cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yanlinastuti . .; Syamsul Fatimah . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 9, No 17 (2016): Oktober 2016
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.28 KB)

Abstract

ABSTRAK–Penelitian pengaruh konsentrasi pelarut asam nitrat dan asam florida untuk melarutkan paduan U-Zr dan analisis kadar zirkonium menggunakan spektrofotometri UV-Vis telah dilakukan.  Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi pelarut yang optimum untuk melarutkan paduan U-Zr dan menentukan kadar zirkonium dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Proses pelarutan dilakukan dengan beberapa variasi konsentrasi asam nitrat yaitu 1, 3 dan 8M dengan menambahkan asam florida 1M pada pemanasan suhu 90 oC. Analisis kadar zirkonium menggunakan spektrfotometri UV-Vis dengan pengomplek arsenazo III 0,1% sebanyak 2 mL dalam larutan HCl 9N pada panjang gelombang 666,3 nm. Hasil penelitan diperoleh bahwa konsentrasi pelarut dan waktu yang diperlukan untuk melarutkan paduan U-Zr menggunakan asam nitrat 1M sebanyak 11 mL dengan waktu pemanasan selama 28 jam dan menggunakan asam nitrat 3M dibutuhkan sebanyak 9 mL dengan waktu pemanasan selama 21 jam, sedangkan  menggunakan asam nitrat 8M dibutuhkan sebanyak 5 mL dengan waktu pemanasan selama 7 jam. Hasil analisis kadar zirkonium menggunakan asam nitrat 1M sebesar 5,657 ppm (94,285 %)  asam nitrat 3M sebesar 4,735 ppm (78,921 %) serta menggunakan asam nitrat 8M sebesar 5,743 ppm (95,721 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi pelarut yang optimum digunakan untuk melarutkan paduan U-Zr adalah campuran asam nitrat 8 M dan HF 1M.Kata kunci– zirkonium, paduan U-Zr,  arsenazo III, spektrofotometer UV-Vis.
PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU THERMOLYNE MODEL 46100 Sugeng Riyanto; Yatno D.A; Triarjo Triarjo; Mahpudin Mahpudin
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 9-10 (2012): April-Oktober 2012
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.545 KB)

Abstract

PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU THERMOLYNE MODEL 46100. Telah dilakukan perbaikan dan uji fungsi Tungku hermolyne Model 46100  di ruang HR-05 Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE). Perbaikan tungku thermolyne dilakukan dengan tujuan untuk mengganti sistem pengendali suhu yang rusak agar dapat beroperasi nornal kembali. Setelah dilakukan perbaikan, uji fungsi tungku dilakukan dengan suhu target pertama 200 oC dan target kedua 300 oC dengan kecepatan pemanas 5oC/menit. Hasil uji fungsi alat tungku thermolyne menunjukkan kenaikan suhu dengan kesalahan pembacaan tampilan proses terhadap set point sebesar 0,863 %, kesalahan pembacaan untuk penahanan pada suhu untuk 200 oC sebesar 0,318 % dan untuk 300 oC sebesar 0,242 %. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan suhu antara set point dengan tampilan proses dengan menggunakan kendali baru ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan angka kesalahan rata-rata pola tungku mempunyai toleransi di bawah 1%[1]. Dengan kondisi ini diharapkan tungku bisa digunakan kembali sebagai mana mestinya. Katakunci : Perbaikan, tungku Thermolyne, Uji Fungsi
ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25 Triarjo Triarjo; Sugeng Rianto; Dedi Haryadi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.521 KB)

