cover
Contact Name
Dismo Katiandagho
Contact Email
desmonk80@gmail.com
Phone
+6281244121375
Journal Mail Official
keslingjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Manguni 20, Kel. Malendeng, Kec. Paal 2 Kota Manado, Sulawesi Utara
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Lingkungan
ISSN : 20890451     EISSN : 2615188X     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Kesehatan Lingkungan, is a publication media of research articles and reviews of literatur in the field of environmental health, such as Appropriate Technology Environmental Health, Waste Treatment, Water Sanitations, Air Pollution, Waste Management, Occupational Health, Environment Parasitology, Health Entomology, Vector and Pest Control, Mikrobiology and Environmental Epidemiology.
Articles 139 Documents
DIAGNOSIS KOMUNITAS DI KELURAHAN PONGANGAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2011 Dismo Katiandagho; Darwel Darwel; Els I. Kulas
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.536

Abstract

Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, yang di dalamnya menumbuhkan peran serta masyarakat secara aktif dalam pembangunan kesehatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menggali permasalahan kesehatan di masyarakat adalah kegiatan diagnosa komunitas. Diagnosa komunitas adalah kegiatan menggali permasalahan utama yang dihadapi oleh komunitas berdasarkan fakta yang ada dan pengambilan strategi serta rencana tindak lanjut untuk penyelesaian masalah tersebut. Tujuan diagnosis adalah untuk menganalisa masalah kesehatan masyarakat dan menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat di Desa Pongangan Gunungpati. Sampel dalam pelaksanaan diagnosa komunitas dengan metode random sampling yang dilakukan pada 28 rumah tangga, tetapi dalam pelaksanaannya sampel diambil 52 rumah tangga, analisis data dilakukan secara deskriptif. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon. Analisis data yang diperoleh dalam pelaksanaan diagnosa komunitas yaitu dengan penemuan kasus. Hasil analisis diagnisa komunitas menemukan penyakit diare merupakan masalah utama di Desa Pongangan . Masalah kesehatan utama di Desa Pongangan adalah penyakit Diare. Masalah penyakit diare disebabkan oleh : 1). Sanitasi rumah yang kurang baik, perilaku kebersihan perorangan yang rendah. 2). Kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan rendah, tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
FAKTOR RISIKO KONDISI SANITASI RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2012 Jelvi J. Y. Mandolang; Tony K. Timpua; Nasrul E. Santoso
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.227 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.537

Abstract

Menurut data WHO, pada tahun 2009 jumlah kasus TB paru di Indonesia menempati posisi ke-5 setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria, yang memiliki hingga 500 ribu kasus, atau sekitar 5,3 % dari total jumlah kasus di seluruh dunia. Jumlah kasus BTA TB paru ( + ) di wilayah Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa Kerja tahun 2011, sebanyak 70 kasus dengan penemuan yang lebih tinggi sebesar 127%. Di Puskesmas Kawangkoan cakupan rumah sehat pada tahun 2011 sebesar 76,8 % masih di bawah target kementerian kesehatan lebih dari 80 % . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko untuk kondisi sanitasi perumahan terhadap kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Responden adalah 120 terdiri atas fasilitas 60 kasus dan 60 kontrol . Variabel independen yang diteliti adalah kelembaban, luas ventilasi, pencahayaan, lanta, dinding, langit-langit dan kepadatan hunian rumah. Hasil analisis bivariat yaitu ada hubungan antara kelembaban di rumah yang tidak memenuhi syarat dengan penyakit TB paru dalam kasus 80,0 % dan 55,0 % pada kelompok kontrol (OR = 3,273), ventilasi yang tidak memenuhi syarat 75,0 % pada kelompok kasus dan 38,3 % pada kelompok kontrol, (OR = 4,826), pencahayaan tidak memenuhi syarat dalam kasus 36,7 % dan 51,7 % pada kelompok kontrol (OR = 0,542), keadaan lantai 71,7 % tidak memenuhi syarat pada kelompok kasus dan 40,0 % pada kelompok kontrol (OR = 3,794), keadaan dinding tidak memenuhi syarat dalam kasus 55,0 % dan 26,7 % pada kelompok kontrol (OR = 3,361), langit-langit yang tidak memenuhi syarat 66,7 % pada kelompok kasus dan 35,0 % pada kelompok kontrol (OR = 3,714), kepadatan hunian rumah 51,7 % tidak memenuhi syarat % di kelompok kasus dan 31.7 % pada kelompok kontrol (OR = 2,307). Kesimpulan dari penelitian ini adalah: kelembaban, ventilasi, lantai, dinding, langit-langit dan kepadatan rumah tangga adalah faktor risiko untuk kejadian penyakit TB paru, pencahayaan tidak menjadi faktor risiko terhadap kejadian penyakit TBC paru di wilayah kerja Puskesmas Kawangkoan tahun 2012 .
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN GIRIAN INDAH KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG Suwarja Suwarja; Jasman Jasman; Merry Wulan Mailangkay
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.539

