cover
Contact Name
Ni Made Dharma Shantini Suena
Contact Email
vrndaranyadasi@gmail.com
Phone
+628563740032
Journal Mail Official
medicamento@unmas.ac.id
Editorial Address
Jalan Kamboja No.11A, Denpasar Utara, Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Medicamento
ISSN : -     EISSN : 23564814     DOI : https://doi.org/10.36733/medicamento.v6i1
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Medicamento (JINTO) dengan nomor registrasi e-ISSN 2356-4814 didirikan pada tahun 2014, dan publikasi online dimulai pada tahun 2015. Jurnal diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Awalnya JINTO diterbitkan oleh Akademi Farmasi Saraswati Denpasar. Namun sejak awal tahun 2019, penerbit jurnal berubah menjadi Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar karena institusi penerbit sebelumnya yaitu Akademi Farmasi Saraswati Denpasar telah mengalami penyatuan ke dalam institusi Universitas Mahasaraswati Denpasar menjadi Fakultas Farmasi. Jurnal Ilmiah Medicamento diterbitkan setiap enam bulan sekali (Maret dan September) yang berisi penelitian di bidang ilmu farmasi. JINTO menerima artikel yang mencakup berbagai bidang ilmu farmasi seperti: Farmakologi dan Toksikologi; Farmasi Klinik dan Komunitas; Kimia Farmasi; Biologi Farmasi; Teknologi Farmasi; Farmasi Mikrobiologi dan Bioteknologi; Regulatory Affairs and Pharmacy Marketing Research; Pengobatan alternatif.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento" : 10 Documents clear
Identifikasi dan Penetapan Kadar Alkaloid Kinin Ekstrak Kulit Batang Kina (Cinchona succirubra) secara KLT-Densitometri Ni Kadek Ayu Pramesti; Ni Putu Vyra Ginanti Putri; Ida Ayu Mas Laksmi Dewi; Mirilia Vital Moreira; Lupu Rina Antarini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.1510

Abstract

Kulit batang kina (Cinchona succirubra Cortex) merupakan salah satu bagian tanaman yang menghasilkan metabolit sekunder yaitu alkaloid berupa kinin dan memiliki aktifitas farmakologi. Selain kandungan kinin, dalam kulit batang kina juga terdapat berbagai senyawa kimia lainnya, yakni kinidin, sinkonin, dan sinkonidin. Adanya kandungan senyawa lain dapat mengurangi efek farmakologi yang dihasilkan oleh kinin bahkan dapat saling meniadakan satu sama lain. Pemilihan metode pemisahan dan isolasi yang tepat merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi kemurnian senyawa tunggal yang diperoleh. Ekstraksi dengan metode sokletasi, identifikasi golongan dengan metode screening fitokimia. Fraksinasi dengan metode esktraksi cair-cair dan kromatografi vakum cair. Isolasi dengan metode kromatografi preparatif dan metode KLT-Spektrofotodensitometri. Ekstraksi sokletasi didapat filtrat dengan warna coklat kemerahan. Skrining fitokimia hasil positif golongan triterpenoid dan alkaloid. Ekstraksi cair-cair didapat hasil fraksi air, fraksi etil asetat I dan fraksi etil asetat II. KLT dan identifikasi pereaksi kimia hasil positif mengandung kinin pada fraksi etil asetat II. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLT-P) dan isolasi senyawa dengan metode KLT-Spektrofotodensitometri sampel positif mengandung kinin. Penetapan kadar total kinin dalam standar kinin menghasilkan nilai rata - rata % recovery yaitu 100,442 % dan kadar total kinin dalam subfraksi KLT-P I dan II secara berturut-turut menghasilkan kadar sebesar 0,402612 mg dan 0,155830 mg.
Identifikasi Fitokimia Ekstrak Daun Magenta (Peristrophe Bivalvis (L.) Merr) serta Uji Toksisitas Akut pada Mencit Putih Jantan dengan Penentuan LD50 Ketut Agus Adrianta
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.862

Abstract

Magenta leaves (Peristrophe bivalvis (L.) Merr) are used as natural dyes for the food and pharmaceutical industries. Apart from acting as decorations in food ingredients, Magenta leaves have many biological activities in the pharmaceutical field including treatment of blood diseases, anti-hypertension, anti-hyperlipidemia, fungistatic and antibacterial properties. For the safety of the utilization of magenta leaves if used as a treatment, it is necessary to conduct research to determine the content of secondary metabolites and conduct acute toxicity tests of Magenta leaf extract in male white mice measured quantitatively with LD50. This type of research is experimental with a randomized post-test only control group design. Samples of 25 male white mice divided into 1 control group and 4 treatment groups, each consisting of 5 mice. The control group (P1) give a placebo, treatment group 2 (P2), 3 (P3), 4 (P4) and 5 (P5) were given a solution of Magenta leaf extract with successive doses with a dose of 1 g / KgBB, 2 g / KgBB, 4 g / KgBB and 8 g / KgBB. The test preparation was given orally with only one administration at the beginning of the study period. Extraction was carried out using 80% ethanol by maceration. Testing the content of secondary metabolites in Magenta leaf extract was carried out by tube reaction. After identification of secondary metabolites, the extract of the positive Magenta plant contains alkaloid compounds, flavonoids, saponins, triterpenoids, and tannins. The LD50 value of Magenta leaf extract is greater than 8 g / kgBB. Magenta leaf extract is a material that is practically non-toxic based on Loomis criteria (1978) and no significant clinical symptoms of acute toxicity were found in all experimental animals.
Potensi Sinamaldehid sebagai Anti Hiperpigmentasi secara In Silico Ni Made Gani Pratiwi; Ni Made Atika Saraswati; Ni Made Irma Febby Prasasti Dewi; Luh Pande Putu Tirta
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.1507

Abstract

Permasalahan kulit yang sering ditemui yaitu hiperpigmentasi yang terjadi akibat adanya sintesis melanin berlebihan yang menyebabkan penggelapan warna kulit. Hiperpigmentasi dapat diatasi dengan agen anti hiperpigmentasi yang beraktivitas dalam menghambat proses sintesis melanin. Sintesis melanin dapat dihambat dengan berbagai cara salah satunya dengan menghambat aktivitas tyrosinase. Tyrosinase merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis proses biosintesis melanin. Sinamaldehid merupakan senyawa bahan alam banyak ditemukan pada tanaman Cinnamomum burmanni mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sinamaldehid dalam menghambat tyrosinase yang akan dibandingkan dengan native liganya secara in silico. Uji in silico dilakukan secara docking molecular dengan tahapan yaitu preparasi dan optimasi sinamaldehid, preparasi tyrosinase serta validasi dan docking. Metode docking molecular telah dinyatakan valid karena RMSD (root mean square distance) yang diperoleh tidak lebih dari 3 Å. Analisis data dilakukan dengan melihat energi ikatan yang dihasilkan dan ikatan yang terbentuk antara senyawa dengan residu asam amino pada protein. Nilai energi ikatan yang diperoleh antara ikatan sinamaldehid dengan tyrosinase adalah-6,21 kkal/mol. Sedangkan energi ikatan antara tyrosinase dengan native ligandnya -4,79 kkal/mol. Hal tersebut menunjukkan afinitas dari sinamaldehid pada protein tyrosinase lebih besar dibandingkan native ligandnya, sehingga sinamaldehid dikatakan memiliki potensi sebagai anti hiperpigmentasi dengan mekanisme molecular berupa inhibitor protein target tyrosinase sehingga dapat menghambat aktivitas enzim tyrosinase.
Aktivitas Antibakteri Yogurt Susu Phaseolus vulgaris L. dan Phaseolus radiatus L. dengan Penambahan Madu terhadap E. coli, S. aureus, dan Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) Iif Hanifa Nurrosyidah; Amriyati Fitriana Kusumastuti; Dimas Candra Rahmadani; Erdina Kusumastuti
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.1756

Abstract

Infeksi merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Saat ini probiotik banyak dikembangkan untuk mengatasi atau mencegah berbagai penyakit, salah satunya yaitu infeksi. Penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri pada yogurt susu kacang merah dan kacang hijau dengan madu terhadap bakteri Escherichia​ coli​, Staphylococcus​ aureus, Extended spectrum β -lactamase​​ (ESBL), dan Methicillin​ resistant staphylococcus aureus (MRSA) dengan metode cakram. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh aktivitas antibakteri dari yogurt tersebut adalah sedang sampai kuat.
Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Gastritis di Puskesmas Kaladawa Periode Oktober-Desember 2018 Osie Listina; Yanuar Prasetyo; Devi Ika Kurnianingtyas Solikhati; Fitria Megawati
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.1911

Abstract

Abstrak Gastritis merupakan peradangan yang mengenai dinding lambung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Depertemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis di Indonesia yang tertinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan. Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri H. pylori,namun dapat pula diakibatkan oleh bakteri lain seperti H. heilmanii, Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis dan Secondary syphilis. Tujuan dilakukannya penelitan ini untuk mengetahui gambaran penggunaan obat pada pasien gastritis di Puskesmas Kaladawa periode Oktober-Desember 2018 serta untuk mengkaji rasionalitas penggunaan obat pada pasien gastritis berdasarkan tepat cara pemberian, tepat indikasi, tepat pemilihan obat dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa resep dan rekam medik pasien yang menderita penyakit gastritis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat gastritis di Puskesmas Kaladawa Periode Oktober-Desember 2018 dari 95 kasus, setelah dikaji kerasionalannya berdasarkan kriteria 4T diperoleh hasil ketepatan indikasi sebesar 100%, ketepatan obat sebesar 90%, ketepatan dosis sebesar 100%, dan tepat cara pemberian sebesar 100%. Kata Kunci: kerasionalan penggunaan obat, evaluasi penggunaan obat, gastritis Abstract Gastritis is an inflammation that concerning with gastric wall. Based on research conducted by departemen kesehatan RI Medan is a city that has the highest gastritis incidence numbered 91,6%. Gastritis can be caused by several factors like H. pylori,H. heilmanii, Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis and Secondary syphilis. The purposes of this reseach was to find out description drug use in gastritis patients at Puskesmas Kaladawa in the period of October-December 2018 and to assess the rationality of drug use in gastritis patients based on right medication, right of drugs and right dose. This research was a non-experimental research with descriptive method. The data used in this study was secondary data in the form of prescriptions and medical records of patients suffering from gastritis. Based on the result of the study it can be concluded that the use of gastritis drugs at Puskesmas Kaladawa in the period October-December 2018 from 95 cases, after studied its reliability based on 4T criteria the results were the accuracy of the indication was 100%, the accuracy of the drug was 90%, the accuracy of the dose was 100%, and the exact method of administration was 100%. Keywords: rationality of drug use, evaluation of drug use, gastritis.
Efektivitas Salep Ekstrak Etil Asetat Daun Gliricidia Sepium (Jacq.) Walp. terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih Jantan I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Ni Nyoman Wahyu Udayani; I Gusti Ayu Arya Ditha Suari
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2097

Abstract

Abstrak: Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh, luka dibedakan berdasarkan penyebabnya yaitu luka terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi/luka sayat dimana terdapat robekan linear pada kulit dan jaringan di bawahnya. Di Indonesia khususnya di Bali salah satu tanaman yang digunakan secara tradisional untuk mengobati luka sayat adalah daun gamal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep ekstrak etil asetat daun gamal terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan. Metode yang digunakan yaitu randomized posttest only control group design dengan menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Sebelum dilukai, semua tikus dianastesi menggunakan kombinasi ketamine dan zylasin dengan perbandingan 25:8. Luka sayat dibuat di punggung tikus dengan kedalaman 2 mm menggunakan cutter. Perawatan luka dilakukan dengan mengoleskan salep dan betadine ke bagian tubuh yang terluka sebanyak 2 kali sehari. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan bermakna waktu penyembuhan luka sayat pada tikus antara kelompok perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 2, 3, 4, dan 5 dengan nilai signifikan 0,002; 0,044; 0,004; 0,002 secara berturut-turut (p<0,05). Pada kelompok perlakuan 2 dengan kelompok perlakuan 3, 4 dan 5 tidak memiliki perbedaan bermakna dengan nilai signifikan 0,168; 0,724; 1,000 secara berturut-turut (p>0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat daun gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Walp) dengan konsentrasi 30% sudah mampu untuk mempercepat waktu penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan.
Studi Retrospektif Gambaran Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik: Ni Kadek Sukertiasih; Fitria Megawati; Herleeyana Meriyani; Dwi Arymbhi Sanjaya
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2177

Abstract

Menurut Center for Disease Control and Prevention resistensi bakteri terhadap antibiotik masih menjadi masalah kesehatan global. Tingginya angka kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik maka perlu dilakukan suatu upaya pengendalian penggunaan antibiotik. Pengendalian penggunaan antibiotik bertujuan memberikan informasi pola penggunaan antibiotik lebih bijak yang dapat dilakukan dengan cara audit jumlah penggunaan antibiotik di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persentase resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara restrospektif dari data peta kuman pada periode 2019 – 2020. Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah di Denpasar. Sampel penelitian ini adalah data peta kuman periode 2019- 2020. Hasil penelitian ini bakteri Gram-positif, Gram-negatif, tiga bakteri penyebab infeksi terbanyak pada bakteri Gram-positif yaitu Staphylococus Coagulase Negatif (43%), Enterococus. sp (10%), Staphylococcus aureus (36%). Dan pada bakteri Gram-negatif yaitu Escherichia coli (32%), Pseudomonas aeruginosa (12%) dan Klebsiella pneumoniae (12%). Pada bakteri Gram-positif antibiotik yang masih dapat di rekomendasikan untuk terapi yaitu antibiotik ampisilin sulbaktam, siprofloksasin dan levofloksasin. Sedangkan pada bakteri Gram-negatif antibiotik yang masih dapat di rekomendasikan untuk terapi yaitu Sefoperason Sulbaktam dan Sefepim
Evaluasi Efek Samping Penggunaan Kombinasi Insulin pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 di Salah Satu Rumah Sakit Kota Denpasar Ni Nyoman Wahyu Udayani; Ni Luh Ayu Mega Ratnasari; Erna Cahyaningsih; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2178

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang meningkat secara signifikan setiap tahun di Indonesia. Banyaknya kasus DM di Indonesia serta penggunaan obat anti diabetes yang mengalami peningkatan dapat berpengaruh pada prevalensi terjadinya efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping pemberian kombinasi insulin pada pasien DM tipe 2 rawat jalan di salah satu Rumah Sakit di Denpasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional secara retrospektif pada pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di salah satu Rumah Sakit di Denpasar. Pengambilan data dilakukan dengan penelusuran data rekam medik. Jumlah subjek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 65 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menujukkan bahwa jumlah laki-laki (58,5%) lebih banyak menderita DM tipe 2 dibandingkan perempuan (41,5%). Usia terbanyak yang menderita DM tipe 2, yaitu pada rentang 55-65 tahun (40%). Persentase tertinggi penderita DM tipe 2 pada tingkat pendidikan menengah (SMA) (38,5%). Efek samping yang diperoleh pada pemberian kombinasi insulin pada pasien DM tipe 2 di salah satu Rumah Sakit di Denpasar yaitu pusing (38,5%), lemas (32,3%), berdebar (12,4%), berkeringat (4,6%), gemetar dan hipoglikemia masing-masing (6,15%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keluhan yang dialami disebabkan oleh timbulnya gejala serta tanda dari adanya efek samping penggunaan insulin yaitu hipoglikemia.
Studi Retrospektif Penggunaan Obat dan Potensi Interaksi Obat Pasien Systemic Lupus Erythematosus Siluh Putu Astini; Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2271

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus is a complex autoimmune disease involving multiple organs with various clinical manifestations and prognoses. The complexity of treatment and the emergence of drug-related problems demands a greater role of pharmacy in conducting pharmaceutical care. The aim of this study was to explore drug use and to identify potential drug interactions in SLE outpatients at one hospital in Denpasar. This study was a retrospective and observational study collection. The study used secondary data in medical records during January-December 2019. There were 210 SLE people consisting of 12.86% males and 87.14% women. 29.05% of the patients were aged 17-25 years. The most immunosuppressants used were methylprednisolone (48.93%), the most analgetic used was acetaminophen (88.46%). 12.10% of patients had a potentially serious drug interaction, 80.40% had a moderate and 7.5% had minor drug interaction.
Formulasi Spray Gel Minyak Atsiri Kayu Cendana (Santalum album L.): sebagai Salah Satu Kandidat Sediaan Anti Inflamasi Yeni Cendana; Ketut Agus Adrianta; Ni Made Dharma Shantini Suena
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2272

Abstract

Secara empiris Cendana (Santalum album L.) digunakan sebagai antidepresan, antiinflamasi, antijamur, astringent, obat penenang, insektisida, dan antiseptik. Penggunaan tanaman obat dapat ditingkatkan kenyamanannya dengan memformulasikan dalam bentuk sediaan obat. Salah satu sediaan topikal yang cocok untuk inflamasi adalah spray gel. Sediaan spray ini lebih praktis dalam penggunaannya dan juga lebih aman sebab tingkat kontaminasi mikroorganisme lebih rendah karena penggunaannya yang disemprotkan tanpa kontak langsung dengan tangan seperti halnya sediaan topikal lainnya. Konsistensi gel yang memiliki daya lekat cukup tinggi membuat waktu kontak obat yang relatif lebih lama dibanding sediaan lainnya. Pada pembuatan spray gel dengan kandungan minyak atsiri diperlukan adanya emulsifying agent. Carbopol sebagai emulsifying agent yang dipilih dalam formulasi spray gel minyak atsiri cendana, akan dapat menstabilkan zat aktif berbentuk minyak dalam basis berair dengan cara menurunkan tegangan permukaan fase air dan fase minyak. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium murni dengan observasional eksperimental. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan skala pengamatan dan pengukuran. Pengamatan diakukan terhadap organoleptik dan homogenitas sediaan, serta pengukuran dilakukan terhadap pH, pola penyemprotan, daya sebar lekat dan stabilitas mekanik. Dilakukan analisis statistik terhadap data hasil uji bobot pola penyemprotan dan dilanjutkan dengan uji independent t-test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi spray gel minyak atsiri kayu cendana (Santalum album L.) dengan variasi carbopol 0,1% (F1) memiliki pola penyemprotan yang baik, dan dengan carbopol 0,3% (F2) memiliki daya lekat yang baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 10