cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
PENGELOLAAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR Emi Jumiyati
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 2, No 03 (2009): April 2009
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.944 KB)

Abstract

ABSTRAK PENGELOLAAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR. Pengelolaan arsip dalam suatu organisasi mutlak diperlukan, karena arsip mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan organisasi. Untuk itu arsip perlu dikelola dengan baik sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip, maka arsip dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Tujuan dari pengelolaan arsip ialah kemudahan pencarian data, mengantisipasi kehilangan dokumen/file, mendukung keberhasilan organisasi dan apabila diperlukan data lama dapat dicari atau digunakan kembali. Metoda yang digunakan adalah mempelajari tentang pengelolaan arsip berdasarkan teori yang ada kemudian dibandingkan dengan pengelolaan arsip yang ada di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN). Dari perbandingan ini dapat disimpulkan, bahwa pengelolaan arsip di PTBN belum berjalan dengan baik dan perlu ditingkatan sistem pengelolaannya. Kata kunci : pengelolaan arsip, pengertian arsip, penyimpanan arsip.
PEMANTAUAN THERMOGRAPHY INFRAMERAH DALAM PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK FASILITAS SARANA DUKUNG IEBE Ahmad Paid . .; Kusyanto . .; Eko Yuli Rustanto3 . .; Suhatno . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 10, No 18 (2017): April 2017
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.672 KB)

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan pemeliharaan instalasi listrik dengan menggunakan teknik thermography inframerah untuk mendukung kegiatan pemeliharaan dan perawatan fasilitas sarana dukung Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE). Metode yang digunakan adalah dengan teknik thermography inframerah untuk scanning permukaan seluruh panel, selanjutnya menentukan titik panas (hot-spot) yang terindikasi terjadi kerusakan / over heat. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui kondisi instalasi listrik akibat penuaan yang dapat mengakibatkan kerusakan atau over heat dan melakukan tidakan perbaikan. Hasil pemeriksaan instalasi listrik fasilitas sarana dukung IEBE telah ditemukan kerusakan pada kabel power MCCB pompa skunder 8 dan kontaktor CDT.5, setelah dilakukan perbaikan pada MCCB pompa skunder 8 kabel fasa T yang semula fasa T= 55,1 - 103 oC, menjadi 41,7 - 45,7 oC,  sedangkan untuk kontaktor CDT.5 yang sebelum perbaikan dengan temperatur  27,4 – 88,1 oC setelah dilakukan perbaikan didapatkan temperatur  pada kontaktor = 23,6 - 40,5 oC. Dengan demikian setelah dilakukan perbaikan sistem yang mengalami kerusakan dapat bekerja kembali pada temperatur normal. Kata kunci: instalasi listrik, teknik thermography inframerah, over heat ABSTRACTMaintenance of Electrical installation has been done by using infrared thermography technique,  to support maintenance activities of facilities Experimental Fuel Element Installation (IEBE). The method is used by infrared thermography technique to scanning the entire panel surface, then determine hot spot   which indicated there is damage or over heat.  this activity is to know the condition of the electrical installation due to aging that can cause damage or over heat and make corrective action. electrical installation IEBE facility has found damage at MCCB power cable of secondary pump 8 and CDT.5 contactor, after repairing at MCCB of secondary pump 8 phase T cable from T = 55,1 - 103 oC to 41, 7 - 45.7 oC, while for CDT.5 contactors prior to repair with a temperature of 27.4 - 88.1 oC after the repair obtained temperature on contactor = 23.6 - 40.5 oC. Thus, after repairing the damaged system can work again at normal temperature. Keywords: electrical installation, infrared thermography technique, over heat
EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008 - 2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005 Masripah Masripah
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 11 (2013): April 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.787 KB)

