cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 249 Documents
PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Sofihidayati, Trirakhma; Sulistiyono, Fitria Dewi; Sari, Bina Lohita
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.   Kulit bawang dianggap sebagai limbah, tetapi ternyata pada kulit bawang merah  terkdanung berbagai bahan alami dengan nilai fungsional tinggi. Bawang merah dan kulitnya  kaya akan senyawa seperti senyawa flavonoid dan organosulfur (allicin) yang bertindak sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah dari hasil ekstraksi metode   Microwave Assisted Extraction (MAE) dan menentukan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas ditentukan pada konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80 dan100 % dengan mengukur lebar daerah hambat (LDH) menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol kulit bawang merah mengdanung flavonoid sebesar 14,57 % dan uji aktivitas antibakteri menghasilkan lebar daerah hambat berturut-turut sebesar 18,00; 19,50; 19,50; 22,00 dan 21,50 mm.Kata kunci: Kulit bawang merah, flavonoid, metode MAE, Staphylococcus aureus 
DETERMINASI KADAR TOTAL POLIFENOL TERLARUT, HESPERETIN DAN QUERCETIN PADA DAUN, KULIT DAN ISI BUAH Citrus aurantifolia (Christm & Panzer) Swingle Mahyuni, Siti
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.172 KB)

Abstract

Hesperitin dan quercetin adalah senyawa bioaktif golongan polifenol yang biasa terdapat tanaman genus Citrus sp. Hesperetin dan quercetin memiliki berbagai aktifitas farmakologis seperti antioksidan, antiinflamasi, antihipertensi dan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa tersebut tersebar pada berbagai bagian tanaman Citrus dengan kadar yang berbeda-beda, sehingga untuk proses ekstraksi yang optimal, perlu diketahui pola sebaran dan kadarnya pada bagian-bagian yang berbeda dari tanaman Citrus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar total polifenol terlarut, hesperetin, dan quercetin pada daun, kulit buah, dan isi buah isi buah Citrus aurantifolia. Hasil pengukuran kadar total polifenol terlarut dengan standar i menunjukan bahwa kadar total polifenol terlarut paling tinggi terdapat pada kulit buah (6,954 mg/g berat basah) kemudian  daun (4,675 mg/g berat basah) dan isi buah (2,243 mg/g berat basah). Kadar hespertin dan quercetin yang diukur menggunakan sistem high performance liquid chomatograpy (HPLC) menunjukan pola sebaran yang berbeda. Kadar hesperetin tertinggi terdapat pada isi buah  58,43 (µg/g berat kering) kemudian kulit buah (32,49µg/g berat kering) namun tidak terdeteksi keberadaannya pada daun.  Sebaran senyawa quercetin menunjukan pola sebaliknya dimana kadar quercetin tertinggi terdapat pada kulit buah (112,47 µg/g berat kering) dan terendah terdapat pada isi buah (89,4947 µg/g berat kering) sementara pada daun buah terdapat quercetin dengan kadar (92,71 µg/g berat  kering). Dari hasil penelitian ini dapat  disimpulkan   hesperetin dan quercetin terakumulasi pada bagian yang berbeda  dari tanaman Citrus aurantifolia. Kata kunci: Citrus aurantifolia, hesperetin, quercetin, total polifenol terlarut 
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis (L). Kuntze Var. Assamica) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA SEDIAAN GEL Indriati, Dwi; Rustianti, Astri; Susilo, Haryato
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.051 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan gel yang mengandung ekstrak teh hijau sebagai gel antioksidan yang baik, efektif dan aman. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 70 %, dan didapat ekstrak kental teh hijau. Ekstrak kental tersebut ditambakan kedalam basis gel, dengan penambahan jumlah ekstrak yang berbeda. Hasil pengujian ekstrak kental katekin didapat sebesar 35, 85 %. Pada sediaan gel ditambahkan sebanyak 5 gram ekstrak kental teh hijau, formula II 10 gram dan formula III 15 gram. Sediaan yang dihasilkan dilakukan uji aktivitas antioksidan dan uji stabilitas selam 8 minggu pada suhu kamar dan suhu 45 0 C, meliputi pemeriksaan organoleptik, viskositas dan uji penerimaaan panelis. Bedasarkan hasil penelitian pengujian aktivitas antioksidan untuk ekstrak teh hijau didapat nilai IC sebesar 4,75 µg/ml, gel formula I sebesar 101,56 µg/ml, gel formula II didapat sebesar 40,00 µg/ml, gel formula III sebesar 21,24 µg/ml dan sebagai pembanding vitamin 50 C didapat sebesar 5,5 µg/ml. Ekstrak dan gel mempunyai nilai aktivitas antioksidan yang kuat.Pengujian stabilitas untuk viskositas didapat formula III mempunyai stabilitas yang lebih baik dibandingkan formula I dan II. Pada pengujian pH ketiga formula memiliki pH berkisar 5,5- 7,9. Bedasarkan uji kesukaan pada 20 panelis, dapat dijelaskan bahwa aroma ke tiga jenis formula disukai oleh panelis, aroma formula I memiliki persentase diatas 90% menunjukkan hampir semua panelis menyukai aroma formula I. Kriteria kekentalan ketiga formula berada diantara 40-70% menujukan tidak cenderung pada salah satu penilaian suka atau tidak suka. Pada kriteria efek samping, panelis tidak merasakan adanya efek samping atau dikatakan netral terhadap efek samping.Kata kunci : Teh hijau, gel, antioksidan.
EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL 70% DAUN PANDAN WANGI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA MENCIT PUTIH JANTAN Wijayantini, Rini; Cahyaningsih, Ratna; Permatasari, Andinny Nur
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

