cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 258 Documents
Teknologi Pengolahan Samosa dengan Penambahan Daun Kelor (Moringa oleifera) Andika Kuncoro Widagdo; Siti Hamidah
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v16n3.2019.123-128

Abstract

Daun kelor merupakan tanaman yang banyak ditemui di Indonesia. Tanaman ini mengandung banyak gizi, tetapi pemanfaatannya masih rendah. Agar gizi tersebut dapat dimanfaatkan maka perlu dilakukan inovasi makanan yang dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu inovasi yang dipilih adalah samosa. Pemilihan hidangan tersebut dikarenakan rasa dari rempah dapat menutupi rasa dan aroma khas daun kelor. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui daya terima secara sensoris dan nilai gizi (energi dan ß-karoten) samosa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kali pengulangan pada 4 formula. Formula kontrol (F0) dan  3 formula modifikasi (F1,F2, dan F3), samosa diujikan kepada 50 panelis tidak terlatih dengan penambahan kelor sebesar 17,5%; 20% dan 22,5%. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney Test (a = 0,05). Analisis daya terima menunjukkan bahwa formula samosa daun kelor dapat diterima secara umum (rasa, aroma, tekstur, dan warna) dengan kategori suka (3) hanya pada formula F1 (penambahan daun kelor paling sedikit). Warna dan tekstur tidak berbeda nyata, sedangkan aroma berbeda nyata. Formula terbaik yang direkomendasikan yaitu F1 (daun kelor 17,5%) dengan kandungan zat gizi sebesar 164 kkal dan 604 mcg ß-karoten per 100 g. Received Power and Samosa Nutrition Substance with Addition Of Moringa olieferaMoringa leaves are plant parts that are commonly found in Indonesia. This plant contains high nutrients, but its use is still limited. To utilize these nutrients, it is necessary to innovate a food that accepted by the communities. One of the food was samosa, the choice of the dish was due to the taste of the spices that able to cover the flavor and aroma typical of moringa leaves. This research was carried out to determine the sensory reception and nutritional value (energy and ß-carotene) of samosa. The study was conducted using a completely randomized design (CRD) with six replicates on four formulas. Control formula (F0) and three modified samosas recipes (F1, F2, and F3), were tested to 50 untrained panelist with the addition of moringa were 17,5%; 20% and 22.5%. Data analysis used descriptive analysis and statistical analysis using the Kruskal Wallis test and Mann Whitney Test (a = 0.05). Analysis of acceptability indicate that samosa with F1 formula (the least addition of moringa leaves) was generally accepted (taste, aroma, texture, and color) with the category of the likes (3), Color and texture were not significantly different mean while aroma was significantly different. The best formula recommended is F1 (17,5% moringa leaves) with nutrient content of 164 kcal and 604 mcg ß-carotene per 100 g of samosa.
Pengukusan untuk Menurunkan Gejala Chilling Injury dan Mempertahankan Mutu Buah Pisang Nipah nurhayati hamzah; nFN Assrorudin
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v16n3.2019.116-122

