cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 14 Documents clear
HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING DAN TAJAM PENDENGARAN PADA KOMUNITAS BALAP RESMI DI SEMARANG Lindiana Puspitasari; Budi Laksono; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.172 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16243

Abstract

Latar belakang: Paparan bising terhadap anggota komunitas balap merupakan faktor risiko yang berbahaya dan dapat menyebabkan berkurangnya tajam pendengaran dan selanjutnya menjadi gangguan pendengaran.Tujuan: Mengetahui tentang hubungan lama paparan bising dan tajam pendengaran pada  komunitas balap resmi di Semarang.Metode: Penelitan observasional dengan rancangan Cross Sectional dilaksanakan di basecamp pusat komunitas balap resmi “SCORE” di Semarang. Sampel penelitian ini adalah anggota komunitas balap resmi “SCORE” (n=15). Tajam pendengaran diukur dengan tes Audiometri nada murni. Uji normalitas distribusi data yang digunakan adalah Saphiro-Wilk dan untuk uji hipotesis yang digunakan adalah One-way ANOVA.Hasil: Lama paparan bising mempengaruhi tajam pendengaran pada subjek penelitian. Presentase subjek dengan kurang pendengaran dibawah normal pada telinga kanan adalah 6,7%  dengan pendengaran normal tanpa adanya kurang pendengaran pada telinga kanan adalah 93,3%.. Pada hasil pemeriksaan telinga kiri presentase subjek adalah 100% pendengaran normal tanpa adanya kurang pendengaran dari 100% presentase subjek. Hasil dari uji hipotesis didapatkan hasil p = 0,001 dan dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bermakna ditunjukkan pada variabel terikat yaitu tajam pendengaran.Kesimpulan: Lama paparan bising mempengaruhi tajam pendengaran sesuai dengan intensitas   waktu paparan.
PERBEDAAN LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN SINDROM HELLP DAN SINDROM HELLP PARSIAL Ahityadeva NT Ahityadeva NT; Julian Dewantiningrum
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.301 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16057

Abstract

Latar Belakang : Preeklampsia berat dengan sindrom HELLP komplit memiliki risiko untuk mendapatkan komplikasi kehamilan dan persalinan yang lebih banyak dari preeklampsia berat dengan sindrom HELLP parsial. Penelitian ini bertujuan menganalisa perbedaan luaran maternal dan perintal antara preeklampsia berat dengan sindrom HELLP dan sindrom HELLP parsial.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif dengan pendekatan studi cross sectional, dari data rekam medis RSUP Dr. Kariadi Semarang. Data diambil dari periode Januari 2013 sampai April 2016. Sampel penelitian terdiri 76 sampel, 42 subyek preeklampsia berat dengan sindrom HELLP, 34 subyek preeklampsia berat dengan sindrom HELLP parsial. Data dianalisis dengan uji Chi Square, Fisher’s Exact test dan analisis uji regresi logistikHasil : Preeklampsia berat dengan sindrom HELLP komplit tidak jauh berbeda dengan preklampsia dengan sindrom HELLP parsial. Dari luaran maternal di dapatkan hasil mortalitas maternal p=1,00, DIC p=0,44, gagal ginjal akut p=0,60, gangguan penglihatan p=0,18, edema paru p=0,37, eklampsia p=0,97, SIRS p=1,00, perawatan ICU p=0,76, sepsis p=0,58 danperdarahan postpartum p=1,00. Pada luaran perintal didapatkan hasil mortalitas perinatal p=0,45, IUGR p=0,09, IUFD p=0,86, asfiksia p=0,38, gawat janin p=0,60, kelahiran premature p=0,45 dan kelainan pemeriksaan Doppler arteri umbilikalis p=0,46Simpulan : Luaran maternal dan perintal pada preeklampsia berat dengan sindrom HELLP komplit tidak jauh berbeda dari preeklampsia berat dengan sindrom HELLP parsial
PENGARUH KOMBINASI ANNONA MURICATA DENGAN ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY (ACT) TERHADAP PERSENTASE LIMFOBLAS LIMPA DAN PARASITEMIA MENCIT YANG TERINFEKSI MALARIA Dwi Fatimah Sari; Kisdjamiatun Kisdjamiatun
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.518 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16235

Abstract

Latar Belakang: Terapi kombinasi dibutuhkan untuk melindungi obat malaria saat ini dan yang akan datang.. Ada pendapat bahwa pengelolaan malaria serebral memerlukan terapi adjuvant. Belum diketahui efektivitas A.muricata sebagai adjuvant pada malaria serebral yang dinilai dari persentase limfoblas limpa mencit Swiss  yang diinokulasi PbA.Tujuan: Membuktikan pengaruh kombinasi A.muricata dengan ACT terhadap persentase limfoblas limpa yang terinfeksi malaria.Metode: Penelitian eksperimental laboratorium murni dengan Post Test Only Control Group Design. Sampel 20 ekor mencit Swiss dengan kriteria tertentu, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok K diberi air. Kelompok P1 diberi A.muricata 3.12 mg/KgBB/hari untuk pencegahan dan 6.24 mg/KgBB/hari untuk pengobatan. Kelompok P2 diberi ACT 0.546 mg/KgBB/hari. Kelompok P3 diberi A.muricata 3.12 mg/KgBB/hari untuk pencegahan dan 6.24 mg/KgBB/hari untuk pengobatan dan ACT 0.546 mg/KgBB/hari. Hari ke-21 diambil darah ekor untuk mengukur parasitemia dan diterminasi untuk isolasi splenosit untuk mengukur persentase limfoblas limpa.  Uji statistik menggunakan uji One-Way ANOVA dan uji Post-Hoc untuk limfoblas limpa serta uji Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney untuk persentase parasitemia.Hasil: Rata - rata persentase limfoblas limpa kelompok K (26.7%), P1 (17.38%), P2 (11.142%), P3 (7.546%). Perbedaan yang signifikan terdapat pada kelompok K–P1 (p=0.007) , K–P2 (p=0.000), K–P3 (p=0.000), P1–P3 (p=0.005). Kelompok P1–P2 (p=0.056) dan P2–P3 (p=0.253) tidak ada perbedaan. Persentase parasitemia terdapat perbedaan antara kelompok K–P2 (p=0.009), K–P3 (p=0.009), P1–P2 (p=0.009), P1–P3 (p=0.009). Tidak terdapat perbedaan persentase parasitemia antara kelompok K-P1 (p=0.465) dan P2–P3 (p=0.209).Simpulan: Pengaruh kombinasi A.muricata dengan ACT terhadap persentase limfoblas limpa yang terinfeksi malaria tidak bermakna.
PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN ODONTEKTOMI Shahumi Anun Petronowati; Gunawan Wibisono; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.343 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16244

Abstract

Latar belakang: Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Odontektomi merupakan tindakan pengangkatan gigi impaksi. Kecemasan sangat umum dialami oleh pasien saat kunjungan pasien ke dokter gigi. Penatalaksanaan kecemasan sendiri dapat dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Musik merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk memicu relaksasi yang aman, murah, dan efektif. Dengan demikian dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontekomi.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan non-randomized post test only control group design. Subjek sebanyak 32 dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan. Subjek diberi informed consent, mengisi data identitas subjek, pada kelompok perlakuan mengisi Zung Self-rating Anxiety Scale setelah mendengarkan musik klasik Mozart selama tindakan odontektomi berlangsung sedangkan pada kelompok kontrol tanpa mendengarkan musik. Analisis statistik menggunakan uji Saphiro Wilk.Hasil: Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan yang mendengarkan musik klasik Mozart, sedangkan kelompok kontrol tidak. Uji beda t tidak berpasangan antar kelompok menunjukan adanya perbedaan bermakna (p < 0,001).Simpulan: Terdapat pengaruh secara bermakna, tingkat kecemasan menurun pada kelompok perlakuan yang mendengarkan musik klasik Mozart.
FAKTOR RISIKO KARDIOMIOPATI DILATASI DI RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Ahmad Mumtaz; Andreas Arie Setiawan
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.198 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16058

Abstract

Latar Belakang: Kardiomiopati adalah sekumpulan kelainan pada jantung dengan kelainan utama terbatas pada miokardium. Kondisi ini seringkali berakhir dengan menjadi gagal jantung. Di Indonesia, jenis kardiomiopati yang paling banyak dijumpai adalah kardiomiopati dilatasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kardiomiopati dilatasi di Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang.Metode: cross-sectionalHasil: terdapat 4 faktor yang mempengaruhi, yaitu usia (p=0,000); riwayat keluarga (p=0,000); konsumsi alkohol (p=0,000); dan obesitas (p=0,000)Kesimpulan: usia, riwayat keluarga, konsumsi alkohol, dan obesitas mempengaruhi terjadinya kardiomiopati dilatasi sementara jenis kelamin dan diabetes melitus tidak mempengaruhi.
HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN DERAJAT NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN MEKANIK DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP DR. KARIADI SEMARANG Esya Adetia Tanderi; Tanti Ajoe Kusuma; Meita Hendrianingtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.555 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16236

Abstract

Latar Belakang : Low Back Pain (LBP) adalah gejala ketidaknyamanan pada daerah punggung bagian bawah yang berupa rasa sakit dan gangguan pada sistem muskuloskeletal terkait. Penggunaan tulang belakang yang berlebih menyebabkan kemampuan fungsional penderitanya terganggu. Penderita LBP mekanik sering merasakan nyeri yang berkaitan dengan aktivitas kerja yang berat dan dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.Tujuan Penelitian : Mengetahui adanya hubungan tingkat kemampuan fungsional dan derajat nyeri pada pasien LBP mekanik di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP dr Kariadi SemarangMetode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan data primer BPFS dan VAS yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh pasien. Subjek penelitian adalah pasien penderita LBP mekanik di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Kariadi Semarang.Hasil Penelitian : Hasil uji hubungan BPFS dan VAS menggunakan Spearman correlation negatif sangat kuat bermakna (r = -0,920 , p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai BPFS akan semakin rendah nilai VAS.Kesimpulan : Rerata pasien LBP mekanik memiliki kemampuan fungsional yang buruk dan derajat nyeri yang sedang hingga buruk.Terdapat hubungan kuat antara kemampuan fungsional dan derajat nyeri pada pasien LBP mekanik di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP dr. Kariadi Semarang.
PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS SANGUIS PENYEBAB GINGIVITIS Susanna Arie Kondo; Gunawan Wibisono; V. Rizke Ciptaningtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.398 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16245

Abstract

Latar belakang: Gingivitis adalah peradangan pada jaringan gingiva yang disebabkan oleh beberapa bakteri, salah satunya adalah bakteri Streptococcus sanguis. Gingivitis memiliki kaitan yang erat dengan plak gigi, sehingga pengobatan awal gingivitis dilakukan dengan kontrol plak baik secara mekanik maupun kimia. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan asap cair sebagai bahan percobaan, kandungan fenol pada asap cair diharapkan efektif  dalam menghambat maupun membunuh pertumbuhan bakteri S. sanguis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum asap cair terhadap pertumbuhan bakteri S. sanguis. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah koloni S. sanguis dengan perlakuan sebanyak 6 konsentrasi asap cair (100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 0%) duplikasi dilakukan sebanyak 5 kali.Hasil: Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada penelitian ini terdapat pada konsentrasi 6,25% dan konsentrasi terendah yang dapat membunuh bakteri pada penelitian ini terdapat pada konsentrasi 12,5%.Simpulan: Pemberian asap cair pada berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap pertumbuhan S. sanguis.
FAKTOR RISIKO KOLONISASI Staphylococcus aureus PADA PETUGAS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO SEMARANG Anggi Danupratama; Winarto Winarto; Endang Sri Lestari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.528 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16059