ABSTRAKLuka bakar adalah kerusakan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salep ekstrak etanol 70% daun pandan wangi terhadap penyembuhan luka bakar pada mencit putih jantan. Hewan coba yang digunakan adalah 28 ekor mencit putih jantan, berumur 2-3 bulan dengan bobot 25-40 g. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan7 kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ekor mencit. Luka bakarderajat II dibuat pada punggung mencit dengan menempelkan logam berukuran 1 cm yang telah dipanaskan selama 5 menit pada suhu 980 C dan ditempelkan selama 10 detik. Perawatan dilakukan sehari sekali selama 16 hari terhadap kelompok P1 (Kelompok yang dilukai dan tanpa diberikan perlakuan apapun), P2 (hanya diberi basis salep), P3 (hanya diberi ekstrak 5% tanpa basis), P4 (diberi bioplacenton sebagai kontrol positif), P5 (diberi salep ekstrak 5%), P6 (salep ekstrak 7,5%) dan P7 (Salep Ekstrak 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan salep ekstrak 5% (P5), 7,5% (P6) dan 10% (P7) memberikan pengaruh positif terhadap penyembuhan luka bakar pada mencit. Perlakuan salep ekstrak 10% (P7) paling optimal dalam mempercepat penyembuhan luka bakar dilihat dari jangka waktu penyembuhan pada hari ke 13 luka sudah sembuh dibandingkan perlakuan pada kelompok lainnya. Dapat disimpulkan bahwa salep ekstrak pandanwangi10% memiliki potensi sebagai obat luka bakar.Kata kunci : Daun pandan wangi,  luka bakar,  salep luka bakar   THE EFFECTIVITY OF 70% PANDAN LEAVES ETHANOL EXTRACT OINTMENT ON BURN WOUND HEALING IN WHITE MALE MICE ABSTRACTBurn is a type of damage on skins tissue caused by contact with high temperature.This study aimed to determine the effect of 70% ethanol extract oinment of pandan leaves on burn wound healing. The factorial completely randomized design (CRD) using 28 white male mice weighed 25-40, age between 2-3 months was conducted in the study. The mice ware divided into 7 treatment groups, each group consisting of 4 replicates. Second-degree burn was made on the back of the mice by placing a 1 cm2 hot iron plate that has been heated for 5 minutes at 980  C for 10 seconds. Treatment was performed once daily for 16 days consist of P1 (the injured group without any treatment), P2 (treated with ointment without plant extract), P3 (treated with 5% extract without ointment), P4 (treated with bioplancenton as positive control), P5 (treated with ointment extract 5% ), P6 (treated with ointment extract 7.5%) and P7 (treated with ointment extract 10%). The results showed that 5% (P5), 7.5% (P6) and 10% (P7) of ointment extracts have the positive effect on wound healing in mice. The ointment extract 10% (P7) found to be the optimal dose in accelerating the healing of burns. The application of ointment extract 10%has healed the burns on day 13, faster compared to other treatment groups.Key words : Pandanus amaryllifolius, burn healing, burn ointment
AKTIVITAS ESTROGENIK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) PADA TIKUS PUTIH BETINA (Rattus norvegicus) PREMENOPAUSE Effendi, E.Mulyati; Hera, Hera Maheshwari; Listya M.I, Mega
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.062 KB)