Abstract

Buah pisang nipah termasuk buah klimakterik yang  pematangannya akan berlangsung cepat jika disimpan pada suhu ruang. Penyimpanan suhu rendah merupakan salah satu teknik memperpanjang umur simpan buah pisang namun dapat menyebabkan  kerusakan berupa pencokelatan kulit buah yang dikenal sebagai salah satu gejala chilling injury. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh pengukusan dalam menurunkan gejala chilling injury serta mempertahankan mutu buah pisang nipah yang disimpan pada suhu rendah. Percobaan dilakukan menggunakan  rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari pengukusan pada suhu 42oC selama 15 menit, 48oC selama 10 menit, 100oC selama 30 detik dan tanpa pengukusan. Parameter pengamatan terdiri dari indeks chilling injury, susut bobot, kekerasan buah dan total padatan terlarut. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pengukusan dapat mengurangi gejala chilling injury dan dapat mempertahankan buah pisang selama 15 hari penyimpanan. Pengukusan pada suhu 100oC selama 30 detik merupakan perlakuan terbaik. Perlakuan pengukusan tidak menurunkan kandungan total padatan terlarut dan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan susut bobot serta penurunan kekerasan buah pisang nipah. Steaming to Reduce the Symptoms of Chilling Injury and Maintaining Quality of  Banana CV. NipahNipah banana is a kind of climacteric fruit which is the ripening can be faster if its storage at room temperature. Low temperature storage is a way to prolong shelf-life but can caused peel browning, known as chilling injury symptom. This study was aiming to get information about steaming decreased chilling injury symptom and maintaining nipah banana quality at low temperature. The experiment was arranged in a randomized complete design with 4 treatments and 3 replication. Nipah bananas were steamed at 42oC 15 minutes, 48oC 10 minutes, 100oC 30 seconds and unsteamed. Chilling injury index, weight lost, firmnes and total soluble solid were measured. The result showed that steaming treatments decreased chilling injury symptom and maintained Nipah banana until 15 days storage. Steaming on 100oC,30 seconds was more effective to alleviate chilling injury symptom than others. No significant effect were found on weight loss, firmness and total soluble solid.
Aplikasi Ekstrak Daun Zaitun (Olea Europaea L.) dalam Pengemasan Vakum untuk Mencegah Pencoklatan pada Buah Salak Ahmad Nimatullah Al-Baarri; Heni Rizqiati; Mochammad Dicky Zulkharisma; Anang Mohamad Legowo; Ailsa Afra Mawarid; Widia Pangestika; Mulyana Hadipernata; Wisnu Broto
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v16n3.2019.129-136

Abstract

Pencoklatan pada buah salak disebabkan oleh aktivitas enzim polifenol oksidase (PPO) yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan o-kuinon yang membuat warna menjadi coklat, oleh karena itu adanya penghambatan kerja enzim PPO, dapat mencegah terjadinya warna coklat pada buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi rebusan daun zaitun dalam rangka untuk mencegah terjadinya warna coklat yang dianalisis berdasarkan pada parameter penyertanya, yaitu warna, pH, gula terlarut, dan konduktivitas pada buah salak. Daun zaitun kering dilarutkan dalam air yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik berisi potongan salak. Sebagai kontrol, potongan salak disimpan dengan dan tanpa aquades. Pengamatan terhadap salak dilakukan sebanyak 7 kali selama 9 hari pada suhu kamar. Berdasarkan parameter warna, perlakuan zaitun mampu menahan warna lebih baik sebesar 28,17% pada nilai L*, 53,68% pada nilai a*, dan 27,19% pada nilai b*. pH salak dengan perlakuan zaitun dapat dijaga sehingga kenaikannya hanya sebesar 3,8% dan nilai konduktivitas hanya meningkat sebesar 18,5%. Pada parameter gula terlarut, perlakuan dengan zaitun dapat mempertahankan perubahannya sampai sebesar 4,29%. Kesimpulannya, perlakuan penambahan daun zaitun lebih baik dalam mempertahankan warna, derajat keasaman, konduktivitas dan gula terlarut pada buah salak daripada perlakuan dengan dan tanpa penambahan aquades. Application of Olive Leaves Extract (Olea europaea L.) in Vacuum Packaging to Prevent Browning on Salacca FruitBrowning occurs due to the activity of the polyphenol oxidase (PPO) enzyme that reacts with oxygen to produce O-quinone which causes the forming of brown color on fruit. One of the methods in preventing browning is the addition of antioxidant compounds from olive leaf. The purpose of this study was to determine the effect of addition olive leaf extract in the properties of color, pH, dissolved sugar, and conductivity in snake fruit with storage at room temperature. The snake fruit was cut into 1 g in size then was set with olive leaves extract in vacuum plastic container. The treatment was repeated 7 times and the storage was conducted for 9 days in room temperature. The contact with and without aquadest was also observed as control. The results indicated that the olive leaf treatment was able to hinder color changes by 28.17% in L*, while in a* and b* could be suppressed by 53.68 and 27.19%, respectively. On the pH, the increase could be suppressed by 3.8%, while on the conductivity and dissolved sugar could be inhibited by 18.5 and 4.29%, respectively. As conclusions, the addition of olive leaf was provided better effect to maintain the color, pH, conductivity, and dissolved sugar in snake fruit than those of with and without aquadest.
Potensi Antioksidan Biji dan Daun Kacang Hijau (Vigna radiate L.) dan Studi Korelasinya Dengan Kadar Flavonoid Total Nanang Fakhrudin; Nimas Ayu Kurniailla; Kahfi Nur Fatimah
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n1.2020.48-58

Abstract

Biji dan daun kacang hijau (KH) mengandung senyawa flavonoid sebagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan. KH dapat diekstrasi dengan air dan etanol menghasilkan ekstrak kaya flavonoid untuk bahan baku produk suplemen kesehatan dan obat tradisional. Penelitian bertujuan membandingkan potensi antioksidan dari biji dan daun KH, menganalisis kandungan flavonoid dan korelasinya dengan potensi antioksidan. Biji dan daun KH diekstraksi dengan air dan etanol masing-masing menggunakan metode dekokta dan maserasi. Potensi antioksidan ekstrak dievaluasi dengan metode FRAP menggunakan trolox sebagai pembanding, dan nilainya dinyatakan sebagai ekuivalensi terhadap trolox per gram ekstrak. Kadar flavonoid total ditetapkan secara spektrofotometri dengan rutin sebagai pembanding. Analisis kandungan flavonoid ekstrak dilakukan dengan kromatografi lapis tipis. Ekstraksi air biji KH memiliki potensi antioksidan 69,65±10,89 µmol TE/g, lebih tinggi dari daunnya 40,52±3,33µmol TE/g. Pada ekstraksi dengan etanol, potensi antioksidan biji KH lebih besar daripada daunnya (131,50±12,77µmol TE/g dibanding 9,37±0,42 µmol TE/g). Ekstrak air biji dan daun KH masing-masing memiliki kadar flavonoid total 2,98±0,03 dan 2,64±0,29 %, sedangkan ekstrak etanolnya masing- masing sebesar 4,71±0,72 dan 1,06±0,16 %. Kadar flavonoid ekstrak sebanding dengan potensi antioksidannya. Vitexin dan rutin merupakan senyawa flavonoid utama dalam biji dan daun KH. Daun KH juga memiliki potensi antioksidan yang cukup kuat dan kaya akan senyawa flavonoid. Antioxidant Potency of Mung Bean (Vigna radiate L) Seed and Leaf and Its Correlation with The Total Flavonoid Content.Mug Bean (MB) seeds dan leaves contain flavonoids with promising antioxidant activity. MB can be extracted with water and ethanol to yield flavonoid-enriched extract for health supplement and traditional medicine products raw material. This study aimed to compare the antioxidant potency of MB seed and leaf, and to analyze the flavonoid content and its correlation with antioxidant potency. MB seed and leaf were extracted with water and ethanol using decocta and maceration, respectively. The antioxidant potency of the extracts was evaluated by the FRAP method using Trolox as a reference control. The antioxidant potency was expressed as Trolox equivalent per gram of extract. The total flavonoid contents were determined spectrophotometrically with Rutin as a reference compound. Analysis of flavonoid component in the extracts was done by thin layer chromatography. The water extracts of MB seeds and leaves demonstrated antioxidant potency of 69.65±10.89 and 40.52±3.33 µm TE/g, whereas the ethanol extracts were 131.50±12.77 and 9.37±0.42 µmol TE/g, respectively. The water extracts of MB seeds and leaves have total flavonoid content of 2.98±0.03 and 2.64±0.29 %, whereas the ethanol extracts were 4.71±0.72 and 1.06±0.16 %, respectively. We found that the total flavonoid content is proportional with the antioxidant potency. Vitexin and Rutin are the main flavonoids in MB. MB leaves also showed a powerful antioxidant potency and are rich of flavonoids.
Karakteristik Fisik Shortening Hasil Interesterifikasi Kimiawi Campuran Terner Minyak Biji Karet, Minyak Ikan Nila, dan Palm Stearin nFN Sumartini; nFN Supriyanto; Pudji Hastuti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n1.2020.24-36

Abstract

Shortening merupakan produk olahan lemak dan minyak yang berfungsi sebagai pembentuk pori dan pelembut pada pembuatan roti. Shortening diproduksi dari campuran stearin sawit (PS), minyak biji karet (RSO) dan minyak ikan (FO), pencampuran fraksi padat dan cair dilakukan dengan tujuan mendapatkan titik leleh dan konsistensi yang diinginkan sesuai dengan shortening komersial. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) menggunakan sepuluh campuran terner lemak dengan rasio dan metode berbeda, masing-masing PS / RSO/ FO (50/30/20, 60/35/5, 70/15/15, 80/10/10 dan 90/5/5) (% bb) dengan metode blending/non interesterification (NIE) dan interesterifikasi kimiawi/ chemical interesterification (CIE). Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Karakteristik fisik lemak yang diuji meliputi, titik leleh, indeks total padatan lemak, komposisi asam lemak, warna, dan tekstur. Seluruh hasil analisa dari semua campuran dilakukan uji statistik menggunakan software SPSS versi 22. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan rasio dan metode yang digunakan secara signifikan berbeda nyata (P<0,05). Campuran interesterifikasi kimiawi dengan rasio (CIE) 80/10/10 dan 90/5/5 merupakan perlakuan yang menghasilkan sifat fisik yang paling mendekati shortening komersial dengan karakteristik meliputi slip melting point pada kisaran (40,38-42,54°C), titik leleh (47,33-50,46°C), indeks kepadatan lemak (17,92-31,63%), kecerahan (86,01-87,64), tekstur (421,75-872,25 gf/cm2). Physical Characteristics Of Shortening Results Of Chemical Interesterifications On Terner Mixed Seed Oil Rubber, Oil Fish, And Palm StearinShortening is produced from a mixture of palm stearin (PS), rubber seed oil (RSO) and fish oil (FO). The experimental design used ten fat ternary mixtures with different ratios and methods, each PS / RSO / FO (50/30/20, 60/35/5, 70/15/15, 80/10/10 and 90 / 5/5) (% bb) with blending (NIE) and chemical interesterification (CIE) methods. The physical characteristics of the fat tested include, melting point, total solid fat index, fatty acid composition, color, and texture. The experimental design used was a randomized block design. All analysis results of all mixtures were carried out using a SPSS version 22 statistical test. The statistical test results showed that the ratio and method used were significantly different (P <0.05). Chemical interesterification mixture with a ratio (CIE) 80/10/10 and 90/5/5 is the treatment that produces the physical properties that are closest to commercial shortening with characteristics including slip melting point in the range of (40.38-42.54 ° C), melting point (47.33-50.46 ° C), solid fat index (17.92-31.63%), Lightness (86.01-87.64), texture (421.75-872.25 gf / cm2).
Mutu Starter Kering Yoghurt Probiotik Di Berbagai Suhu Selama Penyimpanan nFN Miskiyah; nFN Juniawati; Lisha Yuanita
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n1.2020.15-23

Abstract

Penentuan masa simpan starter kering yoghurt probiotik bermanfaat untuk mengetahui kondisi penyimpanan yang optimal bagi starter kering. Mutu starter kering yang diuji meliputi total bakteri asam laktat/BAL, kadar air dan nilai a . Mutu yoghurt yang diuji meliputi total BAL, pH, total asam tertitrasi, kadar protein dan mutu organoleptik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (RALF). Hasil penelitian menunjukkan suhu dan waktu penyimpanan starter kering pada suhu freezer (-200C) lebih baik dibandingkan penyimpanan pada suhu refrigerator (5°C) maupun pada suhu ruang (27°C). Pada penyimpanan suhu freezer selama 8 minggu menunjukkan viabilitas sel starter kering 6,24 log CFU/g, dengan jumlah total BAL pada yoghurt probiotik hasil rehidrasi 11,52 log CFU/mL, Kadar air 4,71%, pH 4,66, Total asam tertitrasi (TAT) 1,56 dan kadar protein 5,68%. Penyimpanan starter di freezer menghasilkan yoghurt probiotik yang secara organoleptik (tekstur, aroma, rasa, konsistensi dan warna) lebih disukai dibandingkan dengan disimpan dalam refrigerator dan suhu ruang. Quality Of Dry Starter Of Probiotic Yoghurt At Different Temperature During StorageShelf life determination of probiotic yogurt dry starter is useful to obtain the optimal storage conditions for dry starter. The quality of dry starter tested included total lactic acid bacteria/LAB, water content, and Aw value). The quality of the dry starter included total LAB, pH, total titratable acid, protein content, and organoleptic quality. This research used completely randomized factorial design experimental method with two factors. Result showed that temperature and storage time of the dry starter at freezer (-200C) better than storage at refrigerator temperature (5°C) and at room temperature (27°C). The storage temperature of freezer for 8 weeks showed the viability of dry starter cell 6.24 log CFU/g, with total amount of LAB on rehydrated probiotic yogurt 11.52 log CFU/mL, 4.71% water content, pH 4.66, Total titratable acid (TAT) 1.56 and protein content 5.68%. Storage of the starter in freezer produces probiotic yogurt which organoleptically (texture, aroma, taste, consistency and color) were preferred compared to stored in a refrigerator and room temperature.
Pengaruh Penggunaan Pengental Terhadap Karakteristik Fisikokimia Keju Mozarella Susu Sapi Sri Usmiati; nFN Abubakar; Azmier Adieb
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n1.2020.59-67

