cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL FARMASI GALENIKA
ISSN : 24069299     EISSN : 25794469     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Galenika merupakan Jurnal ilmiah yang menerbitkan paper hasil penelitian di bidang sains dan teknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 83 Documents
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NATRIUM KURKUMIN Winingsih, Wiwin; Husein, Sri Gustini; Sundalian, Melvia
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 1, 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.604 KB)

Abstract

Kunyit (Curcuma domestica L.) termasuk family Zingiberaceae yang banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Kunyit telah banyak digunakan sebagai pewarna makanan, penambah rasa, dan obat tradisional. Peningkatan kelarutan kurkumin telah terbukti dapat meningkatkan bioavaibilitas dan juga efek farmakologinya. Pembuatan garam kurkumin larut air dilakukan dengan cara reaksi penggaraman dengan menggunakan natrium metoksida sehingga menghasilkan natrium kurkumin yang diharapkan dapat meningkat kelarutannya. Selain itu pada penelitian ini juga dilakukan karakterisasi garam kurkumin dengan spektrofotometri UV-Vis, FTIR, LC-MS, HPLC, dan KLT. Garam natrium Kurkumin dengan perbandingan molnatrium : kurkumin ( 1:1 ) dapat meningkatkan kelarutan kurkumin dalam air sebesar 620 kali. Hasil karakteristik garam kurkumindengan spektrofotometri menunjukann adanya perubahan  panjang gelombang maksimum (λ maks) dari 450 nm menjadi 350 nm. Garam natrium kurkumin menunjukkan adanya substitusi atom H oleh natrium yang mengakibatkan turunnya intensitas puncak pada daerah 3500-3000 cm-1. Hasil ujikarakteristik dengan KLT garam kurkumin dan kurkumin memiliki sedikit perbedaan nilai Rf. Garam natrium kurkumin dapat dibuat dengan mereaksikan natrium metoksida dan kurkumin.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SENYAWA FENOLAT BIJI JAMBLANG (Syzygium cumini (L.) Skeels) Marliani, Lia
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 1 No 02 (2014): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.724 KB)

Abstract

Jamblang (Syzygium cumini (L.)Skeels) merupakan salah satu tanaman lokal Indonesia yang kurang dibudidayakan. Beberapa senyawa yang terkandung dalam tanaman Jamblang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa fenolat dari biji jamblang. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut air dan dikeringkan dengan metode freeze drying. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode peredaman radikal bebas 1-1-difenil-2 pikrilhidrazil (DPPH). Uji kualitatif antioksidan dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan pengembang butanol-asam asetat-air (4:1:5) dan penampak bercak DPPH 0,2% dalam metanol. Aktivitas antioksidan secara kuantitatif diukur dengan spektrofotometri UVsinar tampak pada λ 516 nm dan ditentukan dengan nilai IC50. Vitamin C digunakan sebagai pembanding. Analisis kandungan senyawa fenolat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan KLT menggunakan pengembang butanol-asam asetat-air (4:1:5) dan penampak bercak FeCl3 10%. Penetapan kadar fenol total menggunakan reagen Folin Ciocalteu yang diukur dengan spektrofotometri UV-sinar tampak pada λ 765 nm. Nilai IC50  ekstrak biji jamblang dan vitamin C secara berturut-turut adalah  67,10 dan 6,98 bpj. Senyawa fenolat diduga sebagai senyawa aktif antioksidan. Kadar fenol total ekstrak biji adalah 119,251±2,494 mg /g.  
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis Di Suatu Rumah Sakit Di Kota Bandung Lisni, Ida
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.903 KB)

