cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 249 Documents
TOKSISITAS, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR KULIT KAYU MASSOI (Cryptocarpa massoy (Lauraceae)) Lohita Sari, Bina; Rurianti, Wandesta; Simanjuntak, Partomuan
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.548 KB)

Abstract

Massoi (Cryptocarya massoy) merupakan tanaman yang digunakan masyarakat Papua sebagai obat tradisional. Kulit batang tanaman ini memperlihatkan beberapa aktivitas biologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan toksisitas, aktivitas antioksidan dan antibakteri ekstrak air kulit batang Massoi (EAKM). Uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), aktivitas antioksidan diuji dengan metode Peredaman Radikal Bebas menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), dan uji antibakteri menggunakan metode cakram difus terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penapisan fitokimia menunjukkan adanya steroid, flavonoid, saponin, tannin, kumarin dan minyak atsiri. Hasil LC50 sebesar 493,00 µg/mL menunjukkan bahwa EAKM adalah toksik. Nilai IC50 sebesar 14,06 µg/mL (vitamin C sebagai control positif 7,78 µg/mL) menunjukkan potensi EAKM sebagai antioksidan. Sementara EAKM tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S. aureusdan E. coli. Kromatografi kolom menggunakan silika gel dengan fasa gerak kloroform:metanol (1:1) dan kloroform:metanol:air (5:5:1) pada EAKM menghasilkan empat fraksi. Semua fraksi diidentifikasi dengan KCKT menggunakan fasa gerak metanol : air (1:1). Profil KCKT keempat fraksi menunjukkan profil kromatogram yang hampir sama, yaitu pada waktu menit ke 10,0. Kata kunci :Toksisitas, antioksidan, antibakteri, Cryptocarya massoy
REDUKSI KADAR LOGAM BERAT DALAM KIJING TAIWAN Anodonta woodiana AGAR MENJADI BAHAN PANGAN KONSUMSI YANG AMAN Yoshida Srie Rahayu, Sata; Rustiani, Erni
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.464 KB)

Abstract

Kijing Taiwan (Anodonta woodiana) termasuk salah satu jenis kerang air tawar yang telah dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu bahan pencemar yang sering terdapat pada hewan filter feeder seperti kijing adalah logam berat. Logam-logam berat berbahaya yang sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), cadmium (Cd), dan timbal (Pb). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb daging Kijing Taiwan selama periode dua bulan (Maret dan Mei) serta menerapkan perlakuan depurasi sebagai usaha untuk mengurangi kandungan logam berat. Penelitian dilakukan dengan cara mengiventarisasi wilayah pengambilan sampel, analisis karakteristik kijing, melakukan depurasi, dan analisis kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb daging kijing. Sampel Kijing Taiwan diambil dari perairan Darmaga di, Bogor. Kandungan proksimat daging kijing yang diukur adalah kadar air 81,5%, protein 8,9%, lemak 1,0%, abu 3,1%, dan karbohidrat 5,4%. Rendemen daging kijing sebesar 20,1% (sebelum depurasi), 19,6% (setelah 10 hari depurasi), dan 18,9% (setelah 20 hari depurasi). Kijing Taiwan di perairan Darmaga menunjukkan kandungan logam berat merkuri dan kadmium yang sangat kecil pada daging selama periode dua bulan (Maret dan Mei). Kandungan timbal bulan Maret lebih tinggi dibandingkan bulan Mei. Rata-rata kandungan timbal di perairan Darmaga selama dua periode adalah sebesar 1,4 ppm. Perlakuan depurasi selama 20 hari dapat menurunkan kandungan timbal pada kijing sebesar 0,05 ppm (setelah 10 hari depurasi) dan 0,08 ppm (setelah 20 hari depurasi).Kata kunci: Anodonta woodiana, Cd, depurasi, Hg, perairan Darmaga, Pb.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN POLISAKARIDA BETA GLUKAN PADA JAMUR GANODERMA (Ganoderma lucidum) Utami, Novi Fajar; Wardatun, Sri; suri, Fitri Atika
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.971 KB)

