cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 35 Documents
Search results for , issue "Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013" : 35 Documents clear
ANALISIS PERBANDINGAN FITOPLANKTON DOMINAN PADA PENINGKATAN SALINITAS DALAM TAHAPAN PEMBUATAN GARAM DAN KULTUR SKALA LABORATORIUM Sukmawati, Nela; Soedarsono, Prijadi; Rudiyanti, Siti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.573 KB)

Abstract

Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas yang mempengaruhi jenis fitoplankton. Fitoplankton yang mampu hidup di salinitas tinggi memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah mengetahui jenis fitoplankton pada berbagai salinitas dalam tahapan pembuatan garam, membuktikan bahwa kista fitoplankton dapat ditumbuhkan kembali dalam salinitas yang sesuai untuk pertumbuhannya, dan mengetahui salinitas terbaik untuk pertumbuhan kista fitoplankton dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode observasi lapangan untuk mendapatkan data primer dan metode eksperimental dengan menerapkan cara pengambilan sampel dan teknik kultur fitoplankton skala laboratorium. Tahapan pembuatan garam terdiri dari air yang dialirkan ke dalam tiga kolam utama yaitu kolam penampungan (40 ‰), kolam pengendapan dan evaporasi (110 ‰), serta kolam kristalisasi (hari ke-1 hingga hari ke-3 berturut-turut 150, 210, 275 (‰)). Jenis fitoplankton dalam tahapan adalah Microcystus sp., Oscillatoria sp., Anabaena sp., Lyngbya sp., Pleurosigma sp., Nitzschia sp., Naviculla sp., Rhizosolenia sp., dan Chlorella sp. Hasil kultur dari garam yaitu semua jenis fitoplankton tidak dapat tumbuh pada salinitas yang sesuai dengan tahapan pembuatan garam. Pada salinitas 25, 30, dan 35 (‰), fitoplankton dominan dalam tahapan pembuatan garam dan kultur dari garam adalah sama genusnya yaitu Microcystus sp. Hal tersebut menunjukkan bahwa kista dapat ditumbuhkan kembali dalam media yang cocok untuk pertumbuhannya. Dari analisis data didapatkan bahwa salinitas terbaik untuk menumbuhkan Microcystus sp. adalah 25 ‰.
HUBUNGAN NISBAH C/N DENGAN JUMLAH TOTAL BAKTERI PADA SEDIMEN TAMBAK DI AREAL BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU, JEPARA Vrananta, Surya Dwi; Afiati, Norma; Soedarsono, Prijadi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.743 KB)

Abstract

Aktivitas pertambakan mengalami penurunan kualitas air tambak akibat dari masukan bahan organik terutama sisa pakan yang tidak dimakan oleh organisme kultivan, serta kotoran yang dikeluarkan oleh kultivan budidaya, sehingga dapat mempengaruhi produktifitas tambak yaitu proses dekomposisi. Keberlangsungan proses dekomposisi ditandai dengan nisbah C/N, dimana nisbah C/N yang tinggi menunjukkan kecilnya kandungan N (N-Organik dan N-Amoniak) dan sebaliknya nisbah C/N yang rendah menunjukkan proses dekomposisi bakteri berjalan cepat menghasilkan N besar. Pada sedimen tambak terjadi banyak proses, salah satunya adalah bakteri sedimen yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat. Bakteri sedimen mempunyai fungsi untuk mengfiksasi nitrogen dalam keadaan anaerob dan mengikat nitrogen dalam keadaan aerob. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nisbah C/N dengan jumlah bakteri sedimen. Adapun manfaat yang diperoleh memberikan gambaran tentang tingkat dekomposisi berdasarkan nisbah C/N dengan jumlah bakteri sedimen, sehingga dapat diketahui cara budidaya perairan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Penelitian ini dilaksakan pada bulan Agustus-Oktober 2010 di BBPBAP Jepara. Penelitian ini menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengambilan sampel dan pengukuran parameter kualitas tanah dan air dilakukan di tiga stasiun yaitu stasiun F1, stasiun F2, stasiun F3, yang masing stasiun terdiri satu titik sampling di plataran dekat pintu outlet. Sampling dilakukan empat kali ulangan. Pengujian nisbah C/N dan penghitungan jumlah bakteri sedimen dilakukan di Laboratorium BBPBAP Jepara. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa nisbah C/N pada stasiun F1 18,87 - 38,93%, stasiun F2 22,25 – 41,59 %, stasiun F3 24,31 – 61,90 %. Sedangkan jumlah bakteri sedimen pada stasiun F1 10x105 – 42x105 cfu, stasiun F2 4x105 – 34x105 cfu, dan stasiun F3 8,1x105 – 29x105 cfu. Uji korelasi antara nisbah C/N dengan jumlah bakteri sedimen menunjukkan hubungan yang cukup erat, dimana 32,6% bakteri mempengaruhi nisbah C/N sedangkan sisanya 67,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER) DALAM PENGELOLAAN ECENG GONDOK PADA PERAIRAN RAWAPENING DI DESA ASINAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Herdijaya, Gawang Pandu; Hutabarat, Sahala; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.384 KB)

Abstract

Keberadaan eceng gondok bukan merupakan hal baru lagi di perairan Rawapening. Berdasarkan keberadaanya, dapat dibagi dua kelompok masyarakat yang pro dan kontra terhadap populasi eceng gondok. Dari kedua kelompok di atas, apabila tidak ditemukan solusi pengelolaan yang baik dapat menimbulkan konflik antar masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan eceng gondok pada perairan Rawapening  dan menganalisis Key Persons dalam pengelolaan eceng gondok di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Metode sampling  yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball sampling. Sedangkan untuk analisa data menggunakan pendekatan manajemen stakeholder (pemangku kepentingan). Langkah-langkah dalam manajemen stakeholder menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode manajemen stakeholder diketahui bahwa perangkat desa dan pengurus kelompok nelayan dan pembudidaya memiliki nilai tertinggi berdasarkan kriteria ukuran kuantitatif. Kedua pihak ini  yang lebih diutamakan dalam penyusunan rencana pengelolaan eceng gondok di perairan Rawapening. Berdasarkan hasil yang didapat, masyarakat Desa Asinan menginginkan diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan eceng gondok di Rawapening. Pemerintah dapat memberikan bantuan berupa dana dan peralatan untuk memudahkan pelaksanaan. Sedangkan masyarakat merupakan pelaksana kegiatan pengelolaan dan berperan sebagai pengawas harian guna menjaga kelestarian dan keindahan Rawapening.
DOMESTIKASI LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) MELALUI OPTIMALISASI MEDIA DAN PAKAN Rahmawati, Yunita Asrofania; Anggoro, Sutrisno; Subiyanto, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.763 KB)

Abstract

Lobster air tawar menghadapi banyak hambatan dalam upaya peningkatan produksi lobster air tawar seperti tingkat pertumbuhan yang kurang optimal serta tingginya tingkat kematian pada fase pasca larva, salah satunya karena faktor salinitas. Domestikasi merupakan suatu cara pengadopsian hewan dalam suatu populasi yang hampir punah (terancam kelestariannya) dari kehidupan liar (habitat asli) ke dalam lingkungan budidaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pola osmoregulasi, pertumbuhan, dan efisiensi pakan. Pola osmoregulasi lobster air tawar pada perlakuan S3 (14 ppt) mengalami pola osmoregulasi  isosmotik, sedangkan S4 (21 ppt) mengalami pola osmoregulasi hiperosmotik. TKO terendah terdapat pada perlakuan S3 (14 ppt) sebesar 30,54±0,01 mOsml/l H20, sedangkan pada perlakuan S4 (21 ppt) memiliki TKO tertinggi yaitu sebesar 287,82±0,04 mOsml/l H20. Laju pertumbuhan mutlak terbaik pada perlakuan S3 (14 ppt) yaitu 3,51 gr dan efisiensi pakan pada perlakuan S3 (14 ppt) sebesar 20,04%.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN PANTAI CILACAP JAWA TENGAH Rutiyaningsih, Ayu; Saputra, Suradi Wijaya; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.149 KB)

Abstract

Eksploitasi udang P. merguiensis dengan alat tangkap jaring arad diduga terus meningkat ditandai dengan meningkatnya produksi  dalam tiga tahun terakhir. Penangkapan yang berlebihan dapat mengancam kelestariannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aspek-aspek biologi seperti komposisi hasil tangkapan, distribusi hasil tangkapan, struktur ukuran, ukuran pertama tertangkap (L50%), panjang infinity (L∞), nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), sifat pertumbuhan, dan faktor kondisi. Selain itu, membuat konsep pengelolaan sumberdaya perikanan udang P. merguiensis. Metode yang digunakan dalam pengambilan  sampel yaitu metode survei dengan sistematik random sampling. Sampel udang diambil secara proposional yaitu sekitar 10% dari total hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pertama tertangkap (L50%) panjang karapas 43 mm. Panjang infinity (L∞) udang P. merguiensis betina  panjang karapas 63,58 mm dan udang P. merguiensis jantan 60,42 mm. Perbandingan nisbah kelamin jantan dan betina 1 : 1,61. Udang P. merguiensis  didominasi oleh TKG I. Pertumbuhan udang P. merguiensis jantan bersifat allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan beratnya, dikarenakan nilai b sebesar 2,626. Udang P. merguiensis betina memiliki sifat pertumbuhan isometrik yaitu pertambahan panjang selaras dengan pertambahan berat, dikarenakan nilai b sebesar 3,105. Faktor kondisi udang P. merguiensis jantan sebesar 1,152 dan betina  2,051, sehingga udang Jerbung betina lebih montok dibandingkan udang P. merguiensis jantan. Udang P. merguiensis layak ditangkap pada ukuran yang melebihi L50% yaitu panjang karapas > 43 mm.
Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Menggunakan Alat Tangkap Bubu Lipat yang Didaratkan di TPI Tanjung Sari Kabupaten Rembang Arios, Anthonius Hot; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.671 KB)

Abstract

Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan secara pasif di dasar perairan. Secara umum bubu dapat digolongkan sebagai alat penangkap yang berbentuk seperti kurungan atau berupa ruangan tertutup dimana ikan-ikan tidak dapat keluar lagi. Materi yang digunakan dalam penelitan adalah alat tangkap bubu lipat dan rajungan  hasil tangkapan diukur berat untuk analisis struktur ukuran berat,produksi harian untuk menganalisis CPUE harian. Materi tersebut di dapat dari hasil melaut selama 1 bulan di Perairan Jawa Kabupaten Rembang. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematik random sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah, jenis, dan kelimpahan rajungan  yang tertangkap dengan alat tangkap bubu lipat di TPI Tanjung Sari,Rembang, mengetahui Catch Per Unit Effort  (CPUE)  rajungan  dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat di TPI Tanjung Sari, mengetahui strukur ukuran berat rajungan  dengan menggunakan bubu lipat, mengetahui status atau tingkat pemanfaatan optimal produksi rajungan  harian per satuan upaya penangkapan (CPUE). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa spesies rajungan yang didapat selama penelitian adalah Portunus sp. produksi alat tangkap bubu rajungan  sebesar  591,76 kg, struktur ukuran berat dan frekuensi rajungan  yang tertangkap dengan bubu didominasi oleh kelas kelas 161.1-187.9 gr yaitu frekuensi sebanyak 736 ekor dan terendah oleh kelas  300-326.8 gr dengan jumlah frekuensi sebanyak 27 ekor rajungan ,dan CPUE yang tertinggi pada hari ke-26 yaitu sebanyak 5,75 kg/trip dengan total dan CPUE terendah terjadi pada hari ke-7 yaitu sebesar 4,22 kg/trip dengan CPUE rata-rata 4,55 kg/tri dengan rata-rata total produksi 19,73kg/hari dan rata-rata CPUE 3,95kg/trip/hari. Dalam penyusunan konsep pengelolaan perlu diadakan pendataan produksi dan trip hasil tangkapan bubu sehingga perkembangan eksploitasinya dapat terus di pantau pada setiap tahunnya.
JENIS KEPITING BAKAU (Scylla sp.) YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN LABUHAN BAHARI BELAWAN MEDAN Hia, Putri March F; Hendrarto, Boedi; Haeruddin, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.952 KB)

Abstract

Labuhan Bahari Belawan Medan merupakan sebuah pulau yang terletak di Selat Malaka, Sumatera Utara. Salah satu sumberdaya perikanan di perairan tersebut adalah kepiting bakau, namun informasi  mengenai kepiting bakau pada daerah ini masih kurang terutama jenis spesiesnya. Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012 ini adalah untuk mengetahui jenis dan morfologi kepiting bakau, kelimpahan yang mendominasi, dan mengetahui ekonomi kepiting bakau di perairan Labuhan Bahari Belawan Medan. Kepiting yang diteliti adalah kepiting bakau yang tertangkap di wilayah mangrove dan sekitar tambak yang ditumbuhi mangrove. Sampling dilakukan dengan alat tangkap bubu oleh masyarakat sekitar dinamakan bubu planet. Kepiting yang tertangkap diidentifikasi dan dilakukan pengukuran morfometrik kemudian menganalisa data yang didapatkan, dan wawancara nelayan untuk mengetahui nilai ekonomi kepiting bakau tersebut. Jumlah spesies kepiting bakau yang ditemukan  adalah 3 spesies yaitu Scylla tranquebarica, Scylla serrata dan Scylla paramamosain, dengan kelimpahan yang mendominasi adalah Scylla tranquebarica sebesar 54,72%, Scylla paramamosain sebesar 33,96%, dan Scylla serrata sebesar 11,32% di stasiun I (di kawasan mangrove), sedangkan di stasiun II (di luar kawasan mangrove) Scylla serrata 45,76%, Scylla tranquebarica sebesar 33,98%, dan Scylla paramamosain sebesar 15,25%. Kepiting bakau yang biasanya dipasarkan adalah kepiting yang memiliki berat ≥200 gram per ekor baik jantan maupun betina.
DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN GASTROPODA PADA HUTAN MANGROVE TELUK AWUR JEPARA Silaen, Inchan Faolo; Hendrarto, Boedi; Nitisupardjo, Mustofa
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1105.427 KB)

Abstract

Teluk Awur Jepara merupakan pesisir yang memiliki hutan mangrove yang dijadikan permodelan untuk program rehabilitasi mangrove. Untuk pengelolaan kawasan hutan mangrove secara terpadu perlu diketahui keberadaan biota yang ada di dalamnya. Gastropoda merupakan penghuni tetap hutan mangrove dengan informasi yang masih kurang  sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kelimpahan dan distribusi gastropoda di dalam hutan mangrove tersebut. Pengambilan sampel menggunakan 3 buah Line Transect sepanjang 100 m dengan jarak 30 m. Line ditempatkan tegak lurus dengan garis pantai. Pengamatan vegetasi mangrove menggunakan metode transek yang berukuran 10x10 m2 yaitu untuk pengamatan tingkat pohon, 5x5 m2 sebanyak dua buah dan 1x1 m2 sebanyak lima buah untuk pengamatan vegetasi mangrove tingkat pancang dan semai. Pengambilan data sampel gastropoda menggunakan kuadran 1x1 m2 sebanyak lima buah yang ditempatkan secara acak pada kuadran 10x10m2. Jenis gastropoda yang ditemukan di hutan mangrove Teluk Awur Jepara didapat 16 jenis yaitu  Cerithidea cingulata, Cerithidea cingulata cingulata, Cerithidea quadrata, Cerithidea obtusa, Litorina carinifera, Littorina angulifera, Littorina scabra, Casidula nucleus, Casidula aurisfelis, Casidula multiflicata, Melampus nuxcastaneus, Melampus coffeus, Telescopium telescopium, Sphaerassiminea miniata, Neritina violacea dan Pythia plicata. Vegetasi mangrove yang paling mendominasi adalah Rhizophora mucronata baik pada tingkat pohon, pancang, dan semai. Jenis gastropoda yang paling melimpah dan mendominasi adalah Cerithidea cingulata dan Casidula nucleus. Cerithidea cingulata lebih mendominasi pada daerah mangrove terbuka sedangkan Casidula nucleus mendominasi pada daerah mangrove tertutup yaitu pada daerah mangrove yang lebih rapat. Distribusi gastropoda pada umumnya mengelompok. Keberadaan gastropoda pada hutan mangrove dipengaruhi oleh vegetasi hutan mangrove.
The Study Biological Aspects of Parapenaeopsis coromandelica on Cilacap Water, Central Java Widyaningrum, Pramesti Budi; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.991 KB)

