cover
Contact Name
Atika Marzaman
Contact Email
tika.marzaman@gmail.com
Phone
+6285299259004
Journal Mail Official
hjirs@unhas.ac.id
Editorial Address
Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Hasanuddin. Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10, Tamalanrea, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Hasanuddin Journal of International Affairs
Published by Universitas Hasanuddin
ISSN : 27753336     EISSN : 27747328     DOI : https://doi.org/10.31947/hjirs.v1i2
Core Subject : Social,
Hasanuddin Journal of International Affairs, is a peer-reviewed journal published twice a year in February and August by Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, Hasanuddin University. Hasanuddin Journal of International Affairs welcomes academics as well as practitioners to contribute their thoughts on International Relations. Hasanuddin Journal of International Affairs with registered number ISSN 2774-7328 (Print), ISSN 2775-3336 (Online), is published in English or Bahasa Indonesia. Hasanuddin Journal of International Affairs discusses both theoretical and empirical findings. The main theory and concepts should refer to studies of International Relations, International Security, International Political Economy, or International and Transnational Studies.
Articles 35 Documents
Analisis Hubungan Kerjasama Bilateral Australia dan Fiji Dalam Bidang Keamanan Periode 2014-2019 Siti Dhea Meutia Syarif
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i2.9829

Abstract

This research will try to analyze the bilateral relations between Australia and Fiji in the security sector for the 2014-2019 period. In this study, the researcher will explain the background of Australia and Fiji's cooperation in the field of security. In addition, the researcher also explained the dynamics that occurred in the relations between the two countries and the challenges of their relationship in the future. This study uses foreign policy theory with the concept of national importance to understand the reasons Australia and Fiji work together in the security sector.     Penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis hubungan kerjasama bilateral Australia dan Fiji dalam bidang keamanan periode 2014-2019. Dalam penelitian ini peneliti akan menjelaskan tentang latar belakang kerjasama Australia dan Fiji dalam bidang keamanan. Selain itu, peneliti juga memaparkan tentang dinamika yang terjadi dalam hubungan kedua negara dan tantangan yang akan dihadapi keduanya di masa depan. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan luar negeri dengan konsep kepentingan nasional untuk memahami alasan Australia dan Fiji bekerja sama dalam bidang keamanan.
Strategi Gerakan Sosial Transnasioal dalam Kampanye Perdamaian Internasional (Studi Kasus: Food Not Bombs) Ahmad Tarikhul Haq; Pusparida Syahdan; Husein Abdullah
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12721

Abstract

This study focused on transnational social movement strategies in international peace campaign with Food Not Bombs as study case. This study used analytical descriptive method with library research as data collection method. The data type is secondary one which obtained from literatures, books, journals, and information accessed via internet that related with the issues. Analytical techniques used by the author in this paper are qualitative data analysis and quantitative data analysis which used to complement the first one. The result of this study are food distribution as antiwar and poverty symbol and message to public, transnational coalition building, and nonviolence method usage. Transnational coalition used to bring more people to their collective claim. Food Not Bombs dedication towards nonviolence shown in its nonviolence protest act such as blockade, marches, and camps. Penelitian ini membahas tentang strategi transnational social movement – gerakan sosial transnasional dalam kampanye perdamaian internasional dengan menggunakan studi kasus Food Not Bombs. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan tehnik pengumpulan data yakni dengan studi kepustakaan, kemudian jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari literatur-literatur, buku-buku, dokumen, jurnal, dan informasi yang diakses melalui internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, dan tehnik analisis yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah tehnik analisis data kualitatif, adapun data kuantitatif merupakan data pelengkap untuk menjelaskan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Food Not Bombs berupa membagikan makanan sebagai pesan anti perang dan kelaparan kepada publik, membangun koalisi transnasional, dan menggunakan metode nonkekerasan. Koalisi transnasional digunakan untuk membawa pesan kolektif dengan massa yang lebih besar. Begitu pula dengan dedikasi Food Not Bombs terhadap nonkekerasan ditandai dengan aksi protes nonkekerasan seperti blokade, kemah, dan pawai.
Efektivitas Tripartite Environment Ministers Meeting (TEMM) Terhadap Penanggulangan Masalah Lingkungan Di Tiongkok, Jepang Dan Korea Selatan Adriansyah Wijaya; Darwis; Husein Abdullah
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12723

Abstract

This study aims to determine the effectiveness and the prospect of the Tripartite Environment Ministers Meeting (TEMM) towards prevention of environmental problems in China, Japan and South Korea. The research questions of this study are: how the effectiveness of the implementation of Tripartite Environment Ministers Meeting to prevention environmental problems in China, Japan and South Korea, and how the prospects of Tripartite Environment Ministers Meeting in handling the environmental problems in China, Japan and South Korea. Based on the research goals, the author used descriptive analytic methods as the research methods with library research as the data collecting methods. The data were analyzed qualitative with deductive writing techniques. The results of this study show that Tripartite Environment Ministers Meeting (TEMM) was not effective in preventing the environmental problems in China, Japan and South Korea based on emissions growth data, the regulation making and the role of NGO. Based on TEMM’s contribution and effectiveness in preventing of environmental problems in China, Japan and South Korea was not good, but based on the performance of TEMM annually, TEMM be more dynamically and decided the cooperation of environmental conservation in Northeast Asia region as priority. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan prospek Tripartite Environment Ministers Meetig (TEMM) dalam menanggulangi masalah lingkungan di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan. Adapun pertanyaan dari peneliian ini adalah: bagaimana efektivitas pelaksanaan kerjasama Tripartite Environment Ministers Meeting terhadap penanggulangan masalah lingkungan di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan, dan bagaimana prospek kerjasama Tripartite Environment Ministers Meeting dalam menangani masalah lingkungan di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka penulis menggunakan metode penelitian deskriprif-analitik dengan teknik pengumpulan data menelaah seumlah literatur/ studi pustaka. Adapun untuk menganalisis data, penulis memakai teknik analisis data kualitatif dengan teknik penulisan deduktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerjasama Tripartite Environment Ministers Meeting (TEMM) tidak efektif dalam menangani permasalahan lingkungan di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan terkait dengan indikator laju emisi CO2, perubahan regulasi dan peran NGO. Berdasarkan kontribusi dan efektivitas dari TEMM dalam penangguangan masalah lingkungan di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan maka prospek kerjasama tersebut tidak baik, namun melihat capaian pada pertemuan setiap tahunnya, kerjasama TEMM bergerak dinamis dan semakin mengutamakan kerjasama perlindungan lingkungan di kawasan Asia Timur Laut.
Pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar Sebagai Upaya Mempererat Hubungan Kerjasama Australia dengan Indonesia Bagian Timur Sevy Annesa Putri; Darwis; Pusparida Syahdan
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12736

Abstract

This research aims to describe the prospect of billateral relationship between Australia and Eastern Indonesia through the existence of Australian Consulate- General in Makassar. Specifically, this research aims to know (1) the background of the opening of Australian Consulate-General in Makassar and (2) the role of Australian Consulate-General in Makassar to establish relationship with Eastern Indonesia. The method of this research is qualitative descriptive which describes the prospect of the opening of Australian Consulate-General in Makassar to strengthen its relationship with Eastern Indonesia. The data collection method used by the author is library research sourced from many literatures such as books, journals, documents, articles, and other medias such as internet, newspapers, and magazines, also use interview method to the Consul-General of Australian Consulate-General in Makassar. The result of this research shows that as a neighbour-state, Australia in its commitment to strengthen good relations with Indonesia should increase and escalate their performance of improving its cooperation between both countries to be more intense and tight by not only touch the center of Indonesia itself but also have to reach other parts of Indonesia as well as Eastern Indonesia. A lot of promotion that related to culture, education, and tourism of the Australian itself and also many programs have been planned and done by the Australian Consulate-General in Makassar with provincial government in Eastern Indonesia in order to reinforce its relationship between both countries. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prospek hubungan kerja sama bilateral Australia dengan Indonesia bagian timur melalui keberadaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dan (2) peranan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dalam menjalin hubungan kerja sama dengan Indonesia bagian timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah kualitatif deskriptif yang akan menjelaskan bagaimana prospek pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dalam rangka kerjasama dengan Indonesia bagian timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah telaah pustaka yang bersumber dari buku, jurnal, dokumen, artikel, serta dari berbagai media lainnya seperti internet, majalah ataupun surat kabar harian, dan juga metode wawancara yang dilakukan kepada Perwakilan Konsuler Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai negara tetangga, Australia dalam komitmennya untuk menjalin hubungan baik dengan Indonesia perlu meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih intens dan tidak hanya berpusat di kawasan ibukota saja, akan tetapi juga di Kawasan Timur Indonesia yang masih perlu pengembangan. Berbagai promosi budaya, pendidikan, pariwisata, serta program-program telah dicanangkan dan dilakukan oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar bersama dengan pemerintah provinsi di Kawasan Timur Indonesia untuk semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara tersebut.
Sengketa Republik Indonesia – Republik Rakyat Tiongkok di Perairan Natuna Rani Purwanti Ramli; Patrice Lumumba; Burhanuddin
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12737

Abstract

This study is aimed to describe the Indonesia-Tiongkok Dispute in Natuna Waters. Tiongkok has claimed Natuna under historical claims, and the subsequent Nine Dash Line, as well as other territories claimed in the South Tiongkok Sea by Tiongkok. Method of research used is Descriptive method. Data collection method used is Library Research, Form sources such as books, articles, newspapers, ad journals. Is this research, the writer used qualitative data analysis and deductive writing method. The result concluded that Tiongkok’s claim in Natuna Waters distrubs Indonesia’s sovereignty, as on overlapping of interests occur in the claim to Natuna. This should become an “alarm” for Indonesia to supervise its border territories and increase security measures in Natuna to strengthen Indonesia’s sovereign territories from foreign states eyeing Indonesian natural resources. Indonesia should also utilize fully its natural resources potential. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui sejauh mana sengketa Republik Indonesia atas klaim Republik Rakyat Tiongkok di perairan Natuna. Dimana, Tiongkok mengklaim Natuna masuk kedalam peta tradisionalnya yang di dasarkan dengan sembilan garis imajiner putus-putus (Nine Dash Line) beserta seluruh perairan di alurnya yang selama ini diklaim Tiongkok. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilgunakan oleh penulis melalui telaah pustaka (Library Research) yang bersumber dari berbagai literatur seperti buku-buku, artikel, surat kabar harian, internet, dan jurnal. Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan teknik analisis data kualitatif serta metode penulisan deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klaim Tiongkok yang terjadi di perairan Natuna tersebut, menganggu kedaulatan Indonesia karena terjadi tumpang tindih dengan perairan Natuna, sebagai milik Indonesia.seharusnya menjadi alarm bagi Indonesia agar Indonesia lebih memperhatikan wilayah perbatasan dan wilayah terluar Indonesia serta harus lebih ditingkatkannya keamanan yang ada di Natuna untuk memperkuat kedaulatan wilayah lautnya agar terhindar dari klaim negara-negara asing yang ini memanfaatkan sumber daya alam indonesia. Serta indonesia harus lebih mampu untuk menggunakan dan memanfaatkna potensi alam yang ada secara maksimal.
Peranan United Nations Joint Program On HIV/AIDS (UNAIDS) Terhadap Penurunan Tingkat Penderita HIV/AIDS Di Zimbabwe Nurul Anisa Asri; Muhammad Nasir Badu; Pusparida Syahdan
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12738

Abstract

This study aims to examine the role of UNAIDS in efforts to reduce the rate of HIV / AIDS sufferers in Zimbabwe. The research method used is qualitative with secondary data techniques in the form of books, journals, documents, and various valid sources. All data were analyzed qualitatively. The results of this study indicate that UNAIDS as an international organization has become an aid and channel of foreign aid to Zimbabwe in collaboration with the Zimbabwean government to reduce the level of sufferers in the country. The existence of UNAIDS in Zimbabwe has affected the reduction of HIV / AIDS sufferers. However, this collaborative effort has constraints on Zimbabwe's unfavorable economic and human resource conditions. Apart from that, the cultural factor of society which is quite difficult to accept changes in something is also an obstacle. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran UNAIDS dalam upaya penurunan tingkat penderita HIV/AIDS di Zimbabwe. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data-data sekunder berupa buku, jurnal, dokumen, dan berbagai sumber valid. Seluruh data dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UNAIDS sebagai sebuah organisasi internasional menjadi bantuan dan penyalur bantuan luar negeri kepada Zimbabwe bekerja sama dengan pemerintah Zimbabwe untuk mengurangi tingkat penderita di negara tersebut. Keberadaan UNAIDS di Zimbabwe telah mempengaruhi penurunan tingkat penderita HIV/AIDS. Namun, upaya kerjasama ini memiliki hambatan yakni kondisi perekonomian dan sumber daya manusia di Zimbabwe yang kurang baik. Selain itu faktor kebudayaan masyarakat yang cukup sulit menerima perubahan akan suatu hal juga menjadi salah satu hambatan.
Implementasi Kebijakan Tetangga Baik (Good Neighbor Policy) China Pada Masa Presiden Hu Jintao di Greater Mekong Sub-Region (GMS) Nurjannah Abdullah
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.13068

Abstract

This research was conducted to understand the implementation of models and factors that influence China's Good Neighbor Policy decision making during the reign of Hu Jintao in the Greater Mekong Sub-Region. By using an Adaptive decision-making model, this paper tries to describe the internal and external factors that influenced President Hu Jintao to choose a model of revitalization of cooperation and infrastructure development as well as economic corridors as a manifestation of the implementation of the Good Neighbors policy in GMS. This study used a qualitative approach and used secondary data as the source of the analyzed data. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami model implementasi dan faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pelaksanaan kebijakan Tetangga baik (Good Neighbour Policy) China Pada Masa pemerintahan Hu Jintao di Greater Mekong Sub Region. Dengan menggunakan model pemgambilan keputusan Adaptif, tulisan ini mencoba mendeskripsikan faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi Presiden Hu Jintao memilih model revitalisasi kerjasama dan pembangunan infrastruktur serta koridor ekonomi sebagai wujud implementasi kebijakan Tetangga yang Baik di GMS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan data sekunder sebagai sumber data yang dianalisis.
Kerjasama Jepang dan Indonesia Seniwati; Munif Arif Ranti; Oktaviano Nandito Guntur; Ibnu Aly Badiu
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i2.14710

Abstract

This article focuses on the cooperation between Japan and Indonesia. At the beginning of the article, we discussed the development of the Japanese economy after World War II. The Japanese economy collapsed after World War II. However, in the 1960s and 1980s, Japan had become the highest-paid economy. Japan develops technology and builds human resources by focusing on their social infrastructure and social traditions. Japan does not take funds from abroad to support its economic and technological development. Japan prefers to cooperate with local industry and social infrastructure development. Japan continues to build its education system and develop the business culture that has become their tradition. Indonesia and Japan have long established cooperation. The two countries cooperate in almost all sectors such as economic, cultural, social, and security. One form of bilateral cooperation that has been implemented is the Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Indonesia is Japan's biggest development partner. Japan's overseas development assistance (ODA) has supported Indonesia's infrastructure, agriculture, industry, education, health and social development as well as institutional and capacity building.     Artikel ini berfokus pada kerjasama Jepang dan Indonesia. Pada awal artikel, kami membahas perkembangan ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II. Perekonomian Jepang hancur setelah terjadinya Perang Dunia II. Meskipun demikian, pada era  tahun 1960an hingga 1980an, Jepang telah menjadi ekonomi dengan berupah tertinggi. Jepang mengembangkan teknologi dan membangun sumber daya manusia dengan berfokus pada infrastruktur sosial dan tradisi sosial mereka. Jepang tidak mengambil dana dari luar negeri untuk mendukung pembangunan ekonomi dan teknologinya. Jepang  lebih memilih untuk menjalin kerja sama dengan industri lokal dan pembangunan infrastruktur sosial. Jepang terus membangun sistem pendidikannya dan mengembangkan kultur bisnis yang telah menjadi tradisi mereka. Indonesia dan Jepang sudah lama menjalin kerja sama. Kedua negara menjalin kerjasama hampir disemua sektor seperti ekonomi, kebudayaan, sosial, dan keamanan. Salah satu bentuk kerja sama bilateral yang telah terlaksana seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Indonesia merupakan mitra pembangunan terbesar bagi Jepang. Bantuan pembangunan luar negeri Jepang (ODA) telah mendukung pembangunan infrastruktur, pertanian, industri, pendidikan, kesehatan dan sosial Indonesia serta pembangunan kelembagaan dan kapasitas.
Analisis Proses Perundingan Kerja Sama IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) Tahun 2013-2018 Julia Hardianti Rusmin; Adi Suryadi; Nurjannah Abdullah
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i2.15111

Abstract

CEPA is an economic agreement between countries that aims to increase bilateral trade between the two parties. The CEPA is different from the Free Trade Agreement (FTA), the CEPA not only aims to reduce trade barriers, but this agreement covers a much broader area of ​​cooperation, such as investment, economic assistance, technology cooperation and renewable energy and so on so that it is comprehensive. IA-CEPA is a comprehensive economic partnership agreement between Indonesia and Australia, with the basic principle of a partnership that is mutually beneficial in a balanced manner. This research was conducted with the aim of analyzing the process of IA-CEPA cooperation negotiations carried out in 2013-2018, and to find out the opportunities, advantages and challenges of bilateral cooperation between Australia and Indonesia within the IA-CEPA framework. The research method used is descriptive, by using literature like books, journals, articles, official websites, and reports which are related to this research. The results of this study indicate that the IA-CEPA agreement can be categorized as a promising treaty framework for the two countries and the challenges faced by the two countries in this agreement are still not optimal for the two countries.     CEPA merupakan perjanjian ekonomi antar negara yang bertujuan meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua belah pihak. CEPA memiliki perbedaan dengan Free Trade Agreement (FTA), CEPA tidak hanya bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan saja, tetapi perjanjian ini mencakup area kerja sama yang jauh lebih luas, seperti investasi, bantuan ekonomi, kerja sama teknologi serta energi terbaharukan dan sebagainya sehingga bersifat komprehensif. IA-CEPA adalah persetujuan kemitraan ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dengan Australia, dengan prinsip dasar kemitraan yang saling menguntungkan secara berimbang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa proses perundingan kerja sama IA-CEPA yang dilakukan pada tahun 2013-2018, serta untuk mengetahui peluang,  keuntungan dan tantangan kerja sama bilateral antara Australia – Indonesia dalam kerangka IA-CEPA. Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode deskriptif, dengan literatur seperti buku-buku, jurnal, artikel, situs internet resmi, serta laporan yang berkaitan dengan penulisan ini. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perjanjian IA-CEPA dapat dikategorikan sebagai kerangka perjanjian yang menjanjikan bagi kedua negara serta dalam tantangan yang dihadapi oleh kedua negara dalam perjanjian ini masih kurang optimal bagi kedua negara.
Peran Conservation International (CI) Terhadap Konservasi Perairan di Bali (Studi Kasus: Desa Tulamben, Bali) Timothy Fabian Theodurrus; Aswin Baharuddin; Bama Andika Putra
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i2.17674

Abstract

This study aims to determine Conservation International's strategy for Aquatic Conservation in Tulamben, Bali and the impact resulting from Conservation International on Aquatic Conservation in Tulamben, Bali. The research method used in the preparation of this thesis is descriptive method, with data collection techniques in the form of reviewing books, journals, articles, official internet sites, as well as reports or documents related to this research. The results of this study found two things. First, Conservation International's strategy for Marine Conservation in Tulamben, Bali, which is to play a role in managing policies and regulations with the Tulamben Village government and participating with the community in the context of integrating the Marine Protected Area (KKP) program. Second, the impact of Conservation International on Marine Conservation in Tulamben, Bali is divided into three dimensions, namely social, environmental and economic. The social impact is the active role of the community in the Conservation International program. Environmentally, there is growth of fish varieties in the conservation area of ​​Tulamben Village. And the economic impact is the increase in hotel accommodation in Tulamben and local workers. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Conservation International terhadap Konservasi Perairan di Tulamben, Bali dan dampak yang dihasilkan dari Conservation International terhadap Konservasi Perairan di Tulamben, Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa telaah buku, jurnal, artikel, situs internet resmi, serta laporan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menemukan dua hal. Pertama, strategi Conservation International terhadap Konservasi Perairan di Tulamben, Bali yaitu berperan dalam pengelolaan kebijakan dan regulasi bersama pemerintah Desa Tulamben serta partisipasi bersama masyarakat dalam konteks integrasi program Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Kedua, dampak Conservation International terhadap Konservasi Perairan di Tulamben,Bali terbagi atas tiga dimensi, yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Adapun dampaknya secara sosial yaitu peran aktif masyarakat dalam program Conservation International. Secara lingkungan, adanya pertumbuhan varietas ikan di areal kawasan konservasi Desa Tulamben. Dan dampaknya secara ekonomi yaitu meningkatnya akomodasi perhotelan di Tulamben serta tenaga kerja lokal.

Page 1 of 4 | Total Record : 35