cover
Contact Name
Rinto Hasiholan Hutapea
Contact Email
rintohutapea81@gmail.com
Phone
+6281310083870
Journal Mail Official
jurnaljireh19@gmail.com
Editorial Address
Jl. Untung Surapati, Gang Kincir, RT/RW: 011/005, Kelurahan Batuplat, Kecamatan Alak Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)
ISSN : 26851393     EISSN : 26851466     DOI : 10.37364
Jurnal JIREH: Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity merupakan jurnal yang mempublikasikan artikel yang diangkat dari hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian analisis kritis dan aplikasi teori di bidang keberagamaan, kewujudan, dan kemanusiaan. Jurnal ini terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 94 Documents
Tinjauan Teodise Dalam Kitab Ayub dan Implikasi Bagi Umat Kristen di Tengah Pandemi COVID-19 Gabriel Dhandi; Firman Panjaitan
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 1 (2021): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i1.53

Abstract

The COVID-19 pandemic is an epidemic that is shaking the world today. Its appearance unsettled many people, as many people were affected. Like losing a job, a business goes bankrupt, many lives are lost, some countries are hit by a recession, so suffering is created. From this suffering, there are some people or groups who think that the COVID-19 pandemic arises as a result of human sins and violations against God. By using the literature study method, which departs from compiled data obtained from various books and presented in descriptive form, then the study in this article will discuss the Book of Job which describes the suffering that befell the person Job without cause. The three friends responded to Job’s personal suffering as God’s punishment for sin. But he was godly men, fearing God, and shunning evil (1:1). The results of the study of the Book of Job showed that the suffering he experienced was not because God had punished Job personally. It is because God has His own purpose for Him. Thus, it can be concluded that the emergence of the COVID-19 pandemic is not the result of human sin. Pandemi COVID-19 merupakan sebuah wabah yang mengguncangkan dunia dewasa ini. Kemunculannya membuat resah banyak orang, dimana banyak orang yang terkena dampak. Seperti kehilangan pekerjaan, usaha bangkrut, banyak nyawa yang hilang, beberapa negara terkena resesi, sehingga penderitaan pun tercipta. Dari penderitaan tersebut ada beberapa orang atau kelompok yang beranggapan bahwa pandemi COVID-19 muncul akibat dosa dan pelanggaran manusia terhadap Allah. Dengan menggunakan metode studi literatur, yang berangkat dari kompilasi data yang didapat dari berbagai buku dan disajikan dalam bentuk deskriptif, maka kajian dalam artikel ini akan membahas Kitab Ayub yang menggambarkan tentang penderitaan yang menimpa pribadi Ayub tanpa sebab. Penderitaan yang menimpa pribadi Ayub direspon oleh ketiga temannya sebagai hukuman Allah akibat dosa. Tetapi ia adalah seorang yang saleh, takut akan Tuhan, dan menjauhi kejahatan (1:1). Hasil kajian Kitab Ayub ternyata penderitaan yang dialami bukan karena Allah menghukum pribadi Ayub. Melainkan karena Allah memiliki tujuan-Nya sendiri bagi dirinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemunculan pandemi COVID-19 bukan akibat dari dosa manusia.
Toleransi Beragama Sebagai Pendekatan Misi Kristen Di Indonesia Veydy Yanto Mangantibe; Mario Chlief Taliwuna
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 1 (2021): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i1.56

Abstract

This article discusses religious tolerance as a mission approach in Indonesia. Religious toleranceis not sufficient to respond only to the attitude of acknowledging and accepting reality indifferent beliefs. But it must also be understood as a way that is formed in the attitude of socialinteraction which recognizes that they must need other people in their differences. If not, thenthey will be faced with problems of personal beliefs driven by different teaching understandingswhich lead to conflict in the division of the nation. This article uses a qualitative approach with adescriptive analysis method. Religious tolerance is one of the "assets" for the creation of theUnitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) in different ethnicities, cultures and religions.The religious tolerance that exists in Indonesian society is an opportunity to bring peace with theform of accommodation in the form of social interactions to avoid conflict which results in thedivision of the nation so that this has an impact on the peace and harmony of nations in differentbeliefs. This is also a form of mission approach with an attitude of faith that brings peace to God love in the midst of differences in ethnicity, culture and religious beliefs. Artikel ini membahas mengenai toleransi beragama sebagai pendekatan misi di Indoensia: Toleransi agama tidak cukup hanya direspon dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan dalam keyakinan yang berbeda, namun harus dipahami sebagai cara yang terbentuk dalam sikap interaksi sosial yang mengakui bahwa mereka harus membuthkan orang lain dalam perbedaan, jika tidak maka akan diperhadapkan dengan maslah-masalah keyakinan pribadi yang didorong dengan pemahaman pengajaran yang berbeda yang mengikibatkan konflik pada perpecahan bangsa. Adapun artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Toleransi beragama adalah salah satu “modal” bagi terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam berbedaan suku, budaya dan agama. Sikap toleransi agama yang ada di tengah masyarakat Indonesia, merupakan kesempatan untuk membawa damai dengan bentuk akomodasi dalam wujud interkasi sosial demi menghidari konflik yang mengikibatkan pada perpecahan bangsa sehingga hal ini berdampak pada kedamaiaan dan kerhamonisan berbangsa dalam keyakinan yang berbeda. Tentunya ini juga sebagai bentuk pendekatan misi dengan sikap iman yang membawa damai kasih Allah ditengah-tengah perbedaan suku, budaya dan keyakinan agama.
Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Markus Oci; Kalis Stevanus
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 1 (2021): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i1.57

Abstract

The rapid development of Science and Technology in the era of the Industrial Revolution 4.0 has influenced various aspects of human life, both in the world of work and the world of education. The purpose of this article is written with the hope that Christian Religious Colleges can answer the challenges of the Industrial Revolution 4.0 in order to produce human resources or graduates who are able to compete in the midst of global competition. One of the steps is to reconstruct a curriculum that is responsive to technological developments. The compilation and implementation of curricula at Christian Religious Colleges must refer to KKNI and the National Higher Education Standards. The research method used is qualitative research with a literature study approach. The analysis process carried out is to use various literary sources, both journals, books and other reliable reference materials to support the author's analysis. Thus it can be concluded that there are six steps in the preparation of the curriculum for Christian Religious Higher Education which refers to the Indonesian National Qualifications Framework (KKNI): 1. Formulating a Graduate Profile; 2. Formulating Graduate Learning Outcomes; 3. Determine the Study Material; 4. Compiling Subjects; 5. Determining the Structure of the Course and, 6. Developing a semester learning plan (RPS). Derasnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di era Revolusi Industri 4.0 telah mempengaruhi pelbagai aspek kehidupan manusia, baik di dunia kerja maupun dunia pendidikan. Tujuan artikel ini ditulis dengan harapan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen dapat menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 guna menghasilkan sumber daya manusia atau lulusan yang mampu bersaing di tengah persaingan global. Salah satu langkahnya adalah merekonstruksi kurikulum yang responsif terhadap perkembangan teknologi. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum di Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen wajib mengacu pada KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Proses analisis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai sumber literatur-literatur baik jurnal, buku dan bahan referensi lainnya yang terpercaya untuk mendukung analisis penulis. Dengan demikian dapat disimpulkan ada enam langkah dalam penyusunan kurikulum Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI): 1. Merumuskan Profil Lulusan; 2. Merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan; 3. Menentukan Bahan Kajian; 4. Menyusun Matakuliah; 5. Menetapkan Struktur Matakuliah dan, 6. Menyusun Rencana pembelajaran semester (RPS).
Potret Kekristenan Pada Suku Dayak Pesaguan Di Provinsi Kalimantan Barat Tio Pilus Arisandie
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 1 (2021): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i1.58

Abstract

The Pesaguan Dayak tribe is a tribe in West Kalimantan Province. Most of the people of this tribe are Catholic and Protestant. In the initial observation (pre-research), it seems that their understanding of the Bible and its position in the practice of life needs attention. However, in everyday life, the Pesaguan Dayak community is still robust with the customs, ethics, and moral norms of the tribal religion. To obtain a Christian portrait of the Pasaguan Dayak tribe, the researchers used qualitative research methods, emphasizing surveys or observations and interviews. From the results of research and interviews conducted, it was found that in the daily life of the Pesaguan Dayak people, the Bible is not the primary basis for the Pesaguan Dayak tribe. Another portrait of Christianity found in the field is the absence of awareness from the Pesaguan Dayak community to reach out to Malays to believe in Jesus, even though they live next door. Suku Dayak Pesaguan adalah suku yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Sebagian besar orang-orang dari suku ini beragama Katolik dan Protestan. Pada obersevasi awal (prapenelitian), tampaknya pemahaman mereka tentang Alkitab dan posisinya dalam praktik kehidupan, perlu mendapat perhatian. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat suku Dayak Pesaguan masih sangat kuat dengan adat istiadat, etika dan norma-norma moral agama suku. Untuk memperoleh potret kekristenan suku Dayak Pasaguan, maka peneliti memanfaatkan metode penelitian kualitatif, dengan menekankan pada survei atau observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan, ditemukan bahwa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Dayak Pesaguan, Alkitab bukanlah landasan dasar utama yang dimiliki suku Dayak Pesaguan. Potret kekristenan lainya yang ditemukan di lapangan yaitu belum adanya kesadaran dari masyarakat suku Dayak Pesaguan untuk menjangkau orang Melayu untuk percaya pada Yesus, meskipun mereka hidup bertetangga.
Jaminan Keselamatan Dalam Injil Yohanes 10:28-29 Dan Implikasinya Bagi Pengajar Pendidikan Agama Kristen Yunardi Kristian Zega
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 1 (2021): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i1.59

Abstract

The doctrine of salvation (soteriology) is one of the most important doctrines in Christianity. The doctrine of soteriology needs to be understood and understood properly and correctly, so as not to lead to misleading interpretations. One of the interesting verses to discuss in the doctrine of soteriology is the assurance of salvation in the Gospel of John 10: 28-29. For this reason, in this article, the author will analyze the Gospel of John 10: 28-29 in order to provide a soteriological understanding that is in accordance with the truths contained in the text. The result of the analysis of this article is that Jesus guarantees the salvation of believers so that they do not perish forever, and God the Father also guarantees this salvation. Therefore, believers will receive the power of the Holy Spirit so that they can practice every truth that God wants in their lives. Thus, every believer can have a correct understanding of the assurance of his safety. This needs to be a concern for Christian educators, whether they teach in families, schools, or churches. Doktrin keselamatan (soteriologi) adalah salah satu doktrin yang sangat penting di dalam Kekristenan. Doktrin soteriologi perlu untuk dapat dimengerti dan dipahami dengan baik dan benar, agar tidak menimbulkan penafsiran yang menyesatkan. Salah satu ayat yang cukup menarik untuk dibahas dalam doktrin soteriologi adalah mengenai jaminan keselamatan dalam Injil Yohanes 10:28-29. Untuk itu, dalam artikel ini, penulis akan menganalisis Injil Yohanes 10:28-29 agar dapat memberikan pemahaman soteriologi yang sesuai dengan kebenaran yang ada di dalam nats tersebut. Hasil dari analisis artikel ini ialah, Yesus memberikan jaminan keselamatan bagi orang-orang percaya agar tidak binasa sampai selama-lamanya, dan Allah Bapa juga ikut menjamin keselamatan tersebut. Oleh sebab itu, orang-orang percaya akan menerima kuasa Roh Kudus sehingga mereka dapat melakukan setiap kebenaran yang dikehendaki Allah di dalam kehidupannya. Dengan demikian, agar setiap orang percaya dapat memiliki pemahaman yang benar mengenai jaminan keselamatannya. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para pendidik Kristen, baik yang mengajar di keluarga, sekolah, maupun gereja.
Dua Strategi Misi Mahasiswa Sekolah Teologi di Indonesia Masa Kini Johana Betris Tumbol
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 2 (2021): JIREH: Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i2.60