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di Indonesia. Angka kejadian ISPA di Indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah sebesar 25,0%. Infeksi saluran pernapasan seperti faringitis mewakili sebagian besar kasus. Faringitis sebagian besar disebabkan bakteri Streptococcus group A β-Haemolytic. Salah satu obat utama untuk mengobati faringitis adalah antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam pengobatan faringitis dapat menyebabkan terjadinya resistensi dan berbagai efek samping, maka perlu dilakukan evaluasi penggunaan obat sebagai bentuk jaminan mutu penggunaan obat untuk menilai kesesuaian penggunaan antibiotika pada pengobatan faringitis. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional dengan penyajian data secara deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif. Berdasarkan hasil penelitian pada periode  bulan Januari sampai April 2015 diperoleh 56 pasien yang diteliti. Diketahui jumlah pasien yang menderita faringitis yaitu pasien anak 53,57% dan pasien dewasa 46,43%. Semua pasien yang diteliti menerima terapi antibiotik. Antibiotik yang banyak digunakan adalah golongan sefalosporin (89,29%), dengan sefiksim (60,71%). Hasil dari analisis kualitatif diketahui bahwa pasien menerima antibiotika sesuai indikasi adalah 100 %,  dosis yang sesuai sebesar 96,49%,  lama terapi yang sesuai sebesar 87,72%, penggunaan antibiotika kombinasi yang memiliki efek sinergis sebanyak 1(satu) pasien. Tidak terdapat duplikasi, namun terdapat potensi interaksi obat dengan jumlah 14 kasus.
PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI GLIMEPIRID MELALUI METODE KOKRISTALISASI Darusman, Fitrianti
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 2, 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.54 KB)

Abstract

Telah dilakukan kokristalisasi glimepirid (GMP) dengan asam oksalat (AO) menggunakan metode penggilingan dan pelarutan (menggunakan pelarut aseton). Diagram fase sistem biner GMP-AO digunakan untuk identifikasi awal pembentukan interaksi antar kedua komponen serta ditegaskan kembali dengan analisis mikroskopik menggunakan alat pemanas (hot stage) yang dihubungkan dengan mikroskop polarisasi. Padatan hasil kokristalisasi dikarakterisasi dengan metode analisis termal (Differential Scanning Calorymetry), difraktometri sinar-X serbuk (Powder X-Ray Diffraction), spektrofotometri inframerah (Fourier Transform-Infra Red) dan mikroskopi (Scanning Electron Microscope). Hasil identifikasi dan karakterisasi menunjukkan interaksi eutektik antara kedua fase kristalin GMP-AO dalam keadaan padat pada perbandingan molar 3:7, dengan titik eutektik pada temperatur 128,7°C. Selanjutnya, uji kelarutan dan laju disolusinya menggunakan media dapar fosfat pH 7,4. Kelarutan dan laju disolusi GMP hasil kokristalisasi meningkat dibandingkan dengan campuran fisika dan senyawa tunggalnya.
ANALISIS KANDUNGAN NITRAT DAN NITRIT DALAM AIR MINUM ISI ULANG DENGEN PEREAKSI GRIES MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Emawati, Emma; Mustika, Tita; Tursino, Tursino
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No Edisi Khus (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 Edisi Khusus SemNas Tanaman Obat Indon
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.742 KB)

Abstract

Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat, hal ini sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Salah satu syarat kualitas air minum secara kimiawi adalah batasan kandungan  nitrat dan nitrit. Menurut  PP No. 20 Tahun 1990 kadar maksimum untuk nitrat 10 mg/l dan nitrit 1 mg/l.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrat dan nitrit dalam air minum isi ulang dapat dianalisis dengan pereaksi Gries serta mengetahui kandungan nitrat dan nitrit dalam air minum isi ulang di daerah Cibiru, Bandung.  Nitrit dalam suasana asam akan bereaksi dengan sulfanilamid  dan naftil etilendiamin dihidroklorida membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan yang dapat menyerap pada l 535 nm. Sedangkan analisis nitrat didasarkan pada reaksi reduksi nitrat menjadi nitrit oleh granul Zn dan nitrit yang terbentuk bereaksi dengan pereaksi yang sama.  Dari hasil penelitian diperoleh  linieritas yang baik dengan nilai r  = 0,998, BD 0,09 bpj dan BK 0,29 bpj untuk nitrit, sedangkan untuk nitrat menunjukan nilai r = 0,998, BD 1,62 bpj, dan BK 5,39 bpj. Nilai akurasi dan presisi nitrit menunjukan nilai perolehan kembali 99,9% dengan koefisien variasi 2,6%, sedangkan untuk nitrat menunjukan nilai perolehan kembali 99,7% dengan koefisien variasi 2,7%. Hasil pengukuran sampel diperoleh kadar tertinggi nitrit (0,49 bpj) dan nitrat (7,60 bpj) yaitu pada sampel ke-10. Pereaksi gries dapat digunakan untuk analisis nitrat dan nitrit dalam air minum isi ulang serta semua sampel yang dianalisis mengandung nitrat dan nitrit tetapi tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan.
UJI TOKSISITAS EKSTRAK BIJI DAN KLIKA KELOR (Moringa oleifera Lamk.) DENGAN METODE BRINE SHRIMPS LETHALITY TEST Rusdi, Muhammad; Deniyati, Deniyati; Ida, Nur; Bariun, Hasyim
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No 3 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 3, 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.374 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang uji toksisitas ekstrak biji dan klika kelor (Moringa oleifera Lamk) terhadap larva udang (Artemia salina Leach). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan potensi toksisitas akut ekstrak biji dan klika kelor terhadap larva udang dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan untuk menentukan nilai LC50 setelah pemberian ekstrak biji dan klika kelor. Simplisia biji dan klika kelor  diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian diuapkan untuk mendapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental diuji masing-masing aktivitasnya terhadap larva Artemia salina Leach. Hasil penelitian, analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa ekstrak biji dan klika kelor memilki potensi toksisitas akut terhadap larva udang. Ekstrak biji kelor memiliki efek toksik lebih rendah dengan nilai LC50 sebesar 38,0101 µg/mL dibandingkan dengan ekstrak klika kelor dengan LC50 sebesar 0,4551 µg/mL.
KAJIAN DESKRIPTIF KUANTITATIF TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN SWAMEDIKASI DIARE PADA SISWA SMK FARMASI SAKA MEDIKA KABUPATEN TEGAL Prabasiwi, Adila; Prabandari, Sari
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 3, 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.43 KB)

Abstract

ABSTRAK Pelaksanaan swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan karena keterbatasan pengetahuan akan obat dan penggunaannya. Tindakan swamedikasi dilakukan untuk mengobati penyakit ringan, salah satunya yaitu diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tindakan swamedikasi diare pada siswa SMK Farmasi Saka Medika Kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel berjumlah 90 siswa dipilih secara purposive sampling dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa mengenai swamedikasi diare tergolong cukup yaitu sebesar 50%, baik 37%, kurang sebanyak 13%. Alasan responden melakukan swamedikasi terbanyak adalah bahwa penyakit diare merupakan penyakit ringan (86%). Responden menggunakan sebagian besar menggunakan obat modern (92%).  Perilaku membaca label rata-rata adalah 58,2%. Sebagian besar responden (60%) mempertimbangkan efek obat dalam memilih obat diare.  Responden menyatakan menggunakan obat diare hingga responden merasa telah sembuh (33%). Sebanyak 33% responden mengalami efek samping obat berupa pusing (12%), sembelit (7%), kram perut (6%), muntah (4%), mulut kering (3%), dan gatal-gatal (1%).  Kata kunci: diare, farmasi, siswa, swamedikasi.   ABSTRACT Self-medication can be a source of medication errors because of limited knowledge of the us drug and their use. Self medication for mild disease, one of which is diarrhea. This study aims to determine the level of knowledge and self-medication of diarrhea in students of the Pharmacy Saka Medika Tegal regency.The research method used was descriptive quantitative.The sample of 90 students was selected by purposive sampling who fullfilled the criteria inclusion. The results showed that the level of students' knowledge about self-medication diarrhea is quite sufficient 50%, good 37%, less as much as 13 %. The reason for respondents to do the most self-medication is that diarrheal disease is a mild disease (86%). The average label reading behavior is 58.2%. Most respondents (60%) consider the effect of the drug in choosing diarrhea medication. Respondents stated that they used diarrhea drugs until the respondents felt they had (33%). As many as 33% of respondents experienced side effects of drugs such as dizziness (12%), constipation (7%), abdominal cramps (6%), vomiting (4%), dry mouth (3%), and itching (1%). Keyword: diarrhea, pharmacy, student, self-medication.
AKTIVITAS ANALGETIKA EKSTRAK N-HEKSANA, ETIL ASETAT DAN ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER DENGAN METODE GELIAT Hasbalah, Patonah
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 1 No 01 (2014): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.73 KB)

Abstract

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat pereda nyeri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgesik ekstrak etanol buah belimbing wuluh (BBW) pada model hewan yang diinduksi nyeri. Pengujian aktivitas analgetik ekstrak bbwdilakukan pada mencit jantan galur Swiss Webster dengan metode geliat. Sejumlah 55 ekor mencit jantan dikelompokkan secara acak menjadi 11 kelompok perlakuan: kelompok kontrol negatif (menerima suspense pembawa obat), kontrol positif (menerima aspirin dosis 65 mg/kg bb), 9 kelompok uji menerima dosis esktrak n-heksan (dosis 5, 50, 500 mg/kg bb), etil asetat(dosis 5, 50, 500 mg/kg bb), dan etanol  (dosis 5, 50, 500 mg/kg bb) secara oral. Semua kelompok uji dinduksi nyeri menggunakan asam asetat 1% dosis 262,5 mg/kg bb secara intraperitoneal. Data jumlah geliat tiap kelompok selama 1 jam dianalisis secara statistik.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol BBW masing-masing dosis 5, 50, 500 mg/kg bb menunjukkan aktivitas analgetik. Ekstrak etanol BBW dosis 500 mg/kg bb menunjukkan aktivitas analgetik yang sebanding dengan aspirin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa buah belimbing wuluh mempunyai aktivitas analgesik. Ekstrak BBW  sebagai analgesik terbaik adalah ekstrak etanol dosis 500 mg/kg bb.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Kulit Batang Dan Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923 Dan Escherichia Coli ATCC 25922 Kusriani, R. Herni
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 2 No 01 (2015): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.733 KB)

Abstract

Sungkai (Peronema canescens Jack) merupakan tanaman asli Indonesia yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat kumur dan luka ringan. Penelitian ini  bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari kulit batang dan daun Sungkai dan mengetahui golongan senyawa yang diperkirakan aktif sebagai antibakteri. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Fraksinasi menggunakan ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil-asetat dan metanol. Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode microdillution, dan metode bioautografi kontak untuk mengetahui golongan senyawa yang diperkirakan aktif sebagai antibakteri. Hasil pengujian menunjukan kulit batang sungkai tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Sedangkan Ekstrak daun sungkai, fraksi etilasetat, fraksi metanol memiliki Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terhadap S. aureus berturut-turut 1024 µg/ml, 1024 µg/ml dan 512 µg/ml, sedangkan terhadap E. coli, ekstrak dan fraksi memiliki KHM dan KBM  512 µg/ml. Hasil uji bioautografi kontak terhadap S.aureus dan E. coli dari ekstrak dan fraksi-fraksi daun Sungkai menunjukan bahwa senyawa yang diperkirakan aktif sebagai antibakteri adalah golongan senyawa alkaloid dan flavonoid. Kesimpulan Fraksi metanol daun Sungkai memiliki aktivitas antibakteri yang paling baik terhadap S.aureus dan E.coli  dengan KHM dan KBM 512 µg/ml  
PREDICTION OF MECHANICAL PROPERTIES OF COCRYSTAL KETOCONAZOLE WITH ADIPIC ACID I, Indar
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 3 No 01 (2016): JURNAL FARMASI GALENIKA
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.247 KB)

Abstract

Most pharmaceutical dosage form contain pharmaceutical active ingredients (APIs) in the form of crystals. In the process of drug development, one of the early decisions that should be made is to determine which form or Polymorph crystals to be used. Deformation characteristics of APIs determines the success of pharmaceutical preparations production processes including tabletation, if the BAF is elastic so the resulting tablets will experience capping or lamination. This study aims to predict the mechanical characteristics of API with analyzing crystals by using a software Mercury 3.3. Ketoconazole (KTZ) and cocrystal ketoconazole with adipic acid (KTZAD) is used as a model and obtained from crystallography Open Database, then performed an analysis of crystal packing motifs, three-dimensional hydrogen bonding and simulate X-ray diffraction pattern for a single crystal ray powder. Based on the analysis,  KTZ have a three-dimensional pattern of hydrogen bonds so that the crystal packing does not have a sliding plane (slip plane) which causes the PCT form I have a poor plasticity properties. In cocrystal KTZ-AD can be seen that the hydrogen bonds in the crystal packing has a flat 2-dimensional pattern. This pattern causes the crystal from cocrystal KTZ-AD is to occur plastic deformation.