cover
Contact Name
Rachmad Mulyadi
Contact Email
-
Phone
0541-6525067
Journal Mail Official
ulin.jhuttrop@fahutan.unmul.ac.id
Editorial Address
Jl. Penajam Kampus Gunung Kelua PO. Box 1013
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
ULIN: Jurnal Hutan Tropis
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25991205     EISSN : 25991183     DOI : -
Core Subject : Social,
ULIN: Jurnal Hutan Tropis published by Forestry Faculty of Mulawarman University, which is published twice a year in March and September with p-issn 2599-1205 and e-issn 2599-1183. It contains articles of research or study of literature in the field of Forest Management, Forest Conservation, Silviculture, and Forest Product. Language used for full article in this journal is Bahasa Indonesia, abstract in English and Bahasa Indonesia.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022)" : 13 Documents clear
Evaluasi pertumbuhan tanaman uji keturunan tembesu (Fagraea fragrans Roxb) umur 3 tahun di KHDTK Kemampo Kabupaten Banyuasin Syaiful Islam; Cik Aluyah; Endang Sosilawati; Imam Muslimin; Agus Sofyan
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.969 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6963

Abstract

Tembesu (Fagraea fragrans Roxb) merupakan jenis unggulan lokal di Sumatera Selatan. Pemanfaatannya yang sangat luas telah mengakibatkan menurunnya potensi jenis tersebut di hutan alam. Panjangnya daur tanaman tembesu  menjadi masalah dalam usaha budidaya tanaman tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dan variasi genetik uji keturunan tembesu (Fagraea Fragrans ROXB) umur 3 tahun di KHDTK Kemampo, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Blok Tak Lengkap dengan baris kolom, 55 famili, 20 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Provenan berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel yang diamati, sedangkan family tanaman berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang serta berpengaruh nyata terhadap volume pohon. Rata-rata tanaman tertinggi  terdapat pada family 20 yaitu 4,79 m, rata-rata diameter terbesar terdapat pada family 35 yaitu 7,02 cm, rata-rata volume terbesar terdapat pada family 35 sebesar 0.0177 m3. Untuk parameter genetik, nilai heritabilitas individu berada pada level tinggi yaitu 0,37 untuk tinggi tanaman, dan berada pada level sedang untuk diameter batang dan volume pohon, sedangkan nilai heritabilitas famili berada pada level tinggi yaitu 0,65 untuk variabel tinggi tanaman dan berada pada level rendah untuk diameter batang dan volume pohon. Untuk korelasi genetik antara tinggi dan diameter batang mempunyai nilai yang tinggi yaitu 0,67 Taksiran perolehan genetik pada tingkat seleksi 5% menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu 7,84% untuk tinggi tanaman, 4,51% untuk diameter batang, dan 36,62 untuk volume pohon.
PENGARUH VARIASI KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET ARANG LIMBAH KAYU SENGON (Falcataria mollucana) Siti Mutiara Ridjayanti; Wahyu Hidayat; Rahmi Adi Bazenet; Irwan Sukri Banuwa; Melya Riniarti
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.565 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.5597

Abstract

Biomass waste that has not been utilized properly is wood waste from Sengon (Falcataria moluccana). There is a high potential of these wastes to be used as solid fuel. The quality can be further improved by converting them into charcoal briquettes. This study aimed to determine the effects of adhesive content on the bioenergetic properties of charcoal briquette from Sengon wood wastes. The charcoal briquettes were produced by mixing charcoal powders with tapioca starch as an adhesive with a concentration of 5%, 10%, and 15%. Biomass briquette from Sengon wood particles (without pyrolysis) was also produced for comparison (control). The oven-dry density of briquettes of 0,23 – 0,25 g/cm3. Higher adhesive content increased the density of briquettes. The bioenergetic properties of the charcoal briquette were evaluated. The results showed that charcoal briquettes were more hydrophobic than biomass briquettes (control). The results of proximate analysis of charcoal briquettes showed volatile matter of 24,96–31,80%; ash content of 3,16–3,24%; and fixed carbon of 58,68–66.40%. Higher adhesive content increased the volatile matter, moisture content, and ash content of the charcoal briquettes and decreased the fixed carbon. The charcoal briquettes have a calorific value of 25,68-27,35 MJ/kg, which is remarkably higher than the control. Higher adhesive content tended to decrease the calorific value of the charcoal briquettes. Lower adhesive content will produce briquettes with good bioenergy characteristics. Sengon wood waste charcoal briquettes with 5% adhesive content has great potential to be developed as an alternative energy source.Keywords: Adhesive content, Charcoal briquettes, Pyrolysis, Sengon (Falcataria moluccana); Tapioca starch
Struktur makroskopis dan mikroskopis fosil kayu asal Desa Bangun Rejo, Kabupaten Kutai Kartanegara Mia Maulida; Nani Husien; Agus Sulistyo Budi; Erwin Erwin; Ahmad Aryanto
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.335 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6195

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui stuktur Makroskopis dan Mikroskopis fosil kayu yang ditemukan di Desa Bangun Rejo, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengamatan struktur makroskopis meliputi warna, kekerasan dan berat jenis, sedangkan pengamatan mikroskopis (struktur sel) fosil kayu dilakukan melalui tiga bidang yaitu bidang Transversal (X), Tangensial (T), dan Radial (R) dengan menggunakan Stereo Microscope NIKON SMZ 645 dan Research Microscope Eclipse E400 yang dilengkapi Kamera Nikon. Sel yang dihitung meliputi sel pori (diameter, tinggi dan jumlah sel), sel jari-jari (tinggi, lebar dan jumlah sel, dan persentase sel. Kekerasan dihitung dengan menggunakan alat uji batuan yaitu Diamond selector II, sedangkan berta jenis menggunakan perhitungan standar umum yaitu perbandingan antara massa dan volume benda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara mikroskopis kedua sampel fosil kayu yang ditemukan adalah fosil Hardwood atau kayu daun lebar yang jenisnya belum diketahui, dengan ciri-ciri memiliki pori, yang kebanyakan terdiri dari pori soliter, jari-jari uniseriate dengan susunan heterogen. Hasil pengamatan makroskopis fosil kayu pada sampel FKM1 memiliki warna coklat gelap, coklat muda dan campuran merah, sedangkan Sampel FKM memiliki warna coklat muda, kuning dan coklat tua. Nilai kekerasan kedua fosil kayu 4 skala mohs dan berat jenis masing=masing sebesar 3,25 dan 3,04
Budidaya ulat sutera dengan pemberian pakan daun murbei hasil kultur in vitro terhadap kualitas kokon dan benang sutera Faradilla Faradilla; Emi Malaysia; Adelia Juli Kardika; Arini Rajab
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.245 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.5833

Abstract

Sarung sutera Samarinda merupakan sarung khas Samarinda yang dibuat dengan menggunakan bahan baku benang sutera impor dari tiongkok. Tanaman murbei yang berkualitas diperlukan untuk menunjang budidaya ulat sutera (serikultur). Tanaman murbei yang berkualitas diperoleh dengan teknik perbanyakan secara in vitro. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kualitas kokon dan benang sutera dengan pemberian pakan yang diperbanyak secara in vitro dan  setek. Tahapan penelitian terdiri dari pemeliharaan ulat sutera, penanganan kokon dan pemintalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  murbei yang diperbanyak secara kultur in vitro sebagai pakan ulat sutera untuk semua variabel pengamatan  lebih baik dibandingkan dengan murbei yang diperbanyak secara setek.  Untuk variabel berat kulit kokon, presentasi kulit kokon, panjang filamen dan rendemen filamen menunjukkan hasil berbeda nyata kecuali pada variabel berat kokon segar dan berat kokon kering menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.
Upaya peningkatan produktivitas getah pinus (Pinus merkusii) menggunakan stimulansia ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) dan jahe (Zingiber officinale) Memory Andila; Evi Sribudiani; Sonia Somadona
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.454 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.5268

Abstract

Seiring dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap komoditas getah pinus, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi getah pinus yaitu menggunakan zat perangsang getah/stimulansia. Selama ini, dalam kegiatan penyadapan getah pinus digunakan stimulansia anorganik yang tetapi komponen utamanya adalah asam sulfat dan asam nitrat atau campurannya yang bersifat sebagai oksidator kuat yang dapat merusak kulit manusia, kayu dan lingkungan jika digunakan dalam jangka panjang dan secara berlebihan. Alternatif penggunaan stimulansia dari bahan alami yang aman, harga relatif murah, dan mudah didapat seperti lengkuas (Alpinia galanga) dan jahe (Zingiber officinale). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian stimulansia ekstrak lengkuas dan jahe terhadap peningkatan produktivitas getah pinus. Hasil penelitian ini menunjukkan produktivitas getah yang paling tinggi dihasilkan oleh pohon pinus menggunakan stimulansia organik jahe konsentrasi 50% yaitu sebesar 11,15 g/koakan/hari. Kualitas getah pinus yang memiliki mutu terbaik dihasilkan oleh stimulansia jahe, sedangkan pada penggunaan stimulansia lengkuas memiliki mutu II berdasarkan SNI 7837:2016.  Stimulansia organik lengkuas dan jahe bersifat aman bagi kesehatan pekerja, pohon, dan lingkungan  sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui analisis biaya penggunaan stimulansia organik terhadap stimulansia anorganik dalam upaya meningkatkan produktivitas getah pinus. 
Pengaruh tutupan hutan dan lahan terhadap sektor pertanian dalam perekonomian pendapatan daerah: Studi di Provinsi Lampung Aldy Mega Syahputra; Samsul Bakri; Rommy Qurniati
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.267 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6088

Abstract

Deforestasi dan perubahan tutupan lahan merupakan hulu dari merosotnya kinerja lingkungan dan kesejahteraan, yaitu dimulai kemerosotnya fungsi hidro-orologis, meningkatnya fluktuasi iklim mikro, timbulnya guncangan kesetimbangan ekologis, merosotnya hasil panen, menurunnya pendapatan, selanjutnya menekan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang umumnya juga diikuti sektor-sektor hilirnya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan hubungan kausalitas antara tutupan lahan dengan pendapatan masyarakat dan menetapkan besaran dampak perubahan kelas tutupan lahan di Provinsi Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Desember 2020. Postulat model linear diterapkan pada taraf nyata 5% dan 10% dengan variabel respon berupa pendapatan sektor pertanian yang diakuisisi dari situs BPS, selanjutnya dilakukan optimasi menggunakan Minitab. Sedangkan variabel penjelas yang digunakan adalah proporsi kelas tutupan lahan. Data tutupan hutan dan lahan diidentifikasi melalui intrepretasi citra satelit landsat yang diunduh dari situs NASA menggunakan ArcGIS dan Ecognition, selanjutnya dilakukan uji validasi dengan jelajah lapangan terhadap kelas tutupan lahan. Hasil penelitian diperoleh hubungan model persamaan R-Sq (adj) = 77,9% dan dampak yang terjadi pada setiap kelas tutupan lahan setiap penurunan 1%. Perubahan luas tutupan hutan negara, hutan rakyat, perkebunan, sawah berdampak pada penurunan pendapatan sektor pertanian masing-masing (RP juta) 35.3; 16.7; 48.7; dan 10.0. Disarankan untuk penelitian serupa pada aktivitas perekonomian hilir seperti produksi perikanan darat, PTLA, industri, dan perdagangan.
Analisis ketersediaan jenis-jenis tumbuhan pakan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) pada daerah jelajah gajah di KPHL Kotaagung Utara Putri Ayu Prayoga; Agus Setiawan; Yob Charles; Arief Darmawan
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.635 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6553

Abstract

Kawasan hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kotaagung Utara merupakan bagian dari home range kelompok gajah demikian juga di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi vegetasi dan ketersediaan pakan gajah di daerah jelajah gajah di KPHL Kotaagung Utara. Penelitian ini dilakukan pada Februari 2021 di Register 31 KPHL Kotaagung Utara, menggunakan metode kombinasi yaitu kombinasi antara metode jalur dan garis berpetak dari ujung area ke ujung area di seberangnya dalam satu jenis tutupan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada daerah jelajah gajah di KPHL Kotaagung Utara spesies tumbuhan yang paling banyak ditemukan di areal jelajah gajah dengan 21 jenis pohon dari total 49 spesies tanaman yang ada pada hutan primer, sedangkan pada tipe vegetasi pertanian lahan kering ditemukan 26 spesies dan pada semak belukar hanya ditemukan 9 spesies tanaman dari semua fase. Terdapat 16 spesies dari 13 famili yang menjadi pakan gajah.  Famili Poaceae dan Melastomataceae memiliki jumlah jenis pakan yang paling banyak dari yang lainnya. 
Identifikasi tipe kerusakan pada jati (Tectona grandis) klon unggul umur 5 tahun di Hutan Rakyat Gunungkidul, Yogyakarta Farid Wijaya; Puji Lestari; Singgih Utomo; Widiyatno Widiyatno
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.063 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6054

Abstract

Penanaman jati (Tectona grandis) menggunakan klon unggul marak dilakukan pada beberapa tahun terakhir ini, tidak hanya di hutan negara tetapi juga di hutan rakyat. Kerusakan tanaman pada awal pertumbuhannya akan sangat memengaruhi kelangsungan hidup maupun pertumbuhan tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe kerusakan serta mengukur Luas Kerusakan (LK) dan Intensitas Kerusakan (IK) yang terjadi pada tegakan jati umur 5 tahun di hutan rakyat. Penelitian dilakukan  pada tegakan jati klon unggul di hutan rakyat Gunungkidul dari Bulan September hingga November Tahun 2020. Penelitian dilakukan dengan membuat petak ukur 20x20 m sebanyak masing-masing 3 buah di 3 tegakan pada lokasi yang berbeda. Pengamatan kerusakan difokuskan pada bagian batang dengan menggunakan metode skoring. Hasil penelitian menunjukkan tipe kerusakan yang ditemukan berupa rayap, liana, dan luka terbuka. Kerusakan akibat rayap pada batang bawah (LK= 97,2-100% dan IK= 51-62,4%) lebih besar dibandingkan dengan batang atas (LK= 4,4-17% dan IK= 1,3-6,5%). Liana hanya ditemukan pada batang bawah (LK= 1,5-22,6% dan IK= 0,9-11%). Kerusakan akibat luka terbuka pada batang bawah (LK= 2,2%-5,1% dan IK= 1,2-2,3%) lebih besar dibandingkan batang atas (LK ≤ 1,6% dan IK ≤ 1,1%).
Prospek konservasi tumbuhan di areal nilai konservasi tinggi perkebunan kelapa sawit Riau Hafizah Nahlunnisa; Ervizal AM Zuhud; Yanto Santosa
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.274 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6066

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis prospek konservasi tumbuhan di areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT) perkebunan kelapa sawit dengan berdasarkan nilai kelestarian spesies tumbuhan dan struktur populasi. Penelitian dilakukan di areal NKT tiga perusahaan perkebunan kelapa sawit dan hutan sekunder di Provinsi Riau. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis vegetasi berukuran 1,28-2,56 ha/plot di areal NKT dan 3,84 ha/plot di hutan sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan kerapatan relatif, dan analisis kondisi regenerasi yang dimasukkan dalam lima kategori (good, poor, fair, none, new). Analisis data terkait penilaian prospek areal NKT dilakukan dari hasil analisis efektivitas areal NKT dan kelestarian tumbuhan. Penilaian prospek areal NKT dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu prospektif, cukup prospektif, dan belum prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal NKT belum efektif dan kondisi spesies tumbuhan penting yang belum lestari. Areal NKT belum efektif dinilai dari perbandingan nilai komunitas vegetasi antara areal NKT dengan hutan sekunder termasuk rendah (<25%). Areal NKT PT A yang berbentuk hutan memiliki nilai efektivitas lebih tinggi dibandingkan dengan areal NKT lainnya dan hutan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi regenerasi spesies tumbuhan penting paling banyak termasuk kedalam kategori none (57,14%). Kategori ini menunjukkan spesies tumbuhan belum lestari dikarenakan hanya ditemukan pada satu tingkat pertumbuhan yaitu pohon. Tujuan keberadaan areal NKT adalah menjaga dan melestarikan keanekaragaman tumbuhan yang ada di perkebunan kelapa sawit belum terlaksana dengan baik.
Budaya dan kearifan lokal dalam pengelolaan lahan dengan pola agroforestri di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Batutegi Provinsi Lampung Dadi Anesa; Rommy Qurniati; Yulia Rahma Fitriana; Irwan Sukri Banuwa
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.815 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.5840

Abstract

Pola tanam agroforestri merupakan sistem pengelolaan lahan yang banyak diterapkan dalam pemanfaatan lahan hutan melalui penggabungan antara tanaman kehutanan dan tanaman pertanian. Dalam pengelolaanya, petani memiliki cara tersendiri yang dipengaruhi oleh budaya dan kearifan lokal yang diwarisi orang tuanya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi budaya dan kearifan lokal petani dalam pengelolaan lahan dengan pola agroforestri.  Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2021 dengan studi kasus di 3 Gabungan kelompok tani (Gapoktan) yaitu Gapoktan Hijau Makmur, Gapoktan Mahardika, dan Gapoktan Cempaka yang berada dalam wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi, Provinsi Lampung. Penentuan besarnya responden menggunakan teknik purposive sampling yang difokuskan pada petani agroforestri. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam. Pada penelitian ini teridentifikasi bahwa cara pengelolaan lahan petani dipengaruhi oleh budaya berupa kegiatan ngoret, angin-anginan, nunas, perantingan dan setek pada pemeliharaan tanaman, mutil dan ngunduh pada kegiatan pemanenan dan pembibitan. Selain itu budaya ini juga mengandung kearifan dalam kegiatan babat belukar pada penyiapan lahan dan nandur pada penanaman. Kearifan lokal ini masih diterapkan secara terbatas sehingga perlu dikembangkan agar dapat diterapkan secara luas untuk mendukung kelestarian hutan di KPHL Batutegi.

Page 1 of 2 | Total Record : 13