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit menular dan menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global . Di Indonesia masih ada sekitar 80% dari daerah endemis malaria. Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian terdapat 112 kasus positif malaria dari 188 kasus yang ditemukan pada 2011, tertinggi kasus di antara semua kecamatan di Kota Bitung. Transmisi tinggi malaria disebabkan oleh adanya pantai , daerah berawa dan air payau dan perkebunan dan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerja, tempat perkembangbiakkan vektor dan kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria di Kecamatan Girian Indah di Kota Bitung. Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel 275 orang yang ditentukan Simple Random Sampling . Pengamatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi square . Berdasarkan hasil uji statistik di Kelurahan Girian Indah jenis pekerjaan tidak ada hubungan dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,468 lebih besar dari nilai α = 0,05, keberadaan perkembangbiakan vektor menunjukkan ada korelasi yang signifikan dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,004 lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan kebiasaan keluar rumah pada malam hari tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,275 atau di atas nilai α = 0,05 .
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI SUMATERA TAHUN 2012 Darwel Darwel
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.540

Abstract

Menurut dasar penelitian medis pada tahun 2007 diperoleh prevalensi TB paru di Indonesia 400/100.000 penduduk sedangkan hasil pada 2010 untuk 725/100.000 penduduk seperti yang dilakukan pada penduduk di Sumatera. Transmisi terjadinya tuberkulosis paru dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah ( ventilasi, pencahayaan, lantai dan kepadatan rumah tinggal). Rendahnya persentase rumah sehat berkontribusi terhadap penularan tersangka TB paru di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru yang berbeda dengan faktor usia, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal di Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel dari populasi penelitian di atas usia 15 tahun di Sumatera, yang berjumlah 38.419 responden. Pasien tuberkulosis paru diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru-paru. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang beresiko pada kejadian TB paru di Sumatera yaitu ventilasi dengan nilai PR 1,314 ( 90 % CI : 1.034,1.670 ), pencahayaan PR 1,564 ( 90 % CI : 1.223,2.000 ) dan kepadatan hunian PR 1,029 ( 90 % CI : 0.798,1.327). Dari model akhir menemukan bahwa hubungan rumah lingkungan fisik dengan kejadian tuberkulosis paru di Sumatera berbeda secara signifikan dengan usia dan jenis kelamin .
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA BANJIR DI KOTA SEMARANG TAHUN 2011 Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.541

Abstract

Flooding is the inundation event (overflow) of water in certain areas as a result of water overflowing river / lake/ sea causing losses both material and non-material to humans and the environment. Disaster surveillance purposes and Matra are: 1) To determine the causes and impacts of flooding, 2) To know the health problems arising from floods, 3) To know the efforts made prior to the flood of catastrophic flooding, 4) To know the efforts made at the time of occurrence of floods, 5) To know the current dilakukanpada efforts after the floods. Methods of Disaster and surveillance activities are conducted descriptive Matra where the author wants to describe how penanggunalan health crisis due to floods in the city of Semarang. Population in Disaster surveillance and Matra were all officers involved in the response to the health crisis Semarang City Health Office and the Provincial Health Office of Central Java. Results of the implementation of surveillance activities and Matra Disaster is the time of flood and post-flood health problems usually arise in various residential areas and public areas are exposed to inundation. Health problems that arise include the following diseases: a) Acute Respiratory Infections (ARI), b) Diarrhea, c) Skin Diseases, d) Gastritis, e) accidents (injuries, electrocution, drowning, etc.), f) leptospirosis, g) Conjunctivitis, h) venomous animal bites (eg snakes, scorpions), i) abdominal typus, etc.. Cases of the disease is often significantly improved, some of which may even be of extraordinary events (KLB) which is not uncommon with death.
TINJAUAN BAKTERIOLOGIS AIR KOLAM RENANG TOAR LUMIMUT DI TAMAN EMAN KECAMATAN SONDER TAHUN 2011 Steven Jacub Soenjono; Elne V. Rambi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.965 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.542

Abstract

Kolam renang adalah pelayanan penunjang pariwisata, biasanya terdapat di hotel dan tempat objek wisata. Untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit maka perlu pengawasan dan pemeriksaan kualitas air yang digunakan di kolam renang dengan baik, benar dan terus menerus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas bakteriologis (coliform dan jumlah total bakteri) di air kolam renang Toar Lumimuut di taman Eman Kecamatan Sonder. Ini merupakan penelitian deskriptif, sampel adalah k air kolam diambil 2 kali sebelum digunakan dan setelah digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri coliform dan angka kuman sebelum digunakan dan setelah yang digunakan tidak memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI 416 1990.
PERILAKU IBU SEBAGAI FAKTOR RISIKO DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Marlyn Magdalen Pandean
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.543

