cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Nur Tri Harjanto; Suliyanto Suliyanto; Endang Sukesi Ismojowati
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.142 KB)

Abstract

MANAJEMEN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN BERACUN SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN. Bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. B3 tersebut digunakan baik dalam kehidupan rumah tangga sampai untuk menunjang proses operasi dalam industri. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan  dalam pengelolaan dan penanganan B3 agar efisien, aman dan selamat. Kecelakaan kerja yang terjadi akibat B3 akan meberikan dampak terhadap kesehatan pekerja juga lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa keracunan, kerusakan/pencemaran lingkungan, korban materi dan juga mungkin bisa menimbulkan korban jiwa. Bagi mereka yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau menghasilkan B3 tidak lepas dari  bahaya bahan tersebut. Secara umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia/pekerja, prosedur/metode, dan peralatan/bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya adalah ketidak-tahuan akan bahaya yang akan terjadi. Dengan menerapkan sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3 terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan terjaga, serta lingkungan akan terlindung. Dapat disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam pelaksanaan penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat dan bahaya dari bahan tersebut. Karena masing-masing B3 memiliki sifat yang berbeda, maka  cara penanganan yang paling tepat hanya dapat diperoleh dari pabrik atau pemasok bahan tersebut. Kata kunci : Manajemen, B3, keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan.
PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Noviarty
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.027 KB)

Abstract

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA. Telah dilakukan pengukuran isotop 152Eu dalam sampel uji  menggunakan  spektrometer gamma  dalam rangka mengikuti kegiatan uji profisiensi dilaboratorium IRM yang diadakan oleh Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR).  Kegiatan Uji profisiensi ini diikuti dengan melakukan pengukuran isotop 152Eu terhadap 2 sampel uji yang dikirim oleh PTKMR. Dari pengukuran tersebut diperoleh besar aktivitas sampel uji 1 rerata sebesar 2,59E+04 Bq dengan standar deviasi 2,78E+02, dan untuk sampel uji 2 diperoleh aktivitas rerata sebesar 4,10E+04 dengan standar deviasi 6,12E+02. Hasil pengukuran dapat diterima karena penyimpangan hasil pengukuran yang digambarkan dengan nilai standar deviasi cukup kecil yaitu 1,07% untuk sampel uji 1 dan 1,49% untuk sampel uji 2, Penyimpangan yang diperoleh dibawah 5 %, sehingga pengukuran dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%. Sesuai dengan laporan hasil uji profisiensi oleh PTKMR hasil perhitungan aktivitas sampel tersebut dinyatakan inlier. Kata kunci : 152Eu,  uji profisiensi, Spektrometer-γ
ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600OC Triarjo .; Sugeng Rianto; Djoko Kisworo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 7, No 14 (2014): Oktober 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.737 KB)

Abstract

ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600OC. Telah dilakukan analisis kerusakan tabung alumina tungku sinter mini pada proses pemanasan suhu 1600oC. Berdasarkan data catatan operasi alat dapat diketahui besar laju pemanasan, suhu penahanan dan laju penurunan atau pendinginan suhunya. Analisis dilakukan pada data buku catatan operasi tungku mini untuk operasi 1600oC, terdapat kejanggalan pada laju penurunan suhu tungku dan keluaran gas yang dimasukkan ke air pendingin tidak ada gelembung udara. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui berapa besar suhu di dalam tungku agar tungku dapat dimatikan tanpa menimbulkan kerusakan pada tabung alumina. Metoda analogi digunakan dengan membandingkan  karakteristik tungku Sinter ME-06, yang sudah diketahui karakteristiknya. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penurunan suhu tungku sinter mini dari suhu 1548oC dengan laju penurunan  526 oC/jam, yang melebihi 300 oC/jam, dapat menyebabkan kerusakan pada tungku tersebut.   Kata kunci: Alumina, tungku sinter mini, penurunan suhu
ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER Moh. Suryadiman; Achmad Sunarko
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 01 (2008): April 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.107 KB)

