cover
Contact Name
Joko Malis Sunarno
Contact Email
jurnalpolibara@gmail.com
Phone
+6285291975050
Journal Mail Official
jurnalpolibara@gmail.com
Editorial Address
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Banjarnegara Jl Raya Madukara Km. 2 Kenteng Banjarnegara, Jawa Tengah, 53482
Location
Kab. banjarnegara,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Medsains
ISSN : 24428752     EISSN : 29638542     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Medsains merupakan media untuk publikasi tulisan asli yang berkaitan dengan bidang kesehatan secara luas, dalam Bahasa Indones
Articles 97 Documents
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014 Shinta Siswoyo Putri; Lia Aria Ratmawati
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.895 KB)

Abstract

Program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang kependudukan. Apabila program KB tidak berhasil akan berimplikasi negatif terhadap sektor pembangunan lain seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sektor lainya. Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 adalah meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device), implan dan sterilisasi. Jumlah akseptor KB IUD di wilayah kerja Puskesmas Pagentan 2 yang mempunyai jumlah akseptor KB IUD 438 akseptor, hal ini pengunaan KB IUD masih rendah dibanding dengan penggunaan KB Hormonal seperti Suntik dan Pil padahal penggunaan KB hormonal merupakan kontrasepsi yang tergolong kurang efektif. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Pagentan 2 tahun 2014. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan waktu secara belah lintang (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB di Desa Bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2014 Wilayah Kerja Puskesmas Pagentan 2 yaitu sebanyak 1857 orang. Sampel penelitian ini adalah 91. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling. Hasil penelitian yaitu 81,3% responden mempunyai umur 20-35 tahun, 92,3% responden mempunyai pendidikan dasar, 59,3% responden mempunyai anak 2-5 (multipara), tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pagentan 2 dengan p-value sebesar 0,573, tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pagentan 2 dengan p-value sebesar 0,320, tidak ada hubungan antara paritas dengan pemilihan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pagentan 2 dengan p-value sebesar 0,962 dan ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pagentan 2 p-value sebesar 0,004. Saran bagi Puskesmas Pagentan 2, untuk lebih meningkatkan penyuluhan atau konseling tentang alat kontrasepsi IUD disesuaikan dengan latar pendidikan PUS yaitu pendidikan dasar sehingga lebih mudah dimengerti dan diharapkan dapat meningkatkan cakupan penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Pagentan 2.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 Lia Aria Ratmawati; Dewie Sulistyorini
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.995 KB)

Abstract

AKI di Kabupaten Banjarnegara telah menunjukkan penurunan selama 3 tahun berturut-turut, yaitu sebesar 140,3/100.000 KH (2008); 125/100.000 KH (2009); 66,7/100.000 KH (2010). Namun demikian terjadi kenaikan pada tahun 2011 menjadi 74,1/100.000 KH, sehingga upaya untuk mempertahankan AKI tetap dibawah target MDGs, masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Kemampuan dan keterampilan dalam pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf harus dimiliki setiap petugas kesehatan yang menolong persalinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam penggunaan partograf di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2014.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Instumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengkaji usia, pendidikan, pengetahuan tentang partograf, lembar partograf untuk mengetahui kepatuhan. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 13 Puskesmas PONED di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi-square. Hasil penelitian 56% responden berumur 20-30 tahun, 98% responden berpendidikan DIII Kebidanan, 82% responden tidak patuh penggunaan partograf. Tidak ada hubungan antara usia responden dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,316). Tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,636). Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan partograf (p-value 0,02). Saran dalam penelitian diharapkan pada pihak Puskesmas khususnya bidan koordinator melakukan evaluasi bersama di puskesmas tentang ketidakpatuhan dalam pembuatan partograf dengan cara pembahasan sehingga diharapkan semua bidan di wilayah kabupaten Banjarnegara akan lebih memahami dan patuh dalam pemantauan persalinan menggunakan partograf untuk mendeteksi secara dini kegawatdaruratan yang terjadi.
POTRET BIDAN (STUDI ANTROPOLOGI KESEHATAN PERAN BIDAN DALAM PANDANGAN MASYARAKAT KECAMATAN BANJARMANGU BANJARNEGARA) Barni; Siti Munfiah
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.321 KB)

Abstract

Bidan mewakili gambaran pelayanan medis modern di bidang pelayanan kesehatan reproduksi. Berbagai program kesehatan reproduksi yang diperkenalkan kepada masyarakat telah berhasil menempatkan bidan sebagai salah satu tenaga medis yang utama dalam pertolongan persalinan disamping dukun bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan dominasi peran bidan saat penanganan teknis medis persalinan, namun dalam peran lainnya khususnya pada periode kehamilan dan nifas atau pasca persalinan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Dominasi peran dalam persalinan tersebut telah menunjukkan pesan program telah masuk dalam kognitif masyarakat sehingga masyarakat tidak lagi menggunakan jasa dukun bayi untuk menolong secara teknis medis pada saat persalinan. Sedangkan peran dukun saat persalinan menjadi peran pendukung melalui kesediaaannya merujuk, menunggui dan memotivasi klien. Hasil kajian penelitian tentang peran bidan dalam pandangan klien ini menjadi entry point untuk meningkatkan program kesehatan reproduksi.
GAMBARAN KARAKTERISTIK KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS WANADADI I KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 Rusfita Retna; Umi Nur Fajri
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.435 KB)

Abstract

Angka kematian anak balita setiap tahun diperkirakan 4 juta dari 15 juta anak meninggal karena ISPA pada anak berusia di bawah 5 tahun. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan ISPA yaitu umur, status gizi, status imunisasi, pemberian vitamin A pada saat balita, pemberian ASI, tingkat pendidikan ibu, ventilasi, penggunanaan jenis bahan bakar, keberadaan anggota keluarga yang menderita ISPA dan keberadaan anggota keluarga yang merokok. Hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten tahun 2012 menunjukkan jumlah balita yang menderita pneumonia di Puskesmas tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dari 52,4% menjadi 66,5% di tahun 2013. Pada bulan November 2013 jumlah balita yang menderita pneumonia sebanyak 62,5%. Prevalensi pneumonia tersebut mengalami peningkatan 66,5% di bulan Desember 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik kejadian pneumonia di Wilayah kerja Puskesmas Wanadadi I Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan bentuk rancangan penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Adapun jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden adalah usia 1-4 tahun yaitu 16 responden (62%). Sebagian besar responden adalah dengan tingkat pendidikan menengah yaitu 17 responden (65%). Sebagian besar responden adalah dengan ventilasi rumah sesuai dengan luas bangunan yaitu 15 responden (58%). Terdapat 16 responden (38%) menggunakan bahan bakar kayu bakar dan juga menggunakan gas. Sebagian besar responden adalah tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya yaitu 19 responden (73%). Sebagian besar responden adalah dengan keberadaan anggota keluarga sebagai perokok aktif yaitu 23 responden (88%). Bagi tenaga kesehatan Puskesmas Wanadadi I pelaksana di ruang pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dapat menggunakan format MTBS yang tersedia untuk digunakan sebagai pengkajian dan penanganan balita sakit sehingga dokumentasi dan evaluasi kasus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR DI PUSKESMAS PEDESAAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 Dewie Sulistyorini; Shinta Siswoyo Putri
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.143 KB)

Abstract

Target Milleneum Development Goals sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus. Definisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2013 yaitu 18,21 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih menduduki urutan tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Kabupaten Banjarnegara. Pada penelitian ini menggunakan metode survey analitik yaitu suatu penelitian yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan pendekatan retrospective. Dengan kata lain efek diidentifikasikan pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasikan ada atau terjadinya pada waktu yang lalu, teknik pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku KIA dan kohort pada setiap Puskesmas. Alat yang digunakan dalam penelitian dengan meggunakan checklist yang berisi nama subjek dan beberapa gejala serta kriteria lainnya dari sasaran pengamatan. Tempat penelitian dilakukan di 3 Puksesmas Pedesaan yang memiliki jumlah BBLR terbanyak di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara. Faktor yang mempengaruhi BBLR antara lain status gizi ibu saat hamil, anemia dan gemmeli.
KEMAMPUAN KARBON AKTIF TONGKOL JAGUNG DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN AIR Siti Munfiah; Rr. Mustika Pramudya Ariabawani
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.335 KB)

Abstract

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Sampai saat ini masalah air bersih masih banyak dijumpai baik di perkotaan maupun di pedesaan. Teknologi pengolahan air yang sederhana, mudah dibuat dengan biaya yang murah sangat diharapkan oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Tanaman jagung di Indonesia merupakan tanaman terpenting kedua setelah padi, dengan demikian produksi limbah tongkol jagung semakin besar pula. Masalah limbah tongkol jagung ini dapat diatasi dengan menjadikan tongkol jagung menjadi produk yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat. Tongkol jagung sebagian besar tersusun oleh selulosa (41%), hemiselulosa (36%), lignin (6%) dan senyawa lain yang umum terdapat dalam tumbuhan. Dengan memperhatikan komposisi selulosa dan hemiselulosa yang cukup besar maka tongkol jagung sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi karbon aktif. Karbon aktif ini dapat dimanfaatkan sebagai adsorben dalam proses penjernihan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan karbon aktif tongkol jagung dalam menurunkan kekeruhan air. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan “Pretest-Postest with Control Group”. Total kombinasi perlakuan adalah 5 perlakuan (yaitu berat filter 4, 6, 8, 10 dan 12 g) dengan tiga kali ulangan. Kadar kekeruhan air diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tingkat kekeruhan sebelum dan sesudah melalui media saring karbon aktif menunjukkan bahwa penurunan tertinggi terjadi pada perlakuan filtrasi melalui karbon aktif tongkol jagung pada berat 12 g yaitu diperoleh kadar kekeruhan 19,84 NTU. Hasil uji One Way Anova menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kadar kekeruhan antar berat filter pada masing-masing perlakuan. Karbon aktif tongkol jagung dapat digunakan sebagai adsorben yang dapat mengurangi kadar kekeruhan air.
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 2-5 TAHUN DI DESA BEJI KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Ima Syamrotul M
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 1 No 1 (2015): Edisi Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.912 KB)

Abstract

Pelatihan toilet merupakan upaya untuk melatih anak-anak untuk dapat mengendalikan perilaku buang air kecil atau pendidikan kesehatan defecation. Giving diharapkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang toilet training sebelum dan setelah memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan diharapkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang toilet training sebelum dan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen pre dengan satu kelompok pretest-posttest design. Populasi adalah semua ibu yang anaknya terdaftar di PAUD Bustanul Athfal Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Banyumas. Sampel adalah ibu yang anaknya berusia 2-5 tahun. Sampel adalah 24 sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu tentang toilet training sebelum dan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. Orang tua atau ibu diharapkan untuk mengajarkan toilet training dengan baik dan benar agar anak dapat menerapkan dengan baik untuk di masa depan.
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN ASI PADA SUHU RUANGAN TERHADAP KADAR PROTEIN ASI Lia Aria Ratmawati
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 2 No 1 (2016): Edisi September
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.33 KB)

Abstract

ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein merupakan salah satu unsur penting dalam ASI yang berfungsi untuk metabolisme, pembentukan jaringan dan perlindungan tubuh terhadap mikroorganisme yang merugikan. Fenomena bahwa banyak ibu menyusui tidak berani menyimpan ASI dalam media tertentu dan bahkan membuang ASI setelah diperah. Tujuan untuk membuktikan adanya pengaruh lama penyimpanan ASI pada suhu ruangan terhadap kadar protein ASI. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental Design dengan rancangan Control Group pre-test-post-test. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi. Subjek penelitian adalah ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan di Asrama Kopasus Kartasura yang berjumlah 30 responden. Data diolah menggunakan uji statisik Anova dilanjutkan Paired t-test dengan menggunakan SPSS 10.00. Hasil Penelitian didapatkan pengaruh lama penyimpanan ASI pada suhu ruangan terhadap kadar protein ASI menggunakan uji Anova dengan hasil F hitung 6.6 > F tabel 5.89 dan uji Paired t-test dengan nilai signifikansi 0.00 < nilai p 0.05. Kesimpulan terdapat pengaruh yang signifikan lama penyimpanan ASI pada suhu ruangan terhadap kadar protein ASI.
MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TEMAN BERGAUL SEBAGAI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN Dewie Sulistyorini; Yuliaji Siswanto; Heni Hirawati P
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 2 No 1 (2016): Edisi September
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kunci keberhasilan belajar terletak pada proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan dalam proses belajar siswa dihadapkan pada masalah-masalah belajar yang disebabkan karena mahasiswa kurang termotivasi untuk memanfaatkan waktu seoptimal mungkin dan kurang bisa beradaptasi dengan teman yang baru. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara motivasi dan lingkungan teman bergaul dengan kesulitan belajar mahasiswa semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo. Studi deskriptif ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tentang motivasi belajar sejumlah 16 pertanyaan, tentang lingkungan teman bergaul sejumlah 16 pertanyaan dan tentang kesulitan belajar sejumlah 17 pertanyaan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 responden yaitu mahasiswa semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27-28 Juni 2008 dan sebelumnya dilakukan uji validitas. Analisis data menggunakan rumus korelasi Kendal Tau. Terdapat 63,3% mahasiswa mempunyai motivasi belajar tingkat sedang, 68,3% mahasiswa mempunyai teman dekat yang tingkat pengaruhnya sedang dalam kegiatan belajar sehari-hari dan 70% mahasiswa mempunyai kesulitan belajar tingkat sedang. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi dan kesulitan belajar (p value (0,002) lebih kecil dari α (0,05) dan ada hubungan antara motivasi dan kesulitan belajar (p<0,05) secara signifikan.
PENGETAHUAN TENTANG SAKIT DAN PENYAKIT MALARIA PADA MASYARAKAT DESA BEJI KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN BANJARNEGARA Barni
Jurnal Ilmiah Medsains Vol 2 No 1 (2016): Edisi September
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Politeknik Banjarnegara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai daerah endemik malaria, program pemberantasan malaria sudah lama dilakukan dan dikenal masyarakat Banjarnegara. Malaria menimbulkan keresahan masyarakat. Usaha peningkatan kesehatan masih dihadapkan pada permasalahan mengapa program pemberantasan malaria belum berhasil. Studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan lokal tentang penyakit dan sakit malaria. Penelitian dilakukan di Desa Beji Kecamatan Banjarmangu Banjarnegara. Data diperoleh dari 25 informan dan 6 informan kunci. Pengumpulan data penelitian kualitatif ini dilakukan dengan metode partisipasi observasi, wawancara mendalam dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit dan sakit malaria tidak hanya dipahami sebagai masalah fisiologis namun terkait pula dengan keadaan masyarakat beserta kebudayaannya. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan pandangan tentang penyebab malaria antara pembawa program dan masyarakat. Bagi pembawa program, kejadian malaria berkaitan dengan etiologi naturalistik. Bagi masyarakat berkaitan dengan penyebab atau etiologi naturalistik dan personalistik. Kehadiran program pemberantasan malaria terbukti belum sepenuhnya mampu menggeser pengetahuan lokal masyarakat dalam memahami penyakit dan sakit malaria. Oleh karena itu, pembawa program perlu menyelenggarakan penyuluhan berkelanjutan tentang malaria dengan mempertimbangkan pengetahuan lokal masyarakat.

Page 1 of 10 | Total Record : 97