Abstract

Kabupaten Cilacap merupakan salah satu kabupaten yang memilki potensi yang tinggi di bidang perikanan tangkap karena terletak di pesisir pantai selatan Pulau Jawa dimana terdapat pangkalan perikanan yang terbesar. Pemanfaatan udang P.coromandelica yang terus meningkat, menyebabkan tingginya intensitas penangkapan dan menurunnya daya dukung lingkungan perairan Kab. Cilacap, hal ini memungkinkan perkembangan stok dari jenis udang ini terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi, status pemanfaatan dan konsep pengelolaan udang P. coromandalica di perairan Cilacap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling yaitu mengambil sampel udang sekitar 10% dari total hasil tangkapan salah satu alat tangkap jaring arad pada setiap TPI. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan udang P.coromandelica jantan dan betina memiliki nilai b 1,657 dan 2,22 ini menunjukan bahwa pertumbuhan udang bersifat allometrik negative. Sebagian besar udang P.coromandelica belum matang gonad dan belum siap memijah. faktor kondisi untuk udang P.coromandelica jantan dan betina menunjukkan 1,054 dan 1,117 bahwa tubuh udang kurus. Nisbah kelamin jantan dan betina adalah 1 : 1,545 artinya bahwa perairan Kab. Cilacap tersebut masih normal. Nilai Lm 41 mm, Lc50% 37 mm dan nilai L∞ jantan dan betina adalah 53,68 mm dan 64,21mm. Nilai Lc50% lebih besar dari nilai setengah L∞, itu berarti udang P. coromandalica sudah layak tangkap.
PENGARUH LAJU SEDIMENTASI DENGAN KERAPATAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN BANDENGAN JEPARA Albert, Maruli; Ruswahyuni, -; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.045 KB)

Abstract

Perairan Pantai Bandengan Jepara terletak di daerah utara Pulau Jawa. Jenis biota yang ada beragam dengan populasi masing-masing jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan rumput laut, nilai laju sedimentasi pada daerah rumput laut serta mengetahui hubungan perbedaan kerapatan rumput laut dengan laju sedimentasi di perairan bandengan Jepara. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas rumput laut yang dibagi menjadi 3 pengambilan,  pengambilan dilakukan secara tegak lurus ke arah laut dan penghitungan laju sedimentasi dengan menggunakan sedimen trap yang di pasang pada lokasi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey. Metode penentuan kerapatan rumput laut dilakukan dengan frame kuadran ukuran 1x1 m dengan cara menghitung jumlah tegakan rumput laut dalam setiap meter persegi sepanjang 100 m. Kerapatan rumput laut di perairan Bandengan Jepara di dapat 431 individu/300m2 yang terdapat 9 jenis dari 2 filum yaitu  Filum Chlorophyta : Halimeda opuntia sebanyak 157 individu/300m2 , Halimeda descoides sebanyak 58 individu/300m2, Halimeda makroloba sebanyak 74 individu/300m2,filum Phaeophyta : Chordoria flagelliformis sebanyak 31 individu/300m2, Padina crassa sebanyak 83 individu/300m2, Sargassum yendoi sebanyak 15 individu/300m2, Sargassum piluliferum sebanyak 3 individu/300m2, Sargassum confusum sebanyak 5 individu/300m2, dan Sargassum duplicatum sebanyak 5 individu/300m2. Hasil penghitungan laju sedimentasi diketahui rata-rata laju sedimentasi pada lokasi penelitian adalah 0,85 mg/cm3/hari. Nilai korelasi antara laju sedimentasi dengan kerapatan rumput laut sebesar 0,85, hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang erat antara laju sedimentasi dengan kerapatan rumput laut di perairan Bandengan, Jepara.

Page 1 of 4 | Total Record : 35