Abstract

ABSTRAKANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER. Pengaruh UPS Terhadap Kinerja Perangkat Komputer telah dilakukan pengujiannya. Tujuan dari pengujian ini ialah untuk melihat kemampuan Uninteruptible Power Supply (UPS) terhadap kinerja perangkat komputer. Peralatan yang sangat penting dan berfungsi sebagai pengaman dari kegagalan catu daya listrik serta kerusakan sistem pada perangkat keras (hardware) komputer adalah UPS. Pengujian di lakukan dengan mensimulasi pemutusan catudaya listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) 1 hingga 5 kali terhadap komputer yang dilengkapi dengan UPS, dengan komputer yang tidak menggunakan UPS. Langkah selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap putaran hardisk, performance motherboard dan power supply. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kegagalan catu daya sesaat dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem hadware maupun software serta kerugian waktu dalam hal mengamankan data. Dengan menggunakan UPS dapat mencegah kerusakan sistem software dan hardware akibat dari kegagalan catu daya listrik dari PLN.Kata kunci : catu daya komputer, kerusakan software dan hardware, unit power suplai  
PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr Akhmad Saogi Latif
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.713 KB)

Abstract

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr. Telah dilakukan pengukuran tingkat kontaminasi permukaan mesin  busur listrik. Pengukuran tingkat kontaminasi permukaan bertujuan untuk mengetahui radioaktivitas α secara langsung di permukaan mesin busur listrik pasca peleburan logam U-Zr. Metode pengukuran radioaktivitas α di permukaan mesin busur listrik dilakukan sebanyak 3 kali menggunakan surveimeter Microcont Herfurth Type H 13420 model 0161 pada posisi Crucible, Tungsten, Chamber glass dan Iron Chamber. Bahan lainnya yang digunakan pada kegiatan ini adalah sarung tangan, masker, jaslab, shoe-cover dan  kertas merang. Hasil pengukuran radioaktivitas α di permukaan mesin busur listrik menunjukkan  tingkat kontaminasi yang variasi. Pengukuran radioaktivitas α tertinggi pada posisi Tungsten sebesar = (1.18 ± 0,03 Bq/cm2).  Radioaktivitas α di permukaan masing-masing komponen mesin busur listrik masih berada di atas batas yang diizinkan untuk radiasi rendah (radioaktivitas α < 0,37 Bq/cm2).  Kesimpulan yang dapat diambil bahwa perlu dilakukan tindakan dekontaminasi pada mesin busur listrik, sehingga akan memberikan rasa aman bagi pekerja radiasi.   Kata kunci : mesin busur listrik, radioaktivitas, permukaan.
ANALISIS KADAR THORIUM SECARA TITRIMETRI MENGGUNAKAN TITRAN HEDTA DAN INDIKATOR SPADNS Ngatijo Ngatijo Ngatijo; Lilis Windaryati Lilis WIndaryati Lilis Windaryati; Pranjono Pranjono Pranjono; Torowati Torowati Torowati
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 11, No 20 (2018): April 2018
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.646 KB)

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan analisis kadar thorium dengan metoda titrimetri menggunakan titran HEDTA dan indikator SPADNS dengan tujuan untuk mengetahui nilai presisi dan akurasi hasil analisis thorium dalam konsentrasi rendah (mg/L). Larutan analit yang digunakan adalah larutan standar thorium dengan konsentrasi 1000 mg/L. Analisis dilakukan dengan mengatur pH larutan analit antara 2,0 – 3,0 dengan menambahkan larutan NaOH 1 M dan indikator Dihydroxy-2-(4-sulfophenylazo)-naphthalene-3,6-disulfonic acid trisodium salt (SPADNS). Selanjutnya dilakukan titrasi menggunakan larutan N-(2-hydroxyethyl) ethylenediamine-N,N’,N’-triacetic acid (HEDTA) 0,01 M sampai titik akhir yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari violet menjadi scarlet. Dari hasil analisis larutan standar thorium 1000 mg/L dengan volume analit 25 mL (25 mg Th) konsentrasi thorium terukur sebesar 955,177 mg/L dengan deviasi standar (SD) sebesar 20,124 mg/L, RSD sebesar 2,107% serta akurasi sebesar 4,482%. Sedangkan hasil analisis dengan volume analit 10 mL (10 mg Th) konsentrasi thorium terukur sebesar 976,720 mg/L, SD sebesar 7,458 mg/L, RSD sebesar 0,764% dan akurasi sebesar 2,286%. Hasil analisis thorium secara titrimetri dengan analit mengandung 10 mg Th lebih presisi dan mempunyai akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan analit mengandung 25 mg Th.Kata Kunci : Kadar Thorium, titrimetri, presisi, akurasiABSTRACTThorium content was analyzed by titrimetric method using HEDTA as titrant and SPADNS indicator to know precision value and accuracy of thorium analysis result in low concentration (mg/L). Analytical solution used is thorium standard solution 1000 mg/L. The analysis was performed by adjusting the pH of the analytical solution between 2.0 - 3.0 by adding 1 M NaOH solution and the Dihydroxy-2- (4-sulfophenylazo) -naphthalene-3,6-disulfonic acid trisodium salt (SPADNS) indicator. The titration was then carried out using 0.01 M ethylenediamine-N, N ', N'-triacetic acid (HEDTA) solution until the end point marked by the color change of the solution from violet to scarlet. From the analysis of standard thorium solution 1000 mg/L with the analytical solution volume of 25 mL (25 mg Th) measured thorium concentration of 955.177 mg/L with standard deviation (SD) of 20.124 mg/L, RSD of 2.107% and accuracy of 4.482%. While the result of analysis with 10 mL analytical solution volume (10 mg Th) thorium concentration measured equal to 976,720 mg/L, SD equal to 7,458 mg/L, RSD equal to 0,764% and accuracy equal to 2,286%. Thorium analysis results with titrimetric with analytical solution containing 10 mg Th more precision and has a higher accuracy than analytical containing 25 mg Th.Keywords: Thorium content, titrimetric, precision, accuracy
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI Suliyanto Suliyanto; Muradi Muradi; Endang Sukesi Ismojowati
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 11 (2013): April 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.293 KB)

Abstract

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI. Telah dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi didalam hotcell 101 Instalasi Radiometalurgi (IRM). Semua hotcell yang ada di IRM  telah dioperasikan lebih dari 20 tahun, sehingga memungkinkan beberapa kerusakan peralatan di dalamnya termasuk hotcell 101. Pada saat ini di dalam hotcell 101 terdapat kerusakan manipulator, namun demikian sebelum pekerja melakukan perbaikan maupun modifikasi peralatan perlu terlebih dahulu diketahui tingkat radiasi dan kontaminasinya.  Tujuan dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi didalam hotcell 101, agar dapat didekontaminasi menjadi serendah mungkin sebelum pekerja intervensi kedalamnya. Metoda yang digunakan adalah membandingkan hasil pemantauan tingkat radiasi dan kontaminasi dengan batas yang diizinkan. Alat dan bahan yang digunakan untuk pemantauan antara lain: kertas filter pencuplik, surveymeter Teledetektor merek Ludlum, air sampler merek Staplex dan alat cacah cuplikan (α β sample counter merek Ludlum model 3030). Dari hasil pemantauan, diketahui bahwa laju paparan radiasi g hotcell 101 pada posisi 2  sebesar 22 µSv/jam, dan posisi 3 sebesar 25 µSv/jam. Radioaktivitas udara hotcell 101 berada dibawah batas yang diizinkan (< 20 Bq/m3 untuk radiasi α) dan (< 200 Bq/m3 untuk radiasi β). Hasil pantau tersebut dirasakan belum memadai, karena hanya dilakukan di pintu masuk hotcell 101. Radioaktivitas α di permukaan hotcell 101, dibawah batas yang diizinkan untuk kontaminasi rendah (< 0,37 Bq/cm2). SEdangkan radioaktivitas β di permukaan hotcell 101, diketahui melebihi batas yang diizinkan baik untuk posisi 1 sebesar 9,261 Bq/cm2, posisi 2 sebesar 40,999 Bq/cm2, posisi 3 sebesar 53,820 Bq/cm2, maupun posisi 4 sebesar 9,580 Bq/cm2. Radioaktivitas β di permukaan  untuk kategori kontaminasi rendah adalah 3,7 Bq/cm2. Dapat disimpulkan bahwa hotcell 101 perlu didekontaminasi dari luar menggunakan manipulator.  Apabila setelah didekontaminasi beberapa kali tetap melampaui NBD, maka perlu pembatasan waktu kerja untuk perbaikan alat di dalam hotcell 101 tersebut. Dekontaminasi perlu dilakukan agar bahaya kontaminasi dapat diminimalisir, hal ini sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Kata kunci : hotcell, radiasi, kontaminasi, permukaan, udara.
OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT Iwan Setiawan; Noor Yudhi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 8, No 15 (2015): April 2015
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.943 KB)

Abstract

ABSTRAK - Larutan yang dihasilkan selama proses pemurnian uranil nitrat ditampung dalam tangki V-404 untuk dipekatkan dengan level tetap, proses pemekatan ini diperlukan karena larutan Uranil Nitrat Heksahydrat (UNH) yang diperoleh terlalu encer sehingga larutan UNH perlu dipekatkan. Larutan UNH yang dihasilkan berasal dari proses ekstraksi yang dipekatkan dalam penguap. Pengamatan terhadap instrumen pengukuran selama proses harus baik untuk menjaga suhu penguap tetap terkendali. Hasil analisis dari proses pemekatan larutan UNH pada seksi 600 diperoleh hasil UNH pekat dengan konsentrasi uranium 131,895 g/l. Sedangkan UNH sebelum dipekatkan sebagai hasil ekstraksi yang tertampung pada V-404 B memiliki konsentrasi uranium 35,5608 g/l, dan hasil embunan untuk dilimbahkan pada V-601 memiliki konsentrasi uranium 0,4832 g/l. Proses pemekatan belum optimal dari hasil pemekatan yang diperoleh untuk nilai batas keberterimaan 180 g/l – 220 g/l, sedangkan hasil embunan sudah memenuhi nilai batas keberterimaan yaitu konsentrasi < 1 g/l. Kata Kunci - Penguapan, Pemekatan
PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H Djoko Kisworo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 02 (2008): Oktober 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.437 KB)

Abstract

ABSTRAK PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KiLN / HEAT TREATMENT FURNACE TYPE N 41/H.Telah dilakukan pembuatan Heating Chamber pada Tungku Kiln Type N 41/H. Tungku ini mampu memanaskan sampel atau benda kerja mencapai temperatur maksimum 1280ºC, namun belum dilengkapi dengan pengendalian atmosfir. Untuk sempurnanya alat ini perlu dibuat Heating Chamber sebagai salah satu kelengkapan alat tersebut. Adapun bahan yang dipergunakan SS 304 pipa scedule no 10S yang berdiameter luar 88 mm, diameter dalam 82 mm, panjang 160 mm. Untuk saluran gas masuk dan saluran gas buang dibuat dari bahan pipa SS 304 berdiameter luar 6 mm dan diameter dalam 4 mm, panjang 1000 mm.Untuk end cap 1, end cap 2, flensa, rak tempat sampel dan dudukan chamber dibuat dari bahan SS 304 plat tebal 5 mm, berbentuk segi empat berukuran 120 mm, panjang 1000 mm, untuk dudukan rak tempat sampel dibuat bahan SS 304 plat tebal 2 mm, lebar 6 mm, panjang 100 mmBahan-bahan tersebut dibuat dengan cara dipotong, dibubut dan di milling dengan peralatan fabrikasi, Chamber ini dipasang perapat tutup yang dibuat dari bahan SS 304 plat tembaga tebal 5 mm panjang 105 mm, lebar 105 mm.Pada alat ini cara pemasangan sampel lewat end cap 2 yang bisa dibuka dan ditutup dengan pengunci mur baut. Dengan telah di buatnya Heating chamber ini di harapkan penelitian bahan struktur bisa berlangsung dengan baik dan dapat dilakukan dengan berbagai media atmosfir gas
Daftar Isi dan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Isi Isi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 10, No 19 (2017): Oktober 2017
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.973 KB)

Abstract

Daftyar Isi

Page 6 of 17 | Total Record : 169