cover
Contact Name
Anwar
Contact Email
anwar@unram.ac.id
Phone
+6281907801569
Journal Mail Official
agrimansion@unram.ac.id
Editorial Address
Jalan Majapahit No.62, Gomong, Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83125,
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Agrimansion: Agribusiness Management & Extension
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14118262     EISSN : 27985385     DOI : 10.29303
Jurnal Agrimansion adalah jurnal ilmiah yang memuat tulisan berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemikiran/gagasan atau telaahan konseptual/teoritis yang mengkaji aspek-aspek agribisnis dan sosial ekonomi pertanian secara luas seperti manajemen produksi dan pemasaran produk pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, kebijakan pembangunan pertanian, perencanaan wilayah, analisis gender, gizi masyarakat dan sosiologi pedesaan. Naskah yang diterima adalah naskah asli yang belum pernah diterbitkan atau dalam proses penerbitan pada publikasi apapun, baik dalam maupun luar negeri.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018" : 6 Documents clear
1. STRATEGI PEMASARAN USAHA BUAH NANAS MADU DI KOTA MATARAM Baiq Cici Aulia Izzati; Wuryantoro Wuryantoro; Taslim Sjah
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.244

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran usaha buah nanas madu di Kota Mataram; (2) Memformulasikan strategi pemasaran usaha buah nanas madu di Kota Mataram. Lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yaitu di Kota Mataram. Penentuan responden dilakukan dengan metode sensus yaitu berjumlah 26 usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) usaha buah nanas madu di Kota Mataram. Kekuatannya adalah: (a) rasa buah nanas madu yang manis, (b) harga buah nanas madu terjangkau, (c) bahan baku mudah ditemukan, (d) keuntungan usaha nanas madu yang relatif tinggi. Kelemahannya adalah: (a) keterbatasan modal, (b) manajemen usaha masih lemah, (d) buah yang mudah busuk. Peluangnya adalah: (a) permintaan pasar yang tinggi, (b) khasiat buah nanas madu, (c) Kesadaran masyarakat. Ancamannya adalah: (a) adanya buah substitusi, (b) adanya pedagang lain, (c) gangguan hujan. (2) Strategi pemasaran yang harus dilakukan oleh usaha pemasaran buah nanas madu adalah pertumbuhan agresif (growth oriented strategy) yaitu meningkatkan jumlah penjualan buah nanas madu dengan cara memberbanyak membeli buah nanas madu di tempat pusat-pusat produksi buah nanas madu dan membuka cabang-cabang usaha buah nanas madu di tempat yang berbeda. ABSTRACT The aims of this research are to identify internal and external factors that affect the marketing of honey pineapplebusiness in Mataram, and to formulate marketing strategy for business of honey pineapple in Mataram. The study area is determined by purposive sampling in Mataram. The determination of respondents was done by sensus method that is amounted to 26 respondents. The results showed thatthere are two factors influencing pineapple busuiness, nameley internal factors (strenghts and weaknessesof the business) and external factors(opportunities and threats of the business). The Strenghts consisting of: (a)sweet taste ofhoney pineapple, (b) price of honey pineapple, (c) late availability of honey pineapple, (d) high profit of the business. The weakness consiting of: (a)limited funds, (b) business management, (c) perishable honey pineapple. Meanwhile the opportunities of the business consiting of (a) high market demand; (b) the efficacy of honey pineapple, (c) citizen’s awareness. Thethreats of the business consisting of: (a) the presence of substitutes; (b) the presence of other traders; (c) rain disturbance. Marketing strategy that must be done in marketing effort of honey pineapple fruit is aggressive growth strategy, that is to increase the number of sales of honey pineapple by purchasing honey pineapple in production centers and opening branches of fruit business of honey pineapple in different places.
2. STUDI PENERAPAN KEARIFAN LOKAL SISTEM BAGI HASIL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK UTARA Tajidan Tajidan; Halil Halil; Efendy Efendyefendyefendy9@gmail.com; Asri Hidayati
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.245

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah: (1) mengetahui pernjanjian yang disepakati antara pemilik lahan pertanian dan pemilik modal operasional dengan petani penggarap; (2) mengetahui proporsi bagi hasil antara pemilik lahan pertanian dengan petani penggarap dan mengetahui balas jasa atau imbalan yang diberikan oleh petani penggarap kepada pemilik modal operasional; (3) mengetahui penerapan sistem bagi hasil antara para pihak yang mendukung pengembangan agribisnis jagung. Lokasi penelitian di Kecamatan Bayan dan Kecamatan Kayangan yang merupakan sentra produksi jagung di Kabupaten Lombok Utara. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik sampling terbuka dengan jumlah minimum 40 responden petani penggarap. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berstruktur, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, desk study dan observasi. Analisis data dan informasi menggunakan analisis isi, deskriptif kuantitatif dan kualitatif serta deskriptif narasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa: Perjanjian yang disepakati dan ditaati antara pemilik lahan pertanian dengan petani penggarap adalah: Pada lahan sawah, bagi hasil mertelu, yaitu 1 (satu) bagian untuk pemilik lahan pertanian dan 2 (dua) bagian untuk petani penggarap dengan perjanjian seluruh biaya produksi usahatani dari pengolahan tanah sampai dengan tanaman siap panen ditanggung oleh petani penggarap, sementara biaya panen, pascapanen dan pengolahan hasil, pengangkutan (transport) dan penjualan ditanggung bersama pemilik lahan dan petani penggarap. Pada lahan ladang, bagi hasil merampat, yaitu 1 (satu) bagian untuk pemilik lahan pertanian dan 3 (tiga) bagian untuk petani penggarap dengan perjanjian semua biaya usahatani mulai dari pengolahan tanah sampai dengan tanaman siap dipanen menjadi tanggungan petani penggarap, sementara biaya panen, pascapanen, pengolahan, pengangkutan (transport) dan biaya penjualan ditanggung bersama pemilik lahan dan petani penggarap. Perjanjian kerja sama antara pemilik modal operasional dengan petani pemilik penggarap adalah sistem pinjaman modal (kredit) dengan tingkat bunga flat, sementara sistem bagi hasil 50% bagian pemilik modal operasional dan 50% bagian petani pemilik penggarap tidak dapat diwujudkan sebagai mana yang diharapkan, karena ada pihak yang mengalami kerugian. Proporsi bagi hasil antara pemilik lahan pertanian dengan petani penggarap dalam sistem bagi hasil adalah pemilik lahan mendapatkan proporsi 41,50% di Kecamatan Bayan dan 55,52% di Kecamatan Kayangan, sementara bagian petani penggarap adalah 58,50% di Kecamatan Bayan dan 44,48% di Kecamatan Kayangan. Balas jasa atau imbalan yang diberikan oleh petani penggarap kepada pemilik modal operasional pada sistem kredit dengan bunga plat 4,5% per semester sebesar 5,2% dari gross margin usahatani jagung. Penerapan sistem bagi hasil berkontribusi dalam memperluas lahan usahatani jagung seluas 17,19%, serta meningkatkan produktivitas usahatani jagung antara 0,168 ku/ha sampai dengan 0,193 ku/ha, serta KUR dinilai mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan pada pengembangan agribisnis jagung di Kabupaten Lombok Utara. ABSTRACT The objectives of the study were: (1) to know the agreement between the landowner and the working capital owner with the farmers; (2) to know the proportion of income sharing between the landowner and the farmer and to know the remuneration or remuneration given by the tiller to the owner of the operational capital; (3) to know the application of income-sharing system between the parties supporting the development of corn agribusiness. The research location in Bayan and Kayangan sub-districts is the corn production center in North Lombok Regency. Selection of respondents was done by open sampling technique with a minimum number of 40 respondents of farmers. Data collection was done by structured interview, in-depth interview, focus group discussion, desk study and observation. Data and information analysis using content analysis, descriptive quantitative and qualitative as well as descriptive narration. The results showed that: Agreements agreed upon and adhered to between the landowner and the farmer are: In paddy fields, the share of mertelu, which is 1 (one) part for the owner of agricultural land and 2 (two) parts for the farmer with the agreement of all farm production cost from the processing of the soil until the crop ready for harvest is borne by the farmer, while the cost of harvest, postharvest and processing results, transport (transport) and sales are borne with landowners and smallholders. In the field of land, the profit share is 1 (one) part for the land owner and 3 (three) parts for the farmer with the agreement of all farming costs starting from the processing of the soil until the crop is ready to be harvested to the dependent of the farmer, postharvest, processing, transportation and sales costs shall be borne with landowners and smallholders. Cooperation agreement between the operational capital owner and the farmer owner is a capital loan (credit) system with a flat interest rate, while the profit sharing system is 50% share of the operational capital owner and 50% share of the farmer owner can not be realized as expected, because there are parties who suffered losses. Proportion of profit sharing between farmers and farmers in the profit-sharing system is landowners obtaining a proportion of 41.50% in Bayan Sub-district and 55.52% in Kecamatan Kayangan, while the share of farmers is 58.50% in Kecamatan Bayan and 44.48% in Kecamatan Kayangan. Remuneration or remuneration given by the farmer to the owner of operational capital in the credit system with the interest of plate 4.5% per semester of 5.2% of the gross margin of corn farming. Implementation of profit sharing system contributed to the expansion of corn farming area of ​​17.19%, and increased productivity of maize farming between 0.168 ku/ha to 0.193 ku/ ha, and KUR considered able to meet the financing needs in the development of corn agribusiness in North Lombok.
3. ANALISIS RANTAI PEMASRAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA Nurjumiyati Nurjumiyati; I Ketut Budastra; Nuning Juniarsih
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.248

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) memetakan rantai pemasaran bawang merah di Kabupaten Bima; (2) menganalisis fungsi pelaku pemasaran bawang merah di Kabupaten Bima; dan (3) menganalisis margin pemasaran bawang merah pada tingkat pelaku dan tingkar rantai di Kabupaten Bima.Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Ditemukan bahwa pemasaran bawang merah di Bima melibatkan tiga rantai, yaitu:(i)Petani (P)-Pedagang pengumpul desa (PPD)–Pedagang pengecer (PP) Bima–Konsumen (K) di Bima; (ii) P–PPD–Pedagang antar pulau/besar (PAP/B)–PPdi Mataram - K; dan (iii) P – PPD – PAP/B – PPdi Provinsi lain – K di Provinsi Lain. Proporsi aliran produksi bawang merah adalah 42% melalui Rantai I, 25% melalui Rantai II, dan 34% melalui Rantai III.Harga yang diterima petani bawang merah tidak berbeda menurut rantai pemasaran, yakni: Rp. 1.800.000 per kwintal.Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan olehpetani adalah penjualan, penyimpanan, pengangkutan, sortasi, dan penanggungan risiko. Semua fungsi ini juga dilakukan oleh PPD, dan PAP/B, ditambah dengan fungsi-fungsi berikut: pembelian, pembiayaan, penanggungan risiko, dan informasi pasar.Semua fungsi pemasaran yang dilakukan oleh PPD dan PAP/B adalah juga dilakukan oleh PP, kecuali: fungsi pembiayaan. Marjin pemasaran pada Rantai I adalah 12,84 persen dari harga konsumen, lebih rendah dibandingkan dengan margin pemasaran pada Rantai II yang sebesar 11,51% dari harga konsumen. Margin rantai pemasaran III tidak dianalisis karena data tidak lengkap. Perbedaan margin pemasaran antar rantai pemasaran tersebut adalah terutama disebabkan oleh faktor selisih harga konsumen dan harga petani, bukannya oleh faktor biaya pemasaran. Proporsi margin pemasaran terhadap harga jual masing-masing jenis pedagang bervariasi antar rantai pemasaran: PPD menerima antara 5,71% dan 6,25%; PAP/B antara 0,52% dan 5,21%; dan Pengecer antara 2,26% dan 7,02%. Penerapan manajemen rantai pemasaran berpotensi untuk menurunkan beban biaya pemasaran yang ditanggung para pelaku dan untuk meningkatkan pendapatan petani bawang di kabupaten Bima. Ini dapat diupayakan melalui: (i) koordinasi vertikal untuk meminimalisasi repetisi fungsi pemasaran lintas pelaku; dan (ii) koordinasi horizontal (kelompok) petani untuk meraih manfaat dari skala ekonomi bersama. ABSTRACT The study’s objectives are (1) to map the marketing chains of onion in Bima district; (2) to analyze the functions of the marketing players; and (3) to analyze the marketing margins at actor and chain levels. For the objectives, the study used the descriptive methodology. It was found that the marketing of onion in Bima involved three different chains of onion, namely:(i)Farmer(P)-Villlage CollectorTrader (PPD)–Retail Trader(PP) in Bima–Consumer (K) Bima; (ii) P–PPD–InterIsland/Big Trader (PAP/B)–PPin Mataram - K; and (iii) P – PPD – PAP/B – PPin onthet province – K in other province. The flows of onion products by chains were 42% chain I, 25% chain 2 and 34% chain 3. The price received by farmers IDR 1,800,000 was not different across the markating chains. Marketing functions carried out by farmers included: saling, storing, transporting, sorting/grading, and risk bearing.All these functions were alo carried out by PPD, and PAP/B, together with: buying, financing, and market information. PP carried out the same functions as those of PPD dan PAP/B, exept for the financing function. Measured as percentage of the selling price, the marketing margin was 12.84 % of the consumers’ pricein the first chain, higher than the margin in the second chain which was 11,51%. The marketing margin for the third chain was not calculated because of incomplete data. The marketing margin difference was mainly because of consumer-farmer price margin factor rather than marketing cost factor. The marketing margins by actors were varied: PPD received between 5.71-6.25%; PAP/B received between 0.52%-5.21%; and PP received between 2.26%-7.02%. Applicantion of effective marketing chain manajemen was considered potensial to reduce the burden of marketing cost bared by the chain actors, and to increase farmer incomes in Bima. This should include (i) vertical coordination to minimize number of functions repetitively done by two or more chain actors; and (ii) horizontal coordination of the farmers to achieve the benefits of farmer group’s economics of scale.
4. ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN DAN PEMASARAN IKAN LAUT DI KECAMATAN HU’U KABUPATEN DOMPU Riris Apryaningsih; Suparmin Suparmin; I Ketut Budastra
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.250

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pendapatan nelayan di Kecamataan Hu’u; (2) Menganalisis saluran pemasaran ikan laut di Kecamatan Hu’u; (3) Menganalisis perilaku pasar ikan laut di Kecamatan Hu’u. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan penentuan daerah penelitian secara purposive samplingyaitu Desa Jala, Desa Hu’u dan Desa Cempi Jaya. Jumlah responden nelayan ditentukan secara quota sampling, yaitu sebanyak 30 orang. Penentuan responden pedagang dilakukan secara snowball sampling, sedangkan dalam pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan, analisis saluran pemasaran dan analisis perilaku pasar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Total pendapatan nelayan dari usaha penangkapan ikan per tahun sebesar Rp. 17.595.118,17, total pendapatan pada musim barat sebesar Rp. 6.001.626,92 dan pada musim timur sebesar Rp. 11.594.491,25. Sedangkan Total biaya sebesar Rp. 25.863.668,41 per tahun, dimana total biaya pada musim barat sebesar Rp. 8.781.913,37dan pada musim timur sebesar Rp. 17.486.215,04. (2) Saluran pemasaran ikan laut melalui tiga saluran, yaitu: a. Dari nelayan ke Pedagang Pengumpul Desa, ke Pedagang Pengumpul Kecamatan, ke Pedagang Antar Pulau. b. Dari nelayan ke Pedagang Pengumpul desa, ke Pedagang Pengecer, ke Komsumen Akhir. c. Dari nelayan ke Konsumen Akhir. (3). Perilaku pasar ikan laut di kecamatan hu’u kabupaten dompu, yaitu: a. Harga ditentukan oleh lembaga pemasaran yang dibayar secara tunai. b. kerjasama antar lembaga pemasaran dalam peminjaman modal. (4) fungsi pemasaran yang tidak dilakukan oleh nelayan adalah fungsi pembelian, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan, standarisasi dan grading, dan informasi pasar, sedangkan fungsi pemasaran yang tidak dilakukan oleh lembaga pemasaran adalah pada PPD adalah fungsi penyimpanan dan pengolahan, pada PPKC pada fungsi pengolahan dan pengecer pada penyimpanan dan pengolahan. ABSTRACT This study aims to: (1) Analysis of fisherman income in Hu’u Distric; (2) Analysis channel marketing of marine in Hu’u Distric; (3) Analysis market behavior of marine in Hu’u Distric . This research uses descriptive method with the determination of the research are by Purposive Sampling, namely the village of Jala, village of Hu’u and village of Cempi Jaya. The number of fishermen respondents was determination by Quota Sampling, which was 30 people. Determination of trader’s respondents is done by Snowball Sampling, while data collection is done by surveying techniques. The analysis used is Descriptive Analysis, income analysis, marketing channel analysis and market behavior analysis. The results showed that: (1) the total income of fishermen from fishing business per year was Rp. 17,595,118.17, the total income in the west season is Rp. 6,001,626.92 and in the east season Rp. 11,594,491.25. While the total cost is Rp. 25,863,668.41 per year, where the total cost in the west season is Rp. 8,781,913.37 and in the east season Rp. 17,486,215.04. (2) Marine marketing channels through three channels, namely: a. From fishermen to Village Collectors, to Sub-district Collectors, to Inter-island Traders. b. From fishermen to village collectors, to retailers, to Komsumen Akhir. c. From fishermen to Final Consumers. (3). The behavior of the marine market in the huu district of dompu district, namely: a. Prices are determined by marketing agencies that are paid in cash. b. cooperation between marketing institutions in capital borrowing. (4) The marketing function that is not carried out by fishermen is the function of purchasing, storing, processing, transporting, standardizing and grading, and market information, while the marketing function that is not carried out by the marketing institution is PPD is a function of storage and processing, in PPKC on the function processing and retailers on storage and processing.
5. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN KECIL BERDASARKAN INDIKATOR NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) (Studi Kasus di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur) Syarif Husni; Broto Handoko; Abubakar, L; Muhammad Yusuf
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.251

Abstract

ABSTRAK Konsep Nilai Tukar Nelayan ini dikembangkan untuk mengetahui indikator kesejateraan nelayan yang diungkapkan melalui kalkulasi Nilai Tukar Nelayan masih dapat dipertahankan sebagai salah satu refrensi dasar yang amat berharga untuk merumuskan kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Penelitian ini bertujuan (1). Menganalisis pendapatan rumahtangga nelayan kecil dari kegiatan on-fishing dan off- fishing (2). Menganalisis pengeluaran rumahtangga nelayan kecil untuk pangan dan non pangan(3). Mengukur Nilai Tukar Nelayan kecil di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur melalui studi kasus dengan jumlah Responden 60 orang. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukan (1).Rata-rata total pendapatan rumah tangga Nelayan kecil di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur adalah Rp 3.341.379/bulan terdiri dari kegiatan on-fishing sebesar Rp.3.341.379/bulan dan off-fishing sebesar Rp. 1.510.00/bulan. (2).Total pengeluaran rumah tangga Nelayan kecil di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp 1.823.735 terdiri dari pengeluaran pangan sebesar Rp.1.377.412/bulan dan Non-Pangan sebesar Rp. 446.323/bulan sehingga (3). Nilai Tukar Nelayan di Desa Tanjung Luar Kabupaten Lombok Timur sebesar 2,58 atau>1. Artinya rumahtangga nelayan kecil memiliki tingkat kesejahteraan cukup untuk memenuhi kebutuhan primer dan berpotensi dapat memenuhi kebutuhan non primer atau menabung. ABSTRACT Exchange Rate Fishermen concept was developed to determine the indicators of the welfare of fishermen expressed through the calculation of the Exchange Rate Fishermen can still be maintained as a valuable reference base for formulating development policy marine and fisheries sector. The aim of this study (1).Analyzing household income of small fishing-fishing activities on and off-fishing (2).Analyzing small fishing household expenditures for food and non food (3).Measuring Exchange Rate small fisherman in the village of East Lombok Tanjung Luar This research was conducted in the village of Tanjung Luar East Lombok through case studies the number of respondents 60 people. While the data collection was done by interview techniques. The results showed (1).Average total household income in the small fisherman village of Tanjung Outer East Lombok district is Rp.3,341,379/month-on activities consist of fishing for Rp.3.341.379/month and off-fishing Rp.1.510.00/month. (2).Total household expenditure in the small fisherman village of Tanjung Outer East Lombok district is Rp 1,823,735 consist of Food expenditure is Rp. 1,377,412/month and Non-Food Rp.446 323/month so that (3).Exchange Rate Fishermen in the village of East Lombok Tanjung Luar of 2.58 or> 1. means small fishing households have welfare level sufficient to meet the primary needs and can potentially meet the needs of non-primary or saving.
6. STUDI KEBIJAKAN PRODUKSI PANGAN HUBUNGANYA DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Kasus Rumahtangga Petani Konservasi Kecamatan Jerowaru) Bambang Dipokusumo; Anwar Anwar; Hirwan Hamidi; Suparmin Suparmin
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.252

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu ; 1. Mengkaji kebijakan pemerintah dan bentuk implementasinya program yang berkaitan dengan peningkatan produksi pangan dan ketahanan pangan di Kecamatan Jerowaru, 2. Mengkaji ketahanan pangan rumahtangga petani konservasi di Kecamatan Jerowaru, dan 3. Mengkaji hubungan pendapatan dan ketersediaan pangan rumahtangga petani konservasi di Kecamatan Jerowaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi, desk study dan teknik survei. Lokasi penelitian ini adalah Desa Sekaroh dan Desa Pemongkong yang dipilih secara purposive sampling. Responden penelitian berjumlah 40 rumahtangga petani sampel yang dipilih secara quota sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara; 1) analisis isi, 2) analisis pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani, 3)pola konsumsi pangan rumahtangga petani serta 4) analisis ketahanan pangan rumahtangga serta analisis korelasi spearman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) kebijakan pemerintah dibidang produksi pangan memepengaruhi ketersediaan pangan dan ketahanan pangan rumahtangga petani konservasi, (2) tingkat ketahanan pangan rumahtangga petani konservasi adalah lemah ditunjukkan oleh sebagian besar rumahtangga berada pada tingkat rentan pangan, (3) pendapatan rumahtangga memiliki hubungan yang lemah dengan ketahanan pangan rumahtangga dengan nilai korelasi (r) yaitu 0,29. ABSTRACT The issue of food production policy is interested to be discussedtoday because it is relate to sustainable of production and farmer’s household wellfare and behind to increase food security until the household. So that, this research has several objectives are (1) to learn government policy that relate to food availability and food security at Jerowaru District; (2) to learn level of food security farmer’s household conservation at Jerowaru District; (3) to learn correlation of household farmer income with food security of conservation farmer household at Jerowaru District. Descriptive method was used with involved of observation technique, desk study and survey. Sekaroh and Pemongkong villages as sample areas was choosed by purposive sampling within 40 farmers to be the responden chossed by quota sampling. Deskriptive analysis, content analysis and consumption analysis and corelation analysis were involved in this research.The results showed: (1) The production policy were able to provide the food for farmer household, so influenced the food security of the farmers household conservation, (2) Levels of household food security atJerowaru District was still weak was 14 (35%), 4 (10%) was, vulnerable and 11 (27.5%) was strong. Futhermore, proportion of food expenditure (PFE) more than 60% and the rate of consumption of energy (RCE) less than 80% of the amount of nutritional adequacy (NA), (3) the food avaibility has a weak relationship to food household security with value of correlation (r) was 0.29.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 24 No 2 (2023): Jurnal Agrimansion Agustus 2023 Vol 24 No 1 (2023): Jurnal Agrimansion April 2023 Vol 23 No 3 (2022): Jurnal Agrimansion Desember 2022 Vol 23 No 2 (2022): Jurnal Agrimansion Agustus 2022 Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Agrimansion April 2022 Vol 22 No 3 (2021): Jurnal Agrimansion Desember 2021 Vol 22 No 2 (2021): Jurnal Agrimansion Agustus 2021 Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Agrimansion April 2021 Vol 21 No 3 (2020): Jurnal Agrimansion Desember 2020 Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020 Vol 21 No 1 (2020): Jurnal Agrimansion April 2020 Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019 Vol 20 No 2 (2019): Jurnal Agrimansion Agustus 2019 Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019 Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018 Vol 19 No 2 (2018): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2018 Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018 Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion Vol 16 No 1 (2015): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2015 Vol 16 No 3 (2015): Jurnal Imiah AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014 Vol 11 No 2 (2010): Jurnal Ilmiah Agribisnis Agustus 2010 Vol 10 No 1 (2009): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2009 Vol 9 No 3 (2008): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2008 Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008 Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008 Vol 8 No 3 (2007): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2007 Vol 8 No 2 (2007): JURNAL AGROMINSION Agustus 2007 Vol 8 No 1 (2007): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2007 Vol 7 No 3 (2006): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2006 Vol 7 No 2 (2006): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2006 Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006 Vol 5 No 1 (2004): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2004 Vol 4 No 2 (2004): JURNAL AGRIMANSION MEI 2004 Vol 4 No 1 (2003): JURNAL AGRIMANSION November 2003 Vol 3 No 2 (2003): JURNAL AGRIMANSION MEI 2003 Vol 3 No 1 (2002): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2002 Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI Vol 2 No 1 (2001): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2001 Vol 1 No 2 (2001): JURNAL AGRIMANSION MEI 2001 Vol 1 No 2 (2001): Jurnal AGRIMANSION (AGRIBUSINESS MANAGEMENT & EXTENSION) MEI More Issue