Abstract

Latar Belakang : Kolonisasi S. aureus banyak ditemukan di hidung bagian depan (nares anterior). Kolonisasi memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi dan dapat dipengaruhi berbagai hal salah satunya faktor risiko yang ada. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya kolonisasi S. aureus dapat berasal dari faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama kerja, kebiasaan mencuci tangan, alat pelindung diri dan hand hygiene agent.Tujuan : Mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kolonisasi S. aureus pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang.Metode : Penelitian menggunakan studi cross sectional. Subyek penelitian 76 responden dari petugas kesehatan baik medis dan non medis di RSND Semarang. Prosedur penelitian meliputi pengambilan nasal swab dan wawancara dengan alat bantu kuisioner. Identifikasi kolonisasi dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai standar mikrobiologi. Analisis data menggunakan analisa bivariat (uji chi-square / fischer exact) dan analisa multivariat (regresi logistik).Hasil : Dari 78 responden terdapat 28,2% (22/78) dengan kolonisasi S. aureus positif. Analisa bivariat diperoleh jenis kelamin laki-laki (p = 0,037), tingkat pendidikan non perguruan tinggi (p = 0,001), pekerjaan tenaga non medis (p = 0,001), lama kerja kurang dari 1 tahun (p = 0,006), dan alat pelindung diri ≥ 2 jenis (p = 0,10) mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kolonisasi S. aureus. Analisa multivariat diperoleh lama kerja kurang dari 1 tahun paling berpengaruh terhadap kolonisasi S. aureus pada petugas kesehatan di RSND ( p = 0,043 ; RP = 3,611 ; IK 95% = 1,041-12,522).Kesimpulan : Prevalensi kolonisasi S. aureus sebesar 28,2 % dan lama kerja kurang dari 1 tahun merupakan faktor risiko terjadinya kolonisasi S. aureus pada petugas kesehatan di RSND.
PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA Fenita Putri Saetikho; Endang Ambarwati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.132 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16241

Abstract

Latar   Belakang   :   Salah satu olahraga yang sedang populer di kalangan masyarakat Indonesia terutama kaum wanita adalah Pilates. Pilates adalah olahraga yang berasal dari Jerman yang menekankan pada peningkatan keseimbangan tubuh melalui kekuatan inti, fleksibilitas, dan kesadaran untuk mendukung efisiensi gerakan.Tujuan Penelitian : Membuktikan adanya perbedaan nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah senam pilates.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental one group pretest posttest design. Untuk mengetahui normalitas data responden, dilakukan uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk, kemudian untuk uji hipotesisnya menggunakan uji Wilcoxon.Hasil Penelitian : Rata-rata nilai pre test subjek penelitian sebesar 351,88 dan rata-rata nilai post test subjek penelitian 396,25. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan Wilcoxon antara pre dan post didapatkan nilai p = 0.0004, karena p < 0.05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna.Kesimpulan : Dapat disimpulkan adanya perbedaan yang bermakna, semua nilai rerata arus puncak ekspirasi subjek penelitian mengalami peningkatan setelah mengikuti senam pilates.
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG Tria Coresa; Dwi Ngestiningsih
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.082 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16246

Abstract

Latar belakang: Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut ialah gangguan fungsi kognitif. Pemeriksaan yang cepat dan praktis namun nilainya tinggi adalah pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE). Pemeriksaan ini dilakukan dengan memberi serangkaian perintah pada seseorang dan menilai ketepatannyaMetode: Penelitian observasional deskriptif dengan metode cross-sectional, dilaksanakan pada bulan maret sampai juli 2014 bertempat di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang.Hasil: Dari penelitian diperoleh 41 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi terdiri dari 10 laki-laki dan 31 perempuan. Berdasarkan usia dan jenis kelamin menunjukkan penurunan fungsi kognitif terbanyak adalah pada usia 60-74 tahun terutama pada perempuan. Berdasarkan BMI, tekanan darah dan GDS terbanyak pada kelompok underweight, hipertensi ringan dan normalKesimpulan: Hasil pemeriksaan MMSE di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang sebagian besar lansia dengan hasil probable gangguan kognitif yaitu 60,9% dan 22% definitif gangguan kognitif. Dalam penelitian ini terlihat bahwa pemeriksaan MMSE lebih sensitif mendeteksi gangguan fungsi kognitif pada lansia.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue