cover
Contact Name
Rikky Gita Hilmawan
Contact Email
rikky.hilmawan@bku.ac.id
Phone
+628122087308
Journal Mail Official
lppm.psdkutasikmalaya@bku.ac.id
Editorial Address
Jl RE Martadinata No 142 Kota Tasikmalaya Email: lppm.stikesmk@gmail.com Telp/Fax (0265) 339772
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Mitra Kencana Keperawatan dan Kebidanan
ISSN : 25990055     EISSN : 26151987     DOI : 10.54440
Core Subject : Health,
Jurnal Mitra Kencana di bawah Universitas Bhakti Kencana PSDKU Tasikmalaya, merupakan sarana publikasi ilmiah yang terbit setiap enam bulan dan sudah memiliki nomor ISSN yang cetak maupun elektronik dengan nomor pISSN 2599-0055 dan eISSN 2615-1987. Terbitan pertama Jurnal Mitra Kencana pada bulan November 2017. Jurnal Mitra Kencana (JMK) dapat menerima artikel penelitian asli yang relevan pada bidang Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. Format artikel penelitian terdiri atas halaman judul, abstrak (Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar pustaka.
Articles 70 Documents
PENGARUH RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP PENURUNAN GEJALA PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA Lina Marlina
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 1, No 2 (2018): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v1i2.41

Abstract

Pre Menstrual Syndrome (PMS) merupakankeluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Penatalaksanaan atau perilaku untuk mengurangi terjadinya PMS sangat diperlukan. Untuk mengurangi kejadian PMS, setiap individu harus bisa mengatasinya yaitu dengan cara terapi farmakologi dan non-farmakologi. Salah satu cara non-farmakologi adalah terapi relaksasi pernafasan.Jenis penelitian ini menggunakan metode experimental research. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kebidanan tingkat II STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya sebanyak 43 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Analisa bivariat menggunakan uji statistik untuk menguji beda mean dependent yakni dengan uji dependent t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan relaksasi pernafasan mayoritas mahasiswa termasuk pada kategori sedang yaitu sebanyak 19 orang (44,2%) dan hasil setelah dilakukan relaksasi pernafasan mayoritas mahasiswa menjadi kategori ringan yaitu sebanyak 31 orang (72,1%). Setelah dianalisis dengan uji t-test maka ada pengaruh relaksasi pernafasan terhadap penurunan gelaja Pre Menstrual Syndrome pada mahaiswa kebidanan Tingkat II STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya tahun 2016 dengan nilai p value 0,000.
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI UNIT HEMODIALISARUMAH SAKIT UMUM DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Hana Ariyani; Rikky Gita Hilmawan; Baharudin Lutfi; Reni Nurdianti; Rahmat Hidayat; Pipit Puspitasari
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 3, No 2 (2019): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v3i2.82

Abstract

ABSTRAK Gagal Ginjal Kronis merupakan penyakit tidak menular yang termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien Gagal Ginjal Kronisdi Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif survei dengan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan yakni sebanyak 59 orang (55%) dan sebagian kecil adalah laki-laki yakni sebanyak 48 orang yakni (45%). Selajutnya dari segi usia, sebagian besar responden berada pada kategori usia Lansia Awal yakni sebanyak 38 orang (36%), dan sebagian kecil berada pada kategori usia Remaja Akhir yakni sebanyak 6 orang (6%). Dari segi pendidikan, sebagian besar berada pada kategori tingkat pendidikan Menengah yakni sebanyak 59 orang (55%) dan sebagian kecil berada pada kategori tingkat pendidikan Tinggi yakni sebanyak 16 orang (15%). Dari segi Pengalaman, sebagian besar berada pada kategori pengalaman hemodialisa 10 tahun yakni sebanyak 2 orang (2%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang (55%), kategori usia Lansia Awal sebanyak 38 orang (36%), kategori pendidikan Menengah sebanyak 59 orang (55%) dan kategori pengalaman hemodialisa kurang dat 5 tahun sebanyak 83 orang (78%). Kata Kunci: Gagal Ginjal,Gagal Ginjal Kronis, Hemodialisa
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN AKDR PADA AKSEPTOR KB DI DESA BOJONGGAOK KECAMATAN JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA Eneng Daryanti
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v1i1.3

Abstract

AKDR merupakan metode kontrasepsi yang reversibel, berjangka panjang, dan merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif. Tetapi jumlah akseptor KB pengguna AKDR masih rendah. Hal ini terlihat dari seluruh akseptor KB aktif di Kabupaten Tasikmalaya, hanya 8,29 % yang menggunakan metode AKDR.Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pengguna AKDR pada akseptor KB di Desa Bojonggaok Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yang menjadi populasi adalah seluruh peserta KB aktif di Desa Bojonggaok dan jumlah sampel 89 orang dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas dengan hasil semua pertanyaan diatas standar. Analisa data menggunakan analisis univariat yang hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor pengetahuan responden termasuk dalam kategori baik sebanyak 40 orang (44,94 %), faktor tingkat ekonomi termasuk kategori kurang sebanyak 50 orang (56,18 %), sedangkan untuk faktor dukungan suami termasuk kategori tidak mendukung sebanyak 46 orang (51,69 %).Saran agar pembinaan kepada akseptor KB terutama edukasi tentang AKDR lebih ditingkatkan sehingga lebih banyak akseptor yang menggunakan metode AKDR.Kata kunci : Faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna AKDR, tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, dukungan suami dan keluarga.
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SUKAJAYA KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA Rikky Gita Hilmawan; Meti Sulastri; Reni Nurdianti
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Mitra Kencana
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i1.94

Abstract

ABSTRAKISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan dapat ditemui pada balita, hal ini disebabkan karena perilaku keluarga yang masih kurang baik, salah satunya adalah kebiasaan merokok di dalam rumah, paparan asap rokok dapat menyebabkan balita terganggu pada pernapasan. Data dari Puskesmas Purbaratu kejadian ISPA terdapat 1.905 kasus baru, Kelurahan Sukajaya merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Purbaratu yang mempunyai kasus tertinggi kejadian ISPA pada balita sebanyak 423 orang. Hasil Studi pendahuluan dilakukan observasi pada 15 rumah balita yang terkena penyakit maupun yang mempunyai riwayat penyakit ISPA, 4 rumah dengan ventilasi yang kurang baik, 3 rumah dengan penghuni yang padat, 4 rumah dengan kurangnya cahaya yang masuk, dan 4 rumah dengan prilaku keluarga merokok, dan sebagian besar kepala keluarga merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada balita. Rencana pentilian ini menggunakan desain analitik korelasional yaitu penelitian yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lain. Menggunakan pendekatan Cross Sectional ,pengambilan sampel menggunakan Porvosive sampling sebanyak 49 orang Balita yang mengalami ISPA. Alat pengumpulkan data menggunakan lembar kuesioner untuk mengetahui kebiasaan merokok, lembar observasi digunakan untuk melihat kejadian ISPA. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga merokok sebanyak 37 orang (75,5%), sebagian besar kejadian ISPA balita pada kategori sedang sebanyak 25 orang (51,0%) dan keluarga yang merokok sebanyak 22 orang (59,5%) pada balita kategori sedang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,02, jika dibandingkan dengan nilai a (0,05) maka nilai p lebih kecil daripada nilai a (0,02 < 0,05), maka H0 ditolak artinya ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Sukajaya Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.Kata Kunci : Kebiasaan merokok, kejadian ISPA pada balita
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN PASCA STROKE DI POLI NEUROLOGI RSUD dr. SLAMET GARUT TAHUN 2018 Tanti Suryawantie; Hasbi Taobah Ramdani; Rahman Lukman N
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 3, No 1 (2019): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v3i1.72

Abstract

ABSTRAK Penyakit penyebab kematian di Indonesia saat ini adalah penyakit tidak menular termasuk didalamnya stroke yang menduduki urutan pertama dengan persentase 22,1%. Selain itu kasus stroke di Jawa Barat pada tahun 2016 sebanyak 685 kasus. Begitupun pada tahun 2017 di Kabupaten Garut sebanyak 1.428 kasus. Adapun Gejala stroke dapat dilihat dari aspek fisik, psikologis, sosial. Terutama aspek psikologis yang dapat mempengaruhi aspek yang lain. Di dalam aspek psikologis terdapat konsep diri dan mekanisme koping. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari hubungan antara konsep diri dengan mekanisme koping pada pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSUD dr.Slamet Garut Tahun 2018. Metode yang digunakan analitik korelasi dengan menggunakan desain penelitain cross sectional, populasiya yaitu pasien stroke yang berkunjung ke Poli Neurologi RSUD dr.Slamet Garut dan samplenya sebanyak 93 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa orang yang mempunyai penyakit stroke hampir seluruh responden memiliki konsep diri yang positif sebanyak 81 responden (87,1%) sangat sedikit responden memiliki konsep diri yang negatif sebanyak 12 responden (12,9%). Sementara itu, hampir seluruh responden memiliki mekanisme koping adaptif sebanyak 90 responden (96,8%) dan sangat sedikit responden memiliki nmekanisme koping maladaptif sebanyak 3 responden (3,2%). Uji statistik menggunakan Spearmen Rank menunjukan p-value < ? 0,004, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan mekanisme koping pada pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSUD dr.Slamet Garut. Kata kunci : Konsep diri, Mekanisme koping, Pasien pasca stroke
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KEWASPADAAN DAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DI KAMPUNG PAMEUNGPEUK DESA KARANGMUKTIKECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Deni Wahyudi; Dian Derajat
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 5, No 1 (2021): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v5i1.113

Abstract

Indonesia sering mengalami bencana alam terutama longsor. Tahun 2018 kejadian tanah longsor di Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di kecamatan Salawu, dalam satu tahun yang paling banyak terjadi pada bulan November dengan angka kejadian 26 kali terjadi longsor, sedikit kejadian terjadi pada bulan Februari 1 kali kejadian. Banyaknya korban akibat bencana dapat di sebabkan oleh beberapa factor, diantaranya pengetahuan tentang kewaspadaan dan mitigasi bencana. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kewaspadaan dan mitigasi. Penelitian yang digunakan kuantitatif dengan metode deskriptip. Jumlah populasi seluruh warga berjumlah 70 orang di wilayah kampung Pameungpeuk Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Sampel populasi menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan baik sebanyak 56 orang (80,0 %) pengetahuan kurang baik sebanyak 14 orang (20,0 %). kewaspadaan baik sebanyak 66 orang (94,3 %) katagori kewaspadaan tidak baik yaitu 4 orang (5,7 %). mitigasi baik sebanyak 56 orang (80,0 %) sedikit dalam katagori mitigasi tidak baik yaitu 14 orang (20,0%).
PERBEDAAN PENGARUH METODE DEMOSTRASI DAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ANAK DALAM MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SDN KERTAMUKTI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA Rikky Gita Hilmawan; Eneng Devi Kania
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 1, No 2 (2018): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v1i2.44

Abstract

 Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan dasar yang harus diketahui dan diupayakan oleh setiap   orang. Pemeliharaan kesehatan gigi pada anak semestinya melibatkan interaksi berbagai pihak, dalam hal ini anak itu sendiri, orangtua, dan dokter. Pengetahuan, sikap, dan perilaku dari seluruh komponen tersebut mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan metode demonstrasi dan ceramah terhadap tingkat pengetahuan anak dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas IV, V dan VI di SDN Kertamukti. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan pendekatan rancangan Pre test-Post test with Control Group Design. Populasi adalah 125 siswa kelas IV, V dan VI di SDN Kertamukti.Metode samplingnya adalah Sampling Purposive. Variabel penelitian adalah pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan ceramah terhadap tingkat pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Product Momen Person. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai pretest dan posttest kelompok demonstrasi dan ceramah dengan nilai p-value <0.000 dan terdapat perbedaan yang sifnifikan antara tingkat pengetahuan posttest antara kelompok demonstrasi dan ceramah dengan p-value = 0,013. Sebaiknya metode demonstrasi digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PIJAT OKETANI DENGAN PIJAT OKSITOSIN UNTUK MENGURANGI KELUHAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA Tatu Septiani Nurhikmah; Ratni N; Dewi Nurdianti
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 4, No 2 (2020): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v4i2.104

Abstract

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah. Adapun masalah yang menyebabkan ibu gagal dalam menyusui adalah puting susu lecet, payudara bengkak (bendungan air susu ibu), mastitis dan abses payudara. Salah satu metode untuk mengurangi bendungan air susu ibu yaitu dengan cara breast, ada beberapa macam cara metode breast care salah satunya adalah Pijat oketani. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Desain ini terdiri dari tiga kelompok ibu nifas yang mengalami bendungan air susu ibu pada 4 sampai dengan 7 hari post partum yang dipilih secara acak (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini kelompok tersebut adalah kelompok A yang diberi pijat oksitosin dan kelompok B di beri pijat oketani dilakukan perawatan selama 2 hari. Kesimpulan Pijat oketani untuk mengurangi bendungan air susu ibu aman digunakan pada ibu menyusui, bidan dapat memfasilitasi dan membimbing ibu dalam melakukan pijat tersebut baik di rumah maupun fasilitas kesehatan, hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemberian ASI eksklusif.Kata kunci: bendungan ASI, oketani, oksitosin
PENGARUH INTERVENSI DETEKSI DINI KATARAK BERBASIS KOMUNITAS TERHADAP SELF EFFICACY LANSIA DALAM PEMANFAATAN PROGRAM SKRINING KATARAK DI PUSKESMAS KADEMANGAN E. Hanny Windylaras
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v1i1.6

Abstract

Angka kejadian katarak terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi lansia di Indonesia. Perilaku lansia untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin sangat diperlukan agar komplikasi lebih lanjut dapat dicegah. Puskesmas secara aktif sudah melakukan sosialisasi dan skrining katarak namun target yang diharapkan masih belum tercapai. Oleh sebab itu diperlukan suatu program inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan angka kunjungan lansia melakukan pemeriksaan katarak. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku skrining adalah self-eficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh intervensi deteksi dini katarak berbasis komunitas terhadap self efficacy lansia dalam pemanfaataan program skrining katarak di Puskesmas.Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pendekatan the non-equivalent control group design. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kademangan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2016. Sampel terdiri dari 100 orang lansia yang diambil melalui teknik dan dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol (50 lansia) dan kelompok intervensi (50 lansia). Kelompok intervensi menerima perlakuan intervensi deteksi dini katarak berbasis komunitas dengan media booklet. Data dianalisis menggunakan uji t dependent dan t independent.Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelompok intervensi dan kontrol terdapat peningkatan signifikan self efficacy lansia antara pretest dan posttest (p-value 0,0001). Berdasarkan uji beda selisih kedua kelompok, tidak terdapat perbedaan peningkatan self efficacy lansia kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p=0.548). Kesimpulan penelitian ini adalah intervensi berbasis komunitas tidak berpengaruh dalam meningkatkan self efficacy lansia dalam pemanfaatan program skrining katarak di Puskesmas. Self efficacy lansia meningkat baik pada kelompok intervensi (yang dilakukan deteksi dini katarak dan diberikan edukasi) maupun pada kelompok kontrol (yang hanya dilakukan pemeriksaan fisik dan pengisian kuesioner).Kata Kunci : intervensi berbasis komunitas, katarak, self efficacy, skrining.
PELAKSANAAN ASESMEN BERBASIS KOMPETENSI DI RUMAH SAKIT SWASTA TIPE C KOTA TASIKMALAYA Fitri Nurlina
JURNAL MITRA KENCANA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Vol 3, No 2 (2019): JURNAL MITRA KENCANA
Publisher : LPPM Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54440/jmk.v3i2.86

Abstract

ABSTRAK Rumah sakit mempunyai sumber daya manusia terbanyak dari profesi perawat. Perawat yang bekerja di rumah sakit dituntut untuk memberikan asuhan keperawatan yang profesional kepada masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan oleh rumah sakit untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi profesionalisme perawat yaitu dengan melakukan asesmen kompetensi perawat. Namun masih banyak yang belum melaksankannya. Untuk itu tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan asesmen kompetensi perawat yang dilakukan oleh rumah sakit. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan 2 orang partisipan yang dijaring menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ditemukan tema 1) instrument asesmen; 2) Asesmen Kompetensi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dalam asesmen kompetensi diperlukan sebuah instrument sebagai penunjang pelaksanaan yang harus valid dan reliabel. Ada empat jenis instrument yang dapat digunakan tergantung kebutuhan dan kebijakan asesor. Asesmen dilakukan oleh seorang asesor tersertifikasi dengan beberapa tahap yaitu pengajuan asesmen, asesmen mandiri, asesmen, usulan banding (bila perlu) dan keputusan hasil serta pemberian sertifikat kompetensi bagi asesi yang kompeten. Pelaksanaan asesmen ini bukan hanya tanggung jawab rumah sakit tetapi yang paling utama adalah perawat itu sendiri, sehingga diharapkan perawat dapat terus memanfaatkan asesmen ini sebagai cara untuk peningkatan kompetensi dan karir. Kata Kunci: Asesmen Kompetensi, Asesor, Perawat Klinik