cover
Contact Name
Muhammad Solihin
Contact Email
jurnaltriaspolitika2017@gmail.com
Phone
+6282133515052
Journal Mail Official
jurnaltriaspolitika2017@gmail.com
Editorial Address
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaltriaspolitika/about/editorialTeam
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
Jurnal Trias Politika
ISSN : 25977431     EISSN : 25977423     DOI : 10.33373
Core Subject : Social,
JURNAL TRIAS POLITIKA adalah jurnal ilmiah berkala yang diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kepulauan dua kali setahun pada bulan April dan Oktober yang fokus pada isu-isu strategis dan dinamika pemerintahan dan politik. Redaksi menerima naska artikel laporan penelitian, artikel lepas, dan resensi buku yang sesuai dengan visi Jurnal. Naskah yang dikirim terdiri dari 15 samapi 25 halaman kwarto (A4) dengan spasi ganda. Naska dilengkapi dengan biodata penulis.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika" : 12 Documents clear
PEMETAAN RISIKO POLITIK DAN KEAMANAN PEMILU 2024: MEKANISME KEWASPADAAN DINI DAN IMPLIKASINYA Aryos Nivada; Saddam Rassanjani
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.6147

Abstract

Abstract : This article aims to explain the mapping of political and security risks related to the 2024 Indonesian General Election. It is crafted as part of an early warning mechanism. Thus, the research aims to provide a reference framework for anticipating potential disruptions to security stability during the 2024 elections. Text analysis both classical/traditional and modern/non-traditional approaches by Buzan & Hansen (2009) were utilised to map these risks. The article concludes that threats to Indonesia during the 2024 elections may come from both internal and international sources. The global geopolitical situation heating up towards the end of 2023 and the ongoing election stages pose serious potential threats to Indonesia's security. Some highlighted potential threats include the possibility of presidential impeachment, disputes over election results, grassroots polarization, and terrorism threats. The involvement of the military in handling security threats becomes inevitable, as reflected in the government's policy response involving the Indonesian National Army (TNI) in security assistance tasks alongside the police (Polri) during the elections. Limitations of this research include constraints on accessing potentially sensitive data and limitations in time and resources. Future research could broaden its scope by incorporating perspectives from various stakeholders, including civil society, media, and religious groups. Additionally, further research could focus on evaluating the effectiveness of risk mitigation strategies implemented during the 2024 elections. Keywords : 2024 election; politics; security; threats; military. Abstrak : Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pemetaan risiko politik dan keamanan yang terkait dengan Pemilu 2024 di Indonesia. Dibuat sebagai bagian dari mekanisme kewaspadaan dini. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kerangka rujukan dalam mengantisipasi potensi gangguan terhadap stabilitas keamanan selama Pemilu 2024. Analisis teks pada pendekatan klasik/tradisional dan modern/non-tradisional dari Buzan & Hansen (2009) digunakan untuk memetakan risiko tersebut. Artikel ini menyimpulkan bahwa ancaman terhadap Indonesia selama Pemilu 2024 dapat berasal dari internal dan internasional. Situasi geopolitik global yang memanas pada akhir tahun 2023, bersamaan dengan tahapan Pemilu yang sedang berlangsung, menimbulkan potensi serius yang dapat mengancam keamanan Indonesia. Beberapa potensi ancaman yang disorot meliputi potensi pemakzulan presiden, perselisihan hasil pilpres, polarisasi di akar rumput, dan ancaman terorisme. Keterlibatan militer dalam penanganan ancaman keamanan menjadi tidak terhindarkan, sebagaimana tercermin dalam respons kebijakan pemerintah yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam tugas perbantuan keamanan bersama kepolisian (Polri) selama Pemilu. Limitasi penelitian ini termasuk keterbatasan dalam akses terhadap data yang mungkin sensitif, serta keterbatasan waktu dan sumber daya. Penelitian masa depan dapat memperluas cakupan dengan memasukkan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sipil, media, dan kelompok agama. Selain itu, penelitian lanjutan dapat fokus pada evaluasi efektivitas strategi mitigasi risiko yang diimplementasikan selama Pemilu 2024. Kata Kunci : pemilu 2024; politik; keamanan; ancaman; militer.
THE PERILS OF BUREAUCRATIC INERTIA: A STEPS TOWARD ENHANCING GOVERNMENT MANAGEMENT Aqil Teguh Fathani; Roni Ekha Putera; Nabila Mohamed
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.5976

Abstract

Abstrack : The aims of study is to investigate phenomenon of bureaucratic inertia within the Indonesian government system, which detrimentally affects government governance, administrative systems, and public services provided to the people. It is crucial to acknowledge the significant risk posed by the persistence of bureaucratic inertia in the absence of any proactive measures to address and advance necessary changes. This research employs a comprehensive literature review, incorporating 35 relevant scholarly sources that are closely aligned with the current study. The occurrence of bureaucratic inertia in Indonesia is a significant challenge since local institutions always face pressure from the central government, resulting in diminished authority, influence, and power. From an institutional standpoint, it is crucial to have transparency mechanisms in place to guide decision-makers. These mechanisms should allow for the authorization or restriction of actions, enforceable regulations and procedures, and appropriate incentives or penalties to ensure wise decision-making. By implementing such measures, institutions can gradually develop into responsible entities that prioritize transparency in meeting public demands. From a capacity standpoint, the key criteria for overcoming bureaucratic inertia include improving the organizational and managerial structure, facilities, and infrastructure, and promoting the establishment of an extensive network. Furthermore, there exists a significant prospect to engage in cooperation with exterior stakeholders to leverage solutions to compete with regions that possess greater advancement than others. Keywords : government; governance; bureaucratic inertia; government management; decentralization; Indonesia.
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ZAKAT PROFESI DI KABUPATEN LINGGA Zaid Zaid; Chanif Nurcholis; Pardamean Daulay
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.5652

Abstract

Abstract : Zakat is the financial instrument of the state. Zakat management in Indonesia is regulated by Act No. 23/2011 which is a public policy product. The policy of asset management is expected to improve the well-being of the people and reduce poverty. The purpose of this research is to find out and identify the unoptimal causes of the Zakat Lifting Policy in Lingga District. Furthermore, this research wants to find out the supportive and inhibitory factors. The theories used are the theory of public administration, public policy, and the concept of zakat. The method used is the method of qualitative research. Data collection techniques, i.e. using observation, interview and documentation techniques. This research found that the policy of management of professional zakat is not optimal because of the still low confidence of musiaki in BAZNAS, still minimal socialization, not available system of reduction of professional Zakat directly. However, this research also found some supportive factors that can optimize the collection of professional talents in Lingga district, namely; the presence of the Regional Regulations and the Bupati Regulations, the formation of the UPZ in each OPD, and the existence of an audit of the Shariah every year, as well as the presences of programmes that touch eight asnaf. This study suggests the need for additional sanctions in the Perda and Perbup regarding Zakat, the need to prepare a system of cut-off zakat directly, to the petitioner to pay additional benefits of employee income on time every beginning of the month, increase the BAZNAS operational budget, as well as increase the power of zakat in the islands. Keywords : baznas; professional zakat; public policy; civil apparatus. Abstrak : Zakat adalah instrumen keuangan negara. Pengelolaan zakat di Indonesia diatur dalam UU Nomor 23/2011 yang merupakan produk kebijakan publik. Kebijakan pengelolaan zakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi penyebab belum optimalnya kebijakan pengeloaan zakat di Kabupaten Lingga. Selanjutnya, penelitian ini ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya. Teori yang digunakan adalah teori administrasi publik, kebijakan publik dan konsep zakat. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data, yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pengelolaan zakat profesi belum optimal karena masih rendahnya kepercayaan muzaki terhadap BAZNAS, masih minimnya sosialisasi, belum tersedia sistem pemotongan zakat profesi secara langsung. Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa faktor pendukung yang dapat mengoptimalisasi pengumpulan zakat profesi di Kabupaten Lingga, yaitu; adanya Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, terbentuknya UPZ di setiap OPD, dan adanya audit syariah setiap tahun, serta adanya program yang menyentuh delapan asnaf. Sedangkan faktor penghambatnya adalah terbatasnya anggaran operasional, terbatasnya jumlah SDM, serta sering terjadi keterlambatan pembayaran tunjangan tambahan penghasilan pegawai. Penelitian ini menyarankan perlu adanya tambahan sanksi dalam Perda dan Perbup tentang Zakat, perlu disiapkan sistem pemotongan zakat secara langsung, kepada pemda agar membayar tunjangan tambahan penghasilan pegawai tepat waktu setiap awal bulan, menambah anggaran operasional BAZNAS, serta menambah tenaga pungut zakat di pulau-pulau. Kata Kunci : baznas; zakat profesi; kebijakan publik; aparatur sipil negara.
SISI PARADOKS DALAM PROSES MANAJEMEN PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2019 Yaherlof Foeh; I Putu Yoga Bumi Pradana; Theny I.B Kurniati Pah; Aspri Budi Oktavianto; Ardi Yosafat Pandie
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.5862

Abstract

Abstract : This research analyzes the management of election organization and paradoxes in Indonesia's 2019 Legislative General Election. This research used a qualitative approach, interviewed 15 informants, and revealed several significant paradoxes. First, the paradox in constitutional authority between the General Election Commission (KPU) and Bawaslu, where Law No. 7 of 2017 resulted in the shallowing and weakening of the KPU's constitutional status. Second is the paradox in campaign management, which includes transactional and money politics. Third is the paradox in managing women's representation, where women are often used as tools to collect votes for male candidates. Finally, there are paradoxes in the voting process, including the increasing capitalization of votes and money politics. This research critically contributes to providing important insights into the dynamics of legislative elections in Indonesia. Keywords : paradox; constitutional; campaign; women's representation; voting. Abstrak : Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2019 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan mewawancarai 15 informan dan berhasil mengungkapkan beberapa paradoks signifikan. Pertama, paradoks dalam kewenangan konstitusional antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu, di mana UU No 7 Tahun 2017 mengakibatkan pendangkalan dan pelemahan status konstitusional KPU. Kedua, paradoks dalam manajemen kampanye, yang mencakup politik transaksional dan politik uang. Ketiga, paradoks dalam manajemen keterwakilan perempuan, di mana perempuan sering dijadikan alat untuk mengumpulkan suara bagi calon laki-laki. Terakhir, paradoks dalam proses pemungutan suara, termasuk kapitalisasi suara dan politik uang yang meningkat. Penelitian ini secara kritis berkontribusi dalam memberikan wawasan penting tentang dinamika pemilihan legislatif di Indonesia. Kata Kunci : paradoks; konstitusional; kampanye; keterwakilan perempuan; pemungutan suara.
IMPLEMENTASI KEMITRAAN PEMERINTAH-SWASTA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU Muhammad April; Muammar Alkadafi; Ilyas Ilyas
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.5793

Abstract

Abstract : The waste problem in Pekanbaru City is a social and environmental problem that is currently urgently needed to be resolved. Pekanbaru City Government policy gives authority to third parties, with a public-private partnership (PPP) model in implementing waste management. This research aims to explore the factors causing the ineffectiveness (effectiveness) of waste management in Pekanbaru City using the Public-Private Partnership (PPP) model. The research approach uses qualitative data analysis, data obtained through observation, interviews, relevant documents. Interviews were conducted with key informants, which were then matched or compared with the results of field observations, documents, to produce data credibility. The research results concluded that the public-private partnership (PPP) model was not effective in solving the waste service problem. Unclear contract management between local government (DLHK) and the private sector, lack of space for broad public participation to get involved, public awareness of sorting organic and inorganic waste, discipline in disposing of waste at legal TPSs at predetermined hours is lacking or not even implemented nicely. This is a factor causing ineffective policy implementation. Research suggestions, the policy implementation model uses a complete "collaborative governance" model, namely the penta helix or multiple helix interconnected governance (ICG) model by building a "policy network" among many stakeholders (government, private sector, community, universities and community groups that relevant) as a driving agent for policy implementation to maximize community participation in waste management. Keywords : implementation; policy; collaboration, participation. Abstrak : Permasalahan sampah di Kota Pekanbaru merupakan masalah sosial lingkungan yang saat ini mendesak untuk diselesaikan. Kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru memberikan kewenangan kepada pihak ketiga, dengan model kemitraan pemerintah-swasta (PPP) dalam implementasi pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor penyebab tidak berhasil gunanya (efektifitas) pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru dengan model kemitran Pemerintah-Swasta (PPP). Pendekatan penelitian menggunakan analisas data kualitatif, data diperoleh melalui obeservasi, wawancara, dokumen yang relevan. Wawancara dilakukan dengan informan kunci, yang selanjutnya dicocokkan atau dibandingkan dengan hasil observasi lapangan, dokumen, untuk menghasilkan kredibilitas data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, model kemitraan pemerintah-swasta (PPP) tidak efektif menyelesaikan masalah pelayanan persampahan. Manajemen kontrak yang tidak jelas, antara pemerintah daerah (DLHK) dengan pihak swasta, kurangnya ruang partisipasi publik secara luas untuk terlibat, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik, keidisiplinan membuang sampah pada TPS legal pada jam yang telah ditentukan kurang atau bahkan tidak dilaksanakan secara baik. Hal ini menjadi faktor penyebab tidak efektifnya implementasi kebijakan. Saran penelitian, model implementasi kebijakan menggunakan model “collaboratif governance” yang utuh yaitu model penta helix atau multiple helix interconnected governance (ICG) dengan membangun “jaringan kebijakan” pada banyak stakholders (pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan kelompok-kelompok masyarakat yang relevan) sebagai agen penggerak implementasi kebijakan untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Kata Kunci : implementasi; kebijakan; kolaborasi, partisipasi.
MODEL PERLINDUNGAN DARING: IMPLEMENTASI MODEL BARU DALAM MENGHADAPI TANTANGAN CYBERBULLYING DI KOTA MAGELANG Sri Mulyani; Satrio Ageng Rihardi; Jaduk Gilang Pembayun
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.6310

Abstract

Abstract: This research aims to analyze and evaluate a new online protection model in response to the increasing challenges of cyberbullying in Magelang City. With a focus on the case study of the Regional Child Protection Commission (KPAD) of Magelang City, this research provides an in-depth insight into the dynamics of child protection in the digital era. Qualitative methodology and R&D methods were used to test the new cyberbullying prevention and handling model of KPAD Kota Magelang. Data were analyzed using descriptive qualitative methods and NVivo 12 Plus software. The results of the research analysis show that the proposed online protection model can overcome the limitations and challenges identified from previous research. It is expected that this research will not only develop an innovative and effective online protection model to protect children from the negative impact of information technology but will also contribute significantly to the development of understanding and implementation of child protection in facing the challenges of cyberbullying at the local, regional, and national levels. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi model perlindungan daring baru sebagai respons terhadap meningkatnya tantangan cyberbullying di Kota Magelang. Dengan fokus pada studi kasus Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Magelang, penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang dinamika perlindungan anak di era digital. Metodologi kualitatif dan metode R&D digunakan untuk menguji model pencegahan dan penanganan cyberbullying yang baru dari KPAD Kota Magelang. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan software NVivo 12 Plus. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa model perlindungan daring yang diusulkan dapat mengatasi keterbatasan dan tantangan yang teridentifikasi dari penelitian sebelumnya. Diharapkan bahwa penelitian ini tidak hanya akan menyusun model perlindungan daring yang inovatif dan efektif untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif teknologi informasi, tetapi juga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pemahaman dan implementasi perlindungan anak dalam menghadapi tantangan cyberbullying di tingkat lokal, regional, dan nasional.
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI GEN Z DALAM MENGHADAPI KONTESTASI PEMILIHAN PRESIDEN 2024 Cecep Sobar Rochmat; Arifah Nursalsabila; Hurul Aini Fadlilah; Luthfi Aliyya Puspitasari
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.6117

Abstract

Abstract : This paper aims to elaborate and internalize the values of Pancasila for generation Z to face the contestation of the 2024 Presidential Election to achieve SDG no. 16. The method used for this writing is qualitative descriptive research. Data were collected from documents, author observations, and interviews. The values of Pancasila must be instilled from an early age in every society, especially in Generation Z which is very synonymous with technological developments. For this reason, it is necessary to internalize Pancasila in every step of daily life to achieve a better life. Internalization of Pancasila values to Generation Z in facing Pancasila contestation through political socialization by representing Pancasila values during campaigns, donations, socialization of the vision and mission of presidential and vice presidential candidates or discussions with the KPU, BAWASLU, and MK whose output is expected to be democratic elections and make peace, justice, and strong institutions for Indonesia. It is hoped that Generation Z knows the ins and outs of elections or makes their own choices based on what they believe and can restore awareness of both Pancasila and political awareness. Finally, to raise awareness and foster political values, internalization of Pancasila is very necessary, especially for Generation Z. Keywords : internalization; pancasila; presidential election; gen z. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan urgensi nilai-nilai dalam setiap sila pancasila yang harus dijiwai oleh generasi Z dalam pelaksanaan pemilihan presiden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dari dokumen dan pengamatan penulis. Nilai Pancasila sebagai dasar negara perlu diinternalisasikan sejak dini di setiap lapisan masyarakat dan dijadikan landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Terutama pada generasi Z yang akrab dengan perkembangan teknologi. Internalisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi ini dilakukan dalam rangka menghadapi pemilihan presiden agar dapat memilih pemimpin yang tepat. Internalisasi nilai-nilai Pancasila perlu dilakukan selama kampanye, donasi, sosialisasi visi dan misi kandidat presiden dan wakil presiden atau diskusi dengan KPU, BAWASLU, dan Mahkamah Konstitusi yang hasilnya diharapkan akan menjadi pemilihan demokratis dan untuk membuat perdamaian, keadilan, dan lembaga-lembaga yang kuat bagi Indonesia. Selain itu dapat dilakukan dengan cara mengedukasi di platform-platform digital yang mudah diakses gen z, menyelipkan dalam materi wajib lembaga pendidikan, dan membuat asosiasi kelompok-kelompok generasi z untuk membicarakan permasalahan terkait dengan pemilu. Diperkirakan bahwa Generasi Z akan tahu dari pemilu atau membuat pilihan mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka yakini dan dapat memulihkan kesadaran Pancasila dan kesedaran politik. Akhirnya, untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan nilai-nilai politik, internalisasi Pancasila sangat diperlukan, terutama pada Generasi Z. Selain itu nilai pancasila yang mengandung nilai-nilai moral diperlukan untuk menjaga stabilitas politik. Kata Kunci : internalisasi; pancasila; pemilihan presiden; gen z.
DAMPAK PERMASALAHAN GLOBAL REFUGEE DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU Dhani Akbar; Azhari Setiawan; Ardi Putra; Nadya Triyana
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.5663

Abstract

Abstract: Indonesia is eager to cooperate, in this case with the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), the International Organization for Migration (IOM) and the International Committee of the Red Cross (ICRC), to achieve world peace and improve the welfare of the world's people. This research aims to examine the problems faced by the Indonesian government, especially in border areas. Concept of securitization which divided several focuses to a case study in the Riau Archipelago Province where there are approximately 500 refugees on Bintan Island and 1,000 in Batam City under the supervision of IOM and UNHCR. The refugee situation in the Riau Islands is a complex and serious problem. Our research reveals the perceptions of local communities as part of civil society who feel the impact and attitudes towards regulations that are still felt to be lame and ineffective in dealing with this problem. Academic contribution of this research is to solve the issue of border area in the perspective of non-traditional security. Abstrak: Indonesia berkeinginan untuk melakukan kerjasama, dalam hal ini dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), International Organization of Migration (IOM) dan International Committee of Red Cross (ICRC), untuk mencapai perdamaian dunia dan meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia khususnya di wilayah perbatasan. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sekuritisasi yang dipecah pada beberapa fokus pada studi kasus di Provinsi Kepulauan Riau yang kurang lebih ada 500 pengungsi di Pulau Bintan dan 1.000 di Kota Batam di bawah pengawasan IOM dan UNHCR. Situasi pengungsi di Kepulauan Riau terbuka sebagai masalah yang kompleks dan serius. Penelitian kami mengungkap persepsi masyarakat lokal sebagai bagian dari civil society merasakan dampak dan sikap terhadap regulasi yang masih dirasa timpang dan kurang efektif dalam menangani problematika ini. Kontribusi akademik yang diperlukan setelah penelitian ini adalah pemecahan masalah dalam sudut pandang keamanan non-tradisional di wilayah perbatasan.
TACKLING INDONESIA'S PLASTIC WASTE CRISIS: A POLITICAL PERSPECTIVES AND POLICY IMPLICATIONS Ujang Komarudin; Dinda Ayuningtyas
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.6193

Abstract

Abstrack : The escalating plastic waste crisis in Indonesia, fueled by population growth and widespread plastic usage, presents a critical environmental challenge. This study examines the Indonesian government's response to this crisis through a political lens, aiming to uncover the policy implications of its initiatives. Employing qualitative methods and an extensive literature review, this research delves into the government's strategies. Using the theory of national interest, the study focuses on policy implementation, diplomatic efforts, and public participation to set ambitious targets for waste reduction, aiming for a 30 percent decrease in overall waste by 2025. To achieve these objectives, the government has enacted various regulations and measures aimed at curbing plastic pollution. Furthermore, Indonesia has engaged in diplomatic endeavors, collaborating with international partners and participating in multilateral forums to address plastic pollution regionally and globally. Moreover, the study underscores the importance of public participation in mitigating the plastic waste crisis. It assesses the effectiveness of collaborative efforts in combating plastic pollution. Through an in-depth analysis of these factors, this study offers valuable insights into Indonesia's response to the plastic waste crisis, with the aim of informing future policymaking and facilitating effective strategies for plastic waste reduction in the country.
PERUBAHAN ORGANISASI KECAMATAN PASKA REFORMASI: DISCOURSE ANALYSIS BERDASARKAN PARADIGMA NEW PUBLIC SERVICES Rijal Ramdani; Hefi Al-Hifdhi
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 1 (2024): April 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i1.6192

Abstract

Abstract: The sub-district organization (Kecamatan) in Indonesia plays an essential role as the forefront of local governments in providing service delivery for the citizens. Following the New Public Service’s (NPS) theory, this study aims to examine how have the sub-district roles changed after the political and bureaucratic reform in Indonesia. The study employed discourse analysis method that was used to observe how texts regarding the role and position of sub-district organizations had changed in the regulations. The data for this study was based on some regulations, namely 1) Law No. 32/2004, 2) Law No. 23/2014, 3) Government Regulation No. 19/2008, and 4) Government Regulation No. 17/2018. In this study, the NPS paradigm is understood as a new paradigm in public services where citizens are positioned as citizens who are actively involved and responsible in the policy formulation and public services. The study has found that both 1) Law No. 32/2004, 2) Law No. 23/2014, 3) Government Regulation No. 19/2008, and 4) Government Regulation No. 17/2018 have content that is close to the criteria of the New Public Service (NPS) paradigm. The results of cloud analysis also show that sub-district regulations after the Indonesian reformism have a commitment in positioning the sub-district organization as a public service delivery institution for the community. However, the regulations still are not sufficiently covered the essential role of individuals as citizens who can actively participate in the policy formulation and public service processes. Abstrak: Organisasi kecamatan memiliki peran penting sebagai ujung tombak bagi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perubahan peran penting organisasi Kecataman setelah reformasi dengan menggunakan pendekatan paradigma New Public Services (NPS). Penelitian ini menggunakan metode discourse analysis yaitu suatu metode untuk melihat bagaimana teks mengenai peran dan kedudukan organisasi Kecamatan mengalami perubahan di dalam peraturan perundangan. Data pada penelitian ini didasarkan pada peraturan perundangan yaitu 1) Undang – Undang (UU) No. 32/ 2004, 2) UU No. 23/ 2014, 3) Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/ 2008, dan 4) PP No. 17/ 2018. Di dalam penelitian ini, paradigma NPS dipahami sebagai paradigma baru di dalam pelayanan publik di mana warga Negara didudukan posisinya sebagai citizen, yang berperan aktif ikut terlibat dan bertanggung jawab di dalam proses perumusan kebijakan dan pelayanan publik. Penelitian ini menemukan bahwa baik UU. No. 32/ 2004, 2) UU No. 23/ 2014, 3) PP No. 19/ 2008, dan 4) PP No. 17/ 2018 muatannya sudah mendekati kriteria dari paradigma NPS. Hasil cloud analisis juga menujukan bahwa peraturan perundangan Kecamatan paska reformasi memiliki semangat kuat di dalam menempatkan organisasi Kecamatan sebagai institusi pelayanan bagi masyarakat. Akan tetapi peraturan perundangan tentang Kecamatan tersebut masih belum bisa meletakkan peran penting individu sebagai citizen yang bisa berperan aktif di dalam proses perumusan kebijakan dan pelayanan publik.

Page 1 of 2 | Total Record : 12