Abstract

ABSTRAKJamur ganoderma (Ganoderma lucidum) menghasilkan senyawa aktif polisakarida beta glukan yang berkhasiat sebagai antihiperglikemia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi senyawa polisakarida beta glukan serta mengukur kadar rendemen ekstrak air dan ekstrak alkali dari jamur ganoderma. Ekstraksi dilakukan dengan metoda dekoks untuk pelarut air dan metoda maserasi untuk pelarut alkali. Identifikasi dilakukan berdasarkan panjang gelombang maksimum dan gugus fungsi yang terdapat pada isolat hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang dibandingkan dengan senyawa beta glucan standar dari tanaman barley.  Rendemen hasil ekstraksi dengan pelarut air adalah sebesar 2,8% dan rendemen hasil ekstraksi dengan pelarut alkali adalah sebesar 5,309%. Hasil identifikasi dengan KLT didapat nilai Rf untuk ekstrak air 0,5875; untuk ekstrak alkali 0,8; dan standar barley 0,625. Panjang gelombang maksimum isolat ekstrak air 268 nm, isolat ekstrak alkali 268 nm dan standar barley 265 nm. Gugus fungsi yang diperoleh baik isolat ekstrak air dan isolat ekstrak alkali adalah O-H, C-H, C-OR (eter) yang hasilnya sama dengan standar barley yang menunjukkan adanya senyawa beta glukan.Kata kunci : Ganoderma lucidum, beta glukan, standar barley
KADAR SAPONIN DAN AKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN Filicium decipiens (Wight & Arn.) Thwaites TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Cdanida albicans Mahyuni, Siti; Sofihidayati, Trirakhma
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Tanaman Filicium decipiens atau kiara sabun dikenal sebagai tanaman penghasil saponin yang merupakan golongan metabolit sekunder dengan toksisitas tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kadar saponin dan menguji aktifitas antibakteri serta anti jamur dari ekstrak daun F. decipiens. Metode penelitian meliputi ekstraksi daun segar dan daun kering F. decipiens menggunakan metode soxhlet dengan defatisasi, pengukuran kadar saponin, pengujian aktifitas ekstrak (konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80%) terhadap bakteri Eschericia coli dan bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Cdanida albicans dengan metode difusi agar Kirby-Bauer dan penentuan nilai lebar daerah hambat (LDH) dan konsentrasi hambat minimum (KHM). Hasil penelitian menunjukkan daun kiara payung memiliki kadar sapaonin cukup tinggi yaitu 125 mg/g (12.5%) pada daun segar dan 97 mg/g (9.7 %) dan pada daun kering. Ekstrak methanol kiara payung pada konsentrasi 80% juga menunjukkan aktifitas antibakteri terhadap S. aureus dengan diameter LDH mencapai 22.6 mm pada ekstrak daun segar dan 22 mm  pada ekstrak daun kering. Konsentrasi hambat minimum baik pada ekstrak daun segar maupun ekstrak daun kering adalah 14%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kiara payung memiliki kadar saponin yang cukup tinggi dan aktifitas antibakteri yang kuat sehingga berpotensi untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan antibiotik alami.Kata Kunci: Filicium decipiens, kiara payung, saponin, antibiotik alami
POTENSI SENYAWA BULLATALISIN SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN LEUKOTRIEN A4 HIDROLASE PADA KANKER KOLON SECARA IN SILICO Noviardi, Harry; Fachrurrazie, Fachrurrazie
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.935 KB)

