cover
Contact Name
Hasan Basri
Contact Email
hasanbasri7491@gmail.com
Phone
+6285258895167
Journal Mail Official
slamet.mardiyantorahayu84@gmail.com
Editorial Address
Jl. Unizar No. 20, Turida, Sandubaya, Mataram, Nusa Tenggara Barat
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Lombok Journal of Science
ISSN : -     EISSN : 27213250     DOI : -
Lombok Journal of Science (LJS) published a scientific paper on the results of the study and review of the literature in: Biology, Pharmacy, Chemistry, Physics, Mathematics, Food and Agriculture, Sustainable Development, Environmental Science, Tourism and Hospitality, Fisheries Science, Education, Medical Science, Animal Science, Animal Husbandary, Veterinary, Forestry, Oceanography, and other related areas.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science" : 8 Documents clear
Koleksi Spesimen Round-skin Aves di Museum Zoologi Universitas Andalas Padang: Passerine Muhammad Nazri Janra; Aadrean Aadrean; Heru Handika; Ahmad Mursyid
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since its establishment on 2004, Zoological Museum of Andalas University (MZUA) has been functioning as scientific institution, including deposition, maintaining and preserving vertebrate specimens in various forms. Round-skin technique for preserving avian specimen started to be used as preparation method since 2012, which brought novelty in learning its biological aspects. It provides more reliable taxonomical and molecular materials for future use, which was one of the endorsements for this technique. This article aimed to inventory the round-skin specimen of Passerines in MZUA by using descriptive method to examine their taxonomical and curatorial aspects. As many as 196 avian round-skin specimens have been catalogued until July 2016; 166 of them were from Passeriformes order (Passerines), belonged to 57 species and 14 families. Timaliidae was family with most members collected (67 individuals), followed respectively by Nectariniidae (20 individuals), Pycnonotidae (19 individuals), Muscicapidae (17 individuals), Turdidae (12 individuals) and mixed of other families (31 individuals). While the localities of collection were mostly centered on Central Region of Sumatra (i.e. West Sumatra, Jambi), a handful of specimens were collected from outside of the main island. A systematic effort to develop the collection and improve the representativeness of Sumatran avian species is continuously needed, not only to fulfill its scientific purpose, moreover to serve the conservation objective.
The Refusal of Speech Acts Kartini Br Bangun; Margaret Stevani
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Speech act was an action that was manifested in the form of speech. Speech acts of refusal were an expression in the form of speech or utterance that contained information or response refuse submitted by a person or group. The purpose of this study was to describe the form of language refusal and the factors that influencing the language form of the refusal. The methods used in data collection were SLC (Listening/simak, involving/libat, and talking/cakap) method, SLBC (Listening/simak, free/bebas, involving/libat, and talking/cakap) method and field notes. The results of the research obtained from the form of the language of refusal were: 1. The use of non-verbal cues or refusal, 2. The use of comments as refusal, 3. The use of gratitude and accompanied by a reason of refusal, 4. Refusal by proposal or choice, 5. The use of terms, 6. Giving refusal reasons, and 7. Using word No or The equivalent. Meanwhile, the Factors that affecting the form of language refusal were: 1. Speaker condition (the person who speaks of refusal), 2. Familiarity between speakers with the interlocutor (the person who refused and the interlocutor response (offer, invite or request), and the situation at the time of the speech took place. Keywords: Speech Acts, Refusal, The Form of The Language Refusal
Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Depo Farmasi RS X Heny Dwi Arini; Agustina Nila Y.; Ari Suwastini
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu indikator pelayanan farmasi yang diatur dalam standar pelayanan minimal (SPM) rumah sakit adalah waktu tunggu pelayanan obat jadi (non racikan) dan racikan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 menyebutkan bahwa standar waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah ≤30 menit, sedangkan untuk obat racikan adalah ≤60 menit. Penelitian ini bertujuan menggambarkan waktu tunggu pelayanan resep RS. X. Kemudian, membandingkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep dengan standard operating procedures (SOP) dan SPM rumah sakit, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu tersebut. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Data penelitian dikumpulkan secara prospektif selama bulan Januari hingga Februari 2020. Sampel penelitian diambil secara acak dengan teknik simpe random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep non racikan adalah 21,2 menit dan obat racikan adalah 35,2 menit. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan RS.X telah sesuai dengan standar waktu tunggu pelayanan resep pada SPM, namun belum memenuhi SOP yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil uji one sample t-test, rata-rata waktu tunggu pelayanan resep berbeda bermakna dengan standar yang ditetapkan pada SOP dan SPM (p<0,05). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep adalah jenis resep, jumlah sumber daya manusia (SDM), dan ketersediaan sarana prasarana
Pengaruh Variasi CMC-Na Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Gel Aroma Terapi Kulit Buah Jeruk Limau (Citrus amblycarpa (Hassk.) Ochse) Repining Tiyas Sawiji; Elisabeth Oriana Jawa La; Ni Ketut Sukarmini
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aroma menthol dan camphora dalam minyak aromaterapi yang cenderung kurang menyenangkan dan tidak bertahan lamanya minyak di kulit, membuat menthol dan camphora pada penelitian ini diformulasikan menjadi sediaan gel aromaterapi dengan memanfaatkan minyak kulit jeruk limau untuk memperbaiki aromanya. Besarnya konsentrasi gelling agent pada suatu sediaan gel sangat mempengaruhi karakteristik fisik dan stabilitas gel. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan proses optimasi konsentrasi CMC-Na (gelling agent) pada sediaan gel aromaterapi, sehingga bisa dihasilkan sediaan gel aromaterapi dengan karakteristik fisik dan stabilitas yang baik. Gel aromaterapi dibuat dalam tiga formula dengan tiga konsentrasi CMC-Na yaitu, FI 0,6%, FII 0,9%, dan FIII 1,2%. Sediaan yang sudah terbentuk kemudian diuji kualitasnya (organoleptis, homogenitas, pH, uji daya sebar, dan daya lekat) serta stabilitasnya. Data hasil pengujian ketiga formula dibandingkan dengan persyaratan pada pustaka serta dianalisis dengan ANAVA satu jalan. Pengujian stabilitas dilakukan pada suhu ruang selama 4 minggu, yang kemudian datanya dianalisis lebih lanjut dengan ANOVA satu jalan untuk memastikan tidak adanya perbedaan mutu produk sebelum dan setelah pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula menghasilkan sediaan gel yang bening, homogen, agak kekuningan, dengan aroma khas jeruk limau. FIII merupakan formula dengan daya lekat yang paling tinggi, sedangkan FI merupakan formula dengan daya sebar yang paling tinggi. Hasil pengujian stabilitas menunjukkan bahwa sediaan gel aromaterapi mengalami perubahan karakteristik selama masa penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formula I merupakan formula yang terbaik (0,6 % CMC-Na) dengan diameter sebar sebesar 4,6 cm, daya lekat sebesar 2,13 detik, dan pH sebesar 5.
Pengaruh Pemisahan Serum Dalam SST Terhadap Kadar Glukosa Penderita Diabetes Dwi Kartika Risfianty; Ni Made Evy Sintiya Dewi
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus (DM) juga dapat mengakibatkan resiko gangguan kognitif melalui gangguan pada pembuluh darah termasuk diantaranya pembuluh darah di otak. Tingginya kadar glukosa dalam darah penderita diabetes mellitus (DM) akan mempengaruhi fungsi kognitif penderita. Kadar gula darah normal pada saat puasa pada umumnya di kisaran <126 mg/ dl, sedangkan pada saat tidak puasa di kisaran <200 mg/dl. Kadar glukosa darah dapat diuji dengan menggunakan glucometer hingga menggunakan metode cross sectional. Serum Separator Tube (SST) ditandai dengan tabung berwarna kuning berisi gel separator yang berfungsi untuk memisahkan serum dan sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan serum darah menggunakan SST selama 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam setelah disentrifugasi. Sampel dari penelitian ini merupakan sampel serum darah penderita diabetes mellitus (DM) yang melakukan pemeriksaan di di Laboratorium Klinik RSUP Mataram. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil 95% dengan α 0,05% dan didapatkan hasil pemeriksaan kadar glukosa pada SST tetap stabil.
Persepsi Masyarakat Melalui Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB) Dengan Penggunaan Antibiotik Secara Swamedikasi Di Kota Denpasar I Putu Nugraha; Putu Eka Arimbawa; Ni Putu Aryati Suryaningsih
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persepsi mengenai pengobatan menyebabkan penggunaan obat yang bervariasi termasuk penggunaan antibiotik dalam swamedikasi atau pengobatan sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat melalui pendekatan theory of planned behavior (TPB) dengan penggunaan antibiotik secara swamedikasi di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross-sectional melalui pertanyaan kuesioner secara langsung kepada masyarakat pada bulan Februari-April 2018 di Kota Denpasar. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 173 yang dikumpulkan secara purposive sampling dan dianalisis menggunakan uji bivariat chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara variabel subjective norm, perceived behavioral control, dan attitude toward the behavior dengan penggunaan antibiotik secara swamedikasi (P<0.05). Kehadiran apoteker, pengalaman dan pengendalian diri lingkungan menjadi faktor yang menetukan keputusan masyarakat untuk menggunakan antibiotik dalam swamedikasi. Untuk itu, perlu peningkatan peran apoteker dalam memberikan informasi secara tepat agar masyarakat mendapatkan pemahaman mengenai penggunaan antibiotik.
Identifikasi Parasit Dan Tingkat Keparahan Penyakit Scabies Pada Kelinci New Zealand Sebagai Bahan Preparat Eko Susetyarini; Poncojari Wahyono; Roimil Latifa; Endrik Nurrohman
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Identifikasi parasit mengacu pada buku parasitologi kedokteran dan website atrhropoda. 24 kelinci diamati yang terserang scabies dan diambil 4 sampel selanjutnya mengamati tingkat keparahannya dan mencari parasit dengan cara mengkerik sampai mendapatkan artropoda parasit penyebab scabies. Mengamati menggunakan mikroskop selanjutnya dibuat preparat. Metode pembuatan preparat menggunakan Whole mount hewan menurut (Wahyuni, 2019). Data dianalisis secara deskriptif dengan mendeskripsikan ciri-ciri struktur morfologi parasit penyebab scabies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis parasit penyebab scabies kelinci adalah Sarcoptes scabei yang berasal dari S scabei varniculi berjenis kelamin jantan sudah pada stadium dewasa, dengan ciri-ciri mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang merupakan kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Tingkat keparahan sampel kelinci 1 dan 2 terdapat pada tingkatan sedang sampel kelinci 3 dan 4 pada tingkat ringan. Hasil identifikasi parasit digunakan sebagai media pembelajaran praktikum matakuliah parasitologi umum sub pokok bahasan Athropoda parasit di Program Studi Pendidikan Biologi tingkat Perguruan Tinggi.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Penggunaan Swamedikasi Analgesik Di Kota Denpasar Ni Putu Lydya; Ni Putu Aryati Suryaningsih; Putu Eka Arimbawa
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 2 No 2 (2020): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluhan yang mayoritas dilaporkan menjadi alasan masyarakat melakukan swamedikasi adalah nyeri. Masyarakat menggunakan obat golongan analgesik dalam praktik swamedikasi untuk mengurangi rasa nyeri. Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk mewujudkan penggunaan analgesik yang tepat khususnya dalam praktik swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di Kota Denpasar mengenai penggunaan analgesik dalam swamedikasi nyeri. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional deskriptif, yang melibatkan 196 responden. Responden dipilih secara nonrandom menggunakan consecutive sampling melalui penyebaran kuesioner di enam Apotek Kota Denpasar. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan software IBM SPSS versi 15. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (60,7%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Sementara itu, 25% responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 14,3% responden sisanya memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan analgesik dalam praktik swamedikasi, baik secara langsung (fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan) maupun tidak langsung (internet, iklan layanan masyarakat).

Page 1 of 1 | Total Record : 8