma merupakan label negatif yang melekat pada diri seseorang yang diberikan oleh masyarakat dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Psikoedukasi dapat menjadi salah satu terapi yang dapat digunakan untuk menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis  pengaruh psikoedukasi  terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang stigma gangguan jiwa diKecamatan Bululawang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi experimental research dengan rancangan Non-Randomize Control Group dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 resonden. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dependent. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner Knowledge About Mental Illness. Hasil penelitiannya adalah Kelompok psikoedukasi keluarga (2,66) dan kelompok kontrol (0,222) memiliki nilai selilsih perbedaan terhadap tingkat pengetahuan tentang stigma gangguan jiwa di masyarakat Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Sehingga terdapat pengaruh pada kelompok psikoedukasi keluarga (p<0,05) dan tidak terdapat pengaruh pada kelompok kontrol (p > 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah Ada pengaruh psikoedukasi terhadap pengetahuan masyarakat tentang stigma gangguan jiwa. Kata kunci  : psikoedukasi, pengetahuan, stigma gangguan jiwa  Abstract Stigma is a negative label attached to someone that  is given by the community and influenced by the surrounding. Psychoeducation can be one of the therapies that can be used to reduce stigma and discrimination against people with mental disorders. The aim of this study to analyze the effect of psychoeducation on public knowledge about mental disorders stigma in Bululawang. This study used quantitative research with quasi experimental research design with Non-Randomize Control Group design using purposive sampling technique with a total sample of 100 respondents. The statistical test used in this study was the t dependent test. The instrument in this study is a Knowledge About Mental Illness questionnaire. The results of the study were the family psychoeducation group (2.66) and the control group (0.222) having a value as different as the difference in the level of knowledge about mental disorders stigma in Bululawang. So that there was an effect on the family psychoeducation group (p <0.05) and there was no effect on the control group (p> 0.05). The conclusion of this study is that there is an influence of psychoeducation on public knowledge about the stigma of mental disorders. Keywords         :           psychoeducation, knowledge, stigma of mental disorders
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES PADA PASIEN KANKER DI YAYASAN KANKER INDONESIA CABANG JAWA TIMUR Ima Nadatien; Mulayyinah Mulayyinah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.589 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.121

Abstract

Abstrak          Stres yang dialami oleh pasien kanker bisa dikarenakan pasien tidak bisa mengatasi masalah yang dihadapi dan menjadi beban pikiran sehingga terjadi stres. Di Yayasan Kanker Indonesia tahun 2017 mencatat 399 orang menderita kanker yang akan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan mekanisem koping dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian ini pasien kanker sebesar 32 pasien. Sampel sebesar 32 pasien dengan teknik Simple Random Sampling. Variabel independenmekanisme koping dan variabel dependen tingkat stres. Pengambilan Data menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji statistik exact fisher didapatkan nilai α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden sebagian besar (78.6%) memiliki mekanisme koping adaptif, sebagian besar (40,6%) memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,000 yang membuktikan bahwa mekanisme koping berhubungan dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. Semakin tinggi mekanisme koping maladaptif maka semakin tinggi tingkat stres pada pasien kanker. Disarankan tenaga kesehatan mampu memberikan penyuluhan atau konseling dan pasien kanker hendaknya lebih banyak membaca, melihat, mendengar untuk mengetahui dan mengatasi apa penyebab terjadinya stres.  Kata kunci : mekanisme koping, tingkat stres.     AbstractStress experienced by patients with cancer may be resulted from the inability to overcome the problems which become the burdens in their mind and eventually creating stress In the Indonesian Cancer Foundation, 399 people are recorded in 2017 to suffer from cancer which will become the leading cause of death in Indonesia. Hence, this study was purposed to identify the correlation between coping mechanism and stress level in patients with cancer in the Indonesian Cancer Foundation, East Java branch. This analytical observational study was conducted by using cross sectional design. It involved 32 patients with cancer in which 32 patients were chosen by using total sampling technique. The independent variable was coping mechanism, whereas the dependent variable was stress level. Questionnaire was used to collect the data which were analyzed using Fisher’s exact test with the significance level or α = 0.05. The results of this study conducted to 32 respondents, most of them (78.6%) had adaptive coping mechanism, whereas most of them (40.6%) experienced severe level of stress. Moreover, the results of statistical test showed that the value of ρ = 0.000 which proved that coping mechanism was correlated with level of stress experienced by the patients in the Indonesian Cancer Foundation, East Java branch. The higher the maladaptive coping mechanism is, the higher the level of stress in patients with cancer. The health workers are suggested to be able to give them counseling. On the other hand, the patients with cancer should read, watch, and listen more to find out and avoid the causes of stress. Key words: coping mechanism, stress level.
Pengaruh Kenakalan Remaja Terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua di Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo Muthmainnah Zakiyyah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 3, No 1 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.973 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v3i1.124

Abstract

Abstrak Kenakalan remaja tidak hanya menimbulkan kegelisahan bagi masyarakat, tetapi juga bisa menimbulkan kecemasan pada orang tua. Hasil dari studi pendahuluan dari 36 orang remaja dan orang tuanya, mendapatkan bahwa 100% remaja telah melakukan kenakalan remaja dengan tipe kenakalan: penipuan 30%, pencurian 25%, tawuran 20%, pemerasan 15%, dan lain-lain 10%. Data tentang kecemasan orang tua diperoleh oleh 80% orang tua mengalami kecemasan dan 20% orang tua tidak cemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kenakalan remaja terhadap tingkat kecemasan orang tua yang mempunyai anak usia remaja di Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei - 22 Mei 2019 yang populasinya diambil dari 36 responden remaja dan orang tuanya yang memenuhi syarat dengan metode total sampling dengan jumlah sampel 36 responden. Instrumen ukur menggunakan daftar periksa dan daftar pertanyaan. Dari hasil uji korelasi spearman Rho dengan sistem 0,000 <0,05. Dengan demikian Ho menolak, H1 diterima, artinya ada Pengaruh kenakalan remaja terhadap tingkat kecemasan orang tua yang mempunyai anak usia remaja. Dari penelitian ini diharapkan orang tua dapat mengatasi kecemasan yang dihadapi itu. Kata Kunci : kenakalan, remaja, kecemasan, orang tua, usia  AbstractJuvenile delinquency not only causes anxiety for the community, but can also cause anxiety in the elderly. The results of a preliminary study of 36 teenagers and their parents, found that 80% of adolescents had committed juvenile delinquency with delinquency type: 30% fraud, 25% theft, 20% brawl, 15 extortion and 10% others. Data on parental anxiety was obtained by 80% of parents experiencing anxiety and 20% of parents not worried. The purpose of this study was to determine the effect of juvenile delinquency on anxiety levels of parents who have teenagers in Gending District, Probolinggo Regency. The research design used is analytic. This research was conducted on May 9 to May 22 2019, the population was taken from 36 teenage respondents and their parents who met the requirements with a total sampling method with a total sample of 36 respondents. Measuring instruments use checklists and questionnaires. From the results of the Spearman Rho correlation test with a system of 0,000 <0.05. Thus Ho refused, H1 accepted, meaning that there was an influence of juvenile delinquency on the level of anxiety of parents who have teenagers. From this research parents are expected to overcome the anxiety they face. Keywords: delinquency, teenagers, anxiety, parents, age
Analisis Faktor Pentingnya Pengetahuan Ibu tentang Pendidikan Seks Dini Widia Shofa Ilmiah; Nina Sukma Amelia; Fifin Maulidatul Azizah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 3, No 1 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.762 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v3i1.131

Abstract

AbstrakKasus pelecehan seksual anak di Indonesia memasuki fase darurat. Data Komisi Perlindungan Anak (KPA) di Indonesia sekitar 12 % dari seluruh anak di dunia mengalami kekerasan seksual, di Indonesia tahun 2016 sebanyak 120 kasus, tahun 2017 sebanyak 116 kasus, tahun 2018 sebanyak 149 kasus, di Jawa Timur tahun 2017 sebanyak 393 kasus, Februari 2018 sebanyak 117 kasus, Kabupaten Probolinggo pada Januari-April tahun 2016 sebanyak 35 kasus. Hasil studi pendahuluan 16 Agustus 2018 kepada 16 ibu di TK dan PAUD Sumber secang, Condong diketahui 69% kesulitan menjawab pertanyaan anak tentang seksualitas. Tujuan penelitian melakukan analisis faktor pentingnya pengetahuan ibu tentang pendidikan seks dini. Desain pra eksperimental pre post test group design, populasi seluruh ibu anak di PAUD dan TK Desa Sumber Secang, Condong sebanyak 234 orang, sampel 146 orang, simple random sampling, instrumen kuesioner, lembar observasi, analisis data wilcoxon match Program Studi DIV Kebidanan paired test. Hasil penelitian 74,7% ibu memiliki usia 25-40 tahun, 41,1% SMP, dan 64,4% sebagai ibu rumah tangga, hasil pre test diketahui 40,4% ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang pendidikan seks dini (mean= 6,28) dan 40,4% ibu memiliki tingkat pengetahuan baik sesudah intervensi (mean= 9,80). Hasil analisis diperoleh p=0,000 < α 0,05. Kesimpulan penelitian terdapat pengaruh tingkat pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan dengan AVA dan faktor yang mempengaruhinya meliputi usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu. Perlunya peran kedua yaitu ayah, pengasuh dalam memberikan pendidikan seks dini pada anak bagi ibu yang bekerja di luar rumah dan pentingnya integrasi pendidikan seks pada kurikulum pembelajaran. Kata kunci : faktor, pengetahuan, pendidikan seks dini, ibu AbstractChild sexual violence cases in Indonesia enter emergency phase. Data on Child Protection Commission (KPA) in Indonesia about 12% of all children in the world experiencing sexual violence, in Indonesia 2016 were 120 cases, 2017 were 116 cases, 2018 were 149 cases, in East Java 2017 were 393 cases , February 2018 were 117 cases, Probolinggo District in January-April 2016 were 35 cases. Preliminary study 16 August 2018 of 16 mothers in Kindergarten, Early School Education Sumber Secang,Condong village were 69% difficulty to answer children's questions about sexuality. The aims to analyse importance factors of mother's knowledge of early sex education. Pre experimental design pre post test group design, the population of all mother children in Kindergarten and Early School Education in Sumber Secang, Condong were 234 people, samples were 146 people, simple random sampling, questionnaire, observation sheet, analysis Wilcoxon match paired test . The results study 74.7% of mothers have age 25-40 y.o, 41.1% junior high school, 64.4% as housewives, pre test results were 40.4% mothers have low level of knowledge (mean = 6.28), 40.4% of mothers have good level of knowledge after the intervention (mean = 9.80), p = 0,000 < α 0.05. The conclusion have the influence of mothers knowledge level before and after intervention by AVA and factors that affect it include age, education level, employment. The need for a second roles are father, caregiver in providing early sex education to children for mothers working outdoors and  importance to integrate of sex education on learning curriculum.Keywords: factor, knowledge, early sex education, mother

Page 3 of 12 | Total Record : 111