cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Erudio: Journal of Educational Innovation
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2302884X     EISSN : 25498673     DOI : -
Core Subject : Education,
Erudio merupakan Journal of Educational Innovation yang memiliki misi untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian, kajian-kajian dan atau inovasi yang berkualitas dalam bidang pendidikan dan pembelajaran dari segala aspek. guna mempercepat transfromasi dan implementasi ilmu dan teknologi pendidikan dan pembelajaran kepada masyarakat.
Arjuna Subject : -
Articles 178 Documents
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ANTROPOLOGI Hipolitus Kristoforus Kewuel
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 2, No 2 (2014): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.344 KB)

Abstract

Pendidikan di negeri ini hampir selalu menjadi perbincangan tanpa kata sepakat. Selalu saja ada sisi yang tertinggal bahkan terlupakan pada setiap pembicaraan tentangnya. Sistem pendidikan Nasional dan Kurikulum adalah dua bentuk upaya formal tata kelola pemerintahan yang idealnya diharapkan mampu melahirkan generasi manusia Indonesia yang berwawasan Pancasila dan berkharakter Bhineka Tunggal Ika. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menganalisis benang ruwet pendidikan saat ini, tetapi lebih dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran dari kaca mata filsafat antropologi dengan asumsi bahwa melalui sistem pendidikan nasional dan kurikulum, aktivitas pendidikan harus dimulai dari dan diproses terus menerus dalam pemahaman yang benar tentang siapakah makhluk manusia itu dan bagaimana seharusnya ia didekati melalui aktivitas pendidikan. Pertama-tama, manusia harus didekati sebagai makhluk hidup yang memiliki kharakter khas yang berbeda satu dari yang lain dengan kompleksitas afektivitas yang beragam ditambah faktor budaya dan sejarah hidup masing-masing pribadi yang berbeda-beda pula. Kedua, manusia harus didekati sebagai makhluk berpikir yang mengerti, memiliki pengetahuan, dan mampu berbicara mengungkapkan pengetahuan itu sebagai hasil olah pikir yang terus berproses dalam hidupnya dari saat ke saat. Ketiga, manusia harus didekati sebagai makhluk yang memiliki kebebasan dalam menjalani hidupnya sendiri sekaligus sebagai tanda bahwa masing-masing manusia itu unik dan khas. Singkatnya, tulisan ini mau menegaskan bahwa sistem pendidikan nasional dan kurikulum harus juga selalu mempertimbangkan sisi filsafat antropologi sebagai dasar dan patokan dalam setiap program pengembangannya. 
PEMANFAATAN ALAT PERAGA UNTUK PROSES PEMBELAJARAN FISIKA DI SLTA (Studi Persepsi Guru-guru Fisika SLTA di Kabupaten Lombok Timur) Gancang Saroja; Ahmad Nadhir; Sukir Maryanto; Didik Rahadi Santoso; Setyawan P. Sakti
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 2, No 2 (2014): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.825 KB)

Abstract

Proses pembelajaran ilmu Fisika akan lebih menarik dan mudah dipahami siswa jika didukung dengan kegiatan praktikum dan eksperimen di laboratorium. Terkait dengan keterbatasan sarana laboratorium sekolah di SLTA Kabupaten Lombok Timur, Tim Pengabdian  jurusan Fisika UB melakukan kegiatan pelatihan pembuatan alat peraga fisika bagi para guru-guru fisika.Dalam penelitian ini dilakukan studi persepsi, dimana kepada para peserta diberikan angket sebelum dan setelah kegiatan. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah pengukuran tingkat relevansi materi kegiatan yang di sampaikan terhadap kebutuhan guru, pengukuran tingkat kepuasan dari guru yang berperan sebagai peserta, serta umpan balik dan saran dari guru peserta pada tim pengabdianHasil studi menyatakan bahwa materi kegiatan sangat relevan terhadap kebutuhan guru-guru anggota MGMP Fisika di Kabupaten Lombok Timur. Selain itu, para peserta menyatakan bahwa kegiatan sangat memberikan manfaat bagi proses pembelajaran fisika. Sebagai umpan balik, peserta berharap adanya kegiatan yang sama di Lombok Timur dengan durasi waktu kegiatan yang lebih panjang. 
TRANSLATION STRATEGIES ADOPTED BY ENGLISH DEPARTMENT STUDENTS IN COPING WITH NON EQUIVALENCE PROBLEMS Esti Junining
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 2, No 2 (2014): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.664 KB)

Abstract

Translation skill is undoubtedly needed by university students to uncover the problems in understanding textbooks written in English. Despite the need, there are still few students using appropriate strategies to help them comprehend the textbooks. This is due to their lack of understanding in the theories of translation which more or less help them translate the textbooks well. This paper is intended to find out appropriate strategies adopted by English department students in coping with problems with non equivalence. Sixty five English department students have participated in this small survey. The data were collected by asking the students to translate three different genres of texts, from informational text, literary text and news. From the translation process, the students will face problems with non equivalence from each different genre of a text. This small survey revealed the common translation strategies adopted by the English department students in translating informational text, literary text and news. The underlying finding will reveal the typical strategies used to deal with the problems of non equivalence in informational text, literary text and news. At the end of the paper, it is suggested that the students undergo more practice in translation using the seven strategies of translation.
PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI KELAS Srini M. Iskandar
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 2, No 2 (2014): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.671 KB)

Abstract

 Pembelajaran  sains  seyogyanya  lebih  menekankan  pada  proses,  siswa  aktif selama  pembelajaran  untuk  membangun  pengetahuannya  melalui  serangkaian kegiatan  agar  pembelajaran menjadi  bermakna  bagi  siswa. Keterampilan proses sains dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Pada  prinsipnya  keterampilan  dasar  dan  keterampilan  terintegrasi memiliki kesamaan  dalam  hal  merumuskan  permasalahan,  mengumpulkan  data  dan mengajukan solusi pemecahan masalah.Metakognitif  merujuk  pada  berpikir  tingkat  tinggi  yang  melibatkan  kontrol  aktif dalam proses kognitif belajar dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan seperti perencanaan bagaimana pendekatan tugas  belajar  yang  diberikan,  pemantauan  pemahaman,  dan  mengevaluasi kemajuan  penyelesaian  tugas  adalah  metakognitif  alami.  Metakognitif  adalah kemampuan berpikir di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang  terjadi  pada  diri  sendiri.  Dalam  konteks  pembelajaran,  siswa  mengetahui bagaimana  untuk  belajar,  mengetahui  kemampuan  dan  modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar  terbaik untuk belajar efektif. Metakognitif sebagai  suatu  bentuk  kemampuan  untuk  melihat  pada  diri  sendiri  sehingga  apa yang  dia  lakukan  dapat  terkontrol  secara  optimal.  Para  siswa  dengan pengetahuan  metakognitifnya  sadar  akan  kelebihan dan  keterbatasannya  dalam belajar. Artinya saat siswa mengetahui kesalahannya, mereka sadar untuk mengakui bahwa mereka salah, dan berusaha untuk memperbaikinya. Untuk itu guru perlu berusaha melatih siswa agar mempunyai kemampuan metakognitif serta memunculkannya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sains yang merupakan fokus pendidikan sains di Indonesia.
PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP Sri Rahayuningsih
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 2, No 2 (2014): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.148 KB)

Abstract

Problem solving is an important aspect of learning mathematics. The fact indicates that the learning outcomes of students in perimeter and area of the circle is low. Therefore, we need a serious effort to help student master perimeter and area of the circle through problem solving instruction. The aims of this study are to describe: 1) the design of mathematics instruction through problem solving approach to achieve student mastery in perimeter and area of the circle, 2) the student achievement in perimeter and area of the circle through this instruction, and 3) students respond toward this instruction. This study used a qualitative approach and classroom action research design. The subject of this study is eighth grade students in SMP Kartika IV-9 Malang. The result shows that the instruction can achieve mastery learning in perimeter and area of the circle and the students respond is very positive toward this instruction. Therefore, it is suggested to the teachers to apply this instruction in their teaching. 
ANALISIS ANTROPOLOGI PENDIDIKAN TENTANG PENGUATAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TINGGI DALAM TATA PENDIDIKAN GLOBAL Hipolitus Kristoforus Kewuel
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 3, No 2 (2017): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.902 KB)

Abstract

Penilaian mutu pendidikan dewasa ini mendasarkan diri pada dua model penilaian, yakni model penilaian sektoral dan model penilaian esensial. Model penilaian sektoral mendasarkan penilaian pada aspek-aspek tertentu dari sebuah lembaga pendidikan yang dinilai. Misalnya, penilaian mutu kemudahan akses, penilaian mutu ketersediaan sarana dan prasarana, penilaian mutu pengelolaan keuangan, dan lain-lain. Model penilaian esensial mendasarkan penilaian pada keseluruhan aspek kehidupan sebuah lembaga pendidikan. Misalnya, penilaian mutu pengajaran, penilaian mutu penelitian, penilaian mutu pengabdian masyarakat, penilaian transfer ilmu atau korelasi ilmu yang diberikan dengan tuntutan dunia kerja, dan penilaian tentang wawasan internasional sebagai gambaran wawasan global keilmuan. Tahun 2015, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada menduduki peringkat 13, 14, dan 15 untuk Rangking Web of Universities di tingkat ASEAN sedangkan dalam daftar 10 Universitas terbaik ASEAN, tak satu pun Universitas dari Indonesia yang mencatatkan namanya di sana. Untunglah, dalam daftar 100 Universitas terbaik tingkat ASIA dan 800 Universitas terbaik dunia dari 70 negara, Universitas Indonesia masih tampil mewakili Indonesia dengan peringkat 79 dan peringkat di antara 601-800. Data ini menunjukkan bahwa untuk memiliki daya saing tinggi di tingkat ASEAN saja, universitas-universitas di Indonesia harus bekerja keras membenahi mutu kerjanya. Tulisan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan beberapa titik penguatan manajemen mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Hanya dengan cara demikian, universitas-universitas di Indonesia boleh berharap mencatatkan nama di papan-papan Ranking Pendidikan Global.   Kata-kata Kunci: Penguatan Manajemen Mutu, Universitas, Indonesia, Pendidikan Global
Strategies In Teaching English Reading To Visually-Impaired Student Hesti Kartikasari; Riski Lestiono
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 4, No 1 (2017): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.807 KB)

Abstract

Reading is really challenging for visually-impaired students, compared to other skills. The visually-impaired students learn reading skill in a different manner from the majority of students, such as they use Braille book and auditory media due to their inabilities to accommodate the visual teaching media. The visually-impaired students are required to be taught by means of specific strategies. Accordingly, it is of urgency to study further deeper how reading skill is taught in SMA-LB Negeri Pembina Lawang. The specific purposes of this study were describing the strategies used by English teacher, describing the problem faced by English teacher, and explaining how the English teacher solved the problem in teaching reading to the visually impaired student. The qualitative research design was employed in this study. The instruments used were observation checklist, field notes, and interview guide. It is found that there were six strategies used by English teacher in teaching reading to the visually impaired student, namely: (1) identifying the purpose of a text, (2) skimming the text for main ideas, (3) scanning the text for specific information, (4) analyzing the vocabulary, and two other strategies shown by the use of media suchlike (5) e-text strategy and (6) auditory strategy. There were five problems along with the ways to overcome the problems (1) English teacher could not use game-based strategy; (2) the English teacher had difficulty to introduce new vocabulary, but then the English teacher explained it clearly in other ways; (3) the English teacher could not use interactive teaching strategy because the visually impaired student was only one; (4) the English teacher had problem in time management, but then the English teacher gave additional time to teach visually impaired student; and (5) the English teacher had problems in implementing e-text strategy to the visually impaired student because the student had difficulty in understanding the dialect of native speaker (the voice of computer), but the English teacher let the visually impaired student get accustomed to that native like voice.Key Words: Teaching Reading, Teaching Reading Strategies, Visually-Impaired Student
THE USE OF DIARY WRITING TO IMPROVE EIGHT GRADE STUDENTS’ WRITING SKILL AT SMPN 3 MALANG Euis Fauziah Ramadhani; Riski Lestiono
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 3, No 1 (2015): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.841 KB)

Abstract

The research was focused on solving the problems in a classroom and finding out that the diary writing can improve the students’ writing achievement. The research was classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were eight grade students of SMPN 3 Malang, VIII-1 class with total number of students 32. Diary writing was the treatment that had been given during 2 cycles. Additionally, the instruments to collect the data were test and observation field notes. After implementing the diary writing in two kinds of text, descriptive and recount, and analysing the collected data, it is found that the students’ score gradually improved specifically when they wrote recount text. Besides, the changing topics in every meeting were needed to make the students more interested in writing. The researchers found two weaknesses at the first cycle; those were students’ lateness in submitting their diaries which made the researcher also late in giving the feedbacks, and the students’ limited vocabulary which made them tend to use simple sentences and the same vocabularies. Dealing with those weaknesses, the researchers used award strategy. The researchers provided different emoticon stickers that rewarded the students’ punctuality and creativity. In addition, the researchers also conducted a pair work writing activity in the second cycle in order to make the students learn from their friends.Key words: Diary Writing, Writing Skill, SMPN 3 Malang
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEMPERHATIKAN MULTIPLE INTELLIGENCES MAHASISWA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN Febi Dwi Widayanti
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 3, No 2 (2017): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.172 KB)

Abstract

Identifikasi multiple intelligences (MI) dapat membantu pengajar (dosen) mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa dengan tingkat MI yang tinggi dapat diharapkan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking ability) dalam belajar. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reciprocal Teaching. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi Reciprocal Teaching dengan memperhatikan Multiple Intelligences mahasiswa dan untuk mengetahui apakah penerapan strategi Reciprocal Teaching dengan memperhatikan Multiple Intelligences mahasiswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wisnuwardhana Malang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi Reciprocal Teaching memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar pada semester gasal 2014/2015 lebih tinggi dari pada nilai hasil belajar pada semester gasal 2013/2014 yaitu 80,18 dan 69,79. Kata Kunci: strategi pembelajaran, reciprocal teaching, multiple intelligences, kualitas pembelajaran 
INCREASING STUDENTS’ INTERCULTURAL COMMUNICATION COMPETENCE BY UTILIZING BLENDED LEARNING MODEL Sugeng Susilo Adi
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 3, No 2 (2017): ERUDIO (JOURNAL OF EDUCATIONAL INNOVATION)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.385 KB)

Abstract

This article is a summary of a qualitative observation to the students of English Education Program, Brawijaya University, Indonesia. It tries to describe the students’ learning experiences, perception, and expectation about issues related to the contents, that is intercultural communication; and learning methodology, particularly blended learning. As foreign language students, the subjects of this observation need to achieve not only language competence but also intercultural communication competence because when they communicate with people coming from different cultural backgrounds they should understand their communication styles as a part of their culture. Meanwhile, the advancement of information technology and communication (ITC) affects the teaching and learning strategy where blended learning has been very popular applied in some universities. This research employs three parallel classes in Cross Cultural Understanding course. Qualitative observation, document analysis, and online interviews were conducted to gain students pedagogical interaction, learning experiences, and expectation about both intercultural communication competences and blended learning strategy. The study reveals that students have new perspectives about the role of culture in communication especially the use of language as a medium of communication. Students also realize that living in a multicultural society needs an intercultural awareness to avoid misunderstanding caused by prejudice and overgeneralization toward people coming from different cultural background. Abouut the blended learning strategy applied in the course, students find it is interesting. The strategy motivates their learning activities because the media used is similar to social media that have been very familiar with their daily life. Keywords: intercultural, communication, competence, blended learning, awareness, misunderstanding

Page 4 of 18 | Total Record : 178