Abstract

Ocimum americanum L.(Lamiaceae) dikenal sebagai Kemangi di Indonesia, merupakan tanaman semak dengan bau aromatik yang kuat. Bagian daun dan akar secara tradisional digunakan untuk berbagai pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas estrogenik ekstrak etanol 70% herba kemangi (Ocimum americanum L.) pada tikus putih betina (Rattus norvegicus) pre-menopause. Sebanyak 20 tikus putih betina dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing diberi perlakuan dengan etinil estradiol (kontrol positif), CMC-Na 1% (kontrol negatif), ekstrak etanol 70% dosis I, II dan II (0,8g/200gBB, 1,6g/200gBB, 3,2g/200gBB). Siklus estrus, vaskularisasi ovarium dan uterus diamati untuk mengetahui efek dari masing-masing perlakuan. Perlakuan dosis 0,8g/200g BB dapat memperpanjang siklus estrus, meningkatkan vaskularisasi dan bobot ovarium dibandingkan dengan kontrol negatif dan setara dengan etinil estradiol (9×10 mg/200gBB).
AKTIVITAS EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP PROLIFERASI DAN DIFERENSIASI SEL OTAK BESAR ANAK TIKUS BERUMUR TIGA HARI SECARA IN VITRO Rahminiwati, Min; Juwita, Ita; Murtisari, Ani; Darusman, latifah K
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.734 KB)

Abstract

Kurkumin yang terdapat dalam rimpang temulawak, selain dapat menginduksi terjadinya proliferasi sel progenitor pada otak tikus dewasa juga dapat menghambat kerja enzim tirosinkinaseyang berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Meskipun demikianrespon sel saraf terhadap ekstrak temulawak pada masa pertumbuhan perlu kajian lebih lanjut. Efekekstrak temulawak terhadap proliferasi dan diferensiasi sel otak besar atau serebrum pada masapertumbuhan anak diteliti pada sel otak anak tikus Spague Dawley berumur tiga hari yangditumbuhkan dalam media DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium). Perlakuan dikelompokkan dalam kelompok kontrol positif (mDMEM+30 µg/mL asiaticoside (AC), kontrolnegatif (mDMEM), kelompok yang memperoleh ekstrak temulawak (CZ) 100 ppm (mDMEM+100ppm CZ), CZ 200 ppm (mDMEM+200 ppm CZ), dan CZ 400 ppm (mDMEM+400 ppm CZ). Kultur diinkubasi pada suhu 37 o C dalam inkubator CO 5 % selama 6 hari. Parameter yang diamatiadalah population doubling time, komposisi sel saraf dan sel glia, panjang akson dan dendrite yangdiukur masing masing menggunakan hemositometer, pewarnaan Hematoxyilin Eosin (HE) danmikrometer. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak temulawak pada konsentrasi 100 ppmmemperlambat prolfperasi, pada konsentrasi 400 ppm meningkatkan diferensiasi sel yangditunjukkan dengan meningkatnya ratio sel glia terhadap sel saraf dan mempengaruhi panjangakson dan dendrite.Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., neuron, sel glia, dendrite 
KONDISI HATI TIKUS BETINA AKIBAT INDUKSI 7,12-DIMETHYL BENZ(α)ANTHRASEN (DMBA) DAN PENYEMBUHANNYA DENGAN PROPOLIS DAN NANOPROPOLIS INDONESIA Endang Zainal Hasan, Akhmad; Effend, E. Mulyati; Setiyono, Agus; Sandi, Bayu
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.723 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efek farmakologis propolis dan nanopropolis untuk pengobatan penyakit hati pada tikus betina yang diinduksi senyawa karsinogenik 7,12 - dimetilbenz(α)antasena (DMBA). Penelitian dilakukan dengan mengamati histopatologi dan makroskopik hati pada 28 ekor tikus betina galur Sprague - Dawley. Tikus percobaan dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan dengan 6 kelompok yang diinduksi DMBA (Kelompok I- VI ) dan 1 kelompok sebagai kontrol normal. Kelompok I sebagai kontrolnegatif diberi 1 ml NaCl secara injeksi intraperitoneal (ip). Kelompok II - IV diberinanopropolis 8; 32 dan 56 ppm ip. Kelompok V diberi ekstrak ethanol propolis 233 ppm ip,kelompok VI sebagai kontrol positif diberikan doxorubixin ip dan kelompok VII sebagaikontrol normal diberi penyediaan akuades. DMBA diinduksi selama 11 minggu danpengobatan dilakukan 15 minggu. Setiap minggu tikus ditimbang bobotnya dan diperiksaterhadap inisiasi tumor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol propolis 233 ppmdan nanopropolis konsentrasi 32 dan 56 ppm dapat mempertahankan kondisi optimal hatitikus. Efeknya adalah setara dengan kontrol normal. 
UJI TOKSISITAS AKUT SENYAWA ETIL p-METOKSISINAMAT YANG DIISOLASI DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) Nurmala, Sara
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.055 KB)

Abstract

Pada rimpang tanaman kecur (Kaempferia galanga L.) terdapat senyawa   etil p- metoksisinamat yang memiliki aktivitas-aktivitas farmakologis diantaranya sebagai analgesik dan antiinflamasi serta berpotensi sebagai tabir surya. Etil p-metoksisinamat dapat diisolasi dengan mudah dengan hasil rendemen yang relatif tinggi sehingga sangat berpotensi dijadikan sumber bahan obat alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji toksisitas akut senyawa etil p-metoksisinamat yang disolasi dari rimpang kencur. Serbuk rimpang kencur diekstrak menggunakan pelarut n-heksan sebanyak 4 kali. Etil p- metoksisinamat diidentifikasi dan diisolasi dari ekstrak dengan metode uji jarak lebur dan analisis KLT. Dari hasil uji didapatkan nilai jarak lebur p-metoksisinamat adalah 48–48,5ºC dan dari hasil analisis KLT dengan fase gerak metanol : aseton (2:1) didapatkan bahwa etil p-metoksisinamat memiliki nilai Rf : 0,68. Hasil analisis spektrofotometri UV- VIS senyawa etil p-metoksisinamat dalam pelarut metanol memberikan spektrum dengan serapan maksimum masing-masing pada 307,0 nm dan 226,0 nm. Uji toksisistas akut dilakukan dengan menghitung nilai kisara median lethal dose (LD50) senyawa etil p- metoksisinamat yang diberikan secara oral terhadap kelompok-kelompok tikus uji dengan variasi dosis 50, 100, 500, 1000 dan 2.000 mg/Kg BB. Hasil uji menunjukan bahwa nilai median LD50 dicapai pada pemberian dosis 3.652 mg/Kg BB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat termasuk senyawa obat baru dengan kategori toksik sedang.Kata Kunci: Kencur, etil p-metoksisinamat, toksisitas akut, LD50
KANDUNGAN FLAVONOID EKSTRAK METANOL DAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) DAN AKTIVITASNYA TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA SECARA IN VITRO Wardatun, Sri; Yulia, Ike; Aprizayansyah, Aditya
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.852 KB)

Abstract

ABSTRAKDaun dan kulit pohon sukun atau Artocarpus altilis (Park.) Fosberg dikenal oleh masyarakat di beberapa daerah sebagai bahan obat untuk mengobati penyakit diabetes secara alami. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa daun dan kulit pohon sukun mengandung senyawa-senyawa golongan flavonoid yang tinggi, yang diyakini mampu menurunkan kadar glukosa dalam darah sehingga dapat dikembangkan sebagai obat antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun sukun terhadap penurunan kadar glukosa dan korelasinya dengan kandungan flavonoid. Kadar glukosa diukur secara in vitro menggunakan metode Nelson Somogyi dengan acuan nilai penurunan 50% kadar glukosa baku. Ekstraksi daun sukun dilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut non polar (n-heksan), semi polar (etilasetat) dan polar (metanol). Penentuan kadar flavonoid dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 430 nm  natrium asetat dan alumunium klorida (AlCl3). Hasil penelitian menunjukan kadar flavonoid total ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol adalah masing-masing sebesar 0.5554% dan 0.3727% berat sampel. Penurunan  50% kadar gukosa terjadi pada perlakuan 36.1114 ppm ekstrak etil asetat  dan  39,448 ppm ekstrak metanol. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara penurunan kadar glukosa dengan kadar flavonoid.Kata kunci: Diabetes mellitus, kadar gula darah, flavonoid, sirsak, Artocarpus altilis
SUPLEMENTASI KELAPA KOPYOR TERHADAP AKTIVITAS SUPEROKSIDA DISMUTASE DAN PATOLOGI ANATOMI HATI TIKUS AKIBAT PERLAKUAN PARASETAMOL Endang Zainal Hasan, Akhmad; Hasim, Hasim; Setiyono, Agus; Winahyu Ariadini, Sekar
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.705 KB)

Abstract

This research aimed at determining of the effects of the induction of paracetamoland kopyor coconut on the activity of superoxide dismutase (SOD) and pathologicanatomy of rat’s liver. Previous research shows that paracetamol caused negative effect to the body while kopyor coconut has the ability to improve human health, related to its capacity to prevent oxidative damage of human body. In this research, the positive effect of kopyor is approached through measurement of body weight and the activity of the total SOD enzyme of animals tested, which are induced by paracetamol and fed with kopyor. Rat’s administered with temulawak were positive control. The result showed that paracetamol treatment using toxic dose was found to reduce body weight of tested animals. Meanwhile, both kopyor and temulawak supplements were able to counter the negative effect of paracetamol, indicated by the increase in the body weight of tested animals. Other results showed that treatments with temulawak and 5 times-dose of kopyor supplement demonstrated a significantly high total SOD activity in the liver as compared to negative control. Furthermore, pathologic observation of the tested animals’ liver showed that 5 time-dose of kopyor treatment was confirmed to improve the recovery of the liver caused by negative effect of paracetamol, better than the negative control.Key words: kopyor coconut, superoxide dismutase, free radical, pathologic

Page 1 of 25 | Total Record : 249


Filter by Year

2011 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue