cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
KEDARURATAN NUKLIR DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA Budi Prayitno
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 01 (2008): April 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.602 KB)

Abstract

ABSTRAKKEDARURATAN NUKLIR DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA. Kebutuhan sumber energi di Indonesia di abad 20 diprediksi akan meningkat pesat sehingga diperkirakan akan terjadi krisis listrik. Selama ini kebutuhan energi listrik di Indonesia menggunakan bahan bakar tak terbarukan seperti : minyak bumi, batubara , panas bumi, gas alam dan tenaga air. Untuk mengatasi krisis energi tersebut, pada tahun 2016 Indonesia memasok sebagian kecil energi listrik dari penggunaan tenaga nuklir. Saat ini di Indonesia beroperasi 3 reaktor nuklir untuk keperluan penelitian, yaitu : Reaktor Kartini di Yogyakarta berdaya 100 KWth, Reaktor Bandung yang berdaya 2 MWth terletak di Bandung dan Reaktor G. A Siwabessy di Serpong berdaya 30 MWth. Pengoperasian reaktor nuklir untuk penelitian dan pembangkit energi akan berdampak kepada masyarakat dan lingkungan apabila terjadi kedaruratan nuklir. Selain itu kedaruratan nuklir dapat terjadi karena perang nuklir ataupun kecelakaan reaktor nuklir di negara tetangga. Untuk itu dampak penggunaan energi nuklir perlu disosialisasikan kepada masyarakat tindakan apa yang harus dilakukan apabila terjadi kedaruratan nuklir di Indonesia dan bagaimana cara penanggulangannya. Tujuannya agar masyarakat lebih memahami penanggulangan kedaruratan nuklir.Kata kunci : efek radiasi, kedarutan nuklir, kesiapsiagaan nuklir
DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING Suliyanto Suliyanto; Muradi Muradi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.254 KB)

Abstract

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING. Telah dilakukan dekontaminasi mikroskop optik hotcell 107 Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara kering. Tujuan dekontaminasi adalah untuk menurunkan tingkat kontaminasi di permukaan mikroskop optik menjadi serendah mungkin atau mencapai batas keselamatan yang diizinkan (radioaktivitas α < 3,7 Bq/cm2 dan β < 37 Bq/cm2). Metoda dekontaminasi dilakukan dengan cara mengusap permukaan casing dan bagian dudukan sampel agar tidak merusak mikroskop optik, kemudian membandingkannya dengan batasan tersebut. Setelah  mikroskop optik dikeluarkan dari hotcell 107, terukur paparan radiasi g dengan jarak ± 1 cm  sebesar (13,68 ± 0,18) μSv/jam, serta tingkat kontaminasi α sebesar 3,25 ± 0,16 Bq/cm2 dan kontaminasi β sebesar 72,06 ± 6,17 Bq/cm2. Khususnya tingkat radioaktivitas β yang terukur melampaui batas yang dizinkan untuk komntaminasi rendah di permukaan alat, sehingga perlu dilakukan dekontaminasi. Hasil dekontaminasi tahap I terukur radioaktivitas β sebesar 47,21 ± 2,06 Bq/cm2 atau koefisien penghapusan kontaminasi sebesar 0,65 ± 0,03 sehingga perlu dilakukan dekontaminasi ulang. Hasil dekontaminasi tahap II, terukur radioaktivitas β sebesar (7,65 ± 0,37) Bq/cm2. Berdasarkan hasil pengukuran radioaktivitas β dapat disimpulkan bahwa dekontaminasi cara kering  dalam dua tahap pada permukaan mikroskop optik, tidak mampu menurunkan tingkat kontaminasi β menjadi < 3,7 Bq/cm2 (kontaminasi rendah di permukaan peralatan), tetapi dekontaminasi kering mempunyai keuntungan tidak merusak (berkarat, merusak sIstem elektronik dan lain-lain) terhadap Mikroskop Optik. Namun demikian pekerjaan perbaikan dapat dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan perlengkapan keselamatan untuk menghindari bahaya radiasi interna.   Kata kunci : dekontaminasi, hotcell 107, mikroskop optik.
TINJAUAN UJI PASCA IRADIASI BAHAN BAKAR JENIS PEBBLE BED DI INSTALASI RADIOMETALURGI Antonio Gogo Antonio Gogo Gogo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 11, No 20 (2018): April 2018
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.546 KB)

Abstract

ABSTRAKDalam rangka menyongsong program pembangunan dan pengembangan pabrikasi bahan bakarReaktor Daya Eksperimental RDE (HTGR) maka dipandang perlu melakukan tinjauan terkait ujipasca iradiasinya di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Hasil tinjauan ini diharapkan dapat menjadimasukan untuk kesiapan IRM melakukan uji pasca iradiasi terhadap bahan bakar RDE jenisPebble Bed. Fasilitas uji pasca iradiasi di IRM memungkinkan untuk penyediaan data unjuk kerjabahan bakar RDE, dengan beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu: penetapan desain kapsuluji untuk fuel compacts dan pembongkarannya di hot cell, penanganan coated fuel particles di hotcell dengan sistem vakum, penggunaan kamera dengan pendukungnya yang didesain khususuntuk coated fuel particles agar pengaruh radiasi gamma seminimal mungkin serta dilengkapimekanisme penempatan sampel, gamma spektrometer dengan mekanisme penempatan khususcoated fuel particles di depan kolimator. Terkait lisensi, alat uji ketahanan fuel compacts (simulasikecelakaan) seperti CCCTF atau KÜFA memerlukan hot cell khusus yang dapat dibangun dibasement gedung IRM. Observasi terhadap distribusi produk fisi pada penampang lintang coatedfuel particles dapat dilakukan dengan SEM dan EPMA, yang dirancang khusus untuk materialteriradiasi. Energi dispersif spektroskopi sinar-x atau panjang gelombang dispersif spektroskopisinar-x untuk analisis unsur.Kata kunci: RDE, bahan bakar nuklir pebble bed, uji pasca iradiasi, Instalasi Radiometalurgi.ABSTRACTIn order to meet the development program of the Experimental Power Reactor (RDE-HTGR) fuelfabrication, it is deemed necessary to conduct a review of the post irradiation examination atRadiometalurgy Installation (RMI). The results of this review are expected to be a suggention formanagement of RMI in preparation for the post-irradiation examination of RDE fuels Pebble Bed.The post-irradiation examination facility enable for the provision of RDE fuel performance data,with several points of concern: determine of the design of test capsule for fuel compacts anddisassembly in hot cells, handling of coated fuel particles in a hot cell with a vacuum system, useof the camera with its supporters specially designed for coated fuel particles to minimize theeffect of gamma radiation as well as equipped with sample placement mechanism, gammaspectrometer with special placement mechanism of coated fuel particles in front of collimator.Related to the licenses, fuel compacts durability testing devices such as CCCTF or KÜFArequired specic hot cells that can be built in the basement of the IRM building. Observations onthe distribution of fission products at cross sectional coated fuel particles can be done with SEMand EPMA, specifically designed for irradiated materials. X-ray dispersive energy spectroscopy orwavelength dispersive x-ray spectroscopy for elemental analysis.Keywords: Experimental Power Reactor, pebble bed fuel, post irradiatioan examination,Radiometallurgy Installation
IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 11 (2013): April 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.576 KB)

Abstract

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN  TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL. Identifikasi dan perbaikan kerusakan terhadap sistem deteksi kebakaran di gedung 65 Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) telah dilakukan. Pada sistem instalasi kebakaran sering kali mengalami suatu kerusakan dan gangguan yang tidak bisa diduga, diantaranya adalah respon alarm dini yang menyebabkan detektor pada suatu ruangan menginformasikan ke Panel adanya sinyal api. Kerusakan dan gangguan yang dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh kerusakan peralatan pendukung, contohnya detektor yang sudah berumur lama, dioda tegangan mengalami deformasi, battery yang melemah tegangannya dan terputusnya jalur kabel yang menuju panel. Tujuan dari identifikasi dan perbaikan kerusakan pada sistem deteksi kebakaran adalah mengantisipasi terjadinya kerusakan dini dan mengurangi adanya alarm respon dini akibat dari kerusakan komponen pendukungnya. Metoda yang digunakan adalah dengan mencari penyebab kerusakan dan dilanjutkan dengan perbaikannya. Diharapkan setelah dilakukan identifikasi dan perbaikan kerusakan maka akan mudah bagi petugas untuk mengontrol kinerja sistem deteksi kebakaran di  IEBE. Hasil analisa di lokasi kerusakan sistem deteksi kebakaran di IEBE diketahui ada kerusakan pada dioda, detektor dan terputusnya sambungan jalur kabel. Dari kegiatan perbaikan kerusakan sistem deteksi kebakaran di IEBE dapat diambil kesimpulan bahwa kerusakan sudah bisa diperbaiki sehingga sistem dapat beroperasi kembali dengan normal.   Kata kunci : kebakaran, detektor, alarm dini
PEMERIKSAAN KONDISI DETEKTOR KEBAKARAN IRM UNTUK MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA ALARM PALSU Muradi .; Suliyanto .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 8, No 15 (2015): April 2015
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.587 KB)

Abstract

ABSTRAK – Selama tahun 2013, detektor kebakaran di Instalasi Radiometalurgi (IRM) sering mengirimkan sinyal ganguan ke panel kontrol kebakaran (FCP), sehingga timbul bunyi alarm palsu. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara keseluruhan pada detektor kebakaran yang terpasang di IRM tersebut. Tujuan dilakukannya pemeriksan detektor asap dan panas adalah untuk memastikan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM beroperasi seperti yang diharapkan. Metoda yang digunakan adalah memeriksa koneksi kabel di FCP, kotak hubung utama (FMDF) dan kotak hubung (JBFA). Masing-masing zona detektor pada FMDF dan JBFA, tegangan operasinya diukur. Tegangan operasi detektor pada zona 1, 13, 20, 41, 61, 77, 78 dan 101 cukup rendah, yaitu 21.80 - 22.60 V. Tegangan operasi FCP ideal bekerja pada 24 V untuk masing-masing zona detektor. Dari pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat 10 unit detektor panas, dan 9 unit detektor asap tidak berfungsi. Untuk menggantikan detektor lama yang tidak berfungsi, telah dipasang detektor baru : 9 unit detektor panas dan 4 unit detektor asap. Detektor yang belum diganti diantaranya : 1 unit detektor panas, dan 5 unit detektor asap, namun telah dipasangi resistor 10 kΩ untuk mencegah timbulnya alarm palsu. Dari hasil uji detektor, disimpulkan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM, telah beroperasi dengan baik. Kata Kunci – Detektor, asap, panas, kebakaran
PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN Muradi .; Sjafruddin .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 02 (2008): Oktober 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.859 KB)

Abstract

ABSTRAK PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM) PADA SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN. Pemantauan keradioaktifan udara di ruangan kerja IRM pada saat supply fan dimatikan (off) telah dilakukan untuk mengetahui terpenuhinya ketentuan keselamatan radiologi bagi pekerja radiasi. Pemantauan dilakukaan dengan cara pencuplikan udara melalui suatu kertas filter yang dipasang pada alat pencuplik udara (air sampler). Partikulat-partikulat radioaktif yang tercuplik pada kertas filter dicacah dengan alat ukur SAC-4 dan PSR-8 secara pencacahan total (gross) berturut-turut terhadap radiasi a dan b. Hasil pemantauan dibandingkan terhadap persyaratan keselamatan radiologi pada LAK IRM. Dari hasil pemantauan diperoleh bahwa tingkat keradioaktifan udara tertinggi untuk radiasi a dan b berturut-turut sebesar (0,072 + 0,015) Bq/m3 di R-143 dan (6,911 + 0,335) Bq/m3 di R-135. Hasil menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat keradioaktifan a, sedangkan tingkat keradioaktifan b meningkat. Namun demikian tingkat keradioaktifan udara pada kondisi supply fan dimatikan masih di bawah batasan konsentrasi keradioaktifan udara yang diizinkan. Kata kunci: Keradioaktifan udara, Laporan  Analisis Keselamatan, supply fan,
PENENTUAN LAJU KOROSI PADA AlMg2 SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR MENGGUNAKAN AUTOCLAVE Yanlinastuti . .; Andi Haidir . .; Setia Permana . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 10, No 18 (2017): April 2017
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.121 KB)

Abstract

ABSTRAKPaduan AlMg2 sebagai bahan struktur cladding berfungsi untuk pengungkung bahan bakar nuklir. Telah dilakukan penentuan laju korosi paduan AlMg2 dalam medium air demineralisasi pendingin primer Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG-GAS) dengan parameter uji variasi suhu dan waktu pemanasan dalam  air demineralisasi berasal dari reaktor Serba guna BATAN Serpong Tangerang Selatan menggunakan Autoclave. Percobaan ini dilakukan pada suhu 100 dan 150oC yang dipanaskan secara terus menerus masing-masing selama 10, 15, 20 dan 30 hari. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui laju korosi paduan AlMg2 dengan variasi suhu dan waktu pemanasan pada medium air demineralisasi pendingin primer Reaktor. Data hasil pengukuran dilakukan dengan cara penimbangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa paduan AlMg2 segar tanpa perlakuan rol (fresh) pada suhu pemanasan 100 oC selama 10, 15, 20 dan 30 hari dihasilkan laju korosi berturut-turut 0,9298; 1,2917; 1,7982; 2,7937 mpy dan pada suhu 150 oC dengan laju korosi adalah 0,9155; 1,3480; 1,7808; 2,7442 mpy sedangkan untuk  AlMg2  rol yang dipanaskan pada suhu 100 oC selama 10, 15, 20 dan 30 hari dengan laju korosi masing-masing 0,4054; 0,5052, 0,7049 dan 1,1498 mpy serta untuk AlMg2 rol pada suhu pemanasan 150 oC menghasilkan laju korosi berturut-turut yaitu 0,2966; 0,5126; 0,6857; 1,0966 mpy, dengan demikian bahwa paduan AlMg2 rol mempunyai laju korosi yang lebih kecil  dibandingkan dengan AlMg2 fresh pada pemanasan  100 maupun 150 oC. Laju korosi yang dihasilkan dari bahan AlMg2 dengan kategori ringan yaitu mempunyai laju korosi dibawah 20 mpy, sehingga paduan AlMg2 relatif lebih tahan sebagai kelongsong bahan bakar nuklir di lingkungan air reaktor.  Kata kunci : korosi, AlMg2, kelongsong bahan bakar nuklir, autoclave ABSTRACT AlMg2Alloy as a cladding material serves to contain nuclear fuel. Corrosion rate of AlMg2 alloy in medium water demineralization of primary coolant GA Siwabessy Multipurpose Reactor (RSG-GAS) with parameters of test variation of temperature and heating time in water demineralized came from reactor of Serba guna BATAN Serpong Tangerang Selatan using Autoclave. The experiments were carried out at 100 and 150 °C temperatures heated continuously for 10, 15, 20 and 30 days respectively. The purpose of this experiment was to find out AlMg2 alloy corrosion rate with variation of temperature and heating time on medium water demineralization of primary coolant  reactor. The measurement data is done by weighing. The results showed that fresh AlMg2alloys without fresh roll treatment at 100° C for 10, 15, 20 and 30 days were produced at 0.9298 corrosion rate; 1.2917; 1.7982; 2.7937 mpy and at a temperature of 150oC with a corrosion rate of 0.9155; 1.3480; 1.7808; 2.7442 mpy whereas for AlMg2 rolls heated at 100°C for 10, 15, 20 and 30 days with a corrosion rate of 0.4054 respectively; 0,5052, 0,7049 and 1,1498 mpy  and for AlMg2 roller  at heating temperature 150oC yields corrosion rate respectively that is 0,2966; 0.5126; 0.6857; 1.0966 mpy, So that the AlMg2  alloy roll has a smaller corrosion rate compared to fresh AlMg2 at 100 or 150oC heating. The corrosion rate generated from AlMg2 material with the light category has a corrosion rate below 20 mpy, so the AlMg2alloy is relatively more resistant as a nuclear fuel cladding in the environment of the water reactor. Keywords: corrosion, AlMg2, nuclear fuel cladding, autoclave
PENENTUAN FAKTOR PINDAH KERTAS USAP MODEL WHATMAN GRADE 42 PADA BERBAGAI MACAM BAHAN PERMUKAAN Nur Yulianto Darojad; Muradi Muradi; R. Budi Santosa
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 12, No 22 (2019): April 2019
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.298 KB)

Abstract

Penentuan Faktor Pindah   kertas usap model  W h a t m a n , g r a d e 4 2 telah dilakukan dengan metoda tes usap kering. Pengukuran tingkat kontaminasi suatu bahan permukaan, sangatlah tergantung dari besaran Faktor  Pindah    dari suatu kertas usap, Harga Faktor  Pindah    dari kertas usap yang biasa   digunakan untuk perhitungan tingkat kontaminasi   pada suatu permukaan dalam kegiatan pemantauan rutin selama ini diasumsikan sebesar 0,1. Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat kontaminasi dari suatu permukaan  secara lebih teliti lagi, maka harus dilakukan perhitungan harga Faktor Pindah   untuk   kertas usap dengan metoda test usap kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk:mendapatkan harga  Faktor Pindah   kertas usap model W h a t m a n , g r a d e 4 2 pada berbagai macam bahan permukaan, .Bahan permukaan yang digunakan pada penelitian ini adalah keramik, baja tahan karat, dan Epoxy. Kontaminan buatan yang digunakan adalah P-32 dengan aktivitas sebesar 20mCi/100 mL . Test Usap kering dilakukan dengan terlebih dahulu meneteskan larutan P-32 sebanyak 10  mL  pada  bahan permukaan  dengan luasan 10 cm x 10 cm dan pada planset yang nantinya digunakan untuk standart.  Test Usap dilakukan dengan menggunakan kertas usap model whatman grade 42 pada bahan permukaan pada kondisi kering, kemudian dilakukan pencacahan dengan alat alpa beta  counter  Ludlum  3030  terhadap  kertas  usap  dan  juga  kontaminan  standart  pada permukaan bahan. Harga  Faktor Pindah   didapat dengan membandingkan antara cacah pada kertas usap dengan cacah standart. Harga Faktor  Pindah kertas model  W h a t m a n ,  g r a d e4 2  yang diperoleh dari penelitian ini   untuk permukaan: keramik, baja tahan karat, Epoxy, berturut-turut adalah: (0,721±0,0062), (0,047±0,0006), (0,071±0,0015)  Kata kunci : Faktor Pindah, Kertas Usap, Kontaminan ABSTRACTRemoval Factor determination of smear paper model whatman grade 42 has been done,using dry smear test method. The measurement of a contamination level  on surface material is highly dependent on the of  Removal Factor value from a smear  paper, the value of Removal Factor from the smear paper commonly used for calculating of contamination level in routine monitoring activities is assumed to be 0.1. To be able to find out more about the contamination level of a material surface, it is necessary to calculate the   Removal Factor value for smear paper using the dry smear test method. The aim of this research is to find removal factor values of smear paper model whatman grade 42 on some surfaces. The surface materials used in this research were ceramics, stainless steel and Epoxy. The artificial contaminants used are P-32 with activities of 20 µCi / 100mL. Dry Wipe Test is carried out by first dripping a 10 mL P-32 solution on a surface material with an area of 10 cm x 10 cm and at a cup which will be used for standard. The Wipe Test was carried out by using a grade 42 smear paper on the surface material in dry conditions, then the counting process was carried out with an alpha beta counter Ludlum 3030 on the smear paper and also standard contaminants on the surface of the material. FP value are obtained by comparing count result between paper smears and standard sample. The removal factor values of smear paper model whatman grade 42   for surfaces: ceramic, stainless steel and Epoxy were :(0,721±0,0062), (0,047±0,0006), (0,071±0,0015)Key Words :Removal Factor, Smear paper, Contaminan
PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE – PTBN Akhmad Saogi Latif
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 5 (2010): April 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.283 KB)

Abstract

ABSTRAK PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE – PTBN. Telah dilakukan kegiatan pemantauan kontaminasi dan dekontaminasi alat potong ACCUTOM di laboratorium kendali kualitas HR-22 IEBE- PTBN. Tujuan kegiatan ini adalah memantau dan menurunkan tingkat kontaminasi alat potong untuk mencegah terjadinya penyebaran kontaminasi yang tidak diinginkan. Metode yang digunakan adalah dengan cara mengukur tingkat kontaminasi secara langsung dengan alat deteksi radiasi Surveymeter Microcont Herfurth α dan  β. No. seri. 0161. Pengukuran aktifitas tingkat kontaminasi alat potong diperoleh nilai sebesar (42,10±1,70) Bq/cm2. Pada kegiatan dekontaminasi tahap ke 3 di alat potong aktivitas kontaminasi yang dihasilkan adalah sebesar (0,22±0,02) Bq/cm2, sedangkan koefisien dekontaminasinya sebesar (93,60±2,30)%. Berdasarkan hasil dekontaminasi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dekontaminasi berhasil mengurangi tingkat kontaminasi dari kontaminasi tinggi menjadi kontaminasi rendah pada alat potong ini. Kata kunci : alat potong, kontaminasi, dekontaminasi.
UJI FUNGSI COMBINED Pt-RING ELECTRODE METROHM 6.0451.100 Ngatijo .; Pranjono .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 2, No 03 (2009): April 2009
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.986 KB)

Abstract

ABSTRAK UJI FUNGSI COMBINED Pt-RING ELECTRODE METROHM 6.0451.100. Dalam rangka memenuhi ketersediaan suku cadang alat Titroprosesor telah diadakan elektroda platina baru tipe Combined Pt-ring electrode sebagai cadangan/pengganti apabila elektroda yang lama rusak. Tujuan uji fungsi elektroda pada alat Titroprosesor untuk mengetahui unjuk kerja elektroda, terutama kestabilan dalam memberikan respon pengukuran saat digunakan untuk analisis. Pengujian dilakukan dengan cara elektroda digunakan untuk analisis standar Uranium kadar 5 g/l dan 1 g/l dengan 7 kali pengulangan. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai Chi Square.  Dari  hasil analisis dan perhitungan data, diperoleh nilai Chi Square untuk  kadar 5 g/l sebesar 0,004816 dan kadar 1 g/l sebesar 0,1622. Nilai X2 Tabel dilihat dengan asumsi pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan N – 1. Dari Tabel Chi Square diperoleh nilai X2 sebesar 12,592. Didasarkan atas perbandingan nilai X2 hitung dengan nilai X2 Tabel, nilai X2 hitung jauh lebih kecil dari X2 Tabel sehingga hasil uji dapat diterima yang menunjukkan bahwa elektroda memberikan respon pengukuran yang stabil berarti elektroda berfungsi baik. Kata kunci : chi-square, combined Pt-ring electrode, uji fungsi

Page 3 of 17 | Total Record : 169