cover
Contact Name
Desi Sarli, S.SiT, M.Keb
Contact Email
desi_sarli@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
jik@stikesalifah.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JIK- JURNAL ILMU KESEHATAN
Published by STIKES Alifah Padang
ISSN : 2580930X     EISSN : 25978594     DOI : -
Core Subject : Health,
Provides a form for original research and scholarship relevant to Ners, Midwife, Public Health and other health related professions.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017" : 20 Documents clear
HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ. HB. SA’ANIN PADANG TAHUN 2017 Diana Arianti; Milya Novera; Afrida Yani Rosa
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.63 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.29

Abstract

Schizophrenia is the most severe and chronic mental disorder (psychotic) among the many mental disorders that have been classified. Data from 33 mental hospitals (RSJ) that exist throughout Indonesia to say the number of people with severe mental disorders reached 2.5 million peoples. The Objective of study was to knows The Relation of Family Foster Pattern with Schizophrenia Recurrence at RSJ. of HB. Sa’anin of Padang in 2017.Type of the research is analytical descriptive with cross-sectional approach. The research has been conducted at RSJ. of HB. Sa’anin of  Padang.  Data is collected on 03 – 09 August  in 2017. The population in this study were the all families who accompany patients in RSJ. of HB. Sa'anin of Padang.  Samples taken by accidental sampling  of 61  peoples. Data analysis is done univariately and bivariately by using chi-square test..Research findings showed that  54.1% the patient experiences a high recurrence rate.  50,8%  the patient has an ineffective parenting pattern. There is a relationship between parenting patterns with recurrence rates of schizophrenics in RSJ. of HB. Sa’anin of Padang  (p=0.007).It was concluded that there was a correlation between parenting parenting with the recurrence rate of schizophrenia in RSJ. of HB. Sa’anin of Padang in 2017. The researcher suggests to hospital health workers to provide family health education about good parenting that should be applied to post-treated schizophrenic patients so as to reduce the patient's recurrence rateSkizofrenia merupakan gangguan mental yang paling berat dan kronik (psikotik) di antara sekian banyak gangguan mental yang telah diklasifikasikan. Pola asuh dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam mengatasi hal ini. Pola asuh keluarga yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik kesehatan sosial dan agama yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Widodo, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menngidentifikasi hubungan Pola Asuh Keluarga dengan Kekambuhan pasien Skizofrenia di RSJ. HB. Sa’anin Padang Tahun 2017”.Jenis penelitian ini analitik menggunakan  desain cross sectional study. Penelitian dilakukan pada tanggal 03  – 18 Agustus 2017. Sampel keluarga pasien skizofrenia sebanyak 159 orang dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling di poliklinik RSJ. Hb Saanin  Padang. Hasil penelitian didapatkan 54.1% pasien mengalami tingkat kekambuhan tinggi.  50,8%  pasien mempunyai pola asuh orang tua  tidak efektif. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa HB. Sa’anin Padang (p=0.007).Disimpulkan bahwa  ada hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa HB. Sa’anin Padang Tahun 2017. Peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan rumah sakit   untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang pola asuh yang baik yang harus diterapkan kepada pasien skizofrenia  pasca dirawat sehingga bisa menekan tingkat kekambuhan pasien
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PUSKESMAS BELIMBING PADANG Erwani Erwani; Nofriandi Nofriandi
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.862 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.38

Abstract

Insomnia is difficulty in initiating or maintaining sleep is temporary or persistent. Initial surveys found the elderly aged over 60-74 years, 6 elderly have trouble sleeping elderly say sleep less than 4 hours and 30 minutes a day and night, easily awakened night so the time it takes to fall back asleep after waking at night is 30-60 minutes. Seniors say they woke during the night as much as 3-4 times, difficult to start getting back to sleep, wake up early. 2 elderly feel anxious, because they live far from the family of elderly experiencing behavioral restless, uneasy, fingers trembling, shortness of breath and rapid and red face, two elderly men who like to drink coffee and smoke said it was difficult to sleep and often wake up at night, This study aimed Factors Associated With Insomnia In Elderly in PHC starfruit Padang 2016.This type of research used analytic cross sectional design which was held on July 24 to July 28 2016 fruit PHC field in January-August 2016. The entire elderly population residing in fruit Health Center for 3 months in 2015 as many as 806. With a sample size 67 person. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis using Chi -square test p-value ≤ 0.05.Results obtained (59.7%) with insomnia early age , (52.2%) male gender with insomnia, (61.2%) poor lifestyle with insomnia, (67.2%) severe anxiety with insomnia, (65.7%) insomnia .There is significant correlation between age and the incidence of insomnia,sex with the incidence of insomnia, lifestyles with the incidence of insomnia, anxiety with the incidence of insomnia.Based on the above phenomenon can be concluded that a sedentary lifestyle , age, gender , anxiety , insomnia related events. Suggested to the elderly to lower the level of anxiety in a way to get closer to Allah SWT, as well as amend the lifestyle so avoid insomnia so get peace of life . Insomnia merupakan kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur bersifat sementara atau persisten. Survei awal didapatkan lansia berumur diatas 60-74 tahun, 6 lansia mengalami sulit tidur lansia mengatakan tidur kurang 4 jam 30 menit sehari semalam, mudah terbangun malam hari sehingga waktu yang diperlukan untuk tidur kembali setelah terbangun pada malam hari adalah 30-60 menit. Lansia mengatakan mereka terbangun saat malam hari sebanyak 3-4 kali, sulit memulai tidur kembali dan bangun dini hari. 2 lansia merasa cemas karena tinggal jauh dari keluarga lansia mengalami tingkah laku gelisah, tidak tenang, jari gemetar, nafas pendek dan cepat dan muka merah, 2 orang lansia laki-laki yang suka minum kopi dan merokok mengatakan sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Tujuan penelitian mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Insomnia Pada Lansia di Puskesmas Belimbing Padang Tahun 2016.Jenis penelitian yang digunakan analitik dengan desain cross sectional yang telah dilaksanakan tanggal 22 Juli – 28 Juli 2016 di Puskesmas Belimbing Padang pada bulan Januari – Agustus 2016. Populasi seluruh lansia yang berada di Puskesmas Belimbing selama 3 bulan terakhir 2015 sebanyak 806. Dengan jumlah sampel 67 orang. Data dianalisis mengunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square nilai p ≤ 0,05.Hasil penelitian didapatkan (59,7%) usia awal dengan insomnia, (52,2%) jenis kelamin laki-laki dengan insomnia, (61,2%) gaya hidup buruk dengan insomnia, (67,2%) kecemasan berat dengan insomnia, (65,7%) insomnia. Ada hubungan yang bermakna antara usia dengan insomnia, jenis kelamin dengan  insomnia, gaya hidup dengan  insomnia, kecemasan dengan insomnia.Berdasarkan fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup, usia, jenis kelamin, kecemasan, berhubungan dengan insomnia. Disarankan kepada lansia untuk menurunkan tingkat kecemasan dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta merobah pola hidup sehingga terhindar dari insomnia sehingga mendapatkan ketenangan hidup.  
SKRINING KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAERAH PERDESAAN DI KOTA SALATIGA, PROVINSI JAWA TENGAH INDONESIA Prima Kurniati Hamzah; Kusnanto Kusnanto; D. Widarsih D. Widarsih
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v1i1.34

Abstract

In 2012, prevalence of Soil Transmitted Helminths Disease in Salatiga is about 5.12% to 20%. Based on the report of Salatiga Health Department, the prevalence rate did not represent all of secondary schools. Even in 2013, there was a declination in the number of samples dis-screening 26.3%. The purpose of screening is for the reduction prevalence, intensity of intestinal transmintted helminths disease and eradication program in Salatiga. This study was designed by proportional study on 14 th-16th August 2014. Target screening of population was living in poor environmental sanitation, low socio economic and lived in bad health condition. The sample calculation was taken from 64 respondents which consist of students of 1st to 3rd grade. Data colected were collected by direct interview supported clinical reported from doctor. Screening involved two basic procedure; physical examination based on ministry of health and feces examination of stool in the laboratory using eosin technique. Soil transminted helminths prevalence was 3,21% from Ascaris Lumbricoides. Sensitivity, specificity, PPV and NPV based on clinical symptoms include distended stomach helminths (100%,11.29% and 3.51;100%), pale eyes and dirty (100%,27.42% and 4.26%;100%), diarrhea (100%;22.58% and 4%,100%), decreased appetite (100%,33.87% and 4.65%;100%), weight loss (100%;16,13% and 3.7%;100%), lethargy (100%,30.65% and 4.44%;100%), less passion (100%,17.74% and 3.77%;100%), decreased concentration (100%,29.03% and 4.35%;100%), nausea or vomiting (100%,20.97% and 3.92%;100%), a symptoms combination (100%;79,03% and 13.33%;100%). Number of children who did dis-screening sample do not represent the number of elementary school students located in the town of Salatiga. It is very recommended to Salatiga Health Department to conduct screening of the broader target. Then, by providing training in examination of Soil Transmitted Helminths disease in laboratory workers in conducting the examination will produce more accurate result. Moreover, by providing personal hygiene education to elementary school students accompanied by a parent will contribute for good preventive action. Di Kota Salatiga tahun 2012, prevalensi kecacingan cukup tinggi berkisar 5,12-20%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Salatiga, seksi penanggulangan penyakit, angka prevalensi tersebut belum mewakili semua sekolah dasar. Tahun 2013 terjadi penurunan jumlah sampel yang diskrinning sebesar 26,3%. Guna menurunkan angka prevalensi penyakit cacingan, memutus rantai penularan, serta meningkatkan derajat kesehatan dan prestasi murid sekolah dasar. Desain studi adalah proportional study yang dilaksanakan pada 14-16 Agustus 2014.  Sasaran skrinning adalah populasi yang tinggal di sanitasi lingkungan buruk, social ekonomi rendah serta tidak berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan perhitungan sampel jumlah minimal yang akan diskrinning adalah 64 orang. Data yang dikumpulkan berdasarkan wawancara dengan murid dan pemeriksaan gejala klinis. Skrinning menggunakan 2 dasar prosedur yaitu gejala klinis berdasarkan kriteria Kemenkes RI dan pemeriksaan feses di laboratorium dengan metode eosin. Prevalensi kecacingan di SD N Blotongan adalah 3,21 % dengan jenis cacing ascaris lumbricoides. Ada pun sensivitas, spesifisitas, PPV dan NPV gejala klinik dari kecacingan yaitu nafsu makan berkurang (100%, 33,33%, 2,33%,100%) mata pucat dan kotor (100%, 26,98%, 2,13%, 100%), berat badan menurun (100%, 16,13%, 3,70% 100%) perut buncit (100%, 11,29%, 3,51%, 100%), Diare ( 0%, 21,88%, 2,13%, 1005), Lesu (0%, 29,69%, 0%, 100%), Tidak bergairah (0%, 17,19%, 0%, 100%), Kosentrasi belajar berkurang (0%, 28,13%,0%,100%), Mual (0%, 20,31%,0%,100%) dan gejala kombinasi (0%, 79,03%, 0%, 100%). Penggunaan alat skrinning kecacingan menggunakan metode aeosin kurang efektif karena tidak dapat menghitung dan mengindetifikasi telur cacing untuk mengetahui intensitas infeksi cacing. Disarankan kepada Dinas Kesehatan agar memperbaiki laboratorium dengan mengganti metode Kato Katz. Selain itu perlunya penyuluhan pada anak sekolah didampingi orang tua di SD Blotongan 1 dan 2 tentang pentingnya hygiene sanitasi terutama personal hygiene dan  melakukan skrining kecacingan dengan sasaran yang lebih luas.
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017 Mardiani Bebasari; Agonwardi Agonwardi; Nandiati nandiati
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.571 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.23

Abstract

Medical record data of RSUD Dr. Rasidin Padang in 2014 babies born with LBW is 43 babies, in 2015 amounted to 48 babies. While in 2016 is 53 babies. Infants with LBW do not all receive health services with advanced technology due to cost, geographical, transport, and communications barriers. Substitutes for incubators are an effective and economical alternative, one of which is the treatment of kangaroo methods. This study aims to determine the effect of kangaroo method on weight gain in low birth weight babies. This type  of research uses Quasy Experiment. The data collected by using direct observation with analytical research method, sampling technique by purposive sampling. The study was conducted on 19 december s / d 12 June 2017, the population is all mothers who have baby BBLR dirinatologi Perinatologi RSUD Dr. Rasidin Padang Sampling technique is accidental sampling amounted to 15 people. Data collection is done by observation using cheklist sheet. Data processing through the stage of editing, coding, entry and cleaning. Univariate data analysis with descriptive statistics and bivariate analysis with Paired T-Test. The results showed that the average body weight of infant BBLR before treatment of kangaroo method was 1871,33 and after treatment of kangaroo method was 2135,33 gram. There is effect of treatment of kangaroo method on weight gain in LBW infants in Perinatology Room of RSUD Dr. Rasidin Padang Year 2017. This research can be used as an ingredient for midwives about the benefits of kangaroo method, so it can be implemented in midwifery care in LBW infants. Treatment of kangaroo method that has been done in RSUD Dr. Rasidin Padang, can be used as a routine care done to babies LBW if the condition of the baby allows for  treatment of kangaroo methods. Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr. Rasidin Padang pada tahun 2014 bayi yang lahir dengan BBLR adalah 43 bayi, pada 2015 berjumlah 48 bayi. Sedangkan pada 2016 adalah 53 bayi. Bayi dengan BBLR tidak semuanya menerima layanan kesehatan dengan teknologi canggih karena hambatan biaya, geografis, transportasi, dan komunikasi. Pengganti inkubator adalah alternatif yang efektif dan ekonomis, salah satunya adalah pengobatan metode kanguru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode kanguru terhadap penambahan berat badan pada bayi dengan berat lahir rendah.             Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Experiment. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan pengamatan langsung dengan metode penelitian analitik, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 desember s/d 12 Juni 2017, populasinya adalah semua ibu yang memiliki bayi BBLR di ruang Perinatologi RSUD Dr Rasidin berjumlah 15 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi menggunakan lembar cheklist. Pengolahan data melalui tahap editing, coding, entry dan cleaning. Analisis data univariat dengan statistik deskriptif dan analisis bivariat dengan Paired T-Test.             Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat BBLR bayi sebelum perlakuan metode kangguru adalah 1871,33 gram dan setelah perlakuan metode kangguru adalah 2135,33 gram. Ada pengaruh pengobatan metode kanguru terhadap kenaikan berat badan pada bayi BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Rasidin Padang Tahun 2017. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bidan untuk mengetahui manfaat metode kangguru, sehingga dapat diimplementasikan pada kebidanan. perawatan pada bayi BBLR. Pengobatan metode kanguru yang telah dilakukan di RSUD Dr. Rasidin Padang, dapat digunakan sebagai perawatan rutin yang dilakukan pada bayi BBLR jika kondisi bayi memungkinkan untuk pengobatan metode kanguru.
PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK SELATAN 2017 Faridah BD; Yefrida Yefrida; Silvia Masmura
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.13 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.30

Abstract

Labor is the historical event in the life cycle of a woman .Usually mother undergo pain during the delivery process .This is normal along it acceptable and tolerable mother , if not there will be an increase stress hormone that result to the mother and the fetus and resulted in the process of childbirth forced to ended with sectio. The delivery sectio from year to year increased, according SDKI in 2007 in amount of 7% increase in 2012 become 12%, including at Regional Hospital in Solok Selatan detected in 2015 the are 194 people, in 2016 become 202 people and until March 2017 people 55 al ready. The therapy murottal Al-Qur’an can be used to reduce pain during labor. Research aims to understand the influence of therapy murottal it Al-Qur’an to a decrease in intensital pain during labor when first stage active phase. The methodology used is a Pre Experiment one Group Pre and Postest Design .Samples taken as Accidental Sampling on mother maternity when first stage active phase in the criteria for inclusion for 13 peoples .The data was undertaken with both kuiseoner pain face pain ratings scale .An analysis of data by Shapiro Wilk test and tested by Wilcoxon Signed Ranks test. The researcher held from 28 May until 13 June in 2017, Results of the study found average pain scale before given therapy 8,307 and average through skills therapy 6,615. The pain of scale before in after the murottal therapy is 1,693 Of statistical tests obtained P value = 0,001 showing no influence the therapy Murottal Al-Qur’an. Conclusion this research the provision of therapy Murottal Al-Qur’an proven effective to reduce pain childbirth when i phase active.It is hoped through the therapy Murottal Al-Qur’an alternative intervention in lowering pain during labor when first stage active phase. Persalinan adalah peristiwa bersejarah dalam siklus kehidupan seorang wanita. Biasanya ibu mengalami nyeri selama proses persalinan. Hal ini normal sepanjang itu bisa diterima dan ditoleransi ibu, bila tidak akan terjadi peningkatan hormon stres yang berakibat kepada ibu dan janin dan mengakibatkan proses persalinan terpaksa diakhiri dengan sectio. Angka persalinan sectio dari tahun ke tahun cendrung meningkat, menurut SDKI pada tahun 2007 sebesar 7%, meningkat di 2012 menjadi 12%, termasuk di RSUD Solok Selatan, diketahui tahun 2015 ada 194 orang, tahun 2016 menjadi 202 orang dan sampai Maret 2017 sudah 55 orang. Terapi Murottal Al-Qur’an dapat digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Murottal Al-Qur’an terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Metode penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen One Group Pre and Postest Design. Sampel diambil secara Accidental Sampling pada ibu-ibu bersalin kala I fase aktif yang masuk kriteria inklusi yang berjumlah 13 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuiseoner nyeri face pain rating scale. Analisa data dengan Shapiro Wilk test dan diuji dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks test. Hasil penelitian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Mei sampai dengan 13 Juni 2017, ditemukan rerata skala nyeri sebelum diberi terapi 8,307 dan rerata setelah diberi terapi 6,615, penurunan skala nyeri dari sebelum dengan sesudah pemberian terapi Murottal adalah 1,693. Dari uji statistik didapat P value = 0,001 menunjukkan ada pengaruh pemberian terapi Murottal Al-Qur’an terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan. Kesimpulan penelitian ini pemberian terapi Murottal Al-Qur’an terbukti mampu menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif. Diharapkan pemberian terapi Murottal Al-Qur’an menjadi alternatif intervensi dalam menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif.
PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DAN PEMERIKSAAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR inke malahayati; Ribka Nova Sartika
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.818 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.19

Abstract

Breast self examination/BSE is the simplest and easiest  examination method which is done by fingers to detect  breast disorder. Yayasan kanker payudara Indonesia said theres is tendency of the age breast cancer patients especially in adolescents girl in Indonesia. This is expected because  of lifestyle in choosing junk food, less consumption of fruits and vegetables, smoking and alcohol. The purpose of this community service is to give education about the early detection of breast cancer, the ability of doing breast self examination (BSE) and to know nutritional status examination at adolescent girls in SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Pre and post test about BSE, counseling, BSE demonstration, weight and height measurement were used in this method . Conducted on 527 students in SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Wilcoxon test was done to assess difference of knowledge level before and after counseling and BSE redemonstration by adolescent girl. There were 327 adolescent girls (62.05%) got scoring of <70 when pre-test done, 31 adolescent girls (5.9%) got  scoring  <70 post-test done about BSE. There wa a difference of knowledge level before and after counseling done (p = 0.000). the adolesecent  girl  have been able to demonstrate BSE in front of their friends. There were  79 adolescent girls (15%) with severe malnutrition, 103 adolescent girls (19.5%) with malnutrition, 301 adolescent  girls (57.1%) with normal nutrition, 38 adolescent girls (7.23%) with overweight and 6 adolescent girls (1.1%) with obesity. Effective counseling is done  to increase the knowledge of adolescent girls about BSE. BSE demonstration beneficial to improve the skills of adolescent girls to do BSE. Nutritional status education is used to increase knowledge of adolescent girls about normal BMI (balance body mass index). The effective counseling is needed to be done continuously in increasing knowledge and awareness of adolescent girls about the early detection of breast cancer. Pemeriksaan payudara sendiri/SADARI adalah metode pemeriksaan sederhana dan paling mudah yang dapat dilakukan dengan menggunakan jari-jari tangan untuk mendeteksi kelainan pada payudara. Yayasan Kanker Payudara Indonesia menyatakan ada kecenderungan penurunan usia penderita kanker payudara di Indonesia terutama pada remaja. Hal ini diperkirakan karena gaya hidup terutama makanan yang tidak sehat (junk food), kurang konsumsi sayur dan buah, merokok dan alkohol. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi tentang deteksi dini kanker payudara, keterampilan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan mengetahui status gizi remaja putri  pada siswa SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini adalah pre dan post test tentang pengetahuan SADARI, penyuluhan, demonstrasi SADARI, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Dilakukan pada 527 orang remaja putri (siswi SMA Negeri 2 Pematangsiantar). Dilakukan uji Wilcoxon untuk menilai perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan dan redemonstrasi SADARI oleh remaja putri. Sebanyak 327 orang remaja putri (62,05%) mempunyai nilai < 70 saat dilakukan pre test pengetahuan tentang SADARI, 31 orang remaja putri (5,9%) mempunyai nilai  < 70 saat dilakukan post test pengetahuan tentang SADARI. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan (p=0,000). Remaja putri sudah mampu mendemonstrasikan SADARI di depan teman-temannya. Sebanyak 79 remaja putri (15%)  dengan gizi sangat kurang, 103 remaja putri (19,5%)  dengan gizi kurang,  301 remaja putri (57,1%)  dengan gizi normal, 38  remaja putri (7,2%) dengan gizi lebih  dan 6 remaja putri (1,1%) dengan gizi sangat lebih. Penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang SADARI. Demonstrasi SADARI bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan remaja melakukan SADARI. Edukasi status gizi bermanfaat untuk menambah pengetahuan remaja putri tentang IMT normal. Diperlukan penyuluhan kontinyu untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara.
PROMOSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM PADA SISWA DI SMK KIMIA TUNAS HARAPAN JAKARTA TIMUR Rafiah maharani Pulungan; Bintari Triani
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v1i1.35

Abstract

Personal Protective Equipment (PPE) is defined as a tool used to protect workers from injury or illness resulting from contact with hazards in the workplace. The purpose of this research is to know the relationship of health and safety promotion (K3) to the knowledge and attitude of compliance of personal protective equipment (PPE) in chemical laboratory at SMK Kimia Tunas Harapan. In this research, the researcher uses purposive sampling technique, with population of 203 students, the sample consists of 100 siswayang willing to be taken from 10th and 11th grade. K3 promotion is divided into two meetings using lecture method. The media used are visual media (poster) and audiovisual (video). The influence of K3 promotion on students' knowledge and attitude was analyzed by Paired sample t-test. The results showed that before the promotion of K3, only 25.0% of students who have good knowledge and 40.0% of students who are positive. After the promotion of K3, there are 95.0% female students who have good knowledge and 56,0% of students who are positive. Based on the results of the study can be concluded that there is a Relationship of  K3 Promotion to the knowledge and attitude of students about the use of PPE in Chemistry Lab of SMK Kimia Tunas Harapan. It is expected that special attention should be paid to students in the provision of PPE which should be provided from the school before the lab in the laboratory.Alat Pelindung Diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja dengan pengetahuan dan sikap tentang penggunaan alat pelindung diri di laboratorium kimia di SMK Kimia Tunas Harapan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, dengan populasi 203 siswa, sampel terdiri dari 100 siswa yang bersedia menjadi responden diambil dari kelas 10 dan 11. Promosi K3 dilakukan dua pertemuan dengan menggunakan metode ceramah. Media yang digunakan adalah media visual (poster) dan audiovisual (video). Hubungan Promosi K3 dengan pengetahuan dan sikap siswa dianalisis dengan uji Paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum Promosi K3 hanya 25,0% siswa yang memiliki pengetahuan baik dan 40,0% siswa yang bersikap positif setelah Promosi K3, ada 95,0% siswa yang memiliki pengetahuan baik dan 56,0% siswa yang bersikap positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, ada Hubungan Promosi K3 dengan pengetahuan dan sikap siswa tentang penggunaan APD di Laboratorium Kimia SMK Kimia Tunas Harapan. Diharapkan adanya perhatian khusus kepada siswa dalam penyediaan APD yang sebaiknya disediakan dari pihak sekolah sebelum dilakukannya praktikum di laboratorium.
EFEKTIFITAS TERAPI AKTVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJ. PROF. HB. SA’ANIN PADANG TAHUN 2017 Alber Tanjung; Amelia Susanti; Resi Puspita Sari
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v1i1.24

Abstract

Hallucinations are one of the mental disorders in which the patient undergoes a perceptual sensory change. Data of mental disorder patients experiencing hallucinatory disorders as many as 856 people. Nurse RSJ. Prof Hb Saanin Padang has done TAK stimulation according to the procedure, but has not paid attention to client indication that can be included in TAK stimulation and do not follow up to client ability in control of hallucination. This study aims to determine the effectiveness of TAK perceptual stimulation on the ability to control hallucinations in patients hallucinations.This research uses Quasi Eksperimen design with Non Equivalent Control Group design. The subject of this research is the hallucination client. Sampling by purposive sampling with sample of 10 person control and 10 person intervention that fulfill inclusion criteria. The instrument used in the form of an interview questionnaire. Data processing is done computerized.The results showed that the average controlling ability of hallucinations in the control group on the pretest measurement was 11.20 and the posttest was 10.70. The mean controlling ability of hallucinations in the pretest intervention therapy group was 14.80 and posttest therapy was 18.60. Ineffective stimulation of perception to improve the ability to control hallucinations in Hallucinatory Patients in RSJ. Prof. Hb. Sa'anin Padang Year 2017.It was concluded that the activity of perceptual stimulation group was effective to improve the ability to control hallucinations in hallucinatory patients. It is expected that the RSJ nurses can improve the implementation of TAK perceptual stimulation by considering the indication of clients who can participate in TAK stimulation activities of perception and follow up on the client's ability to control the hallucinations. For the next researcher to be able to continue this research with different method and design to get more perfect result. Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi.Data pasien gangguan jiwa yang mengalami gangguan halusinasi sebanyak 856 orang. Perawat RSJ. Prof Hb Saanin padang sudah melakukan TAK stimulasi sesuai prosedur, namun belum memperhatikan indikasi klien yang bisa diikut sertakan dalam TAK stimulasi dan tidak melakukan follow up terhadap kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas TAK stimulasi persepsi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi.Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Control Group. Penelitian diruang Melati dan Nuri RSJ. Prof. Hb. Sa’anin Padang bulan Februari 2016 – Agustus 2017. Subjek penelitian klien halusinasi diambildengan teknik purposive sampling berjumlah 10 orang kelompok kontrol dan 10 orang kelompok intervensi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner wawancara.Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi.Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata kemampuan mengontrol halusinasi pada kelompok kontrol pada pengukuran pretest adalah 11,20 dan posttestadalah 10,70.Rata-rata kemampuan mengontrol halusinasi pada kelompok intervensi pretest terapi adalah 14,80 dan posttestterapi adalah 18,60.TAK stimulasi persepsi efektif untuk meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi pada Pasien Halusinasi.Disimpulkan aktivitas kelompok stimulasi persepsi efektif untuk meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi. Untuk itu diharapkan kepada perawat RSJ dapat meningkatkan pelaksanaan TAK stimulasi persepsi dengan memperhatikan indikasi klien yang bisa ikut sertakan dalam kegiatan TAK stimulasi persepsi dan melakukan follow up terhadap kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan metode dan desain yang berbeda sehingga didapatkan hasil yang lebih sempurna.
HUBUNGAN PENERAPAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG DAN CITRA TUBUH DENGAN STATUS GIZI DI SMK NUSATARA 02 KESEHATAN TAHUN 2016 Putri Permatasari; Setiawati Setiawati
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.084 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.31

Abstract

School aged are strategic of peoples nutritional improvement. For most young dream of the ideal body, but if not done properly, these efforts may result in a decline in nutritional status. The aim of this study was to analyze correlation between aplication of balance nutrition guidelines and body image with nutrition status students at health senior high school. This cross sectional method research has 121 samples. Nutrition status by z-score based in BMI/age. 24 hours food recall questionnaire of know their intake, physical activity was identify by modified questionnaire of PAL and body image was identify by modified questionnaire of body shape. Bivariat analysis showed there was a significant correlation between protein intake  (p=0,003), fat intake (p=0,000), physical activity (p=0,000) and body image (p=0,022) with nutrition status. But had no significant correlation between carbohydrate intake (p=0,536), breakfast with nutrition status (p=1,000). We suggest to held a education about balance nutrition at school.  Anak sekolah  merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi masyarakat. Dan sebagian besar remaja memiliki tubuh ideal merupakan impian namun bila upaya tersebut tidak dilakukan dengan benar dapat berakibat pada penurunan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan pedoman gizi seimbang dan citra tubuh dengan status gizi di SMK Nusantara 02 Kesehatan. Penelitian cross sectional ini menggunakan sampel sebanyak 121 siswa. Data asupan diperoleh dengan wawancara asupan makanan dengan menggunakan formulir food recall 24 jam, sedangkan penilaian aktivitas fisik diperoleh dari pengisian kuesioner modifikasi PAL dan penilaian citra tubuh diperoleh dengan pengisian kuesioner modifikasi body shape. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara protein (p=0,003), lemak (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,000) dan citra tubuh (p=0,022) dengan status gizi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat (p= 0,536), kebiasaan sarapan dengan status gizi (p=1,000). Peneliti menyarankan pihak sekolah untuk mengadakan penyuluan tentang gizi seimbang. 
HUBUNGAN KADAR HORMON OKSITOSIN TERHADAP LAMA KALA III PERSALINAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP JUMLAH PERDARAHAN PADA IBU 2 JAM POSTPARTUM Desi Sarli
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 1, No 1 (2017): JIK - Oktober Volume 1 No 1 Tahun 2017
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.234 KB) | DOI: 10.33757/jik.v1i1.20

Abstract

Maternal Mortality Rate due to childbirth is still one of the world's health problems. Bleeding caused by uterine atony is the leading cause of maternal death giving the greatest contribution (25%) to all causes of maternal mortality. Active management of the third stage, one of which is the action of oxytocin is an action to accelerate the third stage of labor and prevention of bleeding flood. The aim of this research is to know the correlation of hormone oxytocin level on the time of the third stage of labor, to know the correlation of hormone oxytocin level to the amount of bleeding, to know the relation of the old time of III with the number of postpartum hemorrhage. This research use observation with crosssectional research design, this research is conducted ± 6 month. The target of this research is normal maternal mother with 30 respondents. Measurements of the old time of the third stage will begin after birth and to assess the number of hemorrhage while IV underpad weighing is then analyzed by the volume formula (ml) = weight / density of the blood type (1.056). Examination of oxytocin levels was performed using the Human Oxytocin Elisa Kit. Data were analyzed by univariate and bivariate using statistic and regression test (p <0,05) with computerization. The result of the research that has been done on 30 maternal mothers showed the average of the hormone oxytocin level of 50,41 ± 2.07 pg / ml, the mean time duration of III 5.7 minutes ± 1.89 minutes and the average amount of bleeding postpartum 157,15 ± 76,51 ml After the sttatistic test there was a strong correlation between the oxytocin hormone level on the time of the third stage (r = 0.702 and p = 0.0001), there was a correlation with the moderate category between the oxytocin hormone levels and the amount of postpartum hemorrhage (r = 0,514 and P = 0,004). There was a correlation with the moderate category between the time of the third stage with the number of postpartum hemorrhages (r = 0.575 and P = 0.001). Based on these results it can be concluded that the higher the oxytocin level, the less time duration of the third stage, the higher the oxytocin level a little more the number of postpartum hemorrhage, and the less time of the third stage, the less the number of postpartum hemorrhages.Angka Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri merupakan penyebab kematian ibu bersalin yang memberikan kontribusi paling besar (25%) terhadap seluruh penyebab kematian ibu melahirkan. Manajemen aktif kala III yang salah satunya adalah pemberian oksitosin merupakan tindakan untuk mempercepat persalinan kala III dan mencegah terjadinya perdarahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar hormon oksitosin terhadap lama kala III persalinan, untuk mengetahui hubungan kadar hormone oksitosin terhadap jumlah perdarahan, untuk mengetahui hubungan lama kala III dengan jumlah perdarahan postpartum. Penelitian ini menggunakan observasi dengan desain penelitian crosssectional, penelitian ini dilaksanakan ± 6 bulan. Sasaran penelitian ini adalah ibu yang bersalin normal dengan 30 responden. Pengukuran waktu lama kala III akan dicatat dimulai setelah bayi lahir dan untuk menilai jumlah perdarahan kala IV peneliti melakukan penimbangan underpad kemudian dianalisa dengan rumus volume (ml) = berat/massa jenis darah (1,056). Pemeriksaan kadar oksitosin dilakukan menggunakan Human Oxytocin Elisa Kit. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik korelasi dan regresi (p < 0,05) dengan komputerisasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 orang ibu bersalin menunjukkan bahwa rata-rata kadar hormon oksitosin sebesar 50,41   ±  2,07 pg/ml, rata – rata lama kala III 5,7 menit  ±  1,89 menit dan rata – rata jumlah perdarahan postpartum 157,15 ± 76,51 ml. Setelah dilakukan uji sttatistik terdapat hubungan yang kuat antara kadar hormon oksitosin terhadap lama kala III (r=0,702 dan p=0,0001), terdapat hubungan dengan kategori sedang antara kadar hormon oksitosin dengan jumlah perdarahan postpartum (r= 0,514 dan P=0,004). Terdapat hubungan dengan kategori sedang antara lama kala III dengan jumlah perdarahan postpartum (r=0,575 dan P=0,001). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar oksitosin maka semakin sedikit waktu lama kala III, semakin tinggi kadar oksitosin semakin sedikit jumlah perdarahan postpartum, dan semakin sedikit waktu lama kala III maka semakin sedikit jumlah perdarahan postpartum.

Page 1 of 2 | Total Record : 20