cover
Contact Name
Annytha Ina Rohi Detha
Contact Email
jurnalkajianveteriner@undana.ac.id
Phone
+628113816881
Journal Mail Official
jurnalkajianveteriner@undana.ac.id
Editorial Address
Faculty of Veterinary Medicine, Adi Sucipto street, Penfui - Kupang, East Nusa Tenggara
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JURNAL KAJIAN VETERINER
ISSN : 23564113     EISSN : 25286021     DOI : https://doi.org/10.35508/jkv
Jurnal Kajian Veteriner is a scientific journals was published since May, 2012. This journal used to be sharing information and communication about the result of research at veterinary scoup. Jurnal Kajian Veteriner publish twice a year at Juni and December.
Articles 24 Documents
Search results for , issue "PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7" : 24 Documents clear
PENGARUH GEL EKSTRAK DAUN AKASIA (Acacia auriculiformis) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT (Mus musculus) Sriyanti Aoetpah; Alan Ch. Sabuna; Sonya Titin Nge
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1601

Abstract

Acacia plant (Acacia auriculiformis) contains chemical compounds they are saponin, tanin and flavonoid. These compounds potentially in healing cut. This research used acacia leaf extract (Acacia auriculiformis) making in form of gel for the process of wound healing cut on mouse (Mus musculus). The purpose of this research are to know the influences of extract gel acacia leaf (Acacia auriculiformis) and to know the optimum concentracion extract gel acacia leaf that affective in wound healing cut on mouse (Mus musculus). Concentration variation of extract acacia leaf are 7%, 9% and 11%. The method used in research is experimental method with the complete random desing (CRD). Physical test supply gel that doing including pH test and homogenitas. Effective test gel in healing cut doing on 15 mice which separated became three treatments and two controls. Each treatment and control contains three mice which get cut with size 1,5 cm. The first treatment give 7% gel cocentration, the second treatment give 9% gel concentration, the first treatment give 11%, negative control give base gel and positive control give bioplacenton. Data analyze used Anova test one way and continue test LSD. Research result showed that extract gel acacia leaf with concentration variation 7%, 9% and 11% fulfill physic test gel supply that are pH test and homogenitas. Analysis result Anova one way showed that extract gel acacia leaf (Acacia auriculiformis) influence in the process of wound healing cuts on miouse (mus musculus). Based on the continue test LSD then known optimum concentration extract gel acacia leaf (Acacia auriculiformis) that effective of wound healing cuts on mouse (Mus musculus) that are 11%.
Peran Bone Marrow Mesenchymal Stem cells (BMMSC) dalam Perubahan Seluler Hyperplasia Kelenjar Adrenal Tikus Hipertensi Yanse Yane Rumlaklak; Erni Sulistiawati; Dondin Sajuthi; Sus Derthi Widhyari; Setyo Widi Nugroho
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1602

Abstract

Dalam keadaan hipertensi, hyperplasia merupakan salah satu abnormalitas jaringan yang terlihat yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah sel dalam jaringan atau organ sehingga jaringan atau organ menjadi lebih besar ukurannya dari normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas bone marrow mesenchymal stem cells (BMMSC) terhadap perubahan seluler hyperplasia pada organ kelenjar adrenal tikus hipertensi. Penelitian ini menggunakan sepuluh ekor tikus jantan strain Wistar dengan umur ± 10-12 minggu dan berat badan ± 200-250 gram, dan dibagi menjadi 2 kelompok berbeda yaitu hipertensi BMMSC (+) dan hipertensi BMMSC (-). Tikus dikondisikan hipertensi menggunakan Metode Hashinoto. Nefrektomi kanan dan ligase arteri carotid communis dilakukan pada semua tikus. Tikus disuntik dengan deoxycorticosterone acetate (DOCA), kemudian 0,12% aminopropionitrile fumarate (BAPN) ditambahkan ke dalam air minum. Larutan NaCl 1% diberikan sebagai air minum selama penelitian. Evaluasi tekanan darah hipertensi dilakukan, kemudian tikus-tikus di euthanasia untuk koleksi organ kelenjar adrenal. Organ Kelenjar adrenal di fiksasi dengan formalin 10% dan kemudian diwarnai dengan pewarnaan Periodic Acid Shiff (PAS). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini membuktikan terapi hipertensi dengan menggunakan BMMSC menunjukkan perubahan hiperplasia kearah normal.
Intisari Profil Enzimologi Hati Kuda sumba Sandalwood (Equus caballus) Jantan dan Betina yang dipelihara di Sumba Timur Frits B. H. Francis; Cynthia Dewi Gaina; Antin Y. N. Widi; Tri Utami; Agus Saputra
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1724

Abstract

Kuda Sandelwood merupakan aset lokal Pulau Sumba yang memiliki fungsi sosial dan ekonomi yang cukup tinggi. Profil kimia darah merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk penegakan diagnosis suatu penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan organ, salah satunya hati. Salah satu pemeriksaan fungsi hati dapat dilakukan dengan pengujian enzim hati yang meliputi Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau aspartat aminotransferase (AST). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar SGOT/AST kuda Sandelwood secara umum maupun berdasarkan jenis kelamin. Pengambilan sampel dilakukan pada Desa Maubokul, Kecamatan Pandawai di Kabupaten Sumba Timur, kemudian pemeriksaan sampel dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi NTT. Sampel serum darah diambil dari 20 ekor kuda Sandelwood (10 ekor jantan dan 10 ekor betina) yang sehat secara klinis kemudian serum diuji pada mesin Erba XL 300. Hasil yang didapat direratakan menggukan aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian menunjukan kadar rata-rata SGOT kuda Sandelwood secara umum sebesar 222,30 ± 31,5 U/L, kadar rata-rata SGOT kuda jantan sebesar 212,90 ±32,05 U/L dan rata-rata SGOT kuda betina sebesar 231,70± 29,45 U/L. Hasil analisis independen t-test menunjukan tidak adanya perbedaan kadar SGOT antara kuda jantan dan kuda betina (p>0.05)
Hubungan Ukuran Testis Terhadap Motilitas Dan Viabilitas Spermatozoa Babi Landrace Dan Babi Duroc Yohanes Raldy Nadja; Cynthia Dewi Gaina; Nancy D. F. K. Foeh; Tarsisius Considus Tophianong
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1725

Abstract

Pertumbuhan populasi babi di Indonesia disetiap daerah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Testis berfungsi menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran testis terhadap kualitas spermatozoa babi Landrace dan babi Duroc dengan umur berkisar 2-4 tahun. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental meliputi pengukuran testis dan evaluasi semen secara makroskopis dan mikroskopis. Data mikroskopis yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian rerata evaluasi semen babi Landrace secara mikroskopis menunjukkan motilitas 82.5±0.00 % dan viabilitas 88.7±0.00 %, sedangkan evaluasi makroskopis semen babi Duroc menunjukka motilitas 82.5±0.00 % dan viabilitas 88.6±0.00 %. Hasil rerata ukuran panjang testis babi Landrace bagian kiri 12.66 ± 3.0 cm, bagian kanan 14.00 ± 1.0 cm, lebar testis bagian kiri 7.66 ± 2.081 cm, bagian kanan 8.00±0.00 cm. Babi Duroc memiliki panjang testis kiri 16.66 ± 5.507 cm, panjang testis kanan 13.66 ± 3.21cm , lebar testis bagian kiri 8.3 ± 2.020 cm dan lebar testis bagian kanan 8.5 ± 1.5 cm. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ukuran testis ternak babi Landrace dan Duroc nyata terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa (p>0.05) kedua jenis babi tersebut.

Page 3 of 3 | Total Record : 24