Abstract

Diare merupakan penyakit yang menyebabkan kematian anak usia di bawah lima tahun di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, diare pada Balita mencapai 19% (Profil Dinas Kesehatan, 2010). Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku ibu sebagai faktor risiko diare pada balita di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara menggunakanmetode penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus-kontrol, jumlah sampel sebesar 116 yang terdiri dari 58 kasus dan 58 kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2012. Hasil uji statistik diperoleh nilai X2 = 20.75; p = 0.0000; OR = 6.50 secara signifikan perilaku ibu sebagai faktor risiko diare pada Balita sedangkan lingkungan tidak signifikan sebagai faktor risiko diare pada balita dengan nilai X2 = 0.33; p = 0.56 dan OR = 1.24. Analisis regresi logistik perilaku ibu (p = 0.000; OR = 6.53; 95% CI 2.79 < OR < 15.30) (p = -0.929; OR = 0.96; 95% CI 0.41 < OR < 2.23) (Log likelihood = -69.62; R2 = 0.1341). Disimpulkan bahwa perilaku ibu signifikan sebagai faktor risiko terjadinya diare pada balita yakni sebesar 6.5 kali di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara.
SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MANADO Robinson Pianaung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.536 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.544

Abstract

Waste management basically requires active role of the community, especially in minimizing piles of waste, sorting waste, and making waste more useful. Waste problem at Manado Municipality based on the result of Basic Health Research is unavailability of waste disposal in the house (35.8%) and outside of the house (67.7%). To identify association between attitude and behavior of the community in managing waste at Manado Municipality; to identify large the association between the attitudes and behavior of the community in managing waste at Manado municipality. The study was an observational with cross sectional design and one moment measurement. Samples consisted of 216 responden selected through systematic random sampling technique. Data analysis used univariate, bivariate (product moment correlation). Attitude on waste management well enough (65.3%); and behavior on waste management well enough (60,6%). Score of product moment correlation coefficient (rxy) between and waste management was; attitude 0.507; and behavior 0.601 all with p<0.05. (1) There was correlation between attitude of the community and waste management at Manado municipality; and (2) there was correlation between behavior of the community and waste management at Manado municipality;
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI SUMATERA TAHUN 2012 Darwel Darwel
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.545

Abstract

Menurut dasar penelitian medis pada tahun 2007 diperoleh prevalensi TB paru di Indonesia 400/100.000 penduduk sedangkan hasil pada 2010 untuk 725/100.000 penduduk seperti yang dilakukan pada penduduk di Sumatera. Transmisi terjadinya tuberkulosis paru dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah ( ventilasi, pencahayaan, lantai dan kepadatan rumah tinggal). Rendahnya persentase rumah sehat berkontribusi terhadap penularan tersangka TB paru di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru yang berbeda dengan faktor usia, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal di Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel dari populasi penelitian di atas usia 15 tahun di Sumatera, yang berjumlah 38.419 responden. Pasien tuberkulosis paru diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru-paru. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang beresiko pada kejadian TB paru di Sumatera yaitu ventilasi dengan nilai PR 1,314 ( 90 % CI : 1.034,1.670 ), pencahayaan PR 1,564 ( 90 % CI : 1.223,2.000 ) dan kepadatan hunian PR 1,029 ( 90 % CI : 0.798,1.327). Dari model akhir menemukan bahwa hubungan rumah lingkungan fisik dengan kejadian tuberkulosis paru di Sumatera berbeda secara signifikan dengan usia dan jenis kelamin.
HUBUNGAN PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN GIRIAN ATAS KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG Masryk Kabuhung; Poltje D. Rumajar; Ferdy G. Pakasi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.546

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dewasa ini usaha untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue kian digalakan, baik lewat program pemerintah maupun kesadaran masyarakat. Walaupun upaya kegiatan penanggulangan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat Kota Bitung sudah dapat menurunkan kasus namun masih terjadi peningkatan kasus di wilayah Kelurahan Girian Atas. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dengan kejadian DBD. Jenis penelitian menggunakan metode studi obsevasional analitik dengan rancangan cross sectional study, populasi dalam penelitian adalah seluruh kepala keluarga yang ada di Kelurahan Girian Atas berjumlah 873 orang dan sampel ditentukan sebesar 15 % sampel dimabil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 131orang. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan Kejadian DBD, tidak ada hubungan antara sikap dengan Kejadian DBD dan tidak ada hubungan antara tindakan masyarakat dengan kejadian DBD berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai p = > 0,05. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel yang diteliti mulai dari pengetahuan, sikap dan tindakan ternyata tidak ada hubungan dengan kejadian demam berdarah.

Page 2 of 14 | Total Record : 139