cover
Contact Name
Hernadi Sudirman
Contact Email
hernadypratama@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agroekoteknologitropikalembab@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Agroekoteknologi Tropika Lembab
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 26223570     EISSN : 2621394X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Universitas Mulawarman merupakan media publikasi tulisan asli yang berkaitan dengan budidaya tanaman secara luas.
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
Eksplorasi Jamur Pelarut Fosfat pada Tanah Masam dengan Penutup Lahan Hutan Sekunder, Padang Alang-Alang dan Perkebunan Kelapa Sawit Di Samarinda Asnidar Asnidar; Surya Darma; Ria Rachel Paranoan
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 1 (2021): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 1 Agustus 2021
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.1.2021.5795.%p

Abstract

Tanah masam merupakan tanah dengan nilai pH 4-5,5 dimana, nilai pH ini akan memepengaruhi ketersediaan unsur hara. Fosfor (P) adalah salah satu dari 3 unsur hara makro. P sebagian besar terjerap oleh koloid tanah, pada tanah masam akan bersenyawa dalam bentuk Al-P, Fe-P dan occluded-P. Jamur pelarut fosfat merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk melarutkan fosfat-anorganik tidak larut dengan mensekresikan asam–asam organik sehingga tersedia bagi tanaman. Asam-asam organik diperoleh dari seresah-seresah yang berada di permukaan tanah, dimana kandungan seresah terssebut dipengaruhi oleh jenis penutup lahan pada tanah tersebut. Penutup lahan adalah tutupan biofisik yang terdapat pada permukaan bumi dapat diamati dan merupakan suatu hasil dari pengaturan, aktivitas, dan perlakuan manusia yang dilakukan pada penutup lahan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan ataupun perawatan pada penutup lahan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus jamur pelarut fosfat yang terdapat pada tanah masam dengan penutup lahan hutan sekunder, padang alangalang dan perkebunan kelapa sawit dan genus jamur apa yang paling dominan pada tanah masam. Penelitian dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapangan yaitu pengambilan sampel tanah komposit. Kegiatan di Laboratorium meliputi isolasi dengan metode cawan petri, identifikasi jamur pelarut fosfat menggunakan metode deskriptif dan analisis tanah dengan parameter pH tanah menggunakan pH meter, P-total dengan metode P-Bray I, P-tersedian dengan metode Olsen dan Al-dd dengan metode ekstraksi 1 N KCl pada tanah. Hasil penelitian menunjukan terdapat jamur pelarut fosfat pada tanah masam dengan penutup lahan hutan sekunder dengan nilai pH 4,35 nilai P-tersedia 55,48ppm, P-total 87,93ppm dan Al-dd 13,30. Padang alang-alang nilai pH 4,37 nilai P-tersedia 21,89ppm, P-total 127,59ppm dan Al-dd 43,80%. Perkebunan kelapa sawit dengan nilai nilai pH 4,32 nilai P- tersedia 16,92ppm, P-total 62,93ppm dan Al-dd 13%. Pada lahan hutan sekunder dan padang alang-alang terdapat Aspergillus sp, Mocur sp, Penicillium sp dan Trichoderma sp. sedangkan pada lahan perkebunan kelapa sawit terdapat Penicillium sp dan Trichoderma sp. Genus jamur yang paling dominan pada tanah masam dengan penutup lahan hutan sekunder, padang alang – alang dan perkebunan kelapa sawit adalah Penicillium sp dan Trichoderma sp.
Investigasi Kandungan C-Organik, Nitrogen, P dan K, pH dan Rasio C/N Sawah Tadah Hujan di Desa Sarinadi, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur Suria Darma Idris; Syamad Ramayana; Sadaruddin Sadaruddin; Bambang Suprianto
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.6998.88-92

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menginvestigasi kandungan C organik, N, P, K, pH dan C/N ratio pada lahan sawah Tadah hujan di Desa Sarinadi, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur; guna untuk konservasi kesinambungan produktivitas; dan mengenali kondisi kesuburan terkini lahan tersebut serta untuk tindakan pengelolaan berkelanjutan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengambil masing-masing 5 sampel tanah dari 10 petak sawah tadah hujan yang ditentukan, menggunakan bor tanah dengan kedalaman ±30 cm, mengambil 1 kg secara komposit dari masing-masing 5 sampel dan mengalisis kimia sampel komposit tersebut di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Hasil analisis laboratorium memberi informasi bahwa : parameter pH tanah menunjukkan status masam – 4 sampel, rerata 4.65 - dan sangat masam - 6 sampel, rerata 4.35; parameter kandungan C-organik menunjukkan status rendah – 4 sampel, rerata 1.8%, dan berstatus sedang - 6 sampel, rerata 2.26%; parameter kandungan N Total, seluruh sampel menunjukkan status sedang, dengan rerata 0.33%; parameter C/N rasio, seluruh 10 sampel menunjukkan kategori rendah, dengan rerata 6.28 %; parameter P Tersedia menunjukkan status sedang - 2 sampel yakni 10.73 ppm dan 7.27 ppm -, status rendah ada - 8 sampel, rerata 5.73 ppm - ; parameter K Tersedia, semua sampel menunjukkan status sangat tinggi dengan rerata 91.18 ppm.
Respon Pertumbuhan Jeruk Nipis Lemon (Citrus limon L.) di Pembibitan Terhadap Jenis Setek dan Pemupukan Trichokompos Yetti Elidar; Tamara Rudang Astari
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7004.123-127

Abstract

Jeruk nipis lemon (Citrus limon L.) memiliki banyak manfaat dan cukup dikenal masyarakat umum. Tanaman ini penyedia vitamin, mineral, serat, dan sering dijadikan sebagai penambah cita rasa makanan atau minuman. Produksi tanaman ini cenderung rendah karena kurangnya penyediaan bibit yang berkualitas. Mengatasi masalah tersebut diperlukan penyediaan bibit dengan waktu singkat dan berkualitas sehingga siap digunakan untuk budi daya lemon pada kawasan yang luas. Tujuan penelitian yaitu mengetahui jenis bahan tanam setek dan dosis pupuk trichokompos yang tepat pada pertumbuhan setek jeruk nipis lemon. Penelitian dilaksanakan pada September 2020 sampai Maret 2021 di lahan perumahan Universitas Mulawarman, Batu Besaung, Samarinda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah jenis setek yang terdiri dari tiga taraf, yaitu setek bagian pucuk 1 cabang, setek bagian batang, dan setek bagian pucuk 2 cabang. Faktor kedua adalah dosis pupuk trichokompos yang terdiri dari empat taraf yaitu 0, 20, 40, dan 60 g per polybag. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jenis setek dan pupuk trichokompos (SXP) berbeda nyata terhadap pertumbuhan setek jeruk nipis lemon pada variabel pengamatan tinggi tanaman 30 HSPT. Perlakuan dengan kombinasi terbaik pada tinggi tanaman umur 30 HSPT yaitu setek pucuk 2 cabang dan pemberian 40 g pupuk trichokompos (s3p2). Jenis setek berbeda nyata terhadap jumlah daun umur 30 HSPT. Perlakuan jenis setek terbaik pada jumlah daun umur 30 HSPT yaitu setek batang (s2). Pupuk trichokompos berbeda nyata terhadap jumlah tunas umur 30, 90 dan 150 HSPT. Perlakuan pupuk trichokompos terbaik pada jumlah tunas umur 150 HSPT yaitu 40 g per polybag (p2).
Peranan Faktor Cuaca terhadap Serangan Ulat Grayak Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Jagung di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Bayu Widhayasa; Efri Surya Darma
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.6999.93-98

Abstract

Ulat grayak Spodoptera frugiperda merupakan hama baru yang ditemukan pada tanaman jagung di Indonesia, mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi sehingga keberadaannya perlu diwaspadai. Perilaku dan perkembangan S. frugiperda dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya, yaitu faktor cuaca meliputi suhu, curah hujan dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor cuaca dengan serangan S. frugiperda pada tanaman jagung di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pengamatan langsung dilakukan dengan metode purposive sampling untuk menentukan luas serangan S. frugiperda pada tanaman jagung, sedangkan data cuaca diperoleh dari Stasiun Meteorologi Kalimarau. Data dianalisis dengan uji korelasi dan regresi linier berganda untuk mengetahui hubungan faktor cuaca dengan serangan S. frugiperda pada tanaman jagung. luas serangan S. frugiperda pada tanaman jagung mempunyai korelasi nyata negatif dengan curah hujan (r = -0,72) dan korelasi nyata positif dengan suhu maksimum (r = 0,70), sedangkan suhu minimum, suhu rata-rata dan kelembaban tidak menunjukkan korelasi nyata. Regresi linier berganda menunjukkan bahwa luas serangan S. frugiperda pada tanaman jagung dipengaruhi oleh curah hujan dan suhu maksimum dengan mengikuti persamaan: Y = -904,25 – 7,96 X1 + 33,64 X2 (R2 = 0,62).
Efek Aplikasi Jarak Tanam dan Cara Pemupukan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Erni Hawayanti; Dessy Tri Astuti; Hadi Ahmad Afrizal; Syariani Tambunan
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7005.128-136

Abstract

Kedelai merupakan sumber gizi protein yang cukup tinggi dan paling murah.Kebutuhan kedelai tidak di imbangi dengan produksinya. Riset ini memiliki tujuan untuk mengetahui jarak tanam terbaik dan cara pemupukan yang sesuai sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil kedelai yang maksimal serta interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Jarak tanam berperan penting pada periode kritis tanaman kedelai.Selain itu cara pemupukan juga harus di perhatikan, karena kesalahan cara pemupukan akan berakibat kurangbaik bagi tanah dan tanaman. Masa riset ini berawal dari Juni hingga Agustus 2020. Riset ini menggunakan desain rancangan petak terbagi (Split Plot Design ) dengan 3 repetisi sehingga menghasilkan 27 petak. Aspek perlakuannya adalah :Jarak Tanam (J), J1=40 cm x 15 cm , J2 =40 cm x 20 cm , J3 = 40cm x 25 cm. Cara Pengaplikasian Pupuk(C), C1= Larikan, C2= Tugal, C3= Sebar. Peubah yang diobservasi pada riset ini yaitu Jumlah Polong Hampa (buah), Tinggi Tanaman (cm), Jumlah Polong Pertanaman (buah). Hasil Produksi Perpetak (Kg). Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi antara tingkat jarak tanam dengan tingkat cara pengaplikasian pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata pada peubah jumlah polong hampa, tinggi tanaman (cm) dan jumlah polong per tanaman.
Identifikasi Jamur Rhizosfer di Lahan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Bergulma di Desa Bendang Raya Kecamatan Tenggarong Ni'matuljannah Akhsan; Surya Sila; Encik Akhmad Syaifuddin; Ira Kurniati
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7000.99-106

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis jenis jamur rizosfer pada tanaman bawang merah di Desa Bendang Raya Kecamatan Tenggarong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Januari 2020 di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Pengambilan sampel tanah rizosfer dilakukan pada lahan yang bergulma terus (tanpa pengendalian gulma), bergulma empat minggu, bergulma tiga minggu, bergulma dua minggu dan bergulma satu minggu. Pengambilan sampel pada kedalaman 0-20 cm. Diambil 12 titik sampel, dikomposit, lalu diambil 1 kg untuk dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepadatan populasi jamur pada lahan bergulma terus (tanpa pengendalian gulma) adalah 34x103 terdiri dari 4 jenis Jamur yaitu; Penicillium sp.1, Rhizoctonia sp., Gonytrichum sp., Aspergillus sp. pada lahan bergulma empat minggu terdapat 30x103 terdiri dari 3 jenis jamur yaitu Aspergillus sp., Botrytis sp. dan Aureobasidium sp., pada lahan bergulma tiga minggu terdapat 24x103 terdiri dari 3 jenis jamur yaitu Pythium sp., Fusarium sp., dan Aspergillus sp., pada lahan bergulma dua minggu terdapat 23x103 terdiri dari 2 jenis jamur yaitu: Pennicillium sp., Trichoderma sp. dan pada lahan bergulma satu minggu terdapat 10x103 yang terdiri dari 2 jenis Jamur yaitu Trichoderma sp. dan Aspergillus sp.
Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran Burung Walet Terhadap pH, N, P, K Tersedia dan Pertumbuhan Serta Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Fitriana Rahmawati; Patmawati Patmawati; Nurul Puspita Palupi
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7006.137-143

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis terbaik bokashi kotoran walet terhadap pH, N, P, K tersedia dan pertumbuhan serta hasil tanaman pakcoy. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan terhitung sejak Oktober hingga Desember 2020. Lokasi penelitian terletak di Jalan KS Tubun Samarinda Ulu, Kalimantan Timur. Menggunakan polybag ukuran isi tanah 10 kg polybag-1 di tempatkan dalam rumah plastik. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (tanpa pemberian bokashi kotoran burung walet), P1 (50 gram bokashi kotoran walet polybag -1), P2 (100 gram bokashi kotoran burung walet polybag -1), P3 (150 gram bokashi kotoran burung walet polybag -1), P4 (200 gram bokashi kotoran burung walet polybag -1), P5 (250 gram bokashi kotoran burung walet polybag -1). Data tanah yang diamati adalah pH, N, P, K tersedia. Pengamatan tanaman dilakukan pada umur 14 dan 28 hari setelah tanam (HST) untuk tinggi tanaman dan jumlah daun, berat segar diamati pada umur 28 HST (saat panen). Data tanaman yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi kotoran burung walet dengan dosis 250 gram polybag -1 (Perlakuan P5) adalah dosis terbaik untuk meningkatkan pH, N, P, K tersedia, perlakuan P3 dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun masing-masing pada 14 dan 28 hari setelah tanam dengan tinggi rata-rata 57 cm dan 26,20 cm, jumlah daun 6,75 dan 8 helai, berpengaruh nyata terhadap rata-rata berat segar tanaman yaitu 32,26 gram polybag -1 (berat tanah 10 kg polybag -1).
Analisis Beberapa Sifat Fisik Tanah Sebagai Indikator Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering Nurhartanto Nurhartanto; Zulkarnain Zulkarnain; Abror Aji Wicaksono
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7001.107-112

Abstract

Sifat fisik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan kesuburan tanah dan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, sehingga sifat fisik tanah dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya degradasi tanah pada lahan kering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik tanah sebagai indikator degradasi tanah pada lahan kering. Pengumpulan data dilakukan melalui survei tanah dengan metode fisiografi terpilih pada beberapa penggunaan lahan kering di Pulau Nunukan. Sampel tanah tidak terganggu diambil untuk menganalisis bulk density, porositas dan permeabilitas, sedangkan sampel tanah terganggu diambil untuk menganalisis tekstur tanah. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu dengan membandingkan kriteria ambang batas kritis degradasi tanah untuk produksi biomassa menurut Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi tanah terjadi pada penggunaan lahan kering di Pulau Nunukan. Dari tiga belas lokasi yang diteliti, kerusakan tekstur tanah ditemukan di empat lokasi karena memiliki persentase liat kurang dari 18%. Tanah yang mengalami kerusakan bulk density memiliki nilai lebih dari 1,4 g.cm-3 di sembilan lokasi. Tanah yang mengalami kerusakan porositas memiliki porositas kurang dari 30% di 4 lokasi. Tanah yang mengalami kerusakan permeabilitas memiliki nilai kurang dari 0,7 cm.jam-1 atau lebih dari 8 cm.jam-1 di tiga lokasi. Ada dua lokasi yang tanahnya tidak terdegradasi, lima lokasi rusak satu sampai dua sifat fisik tanah dan satu lokasi rusak empat sifat fisik tanah.
Keragaman Galur F3 Hasil Silang Puncak Kambang/Pandan Ungu//Ciherang berdasarkan Karakter Agronomi pada Lahan Sawah Pasang Surut di Desa Sidomulyo Kecamatan Anggana Hadi Pranoto; Ellok Dwi Sulichantini; Risky Rinda Arianti
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.7007.81-87

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan tanaman padi F3 hasil silang puncak Kambang/Pandan Ungu//Ciherang, mendapatkan galur-galur F3 hasil silang puncak (top cross) yang berpotensi diseleksi lanjut berdasarkan karakter agronomi, mengetahui pola segregasi dalam pewarisan sifat kualitatif dan kuantitatif generasi F3. Penelitian ini menggunakan metode tanam tunggal, analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji Chi-kuadrat (X2) untuk kesesuaian nilai pengamatan dan nilai harapan. Karakter-karakter yang diamati tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, anakan total, anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah total permalai, jumlah gabah isi permalai, berat 100 butir, berat perumpun, warna daun, warna pelepah, dan umur panen. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah pasang surut di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara sejak bulan Mei 2020 sampai dengan September 2020. Hasil penelitian menunjukkan, keragaan cukup besar terdapat pada karakter jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, jumlah gabah total permalai, jumlah gabah isi permalai, berat gabah 100 butir, dan berat gabah perumpun. Terdapat 12 galur F3 memiliki karakter agronomi yang unggul diantaranya berat gabah perumpun >50 gram, tinggi tanaman dengan kategori sedang (110-130 cm), jumlah anakan dengan kategori banyak (>25 batang) dan umur panen yang <110 HST. Keragaan jumlah anakan total dan panjang malai mengikuti pola segregasi 9:7. Keragaan warna daun mengikuti pola segregasi 13:3. Keragaan berat gabah perumpun mengikuti pola segregasi 3:1.
Analisis Kandungan N-Total dan pH Tanah yang ditanami Leguminosae Cover Crops (LCC) Pada Umur Tanam Serta Dosis Pengapuran Berbeda Darma, Surya; Dhonanto, Donny
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 4, No 2 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 4 Nomor 2 Februari 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.4.2.2022.5148.75-80

Abstract

Tanaman Leguminosae merupakan suku polong-polongan yang memiliki kemampuan memfiksasi Nitrogen dari udara.  Fiksasi unsur Nitrogen dari udara melibatkan hubungan antara tanaman Leguminosae dengan bakteri Rhizobium. Keberadaan bakteri Rhizobium ditandai dengan terbentuknya bintil-bintil pada akar tanaman Leguminosae. Pembentukan bintil akar terus berlangsung seiring bertambahnya umur tanaman Leguminosae, sehingga berdampak terhadap kemampuan mengikat Nitrogen dari udara.  Tanaman Leguminosae tumbuh dengan baik apabila berada di lingkungan yang sesuai.  Lingkungan yang sesuai umumnya dicirikan oleh ketersedian unsur hara, kondisi iklim (intensitas cahaya, temperatur, air, panjang hari) dan tingkat kemasaman tanah (pH) yang terpenuhi. Kondisi pH tanah yang sesuai dapat dicapai melalui pemberian kapur.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah umur tanam serta dosis pengapuran yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah kandungan Nitrogen Total tanah dan tingkat kemasaman (pH) pada tanah. Penelitian ini meliputi dua lokasi yaitu di Kelurahan Bantuas dan Fakultas Pertanian dari pada bulan September 2019 – Januari 2020.  Percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap dengan sembilan kali perlakuan dan empat kali ulangan digunakan dalam penelitian ini.  Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Tests (DMRT) pada taraf 5%. Penelitian ini menunjukkan bahwa umur tanam dan dosis pengapuran berberda berpengaruh terhadap jumlah kandungan Nitrogen Total tanah dan tingkat kemasaman (pH) tanah. Perlakuan dengan formulasi umur tanam 60 hari dan dosis pengapuran 68 g merupakan perlakuan terbaik terhadap tingkat kemasaman tanah (pH). Umur tanam 30 hari dengan dosis pengapuran sebanyak 34 g merupakan perlakuan terbaik terhadap jmlah Nitrogen Total tanah.

Page 8 of 12 | Total Record : 111