cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Noviarty; Iis Haryati; Sudaryati Sudaryati; Susanto Susanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.62 KB)

Abstract

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA. Telah dilakukan analisis unsur radioaktif di udara buang pada cerobong IRM dengan menggunakan Spektrometer Gamma. Waktu pengambilan sampling dilakukan dengan variasi waktu dari 15 menit, 30 menit,45 menit dan 60 menit, dengan tujuan untuk menentukan pengaruh waktu sampling terhadap hasil pemantauan lepasan udara di cerobong IRM yang mengandung zat radioaktif. Pemantauan dilakukan dengan menganalisis unsur radioaktivitas udara menggunakan alat spektrometer gamma. Hasil analisis menunjukkan bahwa lamanya waktu sampling udara tidak mempengaruhi hasil analisis zat radioaktif yang terlepas ke lingkungan walaupun waktu pengambilan sampling di perpanjang hingga  60 menit, karena hasil cacah sampling yang diperoleh dibandingkan dengan hasil cacah latar tidak begitu jauh berbeda. Hal ini dibuktikan juga dengan uji beda (uji-F) yang menujukkan bahwa tidak ada perbedaan dari hasil analisis tersebut karena nilai uji beda hasil analisis sampling untuk isotop Cs-137 adalah 0.2244 dan 7.277 untuk isotop U-235, sedangkan nilai uji beda  pada tabel lebih tinggi yaitu 9.28 pada tingkat kepercayaan 95%.   Kata kunci : radioaktivitas, spektrometri gamma, udara buang.
ANALISIS KADAR URANIUM DAN KEASAMAN UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN SODIUM HIDROKSIDA PADA PENETRALAN LIMBAH URANIUM CAIR DI LABORATORIUM KIMIA INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Ngatijo - -; Pranjono - -; Torowati - -; Waringin Margi Yusmaman Margi Yusmaman
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 10, No 19 (2017): Oktober 2017
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.707 KB)

Abstract

ABSTRAK─Telah dilakukan analisis kadar uranium dan keasaman untuk menentukan kebutuhan sodium hidroksida pada penetralan limbah uranium cair di laboratorium kimia IEBE. Analisis kadar uranium dilakukan untuk mengetahui kandungan uranium dalam limbah sehingga jumlah dan keberadaan bahan nuklir dapat diketahui dalam rangka menjamin pelaksanaan pertanggungjawaban dan pengendalian bahan nuklir. Sedangkan analisis keasaman dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman limbah sehingga dalam pengolahan lebih lanjut dapat dilakukan secara efisien dan aman bagi lingkungan. Disamping itu juga analisis keasaman dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan sodium hidroksida yang digunakan dalam penetralan limbah sehingga penggunaan sodium hidroksida lebih efisien dan efektif. Analisis kadar uranium dilakukan dengan metode potensiometri dan analisis keasaman menggunakan metode alkalimetri. Dari hasil analisis diketahui bahwa untuk limbah drum nomor 1 kadar U sebesar 0,8665 g/L dengan keasaman 2,0790 mol/L, drum nomor 2 kadar U sebesar 0,6939 g/L dengan keasaman 1,9076 mol/L, drum nomor 3 kadar U sebesar 2,8901 g/L dan keasaman 8,1309 mol/L. Penetralan limbah uranium cair dilakukan sampai pH 7. Berdasarkan hasil analisis kadar U dan keasaman serta volume limbah uranium cair maka untuk menetralkan limbah uranium cair tersebut diperlukan sodium hidroksida masing-masing untuk drum nomor 1 sebanyak 12.474,44 g, drum nomor 2 sebanyak 11.445,95 g dan drum nomor 3 sebanyak 22.767,98 g. Total kebutuhan sodium hidroksida untuk menetralkan limbah uranium cair sebanyak 46.687,61 g (50 kg). Kata kunci : analisis, uranium, keasaman, penetralan, limbah cair  ABSTRACT─ An uranium and acidity analysis was performed to determine the need for sodium hydroxide in neutralization of uranium liquid waste in the IEBE chemical laboratory. The uranium content analysis is performed to determine the uranium content in the waste so that the amount and the presence of nuclear material can be known in order to ensure the implementation of nuclear material responsibility and control. While the acidity analysis is done to determine the level of acidity of waste so that further processing can be done efficiently and safely for the environment. Besides, acidity analysis is also intended to determine the need for sodium hydroxide used in waste neutralization so that the use of sodium hydroxide is more efficient and effective. Analysis of uranium content was done by potentiometric method and acidity analysis using alkalimetric method. From the analysis results it is known that for drum waste number 1 U content of 0.8665 g /L with acidity 2.0790 mol/L, drum number 2 U content of 0.6939 g /L with acidity 1,9076 mol/L, drum number 3 U content of 2.8901 g/L and acidity of 8.1309 mol/L. The neutralization of liquid uranium wastes is done up to pH 7. Based on the results of U-level analysis and the acidity and volume of liquid uranium waste to neutralize the liquid uranium waste is required sodium hydroxide respectively for drum number 1 as much 12,474.44 g, drum number 2 as much 11,445, 95 g and drum number 3 as much 22,767.98 g. Total requirement of sodium hydroxide to neutralize uranium liquid waste as much 46,687,61 g (50 kg). Keywords: analysis, uranium, acidity, neutralization, liquid waste
TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3 Junaedi .; Agus Jamaludin; Muradi .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 06 (2010): Oktober 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.898 KB)

Abstract

ABSTRAK TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3. Transfer material radioaktif berupa bahan bakar bekas di hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM) melalui Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3) telah dipelajari. Tujuan penulisan adalah untuk berbagi pengalaman agar proses transfer yang sama dapat dilakukan oleh personil lain dengan baik, lancar dan aman serta tersedianya dokumen pelengkap dari hasil kegiatan ini diharapkan akan membantu pekerjaan yang sama pada waktu yang akan datang bila dilaksanakan oleh personil yang belum pernah melakukannya.  . Studi ini merupakan kombinasi antara studi literatur/dokumen, studi lapangan, diskusi, materi pelatihan/coaching operator dan supervisor hotcell serta pengalaman dari praktek pelaksanaan transfer bahan bakar bekas. Transfer dilakukan dengan menggunakan fasilitas hotcell 101 dan fasilitas kanal hubung di bawah hotcell 101. Hasil studi transfer menunjukkan bahwa transfer bahan bakar bekas dari hotcell 101 IRM, dapat dipindahkan ke KH-IPSB3 di bawah hotcell 101 dengan lancar, aman dan selamat sesuai dengan dokumen prosedur transfer, kemungkinan terjadi di lapangan, hasil diskusi dan materi pelatihan.   Kata kunci: hotcell 101 IRM, KH-IPSB3, manipulator dan basket MTR-fuel.
ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR Torowati .; Asminar .; Rahmiati .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 02 (2008): Oktober 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.648 KB)

Abstract

ABSTRAK ANALISIS  UNSUR   Pb, Ni  DAN Cu  DALAM  LARUTAN URANIUM  HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM  BIDANG  BAHAN  BAKAR  NUKLIR. Uranium  yang  digunakan untuk pembuatan  bahan bakar suatu reaktor nuklir harus mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi sehingga perlu  pengujian kendali kualitas yang sangat ketat. Salah satu   pengujian tersebut adalah analisis kandungan unsur-unsur pengotor.  Dalam percobaan ini telah dilakukan analisis unsur  Ni, Pb dan Cu dalam larutan Uranium hasil stripping dari efluen Uranium  yang ada di laboratorium Bidang bahan Bakar Nuklir. Analisis dilakukan  dengan metode spektrofotometri serapan atom, alat yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom (AAS). Dari analisis tersebut diperoleh kandungan unsur  Pb, Ni dan Cu  masing-masing   adalah : (1,625 ±0,013) ppm, (1,745 ± 0,007) ppm  dan  (0,201±0,011) ppm. Hasil kandungan  Pb, Ni  dan Cu   dalam larutan Uranium hasil stripping tidak melebihi spesifikasi yang telah ditetapkan  untuk pembuatan suatu  bahan bakar   reaktor nuklir. Kata kunci : Uranium,  Stripping,  AAS.
ANALISIS LAJU KOROSI PADUAN ALUMINIUM FERONIKEL PADA pH BASA DENGAN POTENSIOSTAT Andi Haidir . .; Yanlinastuti . .; Anditania Sari Dwi Putri Tania Dwi Putri; Ely Nurlaily Ely Nurlaily
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 10, No 18 (2017): April 2017
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.438 KB)

Abstract

ABSTRAKANALISIS LAJU KOROSI PADUAN ALUMINIUM FERONIKEL PADA pH BASA DENGAN POTENSIOSTAT. Aluminium Feronikel (AlFeNi) adalah salah satu kandidat  kelongsong alternatif masa depan karena  mempunyai keunggulan, diantaranya dalam suasana  netral dan normal, laju korosinya dapat diterima. Tujuan penelitian ini  adalah mengetahui  laju korosi  AlFeNi pada pH yang ekstrim sebagai langkah antisipatif untuk mencegah  terjadinya  kekritisan  reaktor. Metode yang digunakan  untuk karakterisasi  korosi adalah  metode  Tahanan Polarisasi  dan metode Tafel menggunakan potensiostat. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa pada  pH 11,19 ; 12,41 ; 12,62;  12,76;  laju korosinya bertambah  seiring dengan  naiknya pH. Untuk metode polarisasi  resistensi diperoleh  nilai laju korosi untuk masing-masing pH tersebut adalah  47,05 mpy ; 437,467 mpy ;  778,1 mpy ; 993,367 mpy . Sedang  metode Tafel  laju korosi berturut-turut 47,003 mpy ; 334,533 mpy ; 632,633 mpy  897,7 mpy. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya pH medium dalam sel uji korosi maka laju korosinya pun bertambah. Kata kunci : Laju korosi, potensiostat, polarisasi resistensi, Metode Tafel. ABSTRACTANALYSIS CORROSION RATE OF ALUMINIUM FERONICKEL IN BASE pH BY POTENSIOSTAT.  AlFeNi  is one alternative cladding for future because of its advantages.  In neutral and normal condition, corrosion rate of AlFeNi can be accepted. However  as may be necessary to determine the corrosion rate at pH extremes as anticipatory measures to prevent reactor criticality. The method is used to characterize corrosion such as polarization resistance method and Tafel method using potensiostat. From the results obtained indicate that the pH used the pH 11,19 ; 12,41 ; 12,62 and 12,71 corrosion rate increases. For the method of polarization resistance corrosion rate values obtained for each pH are : 47,05 mpy ; 437,467 mpy ; 778,100 mpy ; 933,367 mpy. Tafel method of corrosion rate were respectively : 47,003 mpy ; 334,533 mpy ; 632,633 mpy ; 897,7 mpy. It can be concluded that with increasing pH of the medium in the corrosion test cell corrosion rate  is greatly increased. Keywords : AlFeNi, corrosion rate, potensiostat, polarization resistence, Tafel Metode.
ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Noviarty Noviarty; Dian Anggraini
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 11 (2013): April 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.209 KB)

Abstract

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Neodimium  adalah jenis isotop yang dapat digunakan sebagai monitor penentuan derajat bakar (burn up), selain itu neodimium adalah unsur-unsur yang sering terdapat dalam logam tanah jarang sehingga mempelajari metoda analisis  untuk penentuan unsur ini adalah cukup penting. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk menentukan unsur tersebut adalah metoda spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang bagaimana melakukan analisis unsur neodimium menggunakankan metoda Spekterofotometri UV-Vis dan parameter yang mempengaruhi hasil analisis. Hasil pengujian akan diterapkan pada analisis unsur Nd yang terdapat dalam logam tanah jarang dan pada analisis fision product untuk penentuaan burn up. Telah diperoleh parameter analisis untuk menganalisis neodimium dengan konsentrasi sampel berkisar dari 1 ppm hingga 7 ppm dengan tingkat keasaman larutan pada pH 3,5  dan konsentrasi  pengomplek 0, 1 % serta waktu analisis kurang dari 30 menit. Analisis dapat diterima dengan persen akurasi berkisar antara 96,73% sampai 99,86% dengan tingkat kepercayaan 95%.   Kata kunci : Spektrofotometri UV-Vis, Neodimium, Arsenazo III
PERANCANGAN KOIL PEMANAS UNTUK TUNGKU INDUKSI MENGGUNAKAN KONDUKTOR TEMBAGA Dede Sutarya Sutarya; Agus Sartono DS
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 11, No 21 (2018): Oktober 2018
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12024.592 KB)

Abstract

ABSTRAK ─ Teknologi pemanas induksi saat ini merupakan teknologi pemanas pilihan dalam banyak aplikasi industri dan medis karena keunggulannya mengenai efisiensi, pemanasan cepat, keamanan, kebersihan, dan kontrol yang akurat. Kemajuan dalam teknologi utama, yaitu, elektronika daya, teknik kontrol, dan desain komponen magnetik, telah memungkinkan pengembangan sistem yang sangat andal dan hemat biaya, menjadikan teknologi ini tersedia dan ada di mana-mana. Makalah ini menyajikan teknik untuk merancang dan menghitung parameter koil yang akan digunakan dalam tungku induksi. Dalam desain kumparan pemanas, bentuk dan jumlah belitan kumparan adalah faktor desain yang sangat penting karena mereka menentukan kinerja operasi keseluruhan dari pemanas induksi termasuk frekuensi resonansi, ESR dan faktor Q. Kata Kunci – Pemanas Induksi, Sirkuit Resonansi, Sirkuit Inverter, Desain Koill.  ABSTRACT ─ Induction heating technology is nowadays the heating technology of choice in many industrial and medical applications due to its advantages regarding efficiency, fast heating, safety, cleanness, and accurate control. Advances in key technologies, i.e., power electronics, control techniques, and magnetic component design, have allowed the development of highly reliable and cost-effective systems, making this technology readily available and ubiquitous. This paper presents a technique to design and calculate the parameters of the coil to be used in induction furnace. In the design of heating coil, the shape and the turn numbers of the coil are very important design factors because they decide the overall operating performance of induction heater including resonant frequency, ESR and Q factor. Keywords – Induction Heating, Resonant Circuit, Inverter Circuit, Coil Design.
PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI Sunardi .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 5 (2010): April 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.535 KB)

Abstract

ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI. Telah dilakukan evaporasi untuk mendapatkan larutan siap umpan pada proses konversi kimia. Evaporator yang digunakan dalam proses ini adalah jenis termosifon tersirkulasi secara alamiah dengan pemanas berupa oli. Oli  dipanaskan menggunakan pemanas listrik melalui pesawat pemanas dengan seperangkat pengatur suhu dan stage heater. Larutan uranil nitrat hasil ekstraksi yang memiliki konsentrasi 50 g U/l dengan keasaman 0,5 M diuapkan secara kontinyu pada suhu 1000C hingga konsentrasi 310,73 g U/l  dengan keasaman 2,2 M. Hasil analisis unsur pengotor berupa Fe = 85,94 ppm, Ni = 11,93 ppm, dan Cr 17,27 ppm. Kandungan unsur-unsur pengotor masih di bawah batas yang diijinkan oleh American Standard of Testing Material (ASTM) Standard park 45. Kata kunci : uranil nitrat (un), ekstraksi/stripping, evaporasi.
PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Budi Prayitno; Suliyanto .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 2, No 4 (2009): Oktober 2009
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.177 KB)

Abstract

ABSTRAK PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR. Prosedur Penanggulangan Kedaruratan Nuklir Di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), telah dibuat berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1997. Prosedur penanggulangan kedaruratan nuklir PTBN bertujuan untuk dapat digunakan sebagai pedoman apabila terjadi kedaruratan nuklir ditingkat fasilitas, agar dampak radiologi ke lingkungan maupun dampak sabotase/ancaman dapat diatasi secara dini. Dalam prosedur penanggulangan kedaruratan nuklir PTBN diatur tugas dan tanggung-jawab masing-masing unit penanggulangan. Dengan adanya prosedur penanggulangan kedaruratan nuklir ini diharapkan apabila terjadi kedaruratan nuklir di fasilitas PTBN, maka para petugas yang berkepentingan dalam keadaan siap siaga untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya.   Kata kunci : kedaruratan nuklir, prosedur kedaruratan, radiasi kontaminasi
Studi Kekuatan Tarik Serat Nonwoven Silikon Karbida Suprijono . .; Guswardani . .; Susworo . .; Agus Jamaludin . .; Jan Setiawan . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 9, No 16 (2016): April 2016
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.433 KB)

Abstract

ABSTRAK- Telah dilakukan pengujian kekuatan tarik dari serat nonwoven silikon karbida yang dibuat dari polycarbosilane menggunakan teknik electrospinning.  Serat nonwoven silikon karbida dibuat dengan teknik electrospinning dengan parameter proses (tegangan, jarak ujung jarum ke kolektor dan laju umpan larutan) yang sama.  Proses curing serat dilakukan dengan waktu 1; 1,5 dan 2 jam.  Proses selanjutnya  adalah proses pirolisis selama satu jam.  Dilakukan pengujian tarik sampel serat nonwoven menggunakan frame bantu dengan laju penarikan sebesar 1 mm/s.  Hasil yang diperoleh menunjukkan kekuatan tarik serat nonwoven berturut-turut sebesar 1,85 MPa; 8,98 MPa dan 10,66 MPa seiring dengan bertambahnya waktu curing yang dilakukan.  Ukuran diameter serat nonwoven seiring dengan waktu curing berturut-turut adalah 6,13; 4,17 dan 4,23 μm.  Dari hasil ini menunjukkan ketahanan serat dalam menerima beban tarik disebabkan oleh gesekan dan adesi antar serat, sedangkan kelenturan serat sangat dipengaruhi oleh diameter serat.   Kata kunci: Kekuatan tarik, serat nonwoven, polycarbosilane, electrospinning, silikon karbida   ABSTRACT-Tensile strength measurement has been done for silicon carbide nonwoven fiber that produced for polycarbosilane using electrospinning technique.  Silicon carbide nonwoven fibers produced with the same process parameter (high voltage, tip to collector distance and feed rate solution).  The curing process time varied at 1, 1.5 and 2 hour(s).  The pyrolysis process took placed after the curing process for 1 hour.  Tensile measurement for the nonwoven fiber has done by framed the sample and the pulling speed at 1 mm/s.  The results showed the tensile strength of nonwoven fiber has a lower value compared to the woven silicon carbide fiber.  Tensile strength of the fibers against the curing process time were 1.85 MPa, 8.98 MPa and 10.66 MPa, respectively.  The fibers diameter value against the curing process time were 6.13, 4.17 and 4.23 μm. These results showed the fibers toughness take the tensile load caused by the friction and adhesion inter-fibers, then the elasticity of fibers depend on the fibers diameter. Keywords: Tensile strength, nonwoven fibers, polycarbosilane, electrospinning, silicon carbide

Page 5 of 17 | Total Record : 169