Abstract

ABSTRAK               Kanker kolon merupakan jenis kanker yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan Leukotrien A4 hidrolase yang tidak terkontrol. Leukotrien A4 hidrolase dapat dijadikan target terapi dalam menekan pertumbuhan sel kanker. Bullatalisin merupakan senyawa turunan asetogenin yang memiliki potensi inhibitor terhadap Leukotrien A4 hidrolase. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi Bullatalisin sebagai inhibitor secara in silico berdasarkan energi bebas Gibbs (∆G), tetapan inhibisi, interaksi ikatan hidrogen serta Root Mean Deviation Square (RMSD). Penelitian dilakukan secara komputasi menggunakan metode molecular docking.Berdasarkan pada hasil analisis visualisasi interaksi docking, menunjukkan adanyainteraksi ikatan antara Bullatalisin dan residu asam amino dari kantung aktif Leukotrien A4 hidrolase. Selain itu nilai energi bebas Gibbs, tetapan inhibisi dan RMSD dari Bullatalisin tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan ligan standar. Oleh karena itu, Bullatalisin diprediksi berpotensi sebagai inhibitor Leukotrien A4 hidrolase. Kata kunci: bullatalisin, docking, in silico, kanker kolon, leukotrien A4 hidrolase
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi Komala, Oom; Lohita Sari, Bina; Sakinah, Nina
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.257 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri dari beberapa konsentrasi ekstrak etanol buah pare terhadap bakteri Salmonella typhi telah dilakukan. Pengujian antibakteri ekstrak etanol buah pare dilakukan dengan mengukur Diameter Daerah Hambat (DDH) melalui metode difusi kertas cakram dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) melalui metode dilusi agar padat. Pengujian DDH dilakukan terhadap konsentrasi ekstrak buah pare 12,5%, 25%, 50%, 75%, serta kloramfenikol 30 UI sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif. Sedangkan pengujian KHM dilakukan terhadap konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah pare kurang efektif sebagai antibakteri terhadap Salmonella typhi, karena pada pengujian DDH zona hambat yang terbentuk tidak absolut. KHM berada pada konsentrasi 60%, dimana tidak ada pertumbuhan bakteri. Kata kunci: Buah pare, Salmonella typhi, efektivitas antibakteri 
AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK AIR HERBA PEGAGAN DAUN KECIL (Centella asiatica L. Urb.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Sprague Dawley L. YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL Wiendarlina, Ike Yulia; Rahminiwati, Min; Gumelar, Fajar Triansyah
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Hepatoprotektor merupakan senyawa yang dapat mencegah dan memperbaiki selhati yang rusak akibat metabolism senyawa toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor dan dosis efektif dari ekstrak air herba pegagan daun kecil (Centella asiatica L. Urb) terhadap tikus putih jantan Sprague Dawley yang diinduksi dengan parasetamol. Tikus putih jantan galur Sprague Dawley L. yang digunakan berumur 3-4 bulan dengan bobot 180 g – 220 g. Tikus diinduksi parasetamol dengan dosis 180 mg/200 g BB untuk menaikan kadar SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase). Selanjutnya tikus diberi perlakuan ekstrak herba pegagan dan diukur penurunan kadar SGPT selama 14 hari.  Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas hepatoprotektor pada ekstrak air herba pegagan dengan persentase penurunan kadar SGPT pada dosis 50 mg/200 g BB, dosis 25 mg/200 g BB, dosis 12,5 mg/200 g BB dan dosis 6,25 mg/200 g BB masing-masing sebesar 77,81%, 38,46%, 79,95% dan 55,20%. Berdasarkan penurunan kadar SGPT dan hasil histopatologi jaringan hati, ekstrak pegagan dosis 12,25 mg/200 g BB merupakan dosis paling efektif untuk menurunkan kadar SGPT pada tikus uji.Kata  kunci:  Herba  pegagan  daun  kecil,  hepatoprotektor,  Serum  Glutamat  PiruvatTransaminase (SGPT)
FORMULASI TABLET HISAP KOMBINASI EKSTRAK TEH HIJAU, PEGAGAN DAN JAHE MERAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI NA-SIKLAMAT Yulianita, Yulianita
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.108 KB)

Abstract

Teh hijau, pegagan dan jahe merah merupakan beberapa tanaman yang memilikikhasiat baik untuk kesehatan dan salahsatu khasiatnya adalah sebagai peningkat stamina. Sehingga dilakukan penelitian formulasi kombinasi ketiga tanaman tersebut sebagai tablet hisap. Telah dilakukan formulasi tablet hisap yang mengandung bahan aktif ekstrak teh hijau, jahe merah dan pegagan dengan perbedaan kadar pemanis Na siklamat
PEMANFAATAN HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM SEDIAAN TABLET DAN MASKER GEL Rustiani, Erni; Almasyhur, Almasyhur; Peny Ningtyas, Sekar; Fiebrilia, Devi Fiebrilia
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.325 KB)

Abstract

 Herba Kemangi dikenal berkhasiat sebagai antioksidan, namun pemanfaatannya masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi tablet dari ekstrak kering kemangi menggunakan pengikat amilum manihot(alami) dan Polyvinylpirilidone/ PVP (sintetik), membuat formulasi masker gel dari minyak atsiri kemangi menggunakan berbagai konsentrasi karbomer, dan menguji aktivitasantioksidan dalam ekstrak kering dan minyak atsiri kemangi. Pembuatan ekstrakkering kemangi dilakukan dengan metode sokletasi dalam etanol 50% danselanjutnya di keringkan denga alat freeze dryer. Sedangkan minyak atsiri daunkemangi dihasilkan dengan metode destilasi uap air.Hasil uji antioksidan ekstrakkering kemangi menunjukkan ICsebesar 54,43 ppm dan minyak atsiri kemangisebesar 454,427 ppm. Kandungan eugenol dalam minyak atsiri adalah 1,76 %. 50 Sediaan tablet dibuat sebanyak 3 formula dengan variasi konsentrasi pengikat yaituPVP 5%(FI), amilum manihot 10% (FII) dan kombinasi PVP : amilum manihot (2% :10%, FIII). Hasil pengujian mutu tablet( keseragaman ukuran, keseragaman bobot,kekerasan dan waktu hancur) untuk FI hampir sama dengan FIII. Sediaan masker geldibuat sebanyak 3 formula dengan variasi konsentrasi karbomer yaitu 0,5 % (FI), 0,75 % (FII) dan 1 % (FIII). Hasil pengujian mutu masker gel (organoleptik, pH, danviskositas) untuk semua formula baik dan yangmemiliki aktivitas antioksidan palingkuat adalah Formula II dengan jumlah karbomer 0,75 %.
PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL 70% KULITBAWANG MERAH (Allium cepa L.) DENGAN METODE MASERASI DAN MAE (Microwave Assisted Extraction) Setiani, Lusi Agus; Sari, Bina Lohita; Indriani, Lusi; Jupersio, Jupersio
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.983 KB)

Abstract

ABSTRAKKulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid, polifenol, saponin, terpenoid dan alkaloid. Golongan flavonoid yang terdapat pada kulit bawang merah adalah flavonol yang berkhasiat sebagai antioksidan kuat serta diketahui dapat mengurangi risiko tumor, kanker, penyakit jantung, stroke, bronchitis, asma dan anti peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan membandingkan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah  menggunakan metode maserasi dan MAE (Microwave Assited Extraction). Metode ekstraksi maserasi dilakukan pada suhu kamar dan MAE pada suhu 80ºC. Kadar flavonoid diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-VIS  dengan  reagen  AlCl3.      Senyawa  standar  flavonoid  yang digunakan adalah kuersetin. Kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode maserasi adalah sebesar 14,92% dan kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode MAE adalah sebesar 17,18%.   Dari data ini dapat disimpulkan bahwa metode MAE  (Microwave Assited  Extraction)  lebih  efektif digunakan  untuk  mengekstrak  flavonoid  dari kulit bawang merah dibandingkan dengan metode maserasi. Kata Kunci: Kulit bawang merah, maserasi, MAE, flavonoid

Page 5 of 25 | Total Record : 249


Filter by Year

2011 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue