cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 249 Documents
EFEK SAMPING EKSTRAK ETANOL 96% DAN 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) YANG BERSIFAT ESTROGENIK TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH Effendi, E. Mulyati; Maheshwari, Hera; Juliati Gani, Evi
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.949 KB)

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan,  herba kemangi memiliki aktivitas sebagai estrogenik, namun  dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, belum diketahui efek sampingnya terhadap kadar asam urat mengingat kemangi merupakan sayuran hijau yang mengandung senyawa purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% dan 96% herba kemangi yang bersifat estrogenik terhadap peningkatkan atau penurunan kadar asam urat pada tikus putih betina. Parameter yang diukur adalah kadar asam urat dalam darah tikus setelah pemberian ekstrak etanol dengan menggunakan metode Bioessay dengan alat Easy Touch®.  Hewan uji yang digunakan yaitu 24 ekor tikus yang dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok dosis I ekstrak etanol  herba kemangi 70%  dengan dosis 0,7g/200g BB, dosis II ekstrak etanol  herba kemangi 70%  dengan dosis 0,8g/200g BB, dosis III ekstrak etanol  herba kemangi 70% dengan dosis 0,9g/200g BB, dosis IV ekstrak etanol  herba kemangi 96%  dengan dosis 0,7g/200g BB, dosis V ekstrak etanol  herba kemangi 96% dengan dosis  0,8g/200g dan dosis VI ekstrak etanol  herba kemangi 96% dengan dosis  0,9g/200g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba kemangi tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar asam urat selama pemberian  15 hari. Kata Kunci : Asam Urat, Estrogenik, Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)
KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIARIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SEBAGAI INHIBITOR BAKTERI PATOGEN Cahaya Himawan, Herson; Surjana, Vinsensius; Prawira, Laura
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.853 KB)

Abstract

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman tradisional Indonesia yangbanyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Ekstrak kunyit diketahui memiliki aktivitas antibakteri dimana khasiat obat pada kunyit berasal dari senyawa kurkuminoid yang mayoritas terdiri atas kurkumin. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komponen kimia rimpang kunyit yang berperan sebagai inhibitor bakteri patogen. Pembuatan ekstrak rimpang kunyit menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etilasetat, dan etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kunyit terhadap beberapa bakteri patogen dilakukan dengan metode kertas cakram. Standar kurkumin digunakan sebagai pembanding. Purifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan profil Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) digunakan sebagai uji identifikasi untuk mengetahui komponen kimia rimpang kunyit yang berperan sebagai inhibitor bakteri patogen. Hasil enelitian menunjukkan ekstrak etanol rimpang kunyit memiliki aktivitas antibakteri terhadap akteri Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Salmonella typhosa. Fraksi 2 dan fraksi 3 ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri tertinggi pada bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhosa. Purifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan 3 senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dengan aktivitas tertinggi pada preparatif 1 dan preparatif 2 dengan daya hambat pada lama inkubasi 24 jam sebesar 7 mm dan 8 mm untuk bakteri Escherichia coli dan sebesar 8 mm untuk bakteri Salmonella typhi. Hasil Kromatografi Cair Kinerja Tinggi senyawa 1 dan 2 menunjukkan puncak pada waktu retensi 3,621 dan 3,567 menit dibandingkan dengan standar kurkumin yaitu 3,570 menit.Kata kunci: Rimpang kunyit, maseri, bakteri patosigen, Kromatografi Lapis Tipis,Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
RED GINGER (Zingiber officinale var. rubrum): ITS CHEMICAL CONSTITUENTS, PHARMACOLOGICAL ACTIVITIES AND SAFETY Sitepu, Rini Daud; Diantini, Ajeng; Levita, Jutti
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRACTGinger (Zingiber officinale) which belongs to the Zingiberaceae family, was firstcultivated in Asia (Indonesia and Malaysia). This plant is one of the most commonly used herbal supplements taken by many patients to treat various conditions. Z.officinale has three varieties based on its size, colors of rhizome and chemical constituents i.e. .Z. officinale var. officinale (big white ginger or giant ginger, badak or gajah), Z. officinale var. amarum (small white ginger, emprit), and Z. officinale var. rubrum (small red ginger, merah or beureum). These three varieties may partly be deferred from their essential oil contents and are used for different purposes. The essential oils contained in Z. officinale var. rubrum are higher than the other types of ginger, which makes stronger in its pungency smell and taste. There are many studies that confirm beneficial effects of red ginger against the symptoms of diseases, i.e. anti-inflammation, antioxidant, antiemetic, antibacterial and antidiabetics. Z.officinale var. rubrum is considered to be a safe herbal medicine with only few and insignificant adverse/side effects. Although the medicinal properties of red ginger have been known,  further trials in humans are required to determine the efficacy of red ginger (or one or more of its constituents) and to establish what, if any, adverse effects are observed.Key words: Zingiber officinale, ginger, herbal supplement ABSTRAKTanaman jahe (Zingiber officinale) termasuk kedalam famili Zingeberaceae, pertama kali dikultivasi di Asia (Indonesia dan Malaysia). Tanaman ini umumnya digunakan sebagai suplemen herbal oleh masyarakat untuk meredakan berbagai keluhan penyakit. Z officinale terdiri dari 3 varietas berdasarkan ukuran rimpang, warna rimpang dan kandungan bahan kimianya yaitu Z officinale var. officinale (jahe putih besar, jahe badak, atau jahe gajah), Z. officinale var. amarum (jahe putih kecil atau jahe emprit), dan Z. officinale var. rubrum (jahe merah kecil, atau jahe beureum). Ketiga varietas ini sebagian berbeda dalam kandungan minyak esensialnya dan digunakan untuk keperluan yang berbeda. Minyak esensial yang terkandung dalam Z. officinale var. rubrum lebih tinggi dari jahe tipe lainnya sehingga jahe ini memiliki bau dan rasa yang lebih pedas. Berbagai studi telah membuktikan bahwa jahe merah memiliki aktifitas positif terhadap berbagai gejala penyakit seperti antiinflamasi, antioksidan, antiemetik, antibacterial, dan antidabetik. Z.officinale var. rubrum diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal yang aman tanpa efek samping, atau efek samping minimal. Walaupun  manfaat medis jahe merah telah diketahui secara saintifik, namun diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kemanjuran serta kandungan senyawa secara lebih spesifik, serta mempelajari efek-efek samping yang mungkin terjadi.Kata kunci: Zingiber officinale, jahe, suplemen herbal
FORMULASI FLAKES UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) SEBAGAI PENGGANTI SARAPAN YANG BERPOTENSI ANTIOKSIDAN Herlina, Eka; Nuraeni, Farida
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.267 KB)

Abstract

Diversifikasi produk pangan merupakan salah satu cara untuk menunjang ketahanan pangan. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras yang diolah menjadi flakes. Salah satu komponen bioaktif pada ubi kayu yaitu skopoletin suatu senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan.  Penelitian ini dilakukan dengan cara mensubstitusi tepung ubi kayu pada pembuatan flakes ubi kayu menggunakan tepung kacang merah dengan berbagai perbandingan tepung ubi kayu : tepung kacang merah yaitu 5:0, 4:1, 3:2, 2:3 dan 1:4. Produk olahan dianalisis kandungan vitamin C, A, E, tingkat penerimaan dengan uji organoleptik dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Analisis kadar vitamin C menggunakan metode spektrofotometri, sedangkan vitamin A dan E dengan metode HPLC.Hasil penelitian menunjukkan flakes ubi kayu dengan penambahan tepung kacang merah pada formula flakes 3:2 merupakan formulasi yang lebih disukai oleh panelis, dengan kandungan vitamin C 5,23 ppm, vitamin A 166,05 IU/100 gram, nilai IC 50 397,06 ppm, dan tidak mengandung vitamin E. 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI METANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) Wientarsih, Ietje; Hr. Sjarif, Sulistyantie; Maulani Hamzah, Irma
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.341 KB)

Abstract

Pegagan (Centella asiatica (L.)Urban) merupakan tanaman herba tahunan yangtumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun.Pegagan dirujuk sebagaiantiinflamasi, antioksidan, antitumor, antibakteri atau untuk meningkatkan daya ingat (susunan syaraf pusat), eksim, luka bakar dan hepatitis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui antioksidan fraksi metanol dari ekstrak metanol daun pegagan. Melalui tahapan pemisahan, pemurnian dan menentukan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikril-hidrazil). Pada penelitian ini daun pegagan dimaserasi menggunakan pelarut metanol kemudian dilakukan uji fitokimia dan identifikasi gula. Pemurnian dilakukan dengan metode kromatografi kolom dengan elusi gradien menggunakan tiga eluen yaitu berturut-turut toluen : etil asetat (1:1), etil asetat, dan metanol. Identifikasi dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) siliska gel dengan eluen etil asetat : metanol : air (8,1 : 1,25 : 0,65). Terhadap fraksi metanol dilakukan uji aktivitas antioksidan. Hasil uji fitokimia terhadap fraksi metanol diperoleh golongan senyawa terpenoid, flavonoid, dan alkaloid. Hasil KLT fraksi metanol menunjukkan nilai Rf pada 0,64. Aktivitas antioksidan fraksi metanol diperoleh nilai IC 50 sebesar 481,64 ppm.
PENGEMBANGAN SISTEM PEMBAWA ALBUMIN NANOPARTIKEL UNTUK SILIMARIN DAN KAJIAN SIFAT FISIK SERTA PROFIL PELEPASANNYA SECARA IN VITRO Ambarwati, Rini; Rachmawati, Heni
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.755 KB)

Abstract

Silimarin merupakan senyawa flavonolignan yang berasal dari tumbuhan Silybum marianum (Asteraceae). Silimarin memiliki efek farmakologi sebagai antikanker dan hepatoprotektor, tetapi senyawa ini memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formulasi silimarin dalam sistem pembawa nano dengan teknik desolvasi. Pembawa yang digunakan adalah serum albumin (bovine serum albumin/BSA). Kombinasi silimarin dalam BSA diharapkan dapat meningkatkan efikasi silimarin sebagai anti kanker karena permeabilitas BSA yang lebih baik pada sel kanker. Evaluasi standar terhadap nanopartikel silimarin-BSA meliputi ukuran dan distribusi ukuran partikel, zeta potensial, morfologi nanopartikel, kristalinitas, sifat termal, spektroskopi inframerah, efisiensi penjeratan serta profil pelepasan silimarin dari BSA nanopartikel pada 2 media   berbeda (HCl 0,1 N & PBS pH 7,4). Nanopartikel BSA- silimarin memiliki ukuran partikel 174,23 ± 13,94 nm; distribusi ukuran partikel 0,185 ±0,052; efisiensi penjeratan 90,54 ± 0,098 %; loading capacity 30,18 ± 0,036 % dan zeta potensial -1,62 mV. Hasil analisis menggunakan DSC (differential scanning calorimetry), XRD (X-ray diffraction) dan spektroskopi inframerah menunjukan bahwa nanopartikel silimarin berhasil terenkapsulasi di dalam nanopartikel BSA, dan BSA-silimarin memiliki bentuk amorf. Setelah 1 jam uji pelepasan, terdapat sebanyak 21,89% silimarin terlepas dalam HCl 0,1 N dan 54,84% silimarin terlepas dalam PBS pH 7,4 sehingga dapat disimpulkan bahwa silimarin-BSA memiliki kelarutan yang baik dalam air. Oleh karena itu,  perlu  dilakukan  pengujian  lebih  lanjut  untuk  mengkaji  akt ivitas  serta  perilaku silimarin-BSA in vivo untuk mengkonfirmasi data in vitro.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN JELI SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Miranti, Mira; Wardatun, Sri; Fauzi, Andi
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.686 KB)

Abstract

ABSTRAK Buah papaya California memiliki senyawa  flavanoid  yang  merupakan senyawa antioksidan  alami.   Antioksidan merupakan senyawa  yang  mempunyai kemampuan untuk dapat meredam dampak negatif dari radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tekstur formulasi minuman jeli terbaik yang dapat diterima oleh panelis serta mengetahui perbandingan aktivitas  antioksidan dari  minuman  jeli  dengan  sari buah pepaya california. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode DPPH dan analisis vitamin C dengan Spektrofotometri UV-Vis. Sediaan dibuat dalam 3 formula dengan perbedaan konsentrasi pada pembentuk gel. Formulasi dalam bentuk minuman jeli dibuat untuk mempermudah konsumen membawanya serta mengkonsumsinya. Formulasi minuman jeli dibuat dengan pembentuk gel yang berbeda yaitu karagenan, konjak serta kombinasi konjak dan karagenan (1:1). Hasil uji kesukaan yang dianalisis dengan Friedman test   metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) menunjukkan bahwa formula yang disukai adalah formula 1 dengan konsentrasi sari buah sebanyak 30% dan karagenan 0,3%. Aktivitas antioksidan sari buah pepaya menunjukkan nilai aktif IC50 pada konsentrasi 77 ppm, sedangkan untuk minuman jeli sari buah pepaya    nilai aktif IC50  p a d a  k o n s e nt r a s i  82 ppm. Nilai kadar vitamin C buah pepaya adalah   7,94 mg/100g dan kadar vitamin C minuman jeli adalah 5,75 mg/100mL. Kata kunci : pepaya, jeli, antioksidan dan radikal bebas
SITOTOKSISITAS KOMBINASI EKSTRAK PUSPA (Schiima wallichii) DANKECAMBAH BROKOLI iv (Brassica olerasea) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 Diantini, Ajeng; Febriyanti, Maya; Intan Barliana, Melisa; Abdulah, Rizky
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.433 KB)

Abstract

Puspa (Schiima wallichii) diketahui memiliki aktivitas antikanker melalui mekanisme menginduksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7, sedangkan kecambah brokoli (Brassica olerasea) dilaporkan dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker kandung kemih dan prostat secara in vitro. Pada penelitian ini dilakukan pengujian sitotoksisitas kombinasi ekstrak puspa (EP) dan ekstrak kecambah brokoli (EKB) terhadap sel kanker payudara MCF-7. EP memberikan nilai IC 50 60,76 µg/ml, sedangkan EKB tidak memberikan persentasi inhibisi lebih besar dari 50% pada rentang konsentrasi uji. Sitotoksisitas kombinasi EP-EKB dengan perbandingan IC 50 1:2 memiliki nilai Indeks Kombinasi < 0,9 menunjukkan bahwa kombinasi EP-EKB memberikan efek sinergisme. Kata kunci :puspa, kecambah brokoli, sinergisme, MCF-7
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora P.) BERDASARKAN PERBEDAAN EKOLOGI DATARAN TINGGI DI PULAU JAWA Utami, Novi Fajar; Nhestricia, Nhadira; Maryanti, Sri
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Biji  kopi  robusta  mengandung  senyawa  polifenol  yang  bermanfaat  sebagaiantioksidan. Antioksidan dapat menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengancara mencegah terbentuknya radikal bebas. Perbedaan agroekologi (iklim dan ketinggian tempat tumbuh) dari suatu tumbuhan dapat menyebabkan perbedaan jumlah kandungan senyawa kimia. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan ekstrak biji kopi robusta yang tumbuh di berbagai daerah di Pulau Jawa meliputi Provinsi Jawa Barat (Bogor, Kuningan, Sumedang), Provinsi Jawa Tengah (Temanggung, Boyolali, Wonosobo), dan Provinsi Jawa Timur (Jombang, Malang, dan Kediri). Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan potensi aktivitas antioksidan tertinggi dari biji kopi robusta yang dipengaruhi oleh perbedaan ekologi dataran tinggi dari sembilan daerah di Pulau Jawa dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan digunakan vitamin C sebagai kontrol positif. Aktivitas antioksidan biji kopi robusta Provinsi Jawa Barat (Bogor, Kuningan, Sumedang memiliki IC50 sebesar 62,04 ppm, 59,94 ppm 52,24 ppm), Provinsi Jawa Tengah (Temanggung, Boyolali, Wonosobo memiliki IC50  sebesar 50,18 ppm, 9,88 ppm 42,63 ppm), dan Provinsi Jawa Timur (Jombang, Malang, dan Kediri memiliki IC50  sebesar 76,59 ppm, 37,47 ppm 42,77 ppm). Aktivitas antioksidan ekstrak kopi robusta Wonosobo  paling kuat  dibandingkan kopi robusta dari sembilan daerah lainnya di Pulau Jawa.Kata kunci : Coffea canephora, Pulau Jawa, Ekologi, antioksidan ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST FROM ROBUSTA COFFEE SEEDS (Coffea canephora P.) BASED ON HIGH FLAT ECOLOGY DIFFERENCESIN JAVA ISLAND ABTRACTRobusta coffee beans contain polyphenol compounds which are useful as antioxidants.Antioxidants can inactivate the development of oxidation reactions, by preventing the formation of free radicals. Agroecological differences (climate and altitude of growing) of a plant can cause differences in the amount of chemical compounds. In this study, the antioxidant activity of robusta coffee bean extract which grows in various regions of Java includes the West Java Province (Bogor, Kuningan, Sumedang), Central Java Province (Temanggung, Boyolali, Wonosobo), and East Java Province (Jombang, Malang). , and Kediri). The purpose of this study was to obtain the highest potential antioxidant activity from robusta coffee beans which were influenced by highland ecological differences from nine regions in Java Island using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method and used vitamin C as a positive control. Antioxidant activity of Robusta coffee beans of West Java Province (Bogor, Kuningan, Sumedang has IC50 of 62.04 ppm; 59.94 ppm and 52.24 ppm), Central Java Province (Temanggung, Boyolali, Wonosobo has IC50 of 50.18 ppm;9.88 ppm and 42.63 ppm), and East Java Province (Jombang, Malang, and Kediri have IC50 of 76.59 ppm; 37.47 ppm and 42.77 ppm). The antioxidant activity of Wonosobo Robusta coffee extract is the strongest compared to Robusta coffee from nine other regions in Java.Key word : Coffea canephora, Java Island, Ecologi, antioxcidant
PEMANFAATAN TEPUNG CANGKANG KERANG SEBAGAI BAHAN FORTIFIKAN PADA KERIPIK JAGUNG YANG DIKONSUMSI ANAK DAN REMAJA Srie Rahayu, Sata Yoshida
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.322 KB)

Abstract

ABSTRAKTepung cangkang kerang Anodonta woodiana dapat ditambahkan dalam pembuatan produk pangan seperti keripik. Penambahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi khususnya kalsium dan protein pada camilan yang dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus dengan cara fortifikasi. Metode penelitian ini dilakukan dengan pembuatan produk olahan keripik dalam tiga formula, yaitu tanpa penambahan tepung kerang, dengan penambahan 3% serta penambahan 5%. Keripik dibuat untuk dikonsumsi oleh anak (usia7 - 9 tahun) dan remaja (usia 10 - 18 tahun). Uji yang dilakukan meliputi uji organoleptik, uji hedonik, analisis protein dan kalsium. Hasil uji organoleptik terhadap 3 formula keripik jagung yang dibuat memiliki karakteristik yang berbeda terhadap parameter rasa dan tekstur. Hasil analisis parameter warna, aroma, rasa dan kerenyahan yang dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 36 menunjukkan bahwa formula yang paling disukai adalah formula 3 dengan penambahan tepung cangkang kijing 5%. Kadar protein dalam sampel keripik jagung pada formula 3 diperoleh sebesar 8,49%. Rata-rata kadar protein memenuhi syarat SNI 01-2886-2000 yakni lebih dari 5%. Kadar kalsium dari tepung kerang Anodonta woodiana yang digunakan pada keripik jagung yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki nilai tinggi yaitu sebesar 29,8%sedangkan kadar kalsium dari keripik jagung adalah 16,8%. Kata kunci: tepung cangkang kerang, Anodonta woodiana, keripik jagung, fortifikasi

Page 7 of 25 | Total Record : 249


Filter by Year

2011 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue