cover
Contact Name
Misbah
Contact Email
misbah_pfis@ulm.ac.id
Phone
+628975586104
Journal Mail Official
btjpm@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan Brig Jend H. Hasan Basri Gedung FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Kotak Pos No. 87 Banjarmasin Kal-Sel 70123
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : 27222934     EISSN : 27223043     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Education, Social,
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat publishes articles from community service. This Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is periodically published by Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Lambung Mangkurat. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat published two times a year in May and November.
Articles 79 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 4 (2022)" : 79 Documents clear
Strategi Pemanfaatan Technopreneurship melalui E-Commerce untuk Meningkatkan Omzet Tenun Samarinda Riyo Riyadi; Ilham Abu; Nasib Subagio; Reza Reza
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6092

Abstract

Potensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perlu dikembangkan agar dapat mendorong perekonomian masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut. Selama ini pemasaran yang dilakukan oleh sebagian besar UMKM di Samarinda salah satunya usaha tenun masih secara konvensional. Produksi kain tenun tidak diimbangi dengan progres penjualan yang bagus, kondisi ini membuat kurangnya omzet yang di dapat. Berdasarkan kondisi dan situasi yang dialami penenun di Kelurahan Tenun Samarinda maka dirasa perlu melakukan kegiatan pengenalan technopreneurship memperluas cakupan pemasaran dan dapat meningkatkan omzet. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melaksanakan pelatihan dan pendampingan membuat sistem e-commerce berbasis web. Pelatihan dan pendampinan ini bertujuan untuk dapat meningkatkan omzet penjualan dari para penenun yang ada di Kelurahan Tenun Samarinda. Metode yang dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan aplikasi e-commerce hingga evaluasi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan september 2021. Semua rangkaian kegiatan berjalan dengan baik dan lancar serta mendapat respon yang baik oleh para peserta kegiatan. Hasil kegiatan ada 5 usaha tenun yang memiliki akun e-commerce yang siap digunakan dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan para penenun. The potential of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) needs to be developed to encourage the community's economy and increase the welfare of the community. So far, the marketing carried out by most MSMEs in Samarinda, one of which is the weaving business, is still conventional. The production of woven fabrics needs to be balanced with good sales progress, and this condition makes the lack of turnover obtained. Based on the conditions experienced by weavers in Samarinda Weaving Village, it is necessary to carry out technopreneurship introduction activities to expand marketing coverage and can increase turnover. This activity is carried out by training and assistance in creating a web-based e-commerce system. This training and decommissioning aim to increase the sales turnover of the weavers in the Samarinda Weaving Village. The method provides training and assistance in making e-commerce applications for evaluation. The implementation of the activity was in September 2021. All activities went well and smoothly, and we received a good response from the participants. As a result of the activity, five weaving businesses have e-commerce accounts that are ready to be used to improve the welfare of weavers. 
Penguatan Kemampuan Guru-Guru Kimia SMA di Surakarta dalam Menyiapkan Instrumen AKM Literasi Membaca dan Numerasi berbasis Sains Kimia Ari Syahidul Shidiq; Sri Yamtinah; Mohammad Masykuri; Maria Ulfa; Bakti Mulyani
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6158

Abstract

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang merepresentasikan survey pengetahuan siswa dan kualitas Pendidikan Nasional. Pada AKM diukur kompetensi berpikir atau bernalar siswa ketika membaca teks (literasi) dan menghadapi persoalan yang membutuhkan pengetahuan matematika (numerasi). Selama ini guru-guru biasa menyusun instrumen tes yang berorientasi pada penguasaan materi, dan belum terbiasa untuk mengembangkan instrumen yang berorientasi pada literasi membaca dan numerasi. Terlebih, pada guru-guru Kimia yang dianggap memiliki kontribusi kecil pada keterampilan literasi dan numerasi. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk melakukan penguatan kemampuan guru-guru kimia SMA di Kota Surakarta dalam menyiapkan instrumen AKM literasi membaca dan numerasi berbasis sains kimia.  Kegiatan pengabdian akan dilakukan melalui pelatihan dengan bentuk penyuluhan, focus group discussion (FGD) dan pendampingan menyusun butir-butir soal instrumen literasi membaca dan numerasi berbasis konteks sains kimia. Sebanyak 33 orang guru kimia dari Surakarta berpartisipasi aktif sebagai peserta pelatihan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap program pengabdian yang dilakukan, sebanyak 63.6% peserta sangat setuju, dan 36.4% peserta setuju bahwa kegiatan yang dilakukan sangat sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, sebanyak 72.7% peserta sangat setuju, dan 27.3% setuju bahwa kegiatan pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mengembangkan instrumen literasi membaca dan numerasi berbasis sains kimia. Hasil ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para guru kimia dan bidang lainnya untuk dapat mengembangkan instrumen AKM berbasis konteks materi pelajaran
Pelatihan Pembuatan Poster Digital Tema Pemanasan Global untuk Siswa SMP di Samarinda Shelly Efwinda; Puardmi Damayanti; Nita Rananda; Irma Puspita; Alya Puspita Zahra; Darusman Darusman
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6183

Abstract

Tujuan Pelatihan Pembuatan Poster Digital Tema Pemanasan Global untuk Siswa SMP di Samarinda antara lain adalah 1) agar pemahaman konsep siswa dapat meningkat dan 2) mengembangkan kreativitas siswa dalam membuat poster digital pada Materi Pemanasan Global. Namun, pada artikel ini, fokus membahas kaitannya dengan pemahaman konsep siswa. Sebanyak lima sekolah menengah pertama di Samarinda berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini yang terdiri dari 15 siswa dan lima guru damping. Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama empat hari secara luring dimulai tanggal 27 hingga 30 Juli 2022. Kegiatan hari pertama dilakukan penyajian materi pemanasan global. Hari kedua yaitu penyajian materi tentang bagaimana membuat poster secara umum dan dengan bantuan teknologi. Hari ketiga bimbingan dan praktik pembuatan poster tema pemanasan global, dan hari keempat yaitu presentasi hasil poster, serta pengumpulan poster akhir. Teknik pengambilan data yaitu Teknik tes dengan instrument berupa soal essay materi Pemanasan Global sebanyak delapan soal. Soal-soal tersebut diberikan kepada siswa pada awal (pre-test) dan akhir (post-test) kegiatan pelatihan. Data dikumpulkan, diolah dan dianalisis, hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep siswa sebelum kegiatan pelatihan yaitu 54,00 berada pada kategori cukup dan setelah kegiatan pelatihan yaitu 77,92 berada pada kategori baik. Perhitungan N-Gain diperoleh nilai 0,52 berada pada kategori sedang. The objectives of the "Global Warming Theme Digital Poster Making Training for Junior High School Students in Samarinda" are 1) students' understanding of concepts can increase and 2) develop students' creativity in making digital posters on Global Warming Topics. However, this article focuses on discussing its relation to students' understanding of concepts. A total of five junior high schools in Samarinda participated in this training activity consisting of 15 students and five assisted teachers. The training activity was conducted offline for four days, from 27 to 30 July 2022. The first day's action was to present a topic on global warming. The second day's activity was presenting the topic of making posters. The third day is the guidance and practice of making posters on the global warming theme; the fourth is presenting the poster results and the final poster collection. The data collection technique is a test technique with an essay question instrument for Global Warming with as many as eight questions. The questions were given to students at the beginning (pre-test) and the end (post-test) of the training activity. Data were collected, processed and analyzed, and the results showed that the average value of students' conceptual understanding before training activities was 54.00 (sufficient category), and after training was 77.92 (good category). The calculation of N-Gain obtained a value of 0.52 is in the moderate category. 
Inisiasi Wirausaha Oleh-oleh Tanaman Hias di Wisata Air Terjun bagi Karang Taruna Andalas Jaya Desa Tapak Gedung Marlin Marlin; Nyayu Neti Arianti; Sipriyadi Sipriyadi
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6116

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk menginisiasi wirausaha oleh-oleh tanaman hias di lokasi wisata air terjun Curug Embun bagi pemuda Karang Taruna Andalas Jaya Desa   Tapak Gedung, yang meliputi : 1) Transfer pengetahuan dan keterampilan tentang  budidaya tanaman hias (Vinca, Begonia dan Anggrek) menjadi tanaman hias oleh-oleh, 2) Mengenalterapkan pengetahuan dan keterampilan penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) tanaman hias yang dihasilkan, dan 3) Mengetahui persepsi atau penilaian khalayak sasaran tentang aspek-aspek inovasi atau ide wirausaha oleh-oleh tanaman hias di daerah wisata air terjun Curug Embun Desa Tapak Gedung.  Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan pada bulan Juli hingga Oktober 2022. Kegiatan transfer dan pengenalterapan pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan metode penyuluhan dan praktek atau belajar sambil mengerjakan (learning by doing), sementara untuk evaluasi penilaian khalayak sasaran terhadap aspek-aspek inovasi wirausaha (keuntungan relatif, tingkat kesesuaian, tingkat kemudahan, dapat dicoba dan dapat diamati hasilnya) dilakukan dengan pengisian kuesioner dan jawaban responden diukur dengan skor.  Penilaian atau persepsi responden kemudian dibagi menjadi dua kategori dengan cara membandingkan total skor responden dengan total skor rata-rata.   Kegiatan dihadiri oleh 25 orang yang mengikuti semua kegiatan dengan antusias.  Ide baru (inovasi) wirasusaha oleh-oleh tanaman hias di lokasi wisata air terjun Curug Embun Desa Tapak Gedung secara umum dinilai positif oleh para pemuda Karang Taruna Andalas Jaya,  baik pada masing-masing aspek maupun terhadap semua aspek secara keseluruhan.  Dengan demikian diharapkan dengan penilaian yang positif dari peserta akan mempercepat penerapan inovasi wirausaha oleh-oleh tanaman hias tersebut secara mandiri oleh pemuda Karang Taruna Andalas Jaya.The purpose of this community service activity is to initiate entrepreneurship of ornamental plant souvenirs at the Curug Embun waterfall for the youth of Karang Taruna Andalas Jaya Tapak Gedung Village as the target audience, which includes: 1) Transfer of knowledge and skills about ornamental plant cultivation (Vinca, Begonia, and Orchids) become souvenirs, 2) Introducing knowledge and skills in determining the Harga Pokok Produksi (HPP) of ornamental plants produced, and 3) Knowing the perceptions or assessments of the target audience about aspects of innovation or entrepreneurial ideas for ornamental plant souvenirs in Curug Embun waterfall Tapak Gedung Village. The transfer and application of knowledge and skills are carried out using counselling methods and practice or learning by doing while evaluating the target audience's assessment of aspects of entrepreneurial innovation (relative advantage, level of suitability, level of convenience, can be tried and can be observed) is done by filling out the questionnaire, and scores measure respondents' answers. The respondent's assessment is divided into two categories by comparing the total and average scores. The activity was attended by 25 people who participated in all activities enthusiastically. The new idea (innovation) of ornamental plants and souvenir entrepreneurship at the Curug Embun waterfall Tapak Gedung Village is generally considered positive by the youth of Karang Taruna Andalas Jaya, both in each aspect and in all aspects as a whole. Thus, a positive assessment from the participants will accelerate the implementation of entrepreneurial innovations for ornamental plant souvenirs by the youth of Karang Taruna Andalas Jaya.
Pluralisme sebagai Sikap Sadar: Memaknai Bersama Nilai Kebangsaan dalam Organisasi Ekstra Kampus di Bandar Lampung Dewie Brima Atika; Susana Indriyati Caturyani; Dodi Faedlulloh
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.5010

Abstract

Organisasi mahasiswa ekstra kampus merupakan salah satu wadah bagi orang muda terdidik untuk berlatih hal keorganisasian. Namun demikian, pengetahuan dan keterampilan berorganisasi saja tidak cukup, karena suatu saat mereka dimungkinkan terlibat dalam organisasi publik, swasta maupun masyarakat sipil. Pengenalan dan kecintaan pada tanah air dan bangsanya merupakan aspek yang amat penting, terlebih di tengah gencarnya penyebaran gagasan-gagasan yang dapat menganggu suasana kebhinekaan Indonesia. Kegiatan ini bertujuan memfasilitasi mereka mengidentifikasi kembali dan mencari cara internalisasi nilai kebangsaan secara kekinian. Kegiatan yang berbentuk workshop ini menggunakan pendekatan partisipasi aktif. Sasaran dari kegiatan pengabdian ini adalah para mahasiswa yang aktif dalam organisasi ekstra kampus di Bandar Lampung. Secara umum, para peserta mengalami pengalaman toleran, dua orang pernah mendapatkan perlakuan intoleran di masa anak-anak dan remaja. Para partisipan memahami dan mempraktikan sikap toleransi, sebagai nilai dasar dalam kebhinekaan. Penyebaran nilai kebangsaan menghadapi tantangan; fanatisme, tingkat pendidikan, sikap apatis para agent of change dan kepentingan kelompok. Solusi dan cara yang ditawarkan adalah edukasi formal dan informal serta mengoptimalkan teknologi informasi dan mereka berperan menjadi agen perubahan di dalamnya. Implikasi dari hasil pengabdian ini, selin melalukan workshop lanjutan yaitu melakukan agenda riset bersama tentang praktik nilai-nilai kebangsaan dan toleransi untuk memproduksi pengetahuan baru dan memasukan nilai kebangsaan dan toleransi dalam kurikulum pendidikan setiap organisasi kemahasiswaan. Extra-campus student organizations are a place for young educated people to practice organizational matters. However, knowledge and organizational skills alone are insufficient because they may be involved in public, private, and civil society organizations one day. Introduction and love for the homeland and its people are essential, especially amid the incessant spread of ideas that can disrupt the atmosphere of Indonesia's diversity. This activity aims to facilitate them to re-identify and find ways to internalize national values in a contemporary way. This activity, in the form of a workshop, uses an active participation approach. This service activity targets students who are active in extra-campus organizations in Bandar Lampung. In general, the participants experienced a tolerant experience; two people had received intolerant treatment in childhood and adolescence. The participants understand and practice tolerance as a fundamental value in diversity. The spread of national values faces challenges; fanaticism, education level, the apathy of change agents and group interests. The solutions and methods offered are formal and informal education and optimizing information technology, and they play a role as change agents. The implication of the results of this service, apart from holding a follow-up workshop, is to conduct a joint research agenda on the practice of national values and tolerance to produce new knowledge and include national values and tolerance in the educational curriculum of each student organization. 
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembuatan Peta Wisata dan Penunjuk Jalan (Sign Systems) di Kawasan Desa Wisata Yusvika Ratri Harmunisa; Heru Subiyantoro
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6134

Abstract

Kabupaten Magetan memiliki destinasi wisata baru yaitu wisata edukasi Kampung Susu Lawu (KSL) di Dusun Singolangu. Saat ini, program wisata KSL belum dikembangkan secara maksimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat setempat dalam mengelola wisata yang ada. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah kurang optimalnya fasilitas pendukung wisata seperti tidak adanya penunjuk jalan dan peta di sekitar lokasi wisata. Selain itu, lokasi berada di Kawasan permukiman sehingga membuat pengunjung kesulitan untuk mengakses beberapa fasilitas umum yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2021 dan bertujuan untuk melakukan pendampingan serta pemberdayaan masyarakat dengan membuat peta wisata dan papan penunjuk jalan (Sign Systems). Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara kepada pengelola wisata setempat. Peta wisata berbentuk billboard dengan ukuran 120 x 80 cm akan dipasang di area Pusat Informasi Wisata Kampung Susu Lawu. Sedangkan papan penunjuk jalan berukuran 50 x 25 cm akan diletakkan di lima persimpangan jalan Dusun Singolangu. Selain itu, pamflet wisata Kampung Susu Lawu akan disebarkan di sekitar Kawasan Kampung Susu Lawu dan objek wisata lain di Wilayah Magetan agar dikenal oleh masyarakat luas. Dengan berkembangnya destinasi wisata Kampung Susu Lawu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat Dusun Singolangu. Magetan Regency has a new tourist destination: the Kampung Susu Lawu (KSL) educational tour in Singolangu Hamlet. Currently, the KSL tourism program has yet to be developed optimally due to the lack of knowledge of the local community in managing existing tourism. One of the problems is the need for optimal tourism support facilities, such as the absence of guides and maps around tourist sites. In addition, the location is in a residential area, making it difficult for visitors to access some of the existing public facilities. Therefore, this activity was carried out in December 2021 and aims to provide assistance and community empowerment by making tourist maps and sign systems (Sign Systems). The method used is observation and interviews with local tourism managers. A tourist map in the form of a billboard with a size of 120 x 80 cm will be installed in the area of the Kampung Susu Lawu Tourism Information Center. Meanwhile, road signs measuring 50 x 25 cm will be placed at five intersections in the Singolangu Hamlet. In addition, the Kampung Susu Lawu tourist pamphlet will be distributed around the Kampung Susu Lawu area and other tourist attractions in Magetan Regency so that it is better known by the wider community. With the development of the Kampung Susu Lawu tourist destination, it is hoped that it can improve the standard of living and the economy of Singolangu Hamlet. 
Peningkatan Capacity Building Kurikulum Merdeka bagi Guru-guru IPA Se-Kota Pagaralam Kodri Madang; Rahmi Susanti; Elvira Destiansari; Didi Jaya Santri
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6742

Abstract

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang berfokus pada pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter untuk mengawali sumber daya manusia yang unggul. Tujuan Pengadian kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman guru tentang Kurikulum Merdeka jenjang SMP dan memberikan pelatihan serta pendampingan guru untuk menyusun modul ajar IPA jenjang SMP sebagai salah satu perangkat pembelajaran di Kurikulum Merdeka. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini  menggunakan  empat tahapan, yaitu Pendahuluan, Pelaksanaan, Pendampingan dan Bimbingan Penyusunan Modul Ajar serta Evaluasi. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober tahun 2022. Pelatihan dilaksanakan secara terstruktur secara luring dan daring. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan angket. Khalayak sasaran sebanyak 40 guru. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman guru mengenai Kurikulum Merdeka dilihat dari hasil post-test dengan kategori baik sekali (67,5%), baik (12,5%), cukup (10%) dan kurang (10%). Ini lebih baik dibandingkan dengan hasil pre-test dengan kategori baik (5%), cukup (35%) dan kurang (60%). Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan guru telah memiliki kemampuan menyusun modul ajar sebagai salah satu perangkat pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Selain itu, hasil evaluasi kegiatan secara menyeluruh menunjukkan bahwa rata-rata penilaian terhadap aspek kualitas penyampaian materi narasumber dan program pelatihan menunjukkan kategori sangat baik. The Merdeka Curriculum is a curriculum that focuses on developing student learning outcomes holistically by realizing the Pancasila Student Profile, which includes competence and character to initiate superior human resources. The purpose of this Community Service is to increase teachers' understanding of the Merdeka Curriculum in junior high school and to provide training and mentoring for teachers to develop teaching modules as one of the learning tools in the Merdeka Curriculum. The method used in this service uses four stages, namely Introduction, Implementation, Assistance and Guidance in the Preparation of Teaching Modules and Evaluation. This activity will be carried out from July to October 2022. The training is carried out in a structured way, offline and online. Data collection is done through observation, documentation, and questionnaires. The target audience is 40 teachers. The evaluation results showed that there was an increase in teachers' understanding of the Merdeka Curriculum seen from the post-test results with very good (67.5%), good (12.5%), sufficient (10%) and poor (10%) categories. This is better than the pre-test results with good (5%), sufficient (35%) and poor (60%) categories. Based on the results of the evaluation shows that the teacher can compile teaching modules as one of the learning tools in the Merdeka Curriculum. In addition, the evaluation of the activities as a whole showed that the average assessment of the quality aspects of the delivery of resource materials and the training program was in a very good category.
Pelatihan Pemanfaatan Sekam Padi Menjadi Silika Penyerap dan Biobriket Aster Rahayu; Farrah Fadhillah Hanum; Siti Salamah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.5796

Abstract

Meningkatnya jumlah populasi penduduk sangat linier dengan kebutuhan dan timbulan volume limbah yang dihasilkan baik dari limbah domestik ataupun limbah pertanian. Kondisi ini terjadi di Desa Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul. Daerah yang didominasi oleh kawasan persawahan serta masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga, mengakibatkan perlunya berbagai informasi mengenai Teknologi Tepat Guna khususnya penanganan limbah domestik dan limbah pertanian dengan baik dan benar. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian kali ini dilakukan penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan limbah hasil pertanian (sekam padi) menjadi silika penyerap dan biobriket. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Oktober 2021. Harapan kegiatan ini yaitu meningkatkan ilmu pengetahuan penduduk tentang penanganan limbah yang baik dan benar serta dapat meningkatkan perekonomian penduduk di Desa Mulyodadi dengan adanya ilmu baru dalam pemanfaatan dan pengolahan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomi (recycle dan reproduct) seperti briket dan silika penyerap. Briket yang dihasilkan dari abu pembakaran sekam padi yang merupakan limbah hasil pertanian dapat digunakan oleh penduduk setempat sendiri ataupun didistribusikan ke penjual-penjual sate sebagai bahan baku utama usaha mereka. Silika penyerap yang juga merupakan hasil pemanfaatan sekam padi tentunya dapat digunakan untuk pada kegiatan rumah tangga, ataupun dijual dengan kemasan yang lebih menarik. The increase in population is very linear with the need for and the volume of waste generated from domestic or agricultural waste. This condition occurred in Mulyodadi Village, Bambanglipuro, Bantul. The area, which is dominated by rice fields and the majority of people who work as farmers and housewives, results in the need for various information regarding Appropriate Technology, especially handling domestic and agricultural waste properly and correctly. Therefore, in this community service activity, counselling and training were carried out on using agricultural waste (rice husk) in absorbent silica and bio briquettes. The activity will be carried out from April to October 2021. This activity hopes to increase residents' knowledge about proper and correct waste handling and to improve the economy of residents in Mulyodadi Village with new knowledge in the utilization and processing of waste into products that have economic value (recycling) and reproduction) such as briquettes and absorbent silica. Briquettes produced from the ashes of burning rice husks which are agricultural waste can be used by residents or distributed to satay sellers as the main raw material for their business. Absorbent silica, which is also the result of utilizing rice husks, can be used for household activities or sold in more attractive packaging. 
Pelatihan Pembuatan Soal Literasi Matematika Berbasis Ethnomatematika Kalimantan Selatan Bagi Guru Peserta MGMP Matematika SMP Kabupaten Barito Kuala Hidayah Ansori; Iskandar Zulkarnain; Indah Budiarti; Taufiq Hidayanto; Korianto Korianto; Dewi Nisrina Nadia; Rifadtun Nufus
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.6118

Abstract

Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerja sama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah ini lebih banyak diarahkan pada permasalahan sehari-hari siswa. Literasi matematika memiliki peran penting dalam membantu siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penerapan matematika dalam kehidupan. Namun, hasil PISA menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk menumbuhkan kemampuan guru dalam Menyusun soal literasi matematika berbasis ethnomate­matika Kalimantan Selatan bagi guru peserta MGMP matematika SMP Kabupaten Barito Kuala.  Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu pelatihan. Pelatihan dilakukan dengan penyampaian materi secara daring dan dilanjutkan dengan penugasan serta pendampingan penyusunan soal literasi matematika. Berdasarkan produk soal yang dihasilkan dari penugasan yang diberikan, didapat bahwa terdapat 14 (77%) guru telah menyusun soal literasi matematika berkonteks lahan basah. Dari 14 guru yang menyusun soal, 8 diantarnya telah menyusun soal berbasis ethnomatematika. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dapat menumbuhkan kemampuan peserta dalam menyusun soal literasi matematika berkonteks lingkungan lahan basah dan berbasis ethnomatematika Kalimantan Selatan.The 21st-century learning paradigm emphasizes the ability of students to find out from various sources, formulate problems, think analytically and collaborate and collaborate in solving problems. Solving this problem is more directed at students' daily problems. Mathematical literacy has an important role in helping students solve problems related to the application of mathematics in life. However, the results of the PISA show that the mathematical ability of students in Indonesia still needs to improve. The purpose of this service is to build teachers' ability to prepare math literacy questions based on ethnomathematics in South Kalimantan for teachers of Junior High School who participate in the Mathematics MGMP at Barito Kuala District. The method used in this service is training. The training is carried out by delivering material online, followed by assignments and assistance in preparing mathematical literacy questions. Based on the product of the questions generated from the assignments given, it was found that there were 14 (77%) teachers who had compiled mathematical literacy questions in the context of wetlands. Eight of the 14 teachers who compile the questions have compiled ethnomathematical-based questions. This shows that the training carried out can build participants' ability to prepare mathematical literacy questions in the context of a wetland environment and based on ethnomathematics in South Kalimantan. 
Pelatihan Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis Literasi untuk Guru Giati Anisah; Ari Abi Aufa
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i4.5613

Abstract

Kemampuan guru dalam mengajarkan dan menilai kemampuan literasi perlu terus ditingkatkan mengingat banyak guru yang masih kesulitan dalam hal asesmen kemampuan literasi. Pengabdian ini bermaksud untuk memberikan pelatihan kepada guru dalam hal pengembangan instrumen asesmen literasi. Pengabdian ini menggunakan pendekatan proyek dengan metode utama yaitu tutorial dan praktik langsung yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2021. Berdasarkan hasil angket, 88% guru setuju bahwa pelatihan memberikan tambahan pengetahuan mengenai literasi. 83% menyatakan setuju bahwa pelatihan ini memberikan dampak positif pada peningkatan kompetensi guru dalam hal menyusun instrumen asesmen literasi. Selain itu, 81% guru setuju bahwa pelatihan serupa perlu dilaksanakan kembali dengan topik yang berbeda. Instrumen asesmen hasil pelatihan ini divalidasi secara mandiri oleh peserta dan 68 dari 89 peserta (76%) instrumen asesmen yang dihasilkan memili kevalitan 61-80% dari seluruh soal yang dihasilkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengembagan instrumen asesmen berbasis literasi untuk guru ini telah berhasil membuat guru guru lebih kreatif dalam menyusun instrumen asesmen berbasis literasi, jenis soal lebih variatif, dengan validitas dan reliabilitas yang terjamin.  Dengan demikian, diharapkan siswa akan lebih terlatih dan kompeten dalam bidang literasi.  The teacher's ability to teach and assess literacy skills needs to be continuously improved, considering that many teachers still have difficulties assessing literacy skills. This service intends to train teachers in terms of developing literacy assessment instruments. This service uses a project approach, with the main technique being tutorials and hands-on practice, which will be held in October 2021. Based on the questionnaire results, 88% of teachers agree that the training provides additional knowledge about literacy. 83% agreed that this training positively improved teacher competence in terms of preparing literacy assessment instruments. In addition, 81% of teachers agreed that similar training should be re-implemented with a different topic. The participants independently validated the assessment instrument resulting from this training, and for 68 of the 89 participants (76%), the resulting assessment instrument had a validity of 61-80% of all questions generated. Thus, the training in developing literacy-based assessment instruments for teachers has provided additional knowledge, increasing teacher competence in preparing literacy assessment instruments.