Abstract

The purpose of this research is to find a mission strategy that is relevant to the students of the Theology school in Indonesia today. The methodology used is qualitative research on matters related to the library, by first knowing the practical usefulness of the topic to be researched. The author uses a tool that is mapping the research topic. Writers of literature through the Publish or Perish application and collect information about the missions carried out by Theology school students through interviews, then the author uses the results of the literature and interviews and makes a synthesis of the mission strategies of Theology school students so as to produce new findings in the form of conventional mission strategies for returning home missions. as a short-term mission, and a non-conventional mission strategy, namely a mission on social media as a mission strategy for students of theology seminary in Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan strategi misi yang relevan dengan mahasiswa sekolah Teologi di Indonesia masa kini. Metodologi yang dilakukan adalah penelitian kualitatif berupa tinjauan Pustaka, dengan mengidentifikasi terlebih dahulu topik yang akan diteliti mengenai kebermanfaatannya secara praktis. Penulis menggunakan alat bantu yaitu map a reseach topik. Penulis mengumpulkan literatur-literatur melalui aplikasi Publish or Perish dan mengumpulkan informasi mengenai misi yang dilakukan mahasiswa sekolah Teologi melalui wawancara. Kemudian penulis menggunakan hasil tinjauan Pustaka dan wawancara tersebut dan membuat sintesis mengenai strategi misi mahasiswa sekolah Teologi sehingga menghasilkan temuan baru berupa strategi misi konvensional yaitu misi pulang kampung sebagai misi jangka pendek (short-term mission), dan strategi misi non konvensional yaitu misi di media sosial sebagai strategi misi bagi mahasiswa sekolah Teologi di Indonesia.
Misi Penginjilan Pada Masa Penciptaan dan Masa Kini Desi Natalia
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 2 (2021): JIREH: Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i2.62

Abstract

The mission of evangelism at the time of creation in the biblical text of Genesis 1 and the mission of evangelism at this time, especially at GKE Hosianna Palangka Raya explain the two contexts that have colorful cultures, so that they require contextual stages, so that the mission of evangelism can be achieved. The method used is a qualitative method with a descriptive narrative approach, and uses an interpretive paradigm. Sources of data from interviews and literature studies related to evangelistic missions, the time of creation, and the present. The results showed that the congregation’s space and time were limited in the use of the Ngaju Dayak language liturgy both in its implementation and service implementation, so that the implementation of this liturgy was increasingly marginlized and it was necessary to make more innovative evangelistic strategies in responding to the covid-19 pandemic and after the covid-19 pandemic. The positive impact is being able to reduce the potential for the spread of covid-19, so that God’s relationship between family members becomes harmonious. Misi penginjilan pada masa penciptaan dalam teks Alkitab Kejadian 1 dan misi penginjilan pada masa kini, khususnya di GKE Hosianna Palangka Raya menerangkan kedua konteks yang memiliki kebudayaan yang berwarna-warni, sehingga memerlukan tahapan kontekstual, agar misi penginjilanpun dapat tercapai. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-naratif, serta menggunakan paradigma interpretatif. Sumber data dari hasil wawancara dan kajian literatur yang berkaitan dengan misi penginjilan, masa penciptaan, dan masa kini. Hasil penelitian menunjukkan ternyata ruang dan waktu jemaat menjadi terbatas dalam penggunaan liturgi bahasa Dayak Ngaju baik dalam pelaksanaan maupun pelaksana pelayanannya, sehingga penyelenggaraan liturgi ini semakin terpinggirkan dan perlu membuat strategi penginjilan yang lebih inovatif dalam menyikapi masa pandemi covid-19 dan setelah masa pandemi covid-19. Dampak positifnya yaitu mampu mengurangi potensi penyebaran covid-19, sehingga jemaat Tuhan dapat dalam keadaan sehat dan hubungan antara anggota keluarga menjadi harmonis.
Gereja Misioner di Tengah Masyarakat Kalimantan Tengah Indonesia Yang Plural Eva Inriani
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 2 (2021): JIREH: Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i2.63