Abstract

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008 - 2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005. Implementasi ISO/IEC 17025:2005 di Laboratorium Uji Bahan (LUB)  PTBN BATAN telah berjalan sejak tahun 2004 dan telah di reakreditasi pada tahun 2008 dengan Nomor Akreditasi LP-222-1DN. Salah satu implementasi tersebut adalah kegiatan audit internal yang dilakukan oleh Unit Jaminan Mutu (UJM) PTBN. Audit Internal memiliki fungsi yang sangat esensial untuk dapat mengukur efektifitas dari implementasi ISO/IEC 17025:2005 di Laboratorium Uji Bahan (LUB)  PTBN, sehingga hasil evaluasi Audit Internal merupakan hal yang sangat penting agar organisasi dapat menilai implementasi standar. Selain itu organisasi juga dapat melakukan peningkatan berkelanjutan. Evaluasi hasil audit internal LUB PTBN dilakukan dengan mereview hasil temuan Audit Internal dari tahun 2008, 2009, 2010, 2011. Dari hasil evaluasi diperoleh data presentasi yang besar di klausul 5.4(Metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode) sebesar 15%, 5.5(Peralatan) sebesar 19%, dan 5.9(Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi) sebesar 12%) yaitu sebesar 15%, 19% dan 12%, serta  terdapat  beberapa klausul temuan yang berulang dari tahun ke tahun yaitu klausul 5.2(Personil), 5.4(Metode pengujian, metode kalibrasi dan validasi metode), 5.5(Peralatan), dan 5.9(Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi). Sehingga penting bagi manajemen untuk menindak lanjuti hasil evaluasi tersebut untuk mencegah melemahnya efektifitas dalam implementasi standar ISO/IEC 17025. Hal – hal yang perlu ditingkatkan oleh organisasi LUB PTBN adalah: kompetensi personil teknis, tanggung jawab manajemen, peran UJM, evaluasi peningkatan efektifitas Sistem Manajemen Mutu (SMM). Kata Kunci : Audit Internal, Implementasi ISO/IEC 17025:2005
ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty .; Sudaryati .; Susanto .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 5 (2010): April 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.695 KB)

Abstract

ABSTRAK ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA. Telah dilakukan analisis unsur radioaktif pada cerobong IRM menggunakan Spektrometer Gamma dengan tujuan agar lepasan udara yang mengandung zat radioaktif yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan dapat dipantau. Pemantauan lepasan radioaktif ke udara dilakukan dengan menganalisis unsur radioaktivitas udara buang cerobong IRM menggunakan alat spektrometer gamma. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada sampling cuplikan udara ini tidak ada zat radioaktif yang terlepas ke lingkungan, karena hasil cacah sampling yang diperoleh dibandingkan dengan hasil cacahan latar tidak begitu jauh berbeda, sehingga dapat diabaikan. Analisis radioaktivitas dari pengukuran cuplikan udara buang pada cerobong IRM menggunakan spektrometer gamma ini dapat diterima dengan nilai  akurasi pengukuran isotop Cs-137 sebesar 99.393%.   Kata kunci : radioaktivitas, spektrometri gamma, udara buang.
DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE – PTBN Akhmad Saogi Latif
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 2, No 4 (2009): Oktober 2009
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.456 KB)

Abstract

ABSTRAK DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR 16 IEBE - PTBN. Telah dilakukan dekontaminasi mesin busur listrik centorr furnaces di  IEBE. Dekontaminasi mesin busur listrik centorr furnaces bertujuan  menurunkan tingkat kontaminasi  untuk mencegah terjadinya penyebaran kontaminasi pada peralatan kerja yang lainnya. Metode pengukuran kontaminasi permukaan mesin busur listrik, dilakukan secara langsung menggunakan surveymeter Microcont Herfurth Tipe H 13420 No. Seri. 0161. Berdasarkan data hasil pengukuran kontaminasi dan dekontaminasi mesin busur listrik centorr furnaces pertama, ke-dua dan ke-tiga dapat dilihat pada Tabel 2. Aktivitas kontaminasi mesin busur listrik centorr furnaces sebesar (3,58±1,56) Bq/Cm2. Hasil dekontaminasi tahap III diperoleh hasil aktivitas mesin busur listrik centorr furnaces sebesar (0,28±0,13) Bq/Cm2, dengan ini koefisien dekontaminasi sebesar (91,50±3,00) %. Berdasarkan hasil dekontaminasi tersebut dapat disimpulkan mesin busur listrik centorr furnaces telah memenuhi ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi dan dapat digunakan kembali. Kata kunci : mesin busur listrik,kontaminasi, dekontaminasi
PENILAIAN RESIKO K3 PADA PENGUJIAN KANDUNGAN URANIUM MENGGUNAKAN ALAT TITROPROSESOR Ngatijo . .; Lilis Windaryati . .; Rahmiati . .; Torowati . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 9, No 16 (2016): April 2016
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.812 KB)

Abstract

ABSTRAK–Penilaian resiko K3 pada pengujian kandungan Uranium menggunakan alat Titroprosesor telah dilakukan. Penilaian resiko K3 dimaksudkan untuk menciptakan daerah kerja yang aman, efisien dan produktif mengingat Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) merupakan salah satu fasilitas nuklir di Kawasan Nuklir Serpong. Instalasi ini dirancang untuk melakukan kegiatan penelitian bahan bakar reaktor daya.  Fasilitas ini dilengkapi dengan fasilitas pemurnian dan konversi uranium, fabrikasi elemen bakar dan kendali kualitas. Salah satu kegiatan pada laboratorium kendali kualitas adalah pengujian kandungan uranium untuk mendukung kegiatan penelitian tersebut. Dari kegiatan pengujian tersebut tidak menutup kemungkinan adanya potensi bahaya baik yang berasal dari proses kerja maupun dari bahan yang digunakan. Potensi bahaya tersebut perlu diminimalkan atau dihilangkan agar keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan terjamin sehingga produktifitas bisa ditingkatkan. Untuk menciptakan daerah kerja yang aman, efisien dan produktif di IEBE perlu disusun penilaian resiko K3 dalam kegiatan pengoperasian peralatan, khususnya pada pengujian U menggunakan alat Titroprosesor. Dalam penilaian resiko K3 pada pengujian U menggunakan alat Titroprosesor berpedoman pada persyaratan seperti tertuang dalam Perka Batan No. 020/KA/I/2012 tentang Pedoman Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.  Tahapan dalam penyusunan penilaian resiko K3 ini meliputi mempelajari langkah kerja, mengidentifikasi potensi bahaya tiap langkah kerja, menilai risiko bahaya yang telah diidentifikasi dan melakukan langkah pengendalian bahaya. Dari hasil penilaian resiko untuk identifikasi bahaya dalam kegiatan pengujian kandungan uranium dengan Titroprosesor berada pada kelas A, dengan skala diantara 0 – 24 yang berarti risiko dapat diterima. Kata kunci–Pengujian kandungan uranium, identifikasi bahaya, penilaian resiko K3 ABSTRACT-K3 risk assessment for Uranium content analysis by using Titroprocessor has been carried out. K3 assesment was conducted to establish the safe, efficiency and proactive workplace as remainds that the experimental fuel element installation is one of nuclear facility in Serpong nuclear area. The installation was designed to conduct fuel for power reactor research. The facility was equipped with purification and conversion uranium facility, fuel element fabrication and quality control. One of activity in quality control laboratory is uranium content analysis to support the research activity. The analysis activity shows the possibility of potential hazards from working process or materials that had been used. The potential hazards need to be minimized or eliminated in order to safety of workers, society and environment assured so that productivity can be improved. To create the safe, efficient, and productive workplace in IEBE, it need to arrange K3 risk assessment in equipment operation activity, especially for U content analysis by using Titroprocessor. K3 risk assessment for U content analysis by using Titroprocessor is guided by requirement as stated in Perka Batan No. 020/KA/I/2012 about Guidance of Safety and Healty Work Risk Assessment. Stage to arrange K3 risk assessment are learn the working step, assess hazards risk that had been identify and make hazards control step. The results of risk assessment for hazads identification shows U content analysis by using Titroprocessor is in A class, with scale on 0 – 24, it means risk can be accepted. Keywords – Uranium  content analysis, hazard identification, K3 risk assessment
PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G Hendro Wahyono; Agus Sunarto; Susanto Susanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.931 KB)

Abstract

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G. Telah  diterapkan  PPBN  dalam rangka pemindahan 2 (dua) bundle spent fuel dari MBA RI-F, IRM-PTBN ke MBA RI-G, PTLR. Penerapan PPBN di setiap fasilitas pengguna bahan nuklir merupakan langkah preventif terhadap penyalahgunaan bahan nuklir. MBA RI-F yang terdapat di IRM-PTBN merupakan salah satu fasilitas pengguna bahan nuklir yang menerapkan PPBN. Tujuan yang ingin dicapai pada pemindahan 2 (dua) bundle spent fuel adalah untuk memenuhi aturan PPBN. Pemindahan telah dilakukan pada bulan Juli 2010 dengan identitas batch RIE01-3 dan   RISIE2-2. Metoda yang digunakan dalam kegiatan PPBN diantaranya  meliputi  pelaporan dan pencatatan. Seluruh  data  yang  diperoleh  dari  pemindahan 2 (dua) bundle spent fuel digunakan sebagai bahan dalam pembuatan dokumen. Dokumen terkait yang diperlukan berupa ICD-MT dan ICR. Kedua dokumen tersebut dilaporkan ke BAPETEN dan IAEA melalui BAPETEN, sedangkan dokumen transfer internal berupa IMT disimpan sebagai arsip internal. Berkurangnya bahan nuklir dalam inventori dicatat di dalam lajur pembukuan berupa GL, SL dan IL. Data tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan inspeksi yang dilakukan oleh BAPETEN dan IAEA. Hasil penerapan PPBN di MBA RI-F berupa dokumen pelaporan dan pencatatan berupa ICD-MT, ICR, GL, dan IL. Dokumen pelaporan (ICD-MT dan ICR) telah dilaporkan ke BAPETEN dan IAEA. Pelaksanaan pengelolaan PPBN di IRM dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban sehingga penggunaan bahan nuklir dapat terkontrol dengan baik. Kata Kunci : PPBN, bundle spent fuel, ICD-MT, ICR, GL, IL.
OPTIMASI PARAMETER JARAK VARIASI PROBE ULTRASONIC TEST IMMERSION PADA CLADDING PEB Refa Artika Artika; Helmi Fauzi Rahmatullah
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 11, No 21 (2018): Oktober 2018
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8349.758 KB)

Abstract

ABSTRAKoptimasi Jarak probe ultrasonic test immersion pada cladding PEB. Telah didapat parameter jarak optimum pada pengujian kondisi permukaan kelongsong PEB menggunakan beberapa variasi probe ultrasonic test immersion. Penggunan alat uji ultrasonik khususnya pada kegiatan PIE (Post irradiation examination) merupakan salah satu metode pengujian pada tahap uji tak merusak bahan bakar nuklir yang ada di Instalasi Radiometalurgi PTBBN-BATAN.  Metode yang dilakukan yaitu membandingkan data sinyal keluaran %FSH (Full Screen High) pada variasi jarak tertentu (28 – 42 mm) pada probe IK-5-6, IK-5-10, dan IW-10-6 menggunakan sampel kelongsong PEB dengan kecepatan 6400 m/s. Hasil yang diperoleh pada masing-masing probe tersebut mempunyai jarak optimum 32 mm, 38 mm, dan 32 mm terhadap sampel dengan %FSH tertinggi pada probe IK-5-6. Sehingga optimasi parameter jarak variasi probe terbaik pada kelongsong PEB berjalan normal menghasilkan bahwa probe IK-5-6 merupakan probe terbaik dalam mengintrepetasikan kondisi permukaan kelongsong PEB jika terdapat cacat/anomali  Kata kunci: PIE, ultrasonic testing, probe, jarak optimum, kelongsong PEB ABSTRACTOPTIMIZATION OF DISTANCE OF ULTRASONIC TEST IMMERSION PROBE CLADDING PEB.The optimum distance parameters obtained in testing the surface condition of the PEB cladding using a variety of ultrasonic test immersion probes. The use of ultrasonic testing equipment, especially in PIE activities (Post irradiation examination), is one of the testing methods at the test stage which does not damage nuclear fuel in Radiotherapy Metallurgical Instalation of PTBBN-BATAN. The method used is to compare %FSH (Full Screen High) output signal data at certain distance variations (28 – 42 mm) on IK-56, IK-5-10, and IW-10-6 probes using PEB cladding samples with 6400 m/s velocity. The results obtained are that each of these probes has an optimum distance of 32 mm, 38 mm, and 32 mm against the sample with highest %FSH on the IK-5-6 probe. So that the optimization of the parametersof the variation of probes on the PEB cladding is normal and results in the probes IK-5-6 being the best probe in interpreting the surface conditions of the PEB cladding if there are defects/anomalies. Key words: PIE, ultrasonic testing, probe, optimum distance, PEB cladding
PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM Susanto Susanto; Sunardi Sunardi; Bening Farawan
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.837 KB)

Abstract

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM. Penanganan limbah radioaktif padat aktivitas rendah pasca penggantian hepa filter di IRM telah dilakukan. Proses penanganan limbah tersebut mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 Tahun 2002, tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) nomor : 03/Ka-BAPETEN/V-99, Tentang Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif serta Prosedur Pengelolaan Limbah radioaktif dan B3 di PTBN tahun 2010. Tujuan dari penanganan adalah untuk mengurangi penyebaran bahaya kontaminasi dan paparan radiasi dari limbah radioaktif padat yang membahayakan bagi pekerja, daerah kerja dan lingkungan. Penanganan tersebut meliputi pemonitoran, pengumpulan, pengelompokan, pengepakan, pelabelan dan pengangkutan. Limbah radioaktif di PTBN ditimbulkan dari proses pembuatan elemen bakar nuklir dan uji pasca iradiasi termasuk penggantian hepa filter. Selama tahun 2012 dari PTBN telah dilakukan pengiriman limbah radioaktif padat berupa 13  buah drum ukuran 100 liter dapat bakar, 1  buah drum ukuran 100 liter tidak dapat bakar, 5 buah smoke detektor dan 45 buah  hepa filter ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR).   Kata kunci: Hepa filter, penanganan, limbah padat, radioaktif
MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM Helmi Fauzi R.; Antonio Gogo; Supriyono .; Purwanta .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 7, No 14 (2014): Oktober 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.118 KB)

Abstract

ABSTRAK MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM. Telah dilakukan modifikasi sistem program PLC (Programmable Logic Controller) dari Simatic5 (S5) ke Simatic7 (S7), Siemens, pada konveyor jalur-1 dari hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM), yang menghubungkan hotcell diantara hotcell uji 07 dan konveyor glove box di operating area. Modifikasi ini dilakukan karena teknologi PLC S5 dalam keadaan rusak dan perlu penggantian serta ditingkatkan kemampuannya dengan menggunakan PLC S7. Tujuannya adalah merevitalisasi kembali PLC konveyor yang rusak tersebut dengan program terbaru sehingga lebih andal dan mudah dalam troubleshooting serta perawatannya. Modifikasi sistem dilakukan dengan mengganti peralatan utama CPU S5 dengan CPU S7, dan memperbaharui program dengan menggunakan ladder pada perangkat lunak S755 Siemens yang masih menggunakan proximity switch sebagai sensor posisi disetiap posisinya (hotcell). Hasil dari modifikasi ini menunjukkan bahwa alat tersebut dapat beroperasi kembali dengan baik. Indikasi utama dari unjuk kerjanya yaitu, konveyor dapat dioperasikan secara manual dan otomatis dengan ketepatan posisi box konveyor disetiap stasiunnya (hotcell). Kata Kunci: Modifikasi, Konveyor, Hotcell, PLC, Simatic 7

Page 2 of 17 | Total Record : 169