cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
livana.ph@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
lppm@stikeskendal.ac.id
Editorial Address
Jl. Laut No. 31A Kendal Jawa Tengah 51311
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal
ISSN : 20890834     EISSN : 25498134     DOI : https://doi.org/10.32583/pskm
Core Subject : Health, Education,
Jurnal ilmiah permas: jurnal ilmiah stikes kendal (JIPJISK) merupakan bagian integral dari jurnal yang diterbitkan oleh LPPM STIKES Kendal. JIPJISK merupakan sarana pengembangan dan publikasi karya ilmiah bagi para peneliti, dosen dan praktisi. JIPJISK menerbitkan artikel-artikel yang merupakan hasil penelitian, studi kasus, hasil studi literatur, konsep keilmuan, pengetahuan dan teknologi yang inovatif dan terbaharu yang berfokus pada delapan (8) pilar kesehatan masyarakat, meliputi Biostatiska dan Kependudukan, Epidemiologi, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Masyarakat, Kesehatan Reproduksi. JIPJISK mulai Januari 2019 akan terbit 4x dalam setahun, yaitu bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 2 (2019): April" : 30 Documents clear
PERBEDAAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA RUANG SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN MANAJEMEN BANGSAL Priyanto, Priyanto; Sakbani, Sakbani
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.479 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.79-84

Abstract

Kemampuan manajerial kepala ruang merupakan kemampuan untuk memimpin, mengelola, menggerakkan dan mengarahkan bawahan agar mencapai tujuan bersama dalam organisasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajerial kepala ruang di RSUD Kabupaten Temanggung dengan intervensi pelatihan manajemen. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan pendekatan one group pre post test. Populasi penelitian adalah kepala ruang dan staf perawat di RSUD Kabupaten Temanggung, dengan jumlah sampel 15 responden kepala ruang.Hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon signed rank test (? =5%) menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kemampuan manajerial kepala ruang sebelum dan sesudah pelatihan manajemen bangsal (p value = 0,001). Pelatihan manajemen bangsal dapat meningkatkan kemampuan manajerial kepala ruang. Perlu dilakukan tindak lanjut pelatihan tentang kemampuan manajerial kepala ruang berupa implementasi hasil pelatihan.   Kata kunci : Kemampuan manajerial kepala ruang, pelatihan manajemen bangsal.   DIFFERENCE OF MANAGERIAL CAPABILITIES IN THE ROOM BEFORE AND AFTER AFTER BANGSAL MANAGEMENT TRAINING . ABSTRACT Managerial capability of head nurses is the ability to lead in mobilizing and directing subordinates to achieve common goals in an organization. The study aimed to determine the managerial capability of head nurses at Temanggung General Hospital with  the managerial intervention. This study used pre experimental design with one group pre post test. The study population were the head nurses at Temanggung general hospital, the number  of samples of head nurses were 15 samples. The results of the Wilcoxon signed rank test (? = 5%) show significant differences between managerial capability of head nurses before and after the training of ward management (p value = 0.001). The training of ward management  can improve the head nurses? managerial capability. It is necessary to follow up the training of the head nurses managerial capability in the form of the implementation of training result.   Keywords: Managerial capability of head nurses, the training of ward management
SUPPORTIVE EDUCATIVE SYSTEM DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MERAWAT KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II Sari, Nova Nurwinda; Herlina, Herlina
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.975 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.63-72

Abstract

Diabetes mellitus dapat menyebabkan cukup banyak komplikasi seperti kelainan mata, kelainan ginjal, kelainan pembuluh darah dan kelainan pada kaki. Penderita diabetes mellitus yang mengalami komplikasi kronis perlu diberikan upaya preventif untuk mencegah komplikasi, salah satunya adalah kemampuan perawatan kaki. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas supportive educative system dalam meningkatkan kemandirian perawatan kaki pada pasien dengan diabetes mellitus Tipe II di Puskesmas Permata Sukarame, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimen dengan desain pretest-posttest with control group dengan total masing-masing kelompok sebanyak 18 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Penelitian ini diuji menggunakan analisis univariat, bivariat dan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata dalam kemandirian perawatan kaki pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value 0,000. Pendidikan dan praktik perawatan kaki harus diberikan sejak dini sebagai upaya pencegahan untuk komplikasi.   Kata kunci : Supportive educative system, kemandirian perawatan kaki   SUPPORTIVE EDUCATIVE SYSTEM IN IMPROVING INDEPENDENCE OF FOOT CARE IN PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS TYPE II   ABSTRACT Diabetes mellitus can cause quite a lot of complications such as eye disorders, kidney disorders, vascular disorders and abnormalities in the legs. Patients with diabetes mellitus who have chronic complications need to be given a preventive effort to prevent complications, one of which is foot care ability. This research was conducted to examine the effectiveness of supportive educative systems in increasing the independence of foot care in patients with Type II diabetes mellitus in the Permata Sukarame Health Center Bandar Lampung Working Area. This study used a quasi-experimental method with pretest-posttest with control group design with a total of 18 respondents each. Data collection is done by distributing questionnaires to respondents who meet the research inclusion criteria. This study was tested using univariate, bivariate, T-Test analysis. The results showed that the mean differences in the independence of foot care in the intervention group and the control group in the Permata Sukarame Community Health Center work area with a p-value of 0,000. Education and practice of foot care should be given early as a preventative effort for complications.   Keywords: Supportive educative system, independence of foot care
PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA Rokayah, Cucu; Kusnandar, Kuslan; Putri, Monica Hendrayanti
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.421 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.73-78

Abstract

Permasalahan depresi pada lansia agar tidak berkembang menjadi masalah yang semakin berat dan serius, membutuhkan dukungan yang menyeluruh dari berbagai pihak untuk membantu lansia menuntaskan tugas-tugas perkembangan dengan berhasil.Terapi Reminiscence baik secara individu maupun kelompok belum pernah diberikan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Budi Pertiwi, oleh karena itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Terapi kelompok Reminiscence pada lansia yang mengalami depresi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia.Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment.Populasi dalam penelitian ini adalah 29 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan total sampling. Kusioner menggunakan Geriatrik/Geriatric Depression Scale.Analisis data univariat dan bivariate. Hasil penelitian diperoleh tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi reminiscence dari responden mengalami depresi berat sebanyak 15 responden (51,7%), tingkat depresi pada lansia sesudah dilakukan terapi reminiscence dari responden mengalami depresi ringan sebanyak 14 responden (48,3%), ada pengaruh yang signifikan terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia, dengan p value 0,000. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada panti wedha dapat melaksanakan terapi kelompok reminiscence yang ada dalam modul secara terjadwal untuk mengurangi atau mencegah depresi pada lansia.   Kata kunci : Depresi, lansia, terapi reminiscence   THE EFFECT OF REMINISCENCE THERAPY ON DECREASING THE LEVEL OF DEPRESSION IN THE ELDERLY   ABSTRACT Depression problems in the elderly so as not to develop into increasingly serious and serious problems, require comprehensive support from various parties to help the elderly to complete developmental tasks successfully. Reminiscence therapy both individually and in groups has never been given to the elderly at the Tresna Werda Budi Pertiwi Social Institution, therefore researchers are interested in conducting research related to the effect of Reminiscence group therapy on elderly who experience depression. The purpose of this study was to determine the effect of reminiscence therapy on decreasing the level of depression in the elderly. This type of research uses a quasi experiment. The population in this study were 29 respondents. The sampling technique in this study was taken using total sampling. The questionnaire uses the Geriatric / Geriatric Depression Scale. Univariate and bivariate data analysis. The results obtained the level of depression in the elderly before reminiscence therapy from respondents experienced severe depression as many as 15 respondents (51.7%), the level of depression in the elderly after reminiscence therapy from respondents experienced mild depression as many as 14 respondents (48.3%) Significant effect of reminiscence therapy on decreasing levels of depression in the elderly, with a p value of 0,000. Based on the results of this study, it is suggested that the Wedha institution can carry out reminiscence group therapy in the module scheduled to reduce or prevent depression in the elderly.  Keywords: Depression, elderly, reminiscence therapy
ANALISIS BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI MEDIATING VARIABEL TERHADAP HUBUNGAN SAFETY CLIMATE DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR PERAWAT Syarifah, Anita; Fahmi, Rahmi; Dorisnita, Dorisnita
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.518 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.103-112

Abstract

Organizational citizenhip behavior (OCB) merupakan prilaku bebas individu yang secara eksplisit atau secara tidak langsung diakui oleh sistem formal dan secara agregat berfungsi dengan afektif dan efisien dalam sebuah organisasi. Meningkatkannya organizational citizenhip behavior maka perawat mampu melakukan pekerjaannya di luar uraian tugasnya.Penelitian ini bertujuan mengetahui budaya organisasi sebagai mediating variabel terhadap hubungan safety climatedengan organizational citizenhip behavior perawat. Desain penelitian ini analisis korelasi, pendekatan cross sectional. Sampel 182 perawat dengan propposional random sampling. Hasil penelitian adalah budaya organisasi perawat dengan rata-rata sebesar 4,22 dikategorikan sangat baik, safety climate perawat dengan rata-rata sebesar 4,00 dikategorikan baik, organizational citizenhip behavior perawat dengan rata-rata sebesar 4,06 dikategorikan baik. Terdapat hubungan safety climatedengan organizational citizenhip behavior perawat dan budaya organisasi sebagai variabel mediating sebesar 47,3% di Ruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Saran untuk instalasi pelayanan adalah perlunya manajemen yang mendukung safety climate dan mengadakan pelatihan softskill untuk meningkatkan organizational citizenhip behavior perawat.   Kata kunci : Budaya Organisasi, Safety Climate, Organizational Citizenhip Behavior   THE CULTURE OF THE ORGANIZATION AS A MEDIATING VARIABLE IN THE RELATIONSHIP WITH THE ORGANIZATIONAL SAFETY CLIMATE BEHAVIOR CITIZENHIP NURSE   ABSTRACT Citizenhip Organizational behavior (OCB) is a free behavior of individuals that are explicitly or indirectly recognized by the formal system and in the aggregate with affective and efficient functioning within an organization. With the increase organizational behavior citizenhip the nurse is able to do his work outside his job description. This study aims to know the culture of the organization as a mediating variable in the relationship with the organizational safety climate behavior citizenhip nurse. This research design correlation analysis, cross-sectional approach. Samples were 182 nurses with propposional random sampling. The research result is organizational culture nurses with an average of 4,22 categorized as excellent, nurse safety climate with an average of 4.00 considered good, organizational behavior citizenhip nurses with an average of 4.06 considered good. There is a relationship with the organizational safety climate citizenhip nurse behavior and organizational culture as a mediating variable of 47.3% in patient wards Arifin Achmad Pekanbaru. Suggestions for installation pelayanana is a need for supportive management of safety climate and soft skill training to improve organizational behavior citizenhip nurse.  Keywords: Organizational Culture, Safety Climate, Organizational Behavior Citizenhip
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN OLEH PERAWAT PELAKSANA Swastikarini, Sunarti; Yulihasri, Yulihasri; Susanti, Mira
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.552 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.125-134

Abstract

Identifikasi pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, misalnya kematian dan sebagai pemicu kesalahan lainnya.Data dari KKPRS X tahun 2015 terjadi 98 insiden, 14 insiden berasal dari kesalahan identifikasi, 12 insiden berasal dari pasien jatuh dan 74 berasal dari insiden lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor hubungan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di RS X Pekanbaru. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain cross sectional.Sampel berjumlah 166 perawat pelaksana diambil menggunakan teknik propotional simple random sampling.Hasil penelitian dengan uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan (p=0,002), sikap (p=0,004), faktor tim (p=0,001), faktor lingkungan kerja (p=0,000) dan faktor manajemen dan organisasi (p=0,018) dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Untuk faktor motivasi (p=0,099)  dan faktor tugas dan teknologi (p=0,188) tidak memiliki hubungan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien. Analisis multivariat didapatkan variabel paling berhubungan dengan pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien adalah faktor lingkungan kerja dengan OR=5,535. Peneliti menyarankan pada pihak manajemen rumah sakit untuk mengadakan pelatihan, mensosialisasikan SPO identifikasi pasien, memberikan lingkungan kerja yang positif, melakukan supervisi berjenjang, melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien.   Kata kunci : Identifikasi pasien, perawat   THE FACTORS RELATED TO THE IMPLEMENTATION ACCURACY OF PATIENT IDENTIFICATION   ABSTRACT Patient Identification is a patient identification system to differentiatepatients with. Patient identification errors can be fatal, such as death and as a trigger for other errors. misidentification may be due to many factors. Data from KKPRS X 2015the 98 incidents, 14 incidents came from misidentification, 12 incidents came from patients fell and 74 are from other incidents. This study aims to look at the factors related to the implementation accuracy of patient identification in hospital X Pekanbaru. This research was quantitative with cross sectional design. Sample of 166 nurses were taken using the proportional simple random sampling technique. Results of research with chi square test found relation between knowledge (p = 0.002), attitude (p = 0.004), factor the team (p = 0.001), environmental factors (p = 0.000) and factor management and organization (p = 0.018) with implementation of patient identification accuracy. For motivational factors (p = 0.099) and the duty factor and technology (p = 0.188) had no connection with the implementation of the accuracy of patient identification.Multivariate analysis found that the variables most associated with the implementation of the accuracy of patient identification is the work environment factors with OR = 5.535. Researchers suggest in the hospital management to conduct training, socializing SPO patient identification, provide a positive work environment, conducting tiered supervision, conduct periodic evaluation of the implementation of the accuracy of patient identification.   Keywords: Patient Identification, nurse.
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI Aeni, Qurrotul; Nurwijayanti, Andriyani Mustika; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.558 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.135-140

Abstract

Kecemasan merupakan  kondisi yang akan dialami oleh anak yang mengalami hospitalisasi serta harus mendapatkan perhatian dan tatalaksana. Kecemasan selama hospitalisasi yang tidak diatasi dengan tepat akan menghambat pengobatan serta mempengaruhi tumbuh kembang anak.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi. Desain penelitianmenggunakandeskriptif korelasidenganpendekatancross-sectional. Jumlah sampelsebanyak 31 dengan purposive sampling. Penggumpulan data penelitianmenggunakankuesioner. Hasil menunjukan komunikasi terapeutik mayoritas rendah 61,3%, kecemasan pada anak akibat hospitalisasi 100% dengan  kecemasan berat sebanyak 58,1%, ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak (p= 0,001). Hasil uji analisis statistic dengan menggunakan ujiSpearman?s Rhomendapatp value 0,001 (p< 0,05) hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi, komunikasi teraputik dapat digunakan sebagai salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya komunikasi terapeutik pada perawat.   Kata kunci: komunikasi terapeutik, kecemasan, hospitalisasi.
GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Susanti, Yulia; Hastuti, Novi Puji; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanudin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.967 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.141-148

Abstract

Penyebab kesakitan dan kematian terbesar sejak 2010 adalah penyakit tidak menular (PTM). Penyakit tidak menular di Indonesia di prediksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Angka kesakitan dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan (pengobatan) diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang aktif secara fisik, konsumsi buah dan sayur yang rendah, dan kurangnya kepedulian dalam memeriksakan atau mendeteksi dini penyakit.  Pada tahun 2016-2017 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia memfokuskan 3 kegiatan program gerakan masyarakat hidup sehat yaitu melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur dan memeriksakan kesehatan secara rutin. Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan desain deskriptif analitik metode survey deskriptif kuantitatif  dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling. Hasil melakukan aktifitas fisik dilakukan responden sebanyak 315 responden (95,5%), mengkonsumsi buah dan sayur dilakukan responden sebanyak 189 responden (57,3%), memeriksakan kesehatan secara rutin dilakukan responden sebanyak 48 responden (14,5%) dan pelaksanaan kegiatan program gerakan masyarakat hidup sehat di Kelurahan Karangsari kurang baik yaitu 297 responden ( 90%) tidak melaksanankan tiga indikator germas. Diharapkan masyarakat Kelurahan Karangsari menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat yang meliputi 3 indikator yaitu melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin, sehingga terhindar dari masalah kesehatan penyakit tidak menular.   Kata kunci: Aktifitas fisik,konsumsi buah dan sayur, pemeriksaan kesehatan   DESCRIPTION OF IMPLEMENTATION OF ACTIVITIES HEALTHY LIVING COMMUNITY MOVEMENT (GERMAS)   ABSTRACT The greatest cause of illness and death since 2010 is non-communicable disease (NCD). Non-communicable diseases in Indonesia are predicted to increase significantly in 2030.  Illness and Mortality rates and demand for health services (treatment) are expected to continue to rise. This is driven by changes in people's lifestyles that are less physically active, low fruit and vegetable consumption, and lack of awareness in early detection or detection of disease. In 2016-2017 the Ministry of Health of the Indonesia Republic focuses 3 activities of healthy living community movement program that is doing physical activity, consuming fruits and vegetables and checking health regularly. This research uses quantitative descriptive analytic design with descriptive quantitative survey method with random sampling technique. Result physical activity conducted by respondent as much as 315 respondents (95,5%), consuming fruit and vegetables by respondents as much as 189 respondents (57,3%), checking health routinely done by respondent counted 48 responden (14,5%) and implementation activities of the community healthy living movement program in Karangsari sub district is not good,there are 297 respondents (90%) did not carry out three GERMAS indicators. It is expected that the people of Kelurahan Karangsari apply healthy living community movement which includes 3 indicators that is doing physical activity, consuming fruits and vegetables, and checking health regularly, so that will avoid the health problems of non-communicable diseases.   Keywords: Check health, consume fruits and vegetables, physical activity
GAYA HIDUP DAN RISIKO KECELAKAAN PADA PENGEMUDI BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) Putri, Pratiwi Kusuma; Kawi, Kawi; Muliawati, Ratna; Widjasena, Baju
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.962 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.119-124

Abstract

Kejadian kecelakaan lalu lintas darat cenderung mengalami peningkatan.  Salah satu penyumbang kecelakaan lalu lintas darat adalah kecelakaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Kecelakaan bus AKAP ini berisiko menimbulkan kerugian karena menyangkut keselamatan penumpang dan pengguna jalan lain. Risiko kecelakaan ini erat kaitannya dengan kesehatan dan kebugaran pengemudi bus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan risiko kecelakaan pada pengemudi bus AKAP yang melintasi Kabupaten Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian obsersional-analitik. Penelitian dilakukan di RM.X dengan responden sebanyak 40 orangpengemudi bus AKAP. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner. Data dianalisis secara statistik dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga (nilai p = 0,654), pola istirahat (0,279), dan pola makan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pengemudi bus AKAP. Seluruh pengemudi bus AKAP (100%) memiliki pola makan tidak seimbang. Disarankan pengemudi bus AKAP untuk lebih memperhatikan kebugaran, kebiasaan istirahat serta kebiasaan makan, agar saat mengemudi selalu dalam kondisi prima.   Kata kunci : Gaya hidup, pola istirahat, kebiasaan makan, risiko kecelakaan, pengemudi bus   LIFESTYLE AND RISK OF ACCIDENTS ON THE INTER-CITY INTER-PROVINCE BUS ACCIDENT (AKAP)   ABSTRACT Land traffic accident incidents tend to increase. One of the contributors to land traffic accidents is the Inter-City Inter-Province bus accident (AKAP). This AKAP bus accident risks causing losses because it involves the safety of passengers and other road users. This accident risk is closely related to the health and fitness of the bus driver. This study aims to determine the relationship between lifestyle and risk of accidents on AKAP bus drivers who cross the Kendal Regency. This study is an analytical-analytical study. The research was conducted at RM.X with 40 respondents as AKAP bus drivers. Data collection through interviews with questionnaires. Data were analyzed statistically by the chi square test. The results showed no significant relationship between exercise habits (p value = 0.654), rest pattern (0.279), and diet with the incidence of workplace accidents in AKAP Bus drivers. All AKAP bus drivers (100%) have an unbalanced diet. AKAP bus drivers are advised to pay more attention to fitness, rest habits and eating habits, so that when driving is always in top condition.   Keywords: Lifestyle, sleep pattern, eating habits, risk of accident, bus driver
TINGKAT STRES KERJA DAN STRATEGI KOPING GURU SD DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Pertiwi, Nadia Yuli; Wardani, Ice Yulia
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.716 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.155-164

Abstract

Kualitas guru sangat mempengaruhi pendidikan pada setiap jenjangnya termasuk jenjang sekolah dasar. Profesi guru termasuk salah satu pekerjaan yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Salah satu penyebab stres adalah kurikulum pendidikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres kerja dan strategi koping guru sekolah dasar negeri dalam implementasi kurikulum 2013 di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 222 guru di sekolah dasar negeri Kecamatan Bogor Tengah yang dipilih menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebesar (81,5%) guru mengalami stres sedang. Penjabaran dari dimensi stres kerja yaitu dimensi peran kerja individu (ORQ), dimensi beban kerja individu (PSQ), dan dimensi sumber daya yang dimiliki (PRQ) menunjukkan bahwa mayoritas guru mengalami stres sedang pada ketiga kategori tersebut. Adapun jenis strategi koping yang paling sering digunakan adalah problem focused coping (54,6%). Hasil penelitian ini diharapkan agar perawat dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dasar negeri untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalkan kejadian stres kerja dengan penggunaan strategi koping yang tepat.   Kata kunci: Guru sekolah dasar negeri, stres kerja, kurikulum 2013, strategi koping   THE LEVEL OF STRESS AND COPING STRATEGY OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS IN IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013   ABSTRACT Teachers quality is greatly influence education at the whole level of education including elementary school level. Teachers are one of the jobs with high levels of work stress. One of the causes of work stress is  educational curriculum. This study aims to determine the level of stress and coping strategy of elementary school teachers in implementation of curriculum 2013 in Bogor Central District, Bogor. The design in this research used descriptive quantitative with cross sectional approach. This study involved 222 elementary schools teachers in Bogor Central District selected by purposive sampling. The results of this study illustrate the majority of elementary schools teachers in Bogor Central District (81,5%) experience moderate stress. Each dimension of work stress, occupational role (ORQ), personal strain (PSQ) and personal resources (PRQ) show that the majority of teachers experience moderate stress. The type of coping strategy that is most often used by elementary schools teachers in Bogor Central Districtis is problem focused coping (54,6%). The results of this study recommend nurses to be able for collaboration with school to facilitate activities that could reduce stress and use appropriate coping strategies.   Keywords: Elementary School Teacher, work stress, curriculum 2013, coping strategy
FAKTOR DETERMINAN TENTAMEN SUICIDUM PADA PASIEN GANGGUAN JIWA Kandar, Kandar; Aini, Khusnul
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.678 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.113-118

Abstract

Kejadian bunuh diri mengalami peningkatan secara signifikan, dan 90% kejadian adalah orang dengan masalah gangguan jiwa baik dengan diagnose depresi (60%), skizofrenia (23%), dan 17% diantaranya dengan bipolar dan epilepsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan tentamen suicidum pada pasien gangguan jiwa yang di rawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Di tahun 2018 ditemukan 48 pasien yang di rawat dengan tentamen suicidum, 30 pasien perempuan dan 18 laki-laki. 81% diantaranya adalah usia dewasa dan sisanya remaja dan lansia. Dari status pekerjaan 71% pengangguran dan sisanya swasta dan petani. Stressor yang menjadi penyabab pasien berisko bunuh diri sebagian besar karena masalah keluarga, penyakit dan masalah sosial ekonomi. Tingkat risiko bunuh diri dalam rentang sedang-tinggi, yaitu 38 pasien (79%) risiko sedang dan 10 paien (21%) risiko tinggi bunuh diri. Simpulan dari penelitian ini adalah kejadian tentamen suicidum banyak terjadi pada usia produktif dengan faktor risiko utama masalah keluarga, karena penyakit dan masalah sosial ekonomi. Keluarga hendaknya menjadi support system yang baik bagi pasien.   Kata kunci : Faktor determinan, tentamen suicidum, gangguan jiwa   THE DETERMINANT FACTORS OF TENTAMEN SUICIDUM IN TREATED MENTAL PATIENTS   ABSTRACT Suicide events have increased significantly, and 90% of the cases were people with mental disorders  with depression (60%), schizophrenia (23%), and 17% of them with bipolar and epilepsy. The purpose of this study was to determine the determinant factors of tentamen suicidum in treated mental patients in Dr. Amino Gondohutomo psychiatric hospital. In 2018 there were 48 patients treated with tentamen suicidum, 30 female patients and 18 men. 81% of them are adults and others are teenagers and the elderly. From the employment status of 71% unemployed and other private and farm employees. Stressors that cause patients to suicide risk are mostly due to family problems, diseases and socio-economic problems. The rate of suicide risk is in the medium-high range, 38 patients (79%) have moderate risk and 10 patients (21%) have a high risk of suicide. The conclusion of this study is that the incidence of tentamen suicidum occurs mostly in productive age with the main risk factors for family problems, due to diseases and socio-economic problems. The family should be a good support system for patients.  Keywords: Determinant factors, tentamen suicidum, mental health disorders

Page 1 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2024 Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2024 Vol 13 No 4 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2023 Vol 13 No 3 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2023 Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2023 Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2023 Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2022 Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Oktober 2022 Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Juli 2022 Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Juli 2022 Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp April 2022 Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2022 Vol 12 No 1 (2022): Januari 2022 Vol 12 No 1 (2022): Supp Januari 2022 Vol 11 No 4 (2021): Oktober 2021 Vol 11 No 4 (2021): Supp Oktober 2021 Vol 11 No 3 (2021): Juli 2021 Vol 11 No 2 (2021): April 2021 Vol 11 No 2 (2021): Supp April 2021 Vol 11 No 1 (2021): Supp Januari 2021 Vol 11 No 1 (2021): Januari 2021 Vol 10 No 4 (2020): Oktober 2020 Vol 10 No 3 (2020): Juli 2020 Vol 10 No 2 (2020): April 2020 Vol 10 No 1 (2020): Januari 2020 Vol 9 No 4 (2019): Oktober Vol 9 No 3 (2019): Juli Vol 9 No 2 (2019): April Vol 9 No 1 (2019): Januari Vol 8 No 2 (2018): Oktober Vol 8 No 1 (2018): April Vol 7 No 2 (2017): Oktober Vol 7 No 1 (2017): April Vol 6 No 2 (2016): Oktober Vol 6 No 1 (2016): April Vol 5 No 2 (2015): Oktober Vol 5 No 1 (2015): April Vol 4 No 2 (2014): Oktober Vol 4 No 1 (2014): April Vol 3 No 2 (2013): Oktober More Issue