Abstract

Christianity exists and flourishes in Indonesin Central Kalimantan as a plural society, with challenges of intolerance, social inequalities, economic inequities, injustices in law enforcement, natural destruction, humanitarian crises, moral degradation, and other issues. Under these real conditions, the church need for a contextual and transformative mission is a necessity. This article uses a qualitative approach. While the research writing technique used in literature review or literature study. The results showed that the misioner church in the context of a pluralistic Indonesian Central Kalimantan society is a church that involves itself in relevant services for it’s community, the church is present as a bearer of the Gospel according to the context of Indonesian society, and participates in maintaining religious harmony among the multi religious in Indonesia. The missionary church makes a real contribution to improving the quality of people's lives, and realizing services for people who are marginalized socially, economically and politically. Through the life and ministry of Jesus, the church can find the paradigm of a contextual and transformative church mission, so that the church can become a missionary church and answer the challenges of the times. Kekristenan hadir dan berkembang di tengah masyarakat Kalimantan Tengah Indonesia yang plural, dengan tantangan intoleransi dan adanya berbagai permasalahan sosial, ketidakadilan penegakan hukum, perusakan alam, degradasi moral, dan persoalan-persoalan lainnya. Dalam kondisi demikian, kebutuhan gereja akan misi gereja yang kontekstual dan tranformatif adalah sebuah keniscayaan. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik penulisan penelitian yang digunakan adalah literature review atau studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gereja yang misioner dalam konteks masyarakat Kalimantan Tengah Indonesia yang plural adalah gereja yang melibatkan diri dalam pelayanan yang relevan bagi masyarakatnya, gereja hadir sebagai pembawa kabar baik sesuai dengan konteks masyarakatnya, dan turut serta menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Gereja misioner memberikan sumbangsih nyata bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, dan mewujudkan pelayanan bagi masyarakat yang termarginal secara sosial, ekonomi maupun politik. Melalui kehidupan dan pelayanan Yesus, gereja dapat menemukan paradigma misi gereja yang kontekstual dan tranformatif, sehingga gereja dapat menjadi gereja yang misioner dan mampu menjawab tantangan zaman.
Repetisi Tindakan Allah atas Penciptaan Perempuan Menurut Kejadian 2:18-22 Farel Yosua Sualang; Samgar Setia Budhi; Jani Jani
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 2 (2021): JIREH: Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i2.64

Abstract

Genesis 2 deals a lot with a description of the time, reason, manner and outcome of Genesis regarding the creation of male and female relationships, especially the second part in Genesis 2:18-25. The scope of the discussion 2:18-22 is widely discussed using contemporary issues with the lens of social, psychology and anthropology. Likewise, the issues of biblical research on its use of canonical and non-canonical texts. By using the sub-hermeneutic qualitative method: Exegesis, the author finds that God's initiative for the purpose of His creation to humans can be observed through repetion parallelism (stair parallelism) in the scope of Genesis 2:18-22 (“God said…,” “God formed… ,” God created…” and “God created…”). This can be observed when initiative God created a woman by observing the word image and likeness of God, so as not to emphasize the superiority and inferiority between men and women. Kejadian 2 banyak membahas suatu deskripsi waktu, alasan, cara dan hasil mengenai Kejadian penciptaan hubungan laki-laki dan perempuan, khususnya bagian kedua dalam kejadian 2:18-25. Lingkup pembahasan 2:18-22 banyak dibahas dengan menggunakan isu-isu kontemporer dengan lensa sosial, psikologi, antropologi. Begitu pun, isu-isu penelitian biblika terhadap penggunaannya terhadap teks kanonik dan non-kanonik. Dengan menggunakan metode kulitatif sub-hermeneutik: Eksegesis, penulis menemukan bahwa inisiatif Allah atas tujuan ciptaanNya kepada manusia dapat diperhatikan melalui paralelisme repetisi (paralelisme bertangga) dalam lingkup Kejadian 2:18-22 (“Tuhan Allah berfirman…,” “Tuhan Allah membentuk…,” Tuhan Allah membuat…” dan “Tuhan Allah menciptakan…”). Ini dapat dicermati ketika inisiatif Allah menciptakan seorang perempuan dengan mencermati kata gambar dan rupa Allah, sehingga tidak menekankan superioritas dan inferioritas antara laki-laki dan perempuan.
Religiusitas Jemaat Di Masa Pandemi Covid-19 Berdasarkan Teks Matius 22:37-40 Agus Surya
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 3 No 2 (2021): JIREH: Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v3i2.65

Abstract

This study aims to see the picture of religiosity of GKE Sinta Kapuas congregation during the Covid-19 Pandemic based on Matthew Text 22:37-40. The method used is qualitative with techniques of collecting observation data, interviews, and documentation. The source of the informant is the deacon, the assembly, and the congregation of GKE Sinta Kapuas as many as 8 people. The results showed that the religiosity of the congregation of GKE Sinta Kapuas during the covid-19 pandemic was in the good category. This appears in the church's commitment to obey and love God with all his heart, with all his soul, and with all his mind. Then, the church's commitment to remain faithful to the belief in God's provider, by having a commitment in reading the Bible, living in prayer, worship, giving thanksgiving, living to do God's will and living in holiness, faithful in ministry, visiting people who are experiencing difficulties, and participating in service for others affected by the covid-19 pandemic. As for the obstacles in the implementation of religiosity of GKE Sinta Kapuas congregation during the covid-19 pandemic in the form of decreased intensity of the congregation in reading the Bible. This is due to the conditions and demands of the daily needs of the congregation that must be gardened and as a result of the economic impact that hit the congregation due to the covid-19 pandemic. Pandemi covid-19 menyebabkan ibadah tatap muka di jemaat GKE Sinta Kapuas terbatas. Kondisi ini berdampak pada religiusitas jemaat karena kurangnya ibadah bersama di gereja. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat gambaran religiusitas jemaat GKE Sinta Kapuas di masa Pandemi Covid-19 berdasarkan Teks Matius 22:37-40. Metode yang digunakan ialah kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber informan adalah diaken, majelis, dan jemaat GKE Sinta Kapuas sebanyak 8 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas jemaat GKE Sinta Kapuas di masa pandemi covid-19 dalam kategori baik. Hal ini nampak pada komitmen jemaat untuk taat dan mengasihi Tuhan yang diimplementasikan dengan tekun membaca Alkitab, hidup di dalam doa, ibadah, memberi persembahan syukur untuk gereja, hidup melakukan kehendak Tuhan dan hidup dalam kekudusan, setia dalam pelayanan, mengunjungi orang-orang yang mengalami kesulitan, serta berpartisipasi dalam pelayanan bagi sesama yang terdampak pandemi covid-19. Adapun kendala dalam implementasi religiusitas jemaat GKE Sinta Kapuas di masa pandemi covid-19 berupa menurunnya intensitas jemaat dalam membaca Alkitab. Hal ini disebabkan oleh kondisi dan tuntutan kebutuhan sehari-hari jemaat yang harus berkebun dan sebagai akibat dari dampak ekonomi yang melanda jemaat karena pandemi covid-19.

Page 4 of 10 | Total Record : 94