Abstract

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25. Mesin las ME-25 adalah jenis Resistance Spot Welding (RSW) yang digunakan untuk perakitan kelongsong bahan bakar nuklir PLTN di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) – BATAN. Mesin las titik ( ME-25 ) berfungsi untuk pengelasan end plate dari pin menjadi bundle elemen bakar nuklir. Mesin las ME-25 telah mengalami kerusakan akibat kondisi ruangan dan suplai udara tekan yang banyak mengandung air. Analisis kerusakan dilakukan pada tiga sistem, antara lain: Sistem Elektrik Power Suplai, Sistem Elektro Pneumatik, dan Sistem Kontrol Elektronik. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis kerusakan adalah dengan cara melakukan pengukuran  langsung pada bagian input dan output komponen. Setelah dilakukan pengukuran maka dapat diketahui bahwa kerusakan suplai daya listrik terdapat pada sistem emergensinya dan kerusakan pada Sistem Elektro Pneumatik. Setelah dilakukan perbaikan pada sistem emergensi dan penggantian unit elektro pneumatik, mesin las tetap tidak dapat bekerja. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada modul kontrol arus pengelasan, ternyata modul kontrol arus mengalami kerusakan. Perbaikan dilakukan dengan cara modifikasi pada modul kontrol arus pengelasan. Setelah dimodifikasi kemudian dilakukan uji fungsi dan proses pengelasan dapat bekerja dengan baik, akan tetapi perlu dilakukan pengujian arus pengelasan pada sistem kontrol  elektronik  untuk  mendapatkan parameter pengelasan yang baik.
PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN Torowati .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 2, No 4 (2009): Oktober 2009
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.448 KB)

Abstract

ABSTRAK PENENTUAN  EFISIENSI  EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM  DALAM  YELLOW  CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN. Telah  dilakukan kegiatan proses ekstraksi uranium dalam    yellow cake asal   Cogema  Perancis. Kegiatan   dilakukan untuk  menentukan efisiensi ekstraksi  uranium  yang  terekstrak ke dalam fase organik.  Jenis ekstraksi yang digunakan  adalah  ekstraksi  pelarut/cair-cair secara batch satu stage . Pelarut organik dalam proses ekstraksi ini menggunakan  TBP yang dicampur dengan kerosin. Tujuan kegiatan ini  untuk menentukan perbandingan  prosentase TBP terhadap kerosin yang paling baik untuk proses ekstraksi uranium dalam yellow cake, hal ini ditandai  dengan diperoleh efisiensi ekstraksi uranium  yang maksimal. Perbandingan prosentase  TBP - kerosin yang digunakan masing-masing adalah  30% : 70%, 40% : 60%, 50% : 50%, 60%  : 40%, 70% : 30%  dan 90% : 100%. Kandungan uranium yang berada  dalam larutan fase air  hasil proses ekstraksi dianalisis secara  titrasi potensiometri dengan metode Davies Gray. Dari hasil   proses ekstraksi diperoleh bahwa perbandingan  prosentase TBP terhadap kerosin yang paling baik  adalah = 40% : 60%. Dengan menggunakan perbandingan TBP-kerosin tersebut, efisiensi ekstraksi diperoleh  sebesar 96,48% dengan standar deviasi   ± 0,08 %   Kata kunci : ekstraksi, uranium, yellow cake
ANALISIS KERUSAKAN CENTRIFUGE (XD-301) PADA PROSES PEMISAHAN URANIL NITRAT SEKSI 300 INSTALASI PCP Triarjo . .; Sugeng Rianto . .; Anwar Muchsin . .; Edy Muljono . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 9, No 16 (2016): April 2016
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.21 KB)

Abstract

ABSTRAK–Centrifuge XD-301 adalah unit alat pemisah Uranil Nitrat terhadap pengotor di instalasi Pemurnian dan Konversi PCP (Pilot Conversion Plant). Alat centrifuge telah mengalami kerusakan akibat kondisi ruangan dan suplai udara tekan yang banyak mengandung air. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kerusakan untuk menentukan bagian-bagian yang harus diperbaiki dan tahapan perbaikan yang efektif. Analisis kerusakan dibagi menjadi tiga bagian antara lain: sistem elektrik power suplai, sistem elektro pneumatik, dan sistem elekrik pada lokal panel Kontrol. Metode yang digunakan dalam analisis kerusakan adalah dengan cara melakukan analisis langsung pada bagian input dan output komponen. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa kerusakan terdapat pada sistem elektrik yaitu overload, relai, sistem pneumatik dan sistem motor sentrifugal. Selanjutnya perbaikan dilakukan dengan melakukan penggantian sistem komponen elektrikdan pembersihan sistem pneumatik. Sistem centrifuge MXD 301 belum bisa berfungsi karena sistem motor penggerak belum dilakukan pergantian.   Kata kunci – Analisis, centrifuge, overload.     ABSTRACT–Centrifuge XD-301 is a uranyl nitrate separator unit from impurities in the Purification installation and Conversion (PCP).Centrifuge has suffered damage due to the condition of the room and the supply of compressed air which contains a lot of water.Therefore it is necessary to analyze the damage to determine the parts to be repaired and effective repair stages.Damage analysis is divided into three parts include: electrical power supply systems, electro-pneumatic system, and electrical systems on the local control panel.The method used in the analysis of the damage is to perform analysis directly on the input and output components. After the analysis is known that there is damage to the electrical system is overloaded, relays, pneumatic systems and centrifugal motor system. Further improvements were made with the replacement of electrical components and the cleaning system of pneumatic systems.Centrifuge XD-301can not function because the motor system has not been replaced.   Keywords – Analysis, centrifuge, overload.
MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA Antonio Gogo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.961 KB)

Abstract

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA. Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengelolaan MS-manipulator, yang merupakan hasil studi dan pengalaman penulis serta komunikasi dengan pihak pembuat manipulator. Kerusakan Master Slave manipulator (MS-manipulator) di Instalasi Radiometalurgi, antara lain; booting sebanyak 8 unit, terputusnya mekanisme gerakan naik-turun slave arm sebanyak 4 unit dan terputusnya mekanisme gerak jepit jari MS-manipulator 4 unit. Penggantian booting dilakukan dengan menarik keluar MS-manipulator ke daerah operasi (operating area) dan menggunakan alat pengganti booting. Kerusakan pada mekanisme gerak naik-turun slave arm ditangani dengan perbaikan di luar hotcell. Slave arm didekontaminasi terlebih dahulu, dan proses perbaikan dilakukan di dalam fumehood apabila sulit didekontaminasi. Terputusnya mekanisme gerak jepit jari MS-manipulator dapat ditangani dari daerah operasi (remotely).  Penarikan MS-manipulator ke daerah operasi merupakan kunci keberhasilan untuk mengatasi kerusakan booting dan terputusnya mekanisme pada  gerakan naik-turun slave arm serta untuk mengatasi terputusnya gerak jepit telapak manipulator. Tenaga ahli MS-manipulator diperlukan untuk pelatihan, penyusunan keperluan suku cadang dan fasilitas/peralatan pendukung sehingga penyusunan anggaran dapat disusun dengan baik dan terpercaya. Kata kunci : MS-manipulator, hotcell, perbaikan, instalasi radiometalurgi
KONTROL PARAMETER PADA PROSES PEMEKATAN SEKSI 600 DI INSTALASI PEMURNIAN DAN KONVERSI (PCP) Putra Oktavianto Oktovianto; Anne Ariyanita Ariyanita; Ade Saputra Saputra
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 11, No 20 (2018): April 2018
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.522 KB)

Abstract

ABSTRAKProses pemekatan larutan uranil nitrat telah dilakukan dalam evaporator E-601 di seksi 600. Proses Pemekatan dilakukan dengan cara memanaskan larutan Uranil Nitrat (UN) menggunakan uap panas (steam) sampai densitasnya tercapai 1,27 Kg/l, setara dengan kadar uranium sebesar 200 gU/l. Selama proses berlangsung ada beberapa parameter yang harus dijaga agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Parameter tersebut antara lain suhu uap panas (steam) masuk untuk memanaskan evaporator E-601, suhu dalam evaporator E-601 untuk menguapkan larutan Uranil Nitrat (UN) ,volume larutan Uranil Nitrat (UN) dalam evaporator E-601 sebagai tempat terjadinya proses pemekatan, dan juga densitas larutan Uranil Nitrat (UN) hasil proses pemekatan. Selama 480 menit berjalannya proses, Uranil Nitrat (UN) umpan yang dipekatkan sebanyak 316,3 liter dan didapatkan larutan Uranil Nitrat (UN) hasil proses pemekatan sebanyak 48,6 liter. Dengan pengontrolan parameter - parameter tersebut selama proses, didapatkan larutan Uranil Nitrat (UN) pekat dengan kadar uranium mencapai ±188 gU/l. Kadar uranium tersebut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan pada proses pengendapan seksi 900.Kata kunci : operasi, pemekatan, uranil nitrat, uap panas (steam), densitas, evaporatorABSTRACK This concentration process of Uranyl Nitrate solusion is performed in the evaporator E-601 in section 600. The concentration process is done by heating the Uranil Nitrate (UN) solution using steam until the density is reached 1.27 Kg / l so that the uranium level can reach 200 gU / l. During the process there are several parameters that must be maintained so that the desired results can be achieved. These parameters include the temperature of the feed of steam to heat the evaporator E-601, the temperature internal in the evaporator E-601 to evaporate the Uranil Nitrate (UN) solution, the volume of Uranil Nitrate (UN) solution in the evaporator E-601 as the room of the concentration process, and also density the Uranil Nitrate (UN) solution the results of the concentration process. During the 480 minute process, the feed of Uranil Nitrate (UN) was concentrated as much as 316.3 liters and obtained 48.6 liters of Uranil Nitrate (UN) solution from the concentration process. With controlling the parameters during the process, obtained also concentrated Uranil Nitrate (UN) solution with uranium level reaching ± 188 gU / l. The uranium level has fullfilled the criteria required of the precipitation process in section 900.Keywords: operation, concentration, uranil nitrat, steam, density, evaporator
RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH Antonio Gogo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.23 KB)

Abstract

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASIONAL FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH. Rencana tindakan yang terstruktur terkait peningkatan kemampuan operasi fasilitas hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara perbaikan dan pengelolaan limbah, diperlukan dalam mengelola IRM. Rencana tindakan terstruktur ini diharapkan menjadi jawaban dari hasil inspeksi keselamatan nuklir BAPETEN tahun 2010, serta dapat juga berguna untuk perencanaan anggaran dan lainnya. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman praktis penulis studi dokumen yang terkait dan komunikasi dengan pihak pembuat manipulator. Rencana tindakan terstruktur tersebut diawali dengan perbaikan manipulator (hotcell 102 dan 103) dan dilanjutkan dengan pemindahan limbah nuklir ke KH-IPSB3. Selanjutnya dilakukan perbaikan barrel lifting device di hotcell uji 02. Setelah barrel lifting device diperbaiki, dilanjutkan dengan penanganan limbah non nuklir dari beberapa hotcell uji (102, 103, 104, 105 dan 109) yang dipindahkan ke ruang 001 dari hotcell uji 02, dan selanjutnya ke ruang 013 sebagai ruang penyimpanan limbah padat sementara, sebelum dipindahkan ke instalasi pengelolaan limbah radioaktif. Tahun 2013 dan 2014 merupakan tahun penentuan dalam peningkatan kemampuan operasi IRM, terutama di fasilitas hotcell. Dengan rencana tindakan yang terstruktur, maka keperluan peralatan serta anggaran dapat direncanakan. Setelah perbaikan manipulator di hotcell uji 02 dan 03 serta penanganan limbah di dalam hotcell, maka kemampuan operasi fasilitas hotcell IRM dapat meningkat.Kata kunci: perencanaan, tindakan terstruktur, kemampuan operasi, hotcell, limbah
PENGGANTIAN SLAVE ARM MS-MANIPULATOR HOTCELL UJI 02 DAN 03 IRM Antonio Gogo; Basiran .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 8, No 15 (2015): April 2015
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.624 KB)

Abstract

ABSTRAK ─ Telah dilakukan penggantian slave arm MS-Manipulator di hotcell uji 02 dan 03 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Penggantian ini agar 5 (lima) unit MS-manipulator yang tidak berfungsi di kedua hotcell uji tersebut, dapat digunakan kembali. Slave arm di hotcell uji 02 dan 03 menggunakan hanging device sehingga tidak dapat ditarik ke operating area. Proses penggantian meliputi; setting zero position pada master arm unit, pelepasan mekanisme pengunci slave arm dan wall tube unit, pelepasan slave arm unit yang rusak di dalam hotcell dengan power manipulator karena slave arm menggunakan hanging device, pemasangan booting baru ke slave arm unit yang baru, penarikan wall tube dari dinding hotcell bersamaan dengan master arm menggunakan stager manipulator, pemasangan slave arm unit yang baru (yang sudah dipasangi booting baru) ke wall tube dan manipulator ke dinding hotcell. Green house dibuat pada daerah kerja di operating area untuk membatasi daerah terkontaminasi. Paparan radiasi sangat rendah ke operating area, begitu juga tingkat kontaminasi pada ujung slave arm. Teknik penggantian slave arm unit ini sudah dapat dilakukan oleh staf Bidang Uji Radiometalurgi dengan mengikuti tahapannya seperti yang telah tertuang pada Instruksi Kerja No. PR 15 E05 018. MS-manipulator yang rusak di hotcell uji 02 dan 03 sudah dapat digunakan kembali. Kata Kunci – Instalasi Radiometalurgi (IRM), manipulator, penggantian slave arm unit ABSTRACT ─ The replacement of the failure slave arm unit of MS-manipulator in hot cell 02 and 03 of Radiometallurgy Installations (IRM) has been done. This replacement purposes in order to refunctioned the failure MS-manipulator (5 units) in examination hot cell 02 and 03. The slave arm unit of MS-manipulator in examination hot cell 02 and 03 using a hanging device so it is impossible to pulled the slave arm units out to the operating area. The handling process cover; setting zero position on master arm unit, release the locking mechanism between slave arm and wall tube unit, detached the failure slave arm unit that used the hanging device in hot cell using the power manipulator, installation of new booting on new slave arm unit, the drawing of wall tube and master arm unit to the operating area using manipulator stager, fixing the new slave arm unit to wall tube and the complete manipulator to the hot cell. A green house is make to cover the working area in the operating area to limit the contaminated area. Very low radiation exposure to the operating area as well as the level of contamination at the end of the slave arm. The handling of replacement techniques can be performed by the staff of Bidang Uji Radiometalurgi by following stages as has been stated in Work Instruction No. PR 15 E05 018. The MS-manipulators in examination hot cell 02 and 03 are ready for use. Key Words – Radiometallurgy Installations (IRM), manipulator, slave arm unit replacement
ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 OC Dede Sutarya
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 01 (2008): April 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.791 KB)

Abstract

ABSTRAKANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500OC. Untuk mengukur temperatur di dalam tungku digunakan thermocouple jenis W3Re25 odengan daerah kerja pengukuran 0 – 2320 C, measuring junction-nya terbuat dari campuran tungsten dan rhenium. Persyaratan terhadap lingkungan pengukuran thermocouple tersebut adalah vakum, gas inert, hidrogendan tidak diijinkan digunakan pada atmosfir gas opengoksidasi diatas temperatur 300 C. Dua buah thermocouple digunakan pada satu tungku proses sinter. Satu thermocouple untuk rekorder (display temperature) dan yang lainya digunakan oleh sistim kendali untuk mengukur temperatur aktual dalam tungku. Mengingat umur pakai dari thermocouple yang sudah cukup lama (± 25 tahun) atau sekitar 40 kali proses, sehingga unjuk kerjanya perlu dilihat apakah masih memenuhi persyaratan atau tidak hal ini terutama diperlukan karena kalibrasi tidak bisa dilakukan insitu dan kalibrator hanya mampu 0mengkalibrasi hingga suhu 1000 C. Dilakukan pengukuran emf yang dibangkitkan thermocouple dengan digital multimeter pada suhu pemanasan maksimum 1500oC. Unjuk kerja thermocouple masih baik, hal ini terlihat dari perubahan emf masih linier dengan perubahan temperature yang terjadi di dalam tungku sinter. Bila dibandingkan dengan emf maksimum untuk W3Re25 yaitu 39.506 mV; dan emf terukur untuk suhu 1550oC adalah 27,2 mV. Maka dapat disimpulkan bahwa unjuk kerja thermocouple W3Re25 masih baik.Kata kunci: temperatur, thermocouple, unjuk kerja, tungku, sinter 

Page 4 of 17 | Total Record : 169