cover
Contact Name
Rachma
Contact Email
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Editorial Address
https://jurnaledukasi.kemenag.go.id/index.php/edukasi/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
EDUKASI
ISSN : 16936418     EISSN : 2580247X     DOI : https://doi.org/10.32729/edukasi
Focus: EDUKASI is a scientific journal dedicated to the study and research of Religion and Religious Education. It is committed to enriching and expanding the body of scientific knowledge relevant for policy-making and the advancement of theoretical and conceptual frameworks. The journal aims to provide valuable literature, data, and information to governmental bodies, education practitioners, and academics to support decision-making and further studies. Scope: EDUKASI is a scientific journal focused on research and development in the field of religious education. The journal accepts articles that make significant contributions to understanding and solving issues in religious education, whether in formal or non-formal institutions. The topics covered include: Management of Religious Education Institutions Roles and Practices of Religious Educators Management and Funding of Religious Education Evaluation, Quality Assurance, and Accreditation of Religious Education The Role of Students in Religious Education Study of educational aspects relating to various diciplines such as psychology, sociology, management, philosophy, theology, anthropology, and political science to enrich the discourse on religious education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 588 Documents
KEWENANGAN PENGELOLAAN, PENINGKATAN ANGGARAN DAN PERLUASAN STRUKTUR ORGANISASI PENDIDIKAN MADRASAH Nurudin Nurudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.231

Abstract

AbstractThis paper examines various perspectives on the management of madrasah education that include:Firstly, what is the government’s perspective on the management option of madrasah, is it the government’s authority (the Ministry of Religion) or madrasah management option is the authority of local government? Second, Why does the financing of madrasah require increasing portion of the budget that is equivalent to ordinary schools? Third, why do we need improvement and expansion of authority for the managerial organizational structure in the Ministry of religion from the level of directorate to be directorate general level ?. The results of the study are first, the managerial authority of madrasah in the perspective of public administration shows that the management of madrasah is the domain of the government and has been delegated by the government to the Ministry of Religion. Second, the budget implementation for madrasah has not met twenty percent of the State Budget (APBN) as well as from the Regional Budget (APBD) as mandated by the constitution. This non-proportional budgeting has impacted the implementation of madrasah to be non-optimal. Third, the management organization of madrasah education in the Ministry of Religion is not optimal in serving the organization of madrasah. Increased authority and expansion of madrasah education management organization structure is an urgent need in order to balance the scope of development and organizational capacity.AbstrakTulisan ini mengkaji berbagai perspektif tentang pengelolaan pendidikan madrasah meliputi: Pertama Bagaimana perspektif administrasi pemerintahan terhadap pilihan pengelolaan madrasah sebagai kewenangan pemerintah (Kementerian Agama) ataupun pilihan pengelolaan madrasah sebagai kewenangan pemerintah daerah? Kedua, Mengapa pembiayaan madrasah membutuhkan peningkatan porsi anggaran yang setara dengan sekolah? Ketiga, Mengapa dibutuhkan peningkat an kewenangan dan perluasan struktur organisasi pengelola madrasah di Kementerian agama dari level direktorat menjadi direktorat jenderal?. Hasil kajian adalah, Pertama, Kewenangan pengelolaan pendidikan madrasah dalam perspektif administrasi pemerintahan menunjukkan, bahwa pengelolaan pendidikan madrasah merupakan domain pemerintah dan secara delegatif telah diberikan oleh pemerintah kepada Kementerian Agama. Kedua, Anggaran penyelenggaraan pendidikan madrasah belum memenuhi dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagaimana dimandatkan konstitusi. Penganggaran yang belum proporsional ini telah berdampak terhadap penyelenggaraan madrasah yang tidak optimal. Ketiga, Organisasi pengelola pendidikan madrasah di lingkungan Kementerian Agama belum optimal dalam melayani penyelenggaraan pendidikan madrasah. Peningkatan wewenang dan perluasan struktur organisasi pengelola pendidikan madrasah merupakan kebutuhan mendesak dalam rangka menyeimbangkan antara ruang lingkup pembinaan dan kapasitas organisasi
PENGARUH DIKLAT TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH Junaidi Junaidi
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.232

Abstract

AbstractThis study aims to determine the extent of the increased competence of madrasah principals related to additional tasks of Madrasah Ibtidaiyah principals batch IV and V after attending training organized by the training center in 2015. The experimental design used in this study is one group pretest - posttest design that provides pre-test and post-test after a treatment. The sample was saturated sample in which the sample is all the population of the participants of the additional task debriefing  task  for  madrasah  principals  batch  IV and batch V. Normality the test is done to determine the distribution of normal distribution of data or not. This study uses an analytical method with small samples (≤ 50), the test data normality using the  Shapiro-Wilk  test  with  the  confidence  value used of 0.95 and significance value of α = 0.05. To view whether the data distribution is normal or not is done if the p value is > 0.05 the data distribution is normal and when the p value is <0.05 then the data distribution is not normal. Results of the data analysis  determines  the  effect  of  the  training  on the competency of principals, it appears that the average difference of competence of principals in batch IV and batch V before and after the training is 70.2000. The Mann Whitney test results showed that the p-value is 0.000 <α (0.05). It is concluded that the training has effect on the competence of principals.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kompetensi kepala madrasah terkait dengan tugas tambahan kepala madrasah Ibtidaiyah angkatan IV dan V setelah mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh balai diklat pada tahun 2015. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk one group pretest – posttest design yaitu memberikan prestest dan posttest setelah di berikan treatment/perlakuan. Sampel penelitian ini adalah sampel jenuh di mana sampelnya adalah semua populasi yaitu peserta diklat substansi pembekalan tugas pembekalan tugas tambahan kepala madrasah angkatan IV dan V. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan sampel kecil (≤ 50) maka uji normalitas data menggunakan uji shapiro-wilk dengan ketentuan nilai keyakinan yang dipakai adalah 0,95 dan nilai kemaknaan α = 0,05. Untuk melihat distribusi data normal atau tidak dengan cara, jika p value > 0,05 maka distribusi data normal dan bila p value < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Hasil analisis data mengetahui pengaruh diklat terhadap kompetensi kepala madrasah, terlihat bahwa selisih rata-rata kompetensi kepala madrasah angkatan IV dan V sebelum dan sesudah diberikan diklat sebesar 70,2000. Hasil uji Mann whitney menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,000 < α (0,05). Disimpulkan bahwa ada pengaruh diklat terhadap kompetensi kepala madrasah.  
ISLAM DAN PENDIDIKAN MADRASAH DI FILIPINA Muhamad Murtadlo
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.233

Abstract

AbstractMadrasah in some Southeast Asian countries have a unique position, besides being as a place of teaching and educating Islam, it also performs the function of formal education. This study will examine the position of madrasah in one of the Southeast Asian countries, namely the Philippines. Madrasah in the Philippines was initially considered as part of the seeding the idea of separatist Moro people who want to separate from the Philippines. This research was conducted by literature study approach, with the aim of tracing the history and treatment of the Philippines government to this kind of educational institutions. The results showed that the Philippine government has started to accommodate madrasah in their national education system.AbstrakMadrasah di beberapa negara Asia Tenggara mempunyai posisi unik, di samping sebagai tempat pengajaran dan pendidikan agama Islam lembaga ini ternyata juga menjalankan fungsi pendidikan formal. Penelitian ini ingin mengkaji posisi madrasah di salah satu negara Asia Tenggara, yaitu Filipina. Madrasah di Filipina awalnya dianggap sebagai bagian dari penyemaian ide separatisme bangsa Moro yang ingin memisahkan dari Filipina. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kepustakaan, dengan tujuan melacak sejarah dan perlakuan pemerintah Filipina terhadap lembaga pendidikan jenis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Filipina mulai mengakomodasi lembaga pendidikan madrasah dalam sistem pendidikan nasional mereka.
STRATEGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEWUJUDKAN LINGKUNGAN SEKOLAH YANG RELIGIUS DI SMAN 3 BANDUNG Sumarsih Anwar
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.234

Abstract

AbstractReligious education is intended to realize the Indonesian human resources that are faithful and devoted to God the Almighty and have the advantage of noble morality which is a necessity in education and learning. To achieve such a lofty goal, it would require a variety of efforts or learning strategies, one of which is a Islamic Education study (PAI), as an attempt to create a religiousschool environment. The study was conducted at SMAN 3 Bandung, with the aim of describing: 1) Perception of the principal on PAI, 2) perceptions of students about PAI, and 3) Strategies of PAI in creating a religious school environment. The study result shows that the principal holds very positive view on PAI, which is manifested in the form of policy towards the implementation of PAI learning in intra-curricular and extracurricular activities. One of PAI learning strategies adopted is to integrate extracurricular activities (mentoring) and PAI in a program called the MT-PAI (Integrated Mentoring Islamic Education). The activity works well because of the positive student perceptions on PAI that PAI is quite interesting and easy to learn and the material is easy to be practiced in everyday life. AbstrakPembelajaran pendidikan agama dimaksudkan untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki keunggulan akhlakul karimah, ini merupakan suatu keniscayaan dalam pendidikan dan pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan yang mulia tersebut, maka diperlukan berbagai upaya ataupun strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran Pendidikan Agam Islam (PAI), sebagai upaya untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang religius. Penelitian dilakukan di SMA N 3 Bandung, dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang: 1) Persepsi pimpinan sekolah tentang PAI, 2) persepsi siswa tentang PAI, dan 3) Strategi PAI dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang religius. Hasil dari penelitian adalah, bahwa pimpinan (kepala sekolah) berpandangan sangat positif terhadap PAI, yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan terhadap penyelenggaraan pembelajaran PAI dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu strategi pembelajaran PAI yang diterapkan adalah dengan mengintegrasikan antara kegiatan ekstrakurikuler (mentoring) dengan mata pelajaran PAI yang disebut dengan MT-PAI (Mentoring Terintegrasi Pendidikan Agama Islam). Kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik, karena diimbangi persepsi siswa yang positif terhadap PAI, bahwa PAI cukup menarik dan mudah untuk dipelajari, dan materinya mudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
MODEL PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA SMABERBASIS PENDIDIKAN AGAMA Lisa’diyah Ma’rifataini
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.235

Abstract

AbstractThis article aims to determine the model of penetration of character for students of high school based on religious  education  developed  in  SMAN  9  Bandar  Lampung. This is a qualitative research backed by quantitative data  to  refine  the  analysis.  The  data  was  collected  interviews, observation, document analysis, and dissemination of questionnaire. The respondents consisted of principals, teachers  of  religion  studies  (Islam,  Christianity,  Catholicism,  Hinduism  and  Buddhism),  as  well  as  students  and school committee. The results showed that the model of penetration of character for high school students based on  religious  education  in  intra-curricular  activities  was done by inserting some hidden activities in the form of integration in all subjects and internalizing the concepts before lessons by citing verses of the Koran / reading the bible / praying for 15 minutes, while in extracurricular activities it was done by creating a conducive and religious environment,  distributing  pamphlets  /  leaflets  /  banners containing moral messages in strategic locations, making strict school discipline program to support the formation of character and celebrating festive holidays. It was concluded that SMA 9 Bandar Lampung is one of the schools that develop models for penetrating character values  through religious education.AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengetahui model penanaman nilai-nilai karakter siswa SMA berbasis pendidikan agama yang dikembangkan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Pendekatan penelitian ini kualitatif yang didukung data-data kuantitatif untuk mempertajam analisis. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, telaah dokumen, dan penyebaran angket. Responden terdiri atas pimpinan sekolah, para guru agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha), serta  siswa  dan  komite  sekolah.  Hasil  penelitian menunjukkan bahwa model penanaman nilai-nilai karakter siswa SMA berbasis pendidikan agama pada kegiatan intrakurikuler yaitu dengan menyisipkan beberapa kegiatan hidden curricullum berupa pengintegrasian pada semua mata pelajaran dan menginternalisasikan konsep sebelum mata pelajaran dimulai dengan membaca ayat pendek/membaca kitab/berdoa selama 15 menit. Sedangkan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan menciptakan lingkungan yang kondusif dan agamis, pemasangan  pamflet/leaflet/spanduk  yang  berisi tulisan pesan-pesan moral di setiap tempat yang strategis, membuat aturan-aturan dan tata tertib sekolah yang tegas demi mendukung program pembentukan karakter serta melakukan perayaan hari-hari besar agama. Disimpulkan bahwa SMA 9 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang mengembangkan model penanaman nilainilai karakter lewat pendidikan agama.
SPIRITUALITAS DAN PESANTREN SPIRITUAL DZIKRUSSYIFA ASMA BEROJOMUSTI LAMONGAN Husen Hasan Basri
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.236

Abstract

AbstractThe attachment of spiritualism to pesantren is nothing new in the world of pesantren but the phenomenon of labeling of “spiritual pesantren” by the founder is something new. One of the pesantren explicitly using the term “spiritual” is Dzikrussyifa’ Asma’ Berojomusti spiritual pesantren. This study examines why Dzikrussyifa’ is named a spiritual pesantren while the term pesantren has contained the values of spirituality. Through qualitative method it is found that the foundation of Dzikrussyifa’ pesantren aims to fill, respond a space that has not been optimally filled by other pesantren. The founder would like to offer the paradigm of a pesantren oriented to “spirituality” referring to the Walisongo pesantren. Dzikrussyifa’ pesantren is the concrete understanding of the meaning of spirituality influenced by Islamic Sufism and Walisongo  Sufism.  The  spirituality  meaning  is  actualized in all activities in the pesantren from its objective, students, lecturers and subjects. It is concluded that the meaning of spirituality is close to the understanding of the term Sufism or the more practical aspect  of  Sufism  namely  tarekat.  Its  meaning  of spiritualism is influenced by Sunni tasawuf. Dzikrussyifa’ pesantren takes the path of populist spirituality or tarekat rakyat to fill the model of tasawuf considered non-optimum AbstrakSpiritual dijadikan predikat oleh sebuah pesantren bukan hal barudalam dunia ke pesantrenan. Tetapi terdapat fenomena pesantren yang diberi label oleh pendirinya dengan sebutan “pesantren spiritual”. Salah satu pesantren yang secara eksplisit menggunakan kata “spiritual” adalah Pesantren Spiritual Dzikrussyifa’ Asma’ Berojomusti. Mengapa Pesantren Dzikrussyifa’ diberi predikat “spiritual”, bukankah dalam istilah pesantren sendiri mengandung nilai-nilai spiritualitas. Melalui metode kualitatif ditemukan bahwa pendirian pesantren Dzikrussyifa’ adalah untuk mengisi, merespon, menanggapi sebuah ruang yang belum maksimal diperankan oleh pesantren-pesantren lainnya. Pendiri Pesantren Dzikrussyifa’ ingin menawarkan sebuah paradigma pesantren yang berorientasi “spiritual” dengan pijakan ala pesantren Wali Songo. Eksistensi Pesantren Dzikrussyifa’ adalah hasil konkret yang dipengaruhi dari pemaknaan sang pendiri terhadap arti spiritualitas yang dipengaruhi oleh para sufi dunia Islam dan sufistik ala Wali Songo. Pemaknaan spiritualitas tersebut diwujudkan dalam seluruh bentuk aktivitas di pesantren. Disimpulkan bahwa pemaknaannya terhadap spiritualitas lebih dekat kepada pemahaman istilah sufisme (tasawuf) atau dengan aspek yang lebih praktis dari tasawuf, yakni tarekat. Pemaknaannya terhadap spiritualitas dipengaruhi oleh tasawuf Sunni. Pesantren Dzikrussyifa’ mengambil jalan “spiritual kerakyatan” atau “tarekat rakyat” dalam rangka mengisi model tasawuf yang terasa kurang daya dorongnya.
AKREDITASI MADRASAH SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN DALAM PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) Farida Hanun
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i1.237

Abstract

AbstractThis study aims to map the performance of Madrasah Aliyah, either has already or not yet accredited from the aspects of its education component and also to identify what are the the needs of madrasah in order to fulfill the accreditation criteria. The research on the requirements of Madrasah Accreditation use a survey method in 9 provinces (North Sumatra, Lampung, Riau, Banten, West Java, Central Java, East Java, South Sulawesi, NTB). The research showed that the fulfillment of the eight National Education Standards (NES) influence the quality of madrasah education and contribute to the success of accreditation. Directorate of Madrasah, Ministry of Religious Affairs provide guidance to madrasahs in accordance with its level of accreditation through a sustainable program  for  strengthening  Madrasah  in  the  field of managerial, human resources, facilities and infrastructure. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memetakan performan Madrasah Aliyah yang sudah dan belum terakreditasi dari aspek standar Nasional Pendidikan (SNP) dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan madrasah dalam memenuhi kriteria akreditasi. Penelitian Studi Kebutuhan Akreditasi Madrasah menggunakan metode survey Madrasah Aliyah di 9 propinsi (Sumatera Utara, Lampung, Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa  Timur,  Sulawesi  Selatan,  NTB).  Hasil  penelitian menunjukkan pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) mempengaruhi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan madrasah dan berkontribusi pada keberhasilan akreditasi. Direktorat Madrasah Kementerian Agama sebaiknya memberikan pembinaan kepada madrasah sesuai dengan jenjang akreditasi madrasah melalui program penguatan madrasah berkelanjutan di bidang manajerial, SDM, dan sarana prasarana.
Rekonstruksi Pemikiran Mullā Sadrā dalam Integrasi Keilmuan Membangun Pendidikan Integratif Nondikotomik Suparto Suparto; Ahmad Zamakhsari
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i2.238

Abstract

AbstractThe integration of science and religion is an integrative-holistic integration meaning the existence of general science and religious studies depend on each other. The form of general science and religion with all their forms and character is essentially one and the same, what distinguishes it one from another is just the gradation (tashkīk al-form) caused by differences in the essence. Mulla Sadra thoughts on the integration of science is embodied in the principle of Tawheed, then it is necessary to build an integrative educational concept of Islamic education that is designed as an education that is truly holistic and integrated in terms of vision, content, structure and processes and well integrated in its approach to the curriculum (how and what to teach), integrated knowledge and practice, applications and services. This holistic education includes philosophical and methodological concepts that are structured and coherent to the understanding of the world and all aspects of life. Religious knowledge based on revelation (the Qur’an and al-Hadith) is qauliyyah verses and general sciences based on senses, reasoning against natural phenomena is kauniyyah verses. AbstrakIntegrasi ilmu dan agama adalah integrasi yang bersifat integratif-holistik yaitu, eksistensi ilmu umum dan ilmu agama saling bergantung satu sama lain. Eksistensi (wujūd)yang ada pada pelajaran umum dan agama dengan segala bentuk dan karakternya pada hakikatnya adalah satu dan sama, yang membedakan satu dari yang lainnya hanyalah gradasinya (tashkīk al-wujūd) yang disebabkan oleh perbedaan dalam esensinya.pemikiran Mullā Sadrā tentang integrasi keilmuan yang tertuang dalam prinsip Tauḥid, maka untuk membangun pendidikan integratif diperlukan Konsep pendidikan Islam yang dirancang sebagai pendidikan yang benar-benar holistik dan terpadu. Holistik dalam hal visi, isi, struktur dan proses. Terpadu dalam pendekatannya baik terhadap kurikulum (bagaimana dan apa yang harus diajarkan), pengetahuan yang menyatupadukan dengan praktik, aplikasi dan pelayanan. Pendidikan holistik inilah mencakup konsep filosofis maupun metodologis yang terstruktur dan koheren kepada pemahaman terhadap dunia dan seluruh aspek kehidupan. Ilmu-ilmu agama yang berbasis pada wahyu (al-Qur’ān dan al-Ḥadith) sebagai ayat-ayat qauliyyah dan ilmu-ilmu umum berbasis pada akal, penalaran terhadap fenomena alam sebagai ayat-ayat kauniyyah.
REKONSTRUKSI AL-ISLAM-KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SEBAGAI PRAKSIS PENDIDIKAN NILAI Syamsul Arifin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i2.239

Abstract

AbstractOne of the peculiarities marker at the higher education of Muhammadiyah is providing the education of al Islam and Kemuhammadiyahan (AIK). In the curriculum of the higher education of Muhammadiyah there is a provision that AIK is a compulsory subject, a kind of Islamic religious education must be given in public higher education. However, AIK has a weight of credits and hours of study which is greater than the Islamic religious education at public higher education, which weighs 2 credits and given only one time in one semester, while AIK has a weight of 4-8 credits are given for four semesters. Taking into account the position of the AIK, this paper want elaborate AIK as the praxis of value education. This paper is based on a descriptive study of a number of documents relating to AIK generated by Muhammadiyah and University of Muhammadiyah Malang, one of higher education of Muhammadiyah that serve as an example the case of the development of AIK. At the end of this paper, the authors recommend about the importance of value ducation as a paradigm in developing AIK.AbstrakSalah satu penanda kekhasan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah penyelenggaraan pendidikan al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Pada kurikulum Perguruan Tinggi Mu­ham­madiyah terdapat ketentuan bahwa AIK merupakan materi wajib, semacam pendidikan agama Islam yang wajib diberikan di pendidikan tinggi umum. Namun demikian, AIK memiliki bobot kredit dan jam studi yang lebih besar dari pada pendidikan agama Islam di perguruan tinggi umum, yang berbobot 2 sks dan diberikan hanya satu kali dalam satu semester, sementara AIK memiliki bobot 4-8 sks yang diberikan selama empat semester. Dengan mempertimbangkan posisi AIK tersebut, tulisan ini hendak meng­elaborasi AIK sebagai praksis pendidikan nilai. Tulisan ini didasarkan pada riset deskriptif terhadap sejumlah dokumen yang berkaitan dengan AIK yang dihasilkan oleh Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah Malang, salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dijadikan sebagai contoh kasus pengembangan AIK. Pada bagian akhir tulisan ini, penulis merekomendasikan tentang pentingnya pendidikan nilai sebagai paradigma dalam mengembangkan AIK.
Model Pembelajaran dalam Perspektif Ibnu Khaldun: Resepsi Terhadap Kitab Muqaddimah Juju Saepudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v13i2.240

Abstract

AbstractEducation today is colored and dominated by theories derived from Western thought, while theories of Muslim scientists who refer to al-Quran and al-Hadith are much neglected even though their thoughts are very interesting and important for the development of model of Islamic education in Indonesia. The article presents the results of the reception of the book of Muqaddimah authored by Ibn Khaldun related to learning model. The data was collected by heuristic and hermeneutic reading (analytical reading) on the book. Results of the analysis showed that the learning model (rihlah) done by many teachers through direct face-to-face learning patterns (sorogan, wetonan or bandongan) can maintain the validity of the science and expand knowledge and foster social institutions that can provide a very meaningful experience for educators and learners.AbstrakDunia pendidikan saat ini banyak diwarnai dan didominasi oleh teori-teori yang bersumber dari pemikiran Barat, sementara teori-teori dari ilmuan muslim yang mengambil sumber dari al-Quran dan al-Hadist banyak terabaikan, padahal buah fikir mereka sangat menarik dan penting untuk pengembangan model pendidikan Islam di Indonesia.Tulisan ini menyajikan hasil resepsi terhadap kitab Muqaddimah karya Ibnu Khaldun terkait model pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik (pembacaan analitis) atas kitab tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa model pembelajaran (rihlah) yang dilakukan dengan banyak guru melalui pola pembelajaran langsung bertatap muka (sorogan, wetonan atau bandongan) dapat menjaga validitas ilmu dan memperluas pengetahuan serta menumbuhkan pranata sosial yang bisa memberikan pengalaman yang sangat bermakna bagi pendidik dan peserta didik.

Filter by Year

2003 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 22 No. 2 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 22 No. 1 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 3 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 2 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 1 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 1 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 3 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 1 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 3 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 2 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 1, April 2017 EDUKASI | Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 1, April 2016 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 3, DESEMBER 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 3, DESEMBER 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL 2014 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 3, DESEMBER 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 3, DESEMBER 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 1, APRIL 2012 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 1, APRIL 2011 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 3, DESEMBER 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2010 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 4, DESEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 3, SEPTEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 2, JUNI 2009 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 4, DESEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 3, SEPTEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 2, JUNI 2008 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 3, SEPTEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 2, JUNI 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 1, MARET 2007 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 4, DESEMBER 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 3, JULI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 2, JUNI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 1, JANUARI 2006 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2005 Vol. 3 No. 2 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 3 No. 1 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 3, JULI 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2004 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 3, JULI 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 2, APRIL 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2003 More Issue