Abstract

Saat ini penggunaan keju mozarella di Indonesia berkembang pesat. Sejumlah titik kritis menentukan mutu mozarella, antara lain total padatan susu yang tinggi, rennet yang aktif, proses curdling yang baik, mild temperatur saat peregangan/pemuluran (58-65°C). Jika tidak terpenuhi maka mutu mozarella yang dihasilkan kurang baik, antara lain sifat regang yang rendah yang berakibat terhadap kurangnya daya leleh keju. Diperlukan aplikasi bahan pengental berupa hidrokoloid untuk memperbaiki sensori, yaitu memperbaiki sifat kemuluran atau daya leleh mozarella yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisikokimia keju mozarella dengan penambahan hidrokoloid sebagai bahan pengental. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan penambahan hidrokoloid dan satu kontrol tanpa bahan pengental, yaitu: P0 (kontrol); P1 (gellan gum 0,010%); P2 (xhantan gum 0,010%+ gellan gum 0,010%); P3 (pati jagung/maizena 0,125%); dan P4 (susu skim bubuk 0,125%), masing-masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keju mozarella susu sapi dengan perlakuan penambahan pengental berupa hidrokoloid pati jagung (maizena) merupakan keju yang memiliki karakteristik terbaik dengan kadar lemak yang cukup baik (12,08%), tingkat hardness terendah (150,13 g/mm2), lelehan keju yang lembut, serta kecerahan warna yang baik (L= 88,99). The Effect Of Thickener On Characteristics Of Cow Milk Mozarella Cheese.Nowaday, the use of mozzarella cheese is growing rapidly in Indonesia. A number of critical points determine the quality of mozzarella, including high milk total solids, active rennet, good curdling process, mild temperature during stretching (58-65°C). The quality of the mozzarella produced is not good, among others lack of stretching ability causes low melting ability if the critical points are not fulfilled. The application of a hydrocolloid as thickener is needed to improve the sensory that was better stretching ability of mozzarella. The aim of study was to determine the mozzarella physicochemical characteristics use the addition of hydrocolloid as thickener. The study was designed using a completely randomized design with 4 treatments for addition of hydrocolloid and control without thickener, namely: P0 (control); P1 (gellan gum 0.010%); P2 (0.010% xhantan gum + 0.010% gellan gum); P3 (corn starch 0.125%); and P4 (powdered skim milk 0.125%), each repeated 3 times. The results showed that cow milk mozzarella cheese with the treatment of corn starch (maize starch) as thickener was the best cheese with good fat content (12.08%), the lowest hardness level (150.13 g/mm2), smoothy melted cheese and good colour brightness (L value of 88.99).
OPTIMIZATION OF RESISTANT STARCH FROM BANANA FLOUR CV. MAS KIRANA OFF GRADE TO PRODUCE YOGURT PREBIOTIC Ermi Sukasih, STP, MSi; nFN Widaningrum; nFN Setyadjit; Winda Haliza
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v18n1.2021.9-20

Abstract

The banana of CV. Mas Kirana off-grade can be processed into banana flour with high resistant starch content which functions as a prebiotic. This study aims to optimize the content of resistant starch (RS) type 3 in the produce of banana flour. Modified banana flour cv. Mas Kirana with highest RS content will then be used to substitute skim milk in making prebiotic banana yogurt and are analyzed for its sensory properties. Data were processed using design expert 11.0 with three factors, namely X1 (Lactic acid bacterial concentration (LAB), X2 (fermentation time), X3 (retrogradation time). The optimization result was 109 CFU/mL of lactic acid bacteria concentration, 24 hours of fermentation time, and 37,60 hours of retrogradation time. The resulting banana flour cv Mas Kirana has 83,95% of resistant starch, 29,24% of yield, 3,60 of logarithmic lactic acid bacteria, and 4,49 of pH value. Its application to the production of banana yoghurt prebiotic replacing 80% skim milk, was acceptable to panelists in terms of color, aroma, viscosity, taste, and overall acceptance.
KANDUNGAN NUTRISI DAN KUALITAS SENSORIS PRODUK MINUMAN SEREAL SARAPAN BERBASIS FLAKES JAGUNG, JALI, DAN SORGUM Indrie Ambarsari; Retno Endrasari; Restu Hidayah
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n2.2020.108-116

Abstract

Produk sereal sarapan menjadi salah satu pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan sarapan masyarakat modern yang ingin serba cepat dan praktis.  Sayangnya, sebagian besar produk sereal sarapan yang tersedia di pasaran terbuat dari bahan-bahan impor yang sulit dikembangkan di Indonesia.  Jagung, jali, dan sorgum merupakan komoditas serealia lokal yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku produk sereal sarapan.  Kajian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi dan sifat sensoris dari produk sereal sarapan yang dikembangkan dari komoditas serealia lokal, serta memperoleh informasi terkait jenis serealia yang paling tepat untuk digunakan sebagai bahan baku produk sereal sarapan.  Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat taraf perlakuan, yaitu: sereal sarapan jagung, sereal sarapan jali, sereal sarapan sorgum utuh, dan sereal sarapan gandum sebagai kontrol perlakuan.  Masing-masing perlakuan mendapatkan empat kali ulangan.  Dalam rangka meningkatkan kualitas produk akhir maka proses produksi sereal sarapan melibatkan proses fermentasi sereal.  Variabel yang diamati meliputi kadar air, protein, lemak, karbohidrat, energi total, serat pangan, dan tingkat kesukaan berdasarkan uji sensoris.  Data hasil pengujian dianalisis dengan menggunakan one way ANOVA pada taraf signifikansi 5% dan apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test.  Hasil kajian menunjukkan bahwa serealia lokal seperti sorgum, jagung dan jali sesuai untuk dikembangkan sebagai bahan baku produk sereal sarapan.  Produk sereal sarapan berbahan baku tepung sorgum terfermentasi menghasilkan produk akhir dengan kandungan gizi tertinggi, yaitu kandungan protein 11,31 %, lemak 7,12 %, karbohidrat 78,61 %, energi total 230,14 kkal/100 g, dan serat pangan total 27,23 %.  Meskipun demikian, karakteristik sensoris sereal sarapan sorgum, khususnya menyangkut warna dan tekstur, masih perlu ditingkatkan. Nutritional and Sensory Quality of Breakfast Cereal Based-on Corn, Coix, and Sorghum FlakesBreakfast cereal could be the right choice to fulfill modern society's breakfast needs that prioritize the practicality and quickness.  Unfortunately, the breakfast cereals available in the market are generally made from imported materials that were difficult to cultivate in Indonesia.  Corn, coix, and sorghum are local Indonesian cereals that could be developed as a raw material for breakfast cereals.  This study was performed to evaluate the nutritional and sensory properties of breakfast cereals made from local Indonesian cereals, as well as to determine the most suitable raw material of breakfast cereals.  The experimental design used was a completely randomized design with four-level treatments, i.e., corn-based product, sorghum-based product, coix-based product, and wheat-based product as a control treatment, with four replication for each treatment.  In order to optimize the quality of end-products, fermentation was applied in the production process.  The variables observed included moisture content, protein, lipid, carbohydrate, total energy, dietary fiber, and preference level based on sensory analysis.  The data were analyzed using one-way ANOVA with a significance level of 5%, and if there were a significant difference between treatments, it would be continued with the Duncan Multiple Range Test.  The results showed that local cereals such as sorghum, corn, and coix are suitable to be developed as raw material for breakfast cereals.  Breakfast cereal based on fermented sorghum flour has the highest nutritional values among the cereals sample, precisely 11.31% protein, 7.12% lipid, 78.61% carbohydrate, 230 kcal/100g total energy, and 27.23% dietary fiber.  However, sorghum breakfast cereals' sensory characteristics still needed to be improved, especially for its color and texture.
SIFAT FISIKOKIMIA BERONDONG HANJELI (Coix lacryma-jobi L) Kun Tanti Dewandari; Joni Munarso; Rahmawati Rahmawati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v17n3.2020.154-164

Abstract

Hanjeli adalah salah satu tanaman potensial untuk diversifikasi pangan. Karbohidrat dan pati dalam biji hanjeli mirip dengan sereal lainnya seperti gandum, sorgum, jagung. Produk olahan sereal salah satunya adalah berondong yang diperoleh dengan metode puffing. Puffing adalah proses pengolahan pangan yang menyebabkan perubahan struktur sehingga terjadi penggembungan atau perluasan volume akibat pengaruh suhu dan tekanan. Pada penelitian ini dilakukan proses puffing pada biji hanjeli menggunakan microwave dengan perlakuan A (Tingkat Energi) dan B (Waktu proses) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi gelombang mikro yang digunakan dalam proses pengujian popping hanjeli memiliki dampak nyata dengan nilai signifikan <0,05 terhadap kadar air, lemak, karbohidrat. pengujian konten dan organoleptik pada parameter warna dan tekstur dengan tingkat energi sedang. Perlakuan terbaik yang dilakukan pada penelitian ini merupakan produk berondong hanjeli dengan tingkat energi medium dan waktu proses 2,5 menit. Berondong hanjeli tersebut memiliki hasil analisa fisik pada densitas kamba 0,30 %. Berondong hanjeli memiliki hasil analisa kimia pada kadar air 3,59%, kadar abu 0,13%, kadar protein 14,60%, kadar lemak 1,14%, kadar karbohidrat 80,54%, kadar amilosa 11,09%, kadar amilopektin 60,22%. Physicochemical Properties Of Popping Hanjeli (Coix Lacryma-Jobi L)Utilitization of Hanjeli plant has not been done yet because of society’s lack of knowledge. The carbohydrate and starch in Hanjeli seeds are similar to other cereals’ content such as wheat, sorghum, corn and barley. The brunch cereal is the result of puffing process. In this research, the puffing process was done by using the microwave. One of the benefits of this research is to ascertain of puffing process by using the microwave towards Hanjeli seeds. This research used the experimental method with two factors of Completely Randomized Factorial Design (CRFD) which consists of factor A (Power Level) and factor B (Time process) with three times repetition. Analytical techniques that were used were variance or Analysis of Variance (ANOVA) and continued to Post-Hoc Test with Tukey’s test method. Analysis of physical properties which was conducted is bulk density. Analysis of chemical properties which was conducted are water, ash, protein, fat, carbohydrate, amylose and amylopectin. Organoleptic analysis which was conducted are acceptance test (hedonic) and hedonic quality test. Based on the research result of change in the physicochemical properties, the microwave energy which was used in the puffing process to test the popping hanjeli has the real impact with a significant value < α (0.05) towards the popping hanjeli’s quality on the tests of water, fat, carbohydrate content and organoleptic testing on color and texture parameters with medium energy levels. Time usage of popping hanjeli using the microwave has the real impact with a significant value < α (0.05) towards the popping hanjeli’s quality on the tests of water, fat, carbohydrate content and organoleptic testing on color and texture parameters with medium energy level. There is a different interaction between the energy level and time process, it has the real impact with a significant value < α (0.05) towards the popping hanjeli’s quality which at the medium energy level with a time process of 2,5 minutes.

Filter by Year

2004 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue