cover
Contact Name
Agni Susanti
Contact Email
agniesusanti2204@gmail.com
Phone
+6287722631615
Journal Mail Official
obstetrianestesi@gmail.com
Editorial Address
Department of Anesthesiology and Intensive Care Dr. Sardjito General Hospital Yogyakarta Jl.Jl. Kesehatan No.1, Senolowo, Sinduadi, Yogyakarta
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
ISSN : -     EISSN : 2615370X     DOI : https://doi.org/10.47507/obstetri.v3i2
Core Subject : Health, Science,
We accept manuscripts in the form of Original Articles, Case Reports, Literature Reviews, both from clinical or biomolecular fields, as well as letters to editors in regards to Obstetric Anesthesia and Critical Care. Manuscripts that are considered for publication are complete manuscripts that have not been published in other national journals. Manuscripts that have been published in the proceedings of the scientific meeting can still be accepted provided they have written permission from the organizing committee. This journal is published every 6 months with 8-10 articles (March, September) by Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC).
Articles 94 Documents
Perbandingan Anestesi Spinal Menggunakan Bupivakain Hiperbarik Dengan Levobupivakain Isobarik Pada Seksio Sesarea I Made Artawan; Budi Yulianto Sarim; Sidarta Sagita; Maria Agnes Etty Dedi
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v4i2.74

Abstract

Latar Belakang : Bupivakain hiperbarik merupakan agen anestesi lokal yang saat ini paling sering digunakan untuk anestesi spinal pada pembedahan seksio sesarea.Namun disebutkan memiliki efek samping yang buruk terhadap sistem kardiovaskuler dan susunan saraf pusat.Levobupivakain merupakan salah satu obat anestesi yang merupakan enansiomer murni bupivakain rasemik, benar-benar isobarik terhadap cairan serebrospinal wanita hamil dan memiliki sifat kurang toksik bagi jantung dan susunan saraf pusat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan onset dan durasi blok sensorik dan blok motorik serta efek samping yang terjadi pada penggunaan Bupivakain hiperbarik dan Levobupivakain isobarik pada seksio sesarea. Subyek dan metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memakai uji klinis tersamar tunggal. Subyek penelitian ditentukan dengan cara consecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subyek dibagi ke dalam dua kelompok, 43 subyek pada kelompok Bupivakain Hiperbarik 10 mg (BH) dan 43 subyek pada kelompok Levobupivakain Isobarik 10 mg (LI). Pada kedua kelompok dibandingkan onset dan durasi blok sensorik dan motorik, kejadian hipotensi, menggigil, bradikardia dan mual muntah. Uji statistik perbandingan rerata antar kedua kelompok dilakukan dengan uji Mann Whitney.
Mengenal Nyeri Neuropatik Akut Pasca Seksio Sesarea Muh Ramli Ahmad; Rezki Hardiyanti
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v4i2.75

Abstract

Nyeri neuropatik akut pascabedah Seksio Sesarea (SS) ditandai dengan adanya tanda dan gejala nyeri neuropatik yang berbeda dari nyeri nosiseptif berupa alodinia dan hiperalgesia, yang ditemukan pada periode awal hingga 1 bulan pascabedah. Nyeri neuropatik akut dapat terjadi akibat cedera langsung pada saraf iliohipogastrika dan ilionguinal akibat pembedahan SS, yang selanjutnya memicu pelepasan ektopik dan perubahan kanal ion pada saraf perifer, serta memicu terjadinya sensitisasi sentral. Meskipun demikian, disfungsi saraf pascabedah biasanya merupakan kombinasi dengan nyeri nosiseptif akibat kerusakan jaringan dan peradangan. Skrining perioperatif dan faktor risiko dapat menggunakan alat skrining Douleur Neuropathique en 4 (DN4) atau DN2 untuk mencegah perkembangan menjadi nyeri persisten. Pendekatan saat ini untuk pencegahan nyeri neuropatik kronis bertujuan untuk mengoptimalkan analgesia dan mengurangi nosisepsi dari nyeri akut dengan memodifikasi teknik bedah dan memilih anestesi regional. Pengobatan nyeri neuropatik memerlukan kombinasi terapi farmakologis, fisik, dan terapi perilaku. Beberapa terapi lini pertama pada penanganan nyeri neuropati akut seperti gabapentinoid, opioid, antagonis reseptor NMDA, hingga terapi stimulasi listrik transkutan dan stimulasi medula spinalis menjadi pertimbangan untuk nyeri neuropatik akut.
Komplikasi Ibu Hamil dengan Penyakit Jantung Purwoko Purwoko
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v4i2.76

Abstract

Penyebab kematian ibu hamil pada operasi non kardiak 25 – 50 % adalah komplikasi kardiovaskuler seperti infark, miokard, edema paru, gagal jantung, aritmia dan tromboemboli perioperatif. Prediktor risiko komplikasi kardiovaskuler pada maternal dan neonatal sangat penting dilakukan agar risiko kematian dapat ditekan semaksimal mungkin. Prediktor mortalitas pada maternal dengan penyakit jantung seperti atrial septal defect (ASD), ventricular septal defect (VSD), persisten ductus aeteiousus (PDA) dengan hipertensi pulmonal, ectopic beat, atrial ventrikuler yang tidak respon terapi, stenosis pulmonal berat dan prolap katub mitral. Tujuan anestesi pada kehamilan dan kelahiran spontan antara lain mengoptimalkan fungsi kardiovaskuler dan respirasi dengan memanipulasi hemodinamik sesuai target dan pemilihan teknik anestesi yang sesuai kondisi pasien. Prinsip dari manajemen anestesi adalah menjaga sirkulasi uteroplasenta dengan mencegah kompresi aorto cava, meminimalkan blok simpatis dan menjaga kecukupan cairan serta monitoring ketat pada ibu dan janin.
Kejang Post Partum di Rumah Sakit Tipe B: sebuah Manajemen Kasus Multidisiplin Ketut Mahendera Barata; Mariza Fitriati; Hisbullah Hisbullah; Faisal Faisal; Haizah Nurdin
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v4i2.79

Abstract

Kejang post partum masih merupakan kasus utama penyebab morbiditas dan mortalitas maternal diseluruh dunia. Diagnosis banding penyebab kejang antara lain kejang akut, gangguan metabolik, hipoglikemi dan hipo/hipernatremia, jejas otak traumatik, iskemia otak sesaat ataupun cerebrovasculair accident, perdarahan intrakranial, perdarahan subarachnoid, meningitis, ensefalitis, eklampsia, gejala akut kecanduan alkohol, gejala akut kecanduan benzodiazepine atau barbiturate, dural puncture, dan posterior reversible encephalopathy syndrome (PRES). Pada pasien ini terjadi kejang pada hari kedelapan post partum, dengan penyebab utama kejang berasal dari masalah kardiovaskular. Manajemen kejang pada pasien ini dimulai dengan upaya resusitasi cairan, dilanjutkan pengelolaan dukungan airway-breathing-circulation, dan kemudian penyingkiran kandidat diagnosis terhadap infeksi Covid-19, Mendelson syndrome, infeksi lain, gangguan keseimbangan elektrolit, dll. Kerjasama multidisiplin dokter spesialis sangat membantu pencapaian kesembuhan, meskipun masih perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan terutama bila ada perencanaan kehamilan berikutnya.
Anestesi untuk Pasien dengan Sindrom Meigs Dewi Yulianti Bisri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v4i2.80

Abstract

Sindrom Meigs khas dengan adanya tumor ovarium jinak yang berhubungan dengan ascites dan hidrotoraks sisi kanan. Ini kasus yang jarang dan patofisiologinya belum jelas. Diagnosis banding dengan neoplasma ovarium harus didiskusikan sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Efusi pleura dan ascites akan hilang secara spontan dan permanen setelah pengangkatan tumor. Anestesi untuk sindroma ini merupakan tantangan yang nyata. Masalah metabolik hemodinamik, respirasi dan hipertensi abdominal merupakan risiko anestesi utama. Pengelolaan risiko-risiko ini merupakan prioritas perioperatif. Kasus: Wanita usia 23 tahun, Tinggi Badan/Berat Badan: 156 cm/70 Kg, datang dengan keluhan perut yang semakin membesar sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, pemeriksaan fisik dan penunjang menunjukkan adanya ascites, efusi pleura, anemia dan malnutrisi. Dilakukan operasi pengangkatan tumor dengan anestesi umum. Induksi anestesi dengan posisi setengah duduk, preoksigenasi dengan oksigen 100%, induksi dilakukan dengan pemberian fentanyl 100 mcg perlahan. Propofol diberikan 100 mg diberikan secara titrasi, atracurium 25 mg dilakukan laringoskopi direk, pemasangan ETT no 7.0. Rumatan anestesi dengan isoflurane 1,2 vol%, O2: Air = FiO2 50%. Setting ventilator VCV f 12 Vt 450 PEEP 5 FiO2 50%. Pasien diposisikan supine. Sebagai simpulan: Sindrom Meigs adalah penyakit jinak, jika diterapi dengan benar, tidak ada kekambuhan setelah operasi pengangkatan massa. Risiko pernafasan dan hemodinamik merupakan masalah anestesi utama
Manajemen Anestesi pada Seksio Sesarea dengan Serangan Asma RTH Supraptomo
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.72

Abstract

Seksio sesarea adalah sebuah prosedur dimana bayi dilahirkan melalui sebuah insisi pada dinding abdomen dan uterus ibu hamil. Selama persiapan dan pelaksanaan seksio sesarea, pada ibu hamil dengan asma, dapat terjadi serangan asma, yaitu hiperresponsif jalan nafas (respon penyempitan dan edema jalan napas yang berlebihan terhadap pemicu, seperti alergen dan olahraga), dengan gejala mengi, dispnea (sesak napas), dan batuk. Serangan asma ini dapat diakibatkan pelepasan epitel, fibrosis subepitel, peningkatan jumlah dan volume sel mukosa di epitel, hiperplasia otot polos jalan napas, dan hipertrofi, serta peningkatan vaskularisasi dinding jalan napas. Manajemen serangan asma pada seksio sesarea dipengaruhi oleh teknik anestesi yang digunakan. Manajemen serangan asma pada seksio sesarea dengan anestesi regional, dapat menggunakan lidokain 1-2 mg/kgBB IV. Serangan asma pada seksio sesarea dengan anestesi umum dapat dicegah dengan kortikosteroid inhalasi seperti beclomethason 400 μg per hari. Perawatan harus diambil untuk mencegah aspirasi selama intubasi. Jika mungkin, pasien harus ditempatkan dengan kepala tempat tidur ditinggikan untuk mencegah pneumonia terkait aspirasi dan eksaserbasi asma
Peran Rotational Tromboelastometry pada Perdarahan Postpartum Fitri Hapsari Dewi; Yusmein Uyun; Bambang Suryono
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.77

Abstract

Perdarahan postpartum atau postpartum hemorhage (PPH) merupakan penyebab paling tinggi dari kematian wanita di seluruh dunia. Penyebab terbanyak pada PPH adalah atonia uteri. Langkah penatalaksanaan PPH adalah mengatasi penyebab utama disertai penggantian cairan yang hilang dengan kristaloid, koloid maupun transfusi komponen darah. Tatalaksana transfusi darah masif pada PPH meningkatkan resiko reaksi transfusi seperti alergi, edema paru, dan anafilaksis. Untuk mengurangi jumlah transfusi darah diperlukan pemeriksaan yang cepat dan tepat mengenai data faktor koagulasi. Metode baru dengan point of care viskoelastik menggunakan alat Rotational Tromboelastometry (ROTEM) memungkinkan untuk menilai profil viskoelastik koagulasi darah dalam waktu yang singkat. Transfusi diberikan sesuai dengan hasil analisis ROTEM yang akan memberikan informasi mengenai jumlah platelet, fungsi platelet, dan ketersediaan fibrinogen. Penggunaan ROTEM bertujuan untuk goal directed transfusion therapy sehingga dapat menurunkan jumlah transfusi yang diberikan dan menurunkan morbiditas akibat transfusi darah. Penggunaan ROTEM pada penatalaksanaan PPH diharapkan bisa menjadi alternatif dalam panduan transfusi darah.
Manajemen Anestesi Seksio Sesarea dengan Miastenia Gravis Nopian Hidayat; Yusmein Uyun; Bambang Suryono
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.82

Abstract

Miastenia Gravis (MG) merupakan penyakit autoimun yang jarang ditemukan. Kasus lebih banyak ditemukan pada wanita daripada laki-laki (rasio 3:2) dengan puncak onset pada usia dekade kedua dan ketiga (pada wanita) dan dekade kelima dan keenam (pria). Pada kasus ini, wanita 28 tahun gravida 38-39 minggu dengan MG dan fetal distress direncanakan untuk dilakukan seksio sesarea cito. Teknik anestesi yang dipilih yaitu spinal anestesi dengan Bupivakain 0.5% Heavy 10 mg+fentanyl 25 mcg di ruang intervertebrae L4-5.
Manejemen Anestesi pada Pasien G1P0A0 33-34 Minggu Kontraksi Prematur dengan Penyakit Jantung Kongenital Asimtomatik E.c VSD, Decompensasio Cordis Fc II, Hipertensi Pulmonal dan Skoliosis Thorakalis: Laporan Kasus Michaela Arshanty Limawan; Hana Nur Ramila; Dewi Yulianti Bisri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.86

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) pada ibu hamil dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Penyakit jantung bawaan dengan skoliosis torakal dan kehamilan merupakan kasus dengan konsiderasi anestesi khusus. Kami melaporkan manajemen perioperatif ibu hamil dengan defek septum ventrikel, gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan skoliosis torakalis yang menjalani seksio sesarea. Wanita usia 28 tahun hamil 33–34 minggu datang ke IGD dengan keluhan mulas dan sesak nafas. Pasien memiliki riwayat PJB dan tidak ada konsumsi obat rutin. Pasien akan menjalani operasi seksio sesarea dengan teknik anestesi regional epidural. Sebelum operasi dilakukan pemeriksaan ekokardiografi, perbaikan keadaan umum, dan pemberian terapi sildenafil 3x20 mg. Pada kasus ini dilakukan anestesi neuraksial dengan teknik epidural karena penggunaan anestesi lokal dengan titrasi opioid memiliki efek analgesia yang kuat, sehingga dapat menekan pelepasan katekolamin. Teknik neuraksial juga menurunkan afterload, karena kondisi ini menguntungkan pada pasien dengan lesi regurgitasi jantung atau aliran jantung kiri ke kanan. Anestesi epidural dengan pemantauan kardiovaskular yang cermat merupakan pendekatan yang tepat pada pasien ventricular septal defek (VSD). Penggunaan anestesi epidural lebih fleksibel serta mudah untuk mengatur hemodinamik sehingga lebih dipilih oleh ahli anestesi. Teknik epidural memiliki resiko anestesi yang relatif lebih mudah dikendalikan dibandingkan anestesi umum atau spinal.
Manajemen Anestesi pada Wanita Hamil dengan Acute Fatty Liver yang menjalani Seksio Sesarea Erna Fitriana A; Yusmein Uyun
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.87

Abstract

Perlemakan hati akut pada kehamilan (acute fatty liver of pregnancy = AFLP) merupakan kasus yang jarang terjadi, tetapi dapat mengalami komplikasi yang mematikan. Hal tersebut dapat terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau awal pasca persalinan. Insiden AFLP berkisar dari 1: 1,000 sampai 1: 20,000. Angka kematian ibu dengan AFLP rata-rata 12%. Kematian berkurang sampai dibawah 10% dengan terapi yang tepat. AFLP ditandai oleh penyusupan (infiltrasi) lemak mikrovesikuler sel hati (hepatosit) tanpa peradangan atau kematian jaringan (nekrosis). Penyebab penyakit AFLP secara tepat masih belum diketahui, diduga kekurangan mitochondrial trifunctional protein (MTP) dan long-chain 3-hydroxyacyl-coenzyme A dehydrogenase (LCHAD) mengakibatkan penumpukan asam lemak rantai sedang dan rantai panjang di hati. Kekurangan LCHAD merupakan kelainan otosom yang muncul (resesif) dan sering terjadi pada ibu memiliki kelainan gen heterozigot dengan janin homozigot, sehingga mengakibatkan kelebihan metabolit toksik. Seorang wanita 33 tahun G1P0A0 datang hamil 32 minggu dengan diagnosis AFLP mempunyai keluhan: nyeri kepala, lemah, mual dan muntah. Hasil laboratorium terjadi hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan gangguan koagulasi. Dilakukan seksio sesarea dengan anestesi umum. Intubasi dilakukan dengan rapid sequence induction dan setelah pipa endotrakheal masuk dijaga tanda vital supaya tetap stabil. Pasca operasi pasien masuk intensive care unit untuk pemantauan lebih lanjut. Kunci untuk bertahan hidup adalah diagnosis dini, persalinan segera, pengobatan segera hipoglikemia dan koagulopati, dan pencegahan komplikasi gagal hati.

Page 6 of 10 | Total Record : 94