cover
Contact Name
Nur Ramadhan
Contact Email
nur.ramadhan89@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurselloka@gmail.com
Editorial Address
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh Jl. Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Lr. Biomedis No. 9 Bada Lambaro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Kode Pos 23317
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
ISSN : 25808699     EISSN : 25808923     DOI : https://doi.org/10.22435
Core Subject : Health, Science,
SEL Jurnal Penelitian Kesehatan is a journal managed by Aceh National Agency on Health Research and Development (Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh) twice a year in July and November. This journal provides a forum for exchanging ideas about theory, methodology and fundamental issues related to the world of health which include health sciences, clinical, biology health science, medicine, health education and public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal is intended as a medium for communication among stake holders on health research such as researchers, educators, students, practitioners of Health Office, Department of Health, Public Health Service center, as well as the general public who have an interest in the matter. The submission process is open throughout the year. All texts submitted will be through with peer reviews and editorial reviews before being accepted for publication. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan uses an Open Journal System that requires all authors to register before they are allowed to upload the manuscript they write online. After that, editors, peer reviewers, and writers can monitor the processing of the manuscript.
Articles 70 Documents
BLASTOCYSTIS HOMINIS: PROTOZOA USUS POTENSIAL PENYEBAB DIARE Nova Pramestuti; Dewi Saroh
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 1 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.894 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i1.1409

Abstract

Blastocystis hominis merupakan protozoa usus yang sering menyebabkan diare dan manifestasi gastrointestinal seperti nyeri perut, muntah, dan perut kembung. Penularan melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh kista dengan rute oral-fekal. Manifestasi klinis baru timbul ketika sistem imun dalam tubuh menurun. Prevalensi Blastocystis hominis lebih tinggi pada negara berkembang terkait dengan kebersihan diri yang kurang, paparan dari binatang, dan konsumsi air minum yang terkontaminasi parasit. Blastocystis hominis dapat menginfeksi tubuh manusia secara tunggal atau terdapat parasit lain yang juga menginfeksi. Penularan Blastocystis hominis dari manusia ke manusia lain dapat dicegah dengan menjaga kebersihan perorangan, kebersihan fasilitas umum, mencegah kontaminasi feses dalam makanan dan air, mengupas dan mencuci buah dan sayuran mentah. Blastocystis hominis is an intestinal protozoa that causes diarrhea and gastrointestinal manifestations such as abdominal pain, vomiting, and flatulence. Transmission is through food and water contaminated by cysts with faecal–oral route. Clinical manifestations emerge when the body immune system is low. High prevalence of Blastocystis infection has been reported in developing countries associated with poor personal hygiene, animal exposure, and contaminated water consumption with parasite. Human were infected with a single species of parasite (Blastocystis hominis) or multiple infection with other parasite. Transmission of Blastocystis hominis from human to human can be prevented by maintaining individual hygiene; public sanitation; and preventing oro-fecal contamination; peeling and washing raw fruits and vegetables.
PEMANFAATAN BENGKUANG (PACHYRRHIZUS EROSUS) DAN TAUGE (VIGNA RADIATE) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS Zuriani Rizki; Hastuty Syahnitya
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 6 No 1 (2019): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.31 KB) | DOI: 10.22435/sel.v6i1.1411

Abstract

Tingginya biaya media untuk mengkultur mikroba membuka jalan untuk membuat media alternatif menggunakan bahan baku lokal dengan harga yang murah. Bahan baku lokal yang dapat dijadikan media alami untuk pertumbuhan mikroorganisme diantaranya adalah bengkuang dan tauge. Bengkuang merupakan media alami yang mengandung sumber karbohidrat dan tauge merupakan media alami yang mengandung sumber protein. Penelitian ini bertujuan mencari media alami yang berpotensi untuk pertumbuhan mikroorganisme dengan harga yang murah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif untuk melihat gambaran pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada media alami bengkuang dan tauge. Sampel dalam penelitian ini yaitu bengkuang dan tauge. Hasil penelitian menunjukkan media alami bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan media alami tauge (Vigna radiate) dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang media-media alami yang merupakan sumber karbohidrat dan protein sebagai media alternatif pertumbuhan bagi bakteri. Media bengkuang dan media tauge juga dapat di aplikasikan sebagai media alternatif dalam penelitian laboratorium, terutama bidang mikrobiologi. The exorbitant costs of the microbial culture media paved a way for the production of alternative media using cheap local raw materials. Local raw materials that can be used as natural media for the growth of microorganisms include Pachyrrhizus erosus and Vigna radiate. Pachyrrhizus erosus is a natural medium containing a source of carbohydrates and Vigna radiate are a natural medium containing a source of protein. This study aims to find natural media that has potential for the growth of microorganisms with low prices. The research method used is descriptive method, which is to see a description of the growth of Escherichia coli bacteria and Staphylococcus aureus on natural media of Pachyrrhizus erosus and Vigna radiate. The research samples were Pachyrrhizus erosus and Vigna radiate. The results showed that natural media bengkuang (Pachyrrhizus erosus) and natural media of tauge (Vigna radiate) can be used as alternative media for growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria. Based on the results of the research it can be advised to do further research on natural media which is a source of carbohydrates and protein as an alternative medium for bacterial growth. Media bengkuang and tauge can also be applied as an alternative media in laboratory research, especially in the field of microbiology.
KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS RUJUKAN MIKROSKOPIS KABUPATEN ACEH BESAR Eka Fitria; Raisuli Ramadhan; Rosdiana Rosdiana
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 1 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.547 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i1.1441

Abstract

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ paru-paru dan menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di dunia. Kawasan Asia Tenggara menyumbang 35% seluruh kasus TB yang ada di dunia. TB paru dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi. Salah satu kabupaten di Aceh yang termasuk dalam lima besar kabupaten yang menyumbang 34% kasus baru TB adalah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan di Puskesmas Rujukan Mikroskopis Darul Imarah, Suka Makmur dan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar dengan desain potong yang dilakukan selama 8 bulan, terdiri dari 49 responden berdasarkan total sampling. Penelitian ini bertujuan mendapatkan karakteristik penderita TB paru di 3 PRM Kabupaten Aceh Besar. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan sputum dengan teknik mikroskopis BTA dan metode PCR. Data dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 29 responden penderita TB paru di PRM Darul Imarah, 2 responden di PRM Suka Makmur dan 18 responden di PRM Seulimum. Karakteristik responden penderita TB paru didapatkan berturut-turut: jenis kelamin laki-laki, umur 45-54, 55-64, pendidikan tidak tamat SD dan tamat SMA, dan bekerja sebagai buruh/tani. Pemerintah terus menggiatkan kegiatan penyuluhan kesehatan bagi warga tentang tata cara mencegah TB paru, menemukan pasien TB paru dan melakukan pengobatan yang intensif dan tuntas sampai mereka sembuh. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis that attacks the lungs and a public health threat to the world. Southeast Asia contributes 35% of the whole TB cases in the world.TB can be diagnosed based on clinical symptoms, physical examination, investigation such as laboratory and radiology. One of Aceh districts included in the top five districts contributes 34% new TB cases is Aceh Besar District. The study was conducted in Puskesmas referral microscopis Darul Imarah, Suka Makmur and Seulimum, Aceh Besar District with cross sectional design for 8 months, consist of 49 respondents based on total sampling. This study aims to obtain the characteristics TB patients in 3 Puskesmas referral microscopis Aceh Besar District. Data collection was done by interview and examination microscopic sputum technique BTA and PCR. Data were analyzed descriptively. The results is 29 respondents TB patients in Darul Imarah, 2 respondents in Suka Makmur and 18 respondents in Seulimum as Puskesmas referral microscopis. Characteristics respondents tb male is age between 45 to 54 years, 55 to 64 years and education did not finish primary school, graduate high school, and work as laborer / farmer. The government is continuing to intensify health education activities for community about how to prevent of TB , to finding TB patients and perform intensive treatment until healed.
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, MENSTRUASI DAN ANEMIA DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM Basri Aramico; Nihan Wati Siketang
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 1 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.428 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i1.1444

Abstract

Persepsi yang salah tentang berat badan pada remaja masih menjadi suatu masalah dalam masyarakat. Pola makan erat hubungannya dengan berat badan, status gizi dan satus kesehatan. Status gizi yang optimal akan membentuk remaja sehat dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi, aktivitas fisik, menstruasi, dan anemia dengan status gizi pada siswi MAN Simpang Kiri Subulussalam. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan tanggal 27 Juni s.d 19 Juli 2016. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik total populasi, yaitu jumlah sampel sama dengan jumlah keseluruhan populasi yaitu 59 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square Test. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pemeriksaan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswi MAN Simpang Kiri Subulussalam berstatus gizi normal (69,5%), memiliki asupan gizi kurang (61%), melakukan aktifitas fisik ringan (62,7%), memiliki siklus menstruasi normal (62,7%), dan mengalami anemia (55,9%). Hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik (p-value 0,03) dan siklus menstruasi (p-value 0,012) dengan status gizi. Sedangkan asupan gizi dan anemia tidak berhubungan secara signifikan dengan status gizi. Edukasi tentang asupan gizi yang baik dapat dilakukan oleh pihak sekolah untuk mendukung kesehatan, kreatifitas dan produktivitas remaja. The wrong perception of weight in adolescents is still a problem in society. Diet is closely related to weight, nutritional status and health status. Optimal nutrition status will form healthy and productive adolescents. This study aims to determine the relationship of nutritional intake, physical activity, menstruation, and anemia with nutritional status in adolescents of MAN Simpang Kiri Subulussalam. This research was analytical descriptive with cross sectional design conducted on 27 June - July 19, 2016. Sample determination using total population with sample size 59 people. The statistical test used was Chi Square Test. Data collection was done by interview, weight weighing, height measurement and hemoglobin examination. The results showed that most of the students of Simpang Kiri Subulussalam were normal nutritional status (69.5%), had less nutrition intake (61%), light physical activity (62.7%), had normal menstrual cycle (62.7%) ,and anemia (55.9%). Statistical test results that there was a significant relationship between physical activity (p-value 0.03) and menstrual cycle (p-value 0.012) with nutritional status. While the nutritional intake and anemia did not correlate significantly with nutritional status. Education on good nutrition can be done by the school to support youth's health, creativity and productivity
PROFIL PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI TIGA PUSKESMAS WILAYAH KERJA KABUPATEN PIDIE PROPINSI ACEH Zain Hadifah; Ulil Amri Manik; Andi Zulhaida; Veny Wilya
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 1 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.361 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i1.1446

Abstract

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang paling sering menginfeksi paru-paru. Kasus TB paru di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia. Hal ini disebabkan banyaknya kasus BTA positif sebagai sumber infeksi. Prevalensi kejadian TB paru di Kab. Pidie termasuk tertinggi di propinsi Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penderita tuberkulosis paru di Kabupaten Pidie. Penelitian dilakukan di tiga Puskesmas PRM dengan kejadian TB paru tertinggi di Kab. Pidie, secara observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan pada bulan Oktober dan November 2013. Sampel penelitian merupakan penderita TB paru dengan BTA (+) yang datang berobat 1-3 bulan di puskesmas. Data diambil dengan melakukan wawancara dengan kuesioner, pengukuran kelembaban rumah dan pengamatan lingkungan rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita TB paru sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, usia produktif, menikah dan bekerja dengan pendidikan tertinggi SLTA. Rata-rata penghasilan <1,5 juta rupiah, jumlah anggota keluarga sebagian >4 orang. Kelembaban dalam ruangan sudah baik, tetapi 55 % lingkungan disekitar rumah tampak kumuh. Puskesmas dan tenaga kesehatan dapat meningkatkan promosi tentang TB paru pada masyarakat baik melalui penyuluhan, leaflet, poster dan media lainnya terutama bagi yang beresiko terhadap penularan TB agar masyarakat lebih menjaga kesehatan individu dan lingkungan rumah tinggal. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis and a threat to health. Prevalence of pulmonary TB in Pidie District is among the 5 regions with the highest in Aceh. This study aimed to know the profile of patients with pulmonary TB in Pidie District. The study was located the 3 public health center with the highest incident of pulmonary TB in Pidie District. The study used a cross sectional approach in October and November 2013. The sample is patient of BTA positif TB who came treatment for 1-3 months to the public health center. The collection of data was conducted with interview using questionnaire, the measurement of humidity and observation housing. The results showed that patients pulmonary TB were men, productive age, marital status and worker with the highest education was graduated from high school. Family income per month below 1,5 millions rupiah. The number of family members is mostly over 4 people. Humidity in the room is good, but 55% of the neighborhood around the house looks shabby. Community health centers and health workers can improve the promotion of pulmonary TB in the community through counseling, leaflets, posters and other media especially for those at risk of TB transmission in order to better protect the individual's health and the home environment.
MALARIA DAN PERAN MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMAHAMAN TENTANG MALARIA PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Veny Wilya; Andi Zulhaida; Yasir Yasir
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 1 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.736 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i1.1447

Abstract

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, melindungi dan mempengaruhi lingkungan, perilaku, serta kualitas kesehatan. Media sebagai alat bantu komunikasi diperlukan agar masyarakat mendapatkan informasi mengenai usaha pengendalian dan pencegahan malaria. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran media komunikasi dalam memahami konsep malaria. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang. Pemilihan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan besaran sampel menggunakan rumus lemeshow. Jumlah sampel pemeriksaan darah jari secara mikroskopis sebanyak 888 responden dan sampel wawancara sebanyak 232 responden dengan rincian Kecamatan Padang Panjang 82 responden, Beutong 75 responden, dan Alue Bilie 75 responden. Hasil pemeriksaan darah jari menunjukkan bahwa tidak ditemukan Plasmodium sp. pada responden di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 94,7% responden di Kecamatan Beutong, 85,30% responden di Kecamatan Alue Bilie, dan 76,80% di Kecamatan Padang Panjang memahami dengan baik konsep malaria. Media komunikasi yang paling berperan dalam penyebarluasan informasi di Kecamatan Padang Panjang (74,4%), Kecamatan Alue Bilie (45,3%), dan Kecamatan Beutong (42,7%) adalah televisi. Media yang mempunyai peran paling kecil di Kecamatan Beutong (1,3%) dan Padang Panjang (1,2%) adalah majalah, sedangkan di Kecamatan Alue Bilie (2,7%) adalah radio. Promosi kesehatan melalui media televisi perlu ditingkatkan karena dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Health promotion is a process of society empowerment to maintain, improve, protect and influence environment, behavior, and health quality. Media as a communication tool is needed to get information of society about the effort of controlling and preventing malaria. The aim of this research was to know the role of communication media in understanding the concept of malaria. This research is descriptive with cross sectional design. The sample selection was done by simple random sampling with sample size using lemeshow formula. Number of samples of microscopic blood examination were 888 respondents and 232 respondents were interviewed with details (Padang Panjang Sub-district 82 respondents, Beutong 75 respondents, and Alue Bilie 75 respondents). The result of finger blood examination showed that Plasmodium sp. was non found in respondents at Nagan Raya District Aceh Province. The interview result shows that 94,7% of respondents in Beutong Sub-district, 85,30% of respondents in Alue Bilie Sub-district, and 76,80% in Padang Panjang sub-district understand well malaria concept. The most communication media role of disseminating information in Padang Panjang Sub-district (74.4%), Alue Bilie Sub-district (45.3%), and Beutong Sub-district (42.7%) were television. The smallest media role in Beutong Sub-district (1.3%) and Padang Panjang (1.2%) was magazine, while in Alue Bilie Sub-district (2.7%) was radio. Health promotion through television media needs to be improved because it can reach all levels of society.
EFEK EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN LAMUN[ENHALUS ACOROIDES (L.F) ROYLE] TERHADAP KADAR MDA DAN GSH MENCIT JANTAN TUA Novita Rina Antarsih
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 2 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.771 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i2.1449

Abstract

Pada laki-laki tua akan mengalami penurunan kualitas hidup dan infertilitas yang disebabkan oleh akumulasi stres oksidatif karena peningkatan kadar malondialdehyde (MDA), dan penurunan antioksidan glutathione (GSH). Daun Enhalus acoroides mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etil asetat daun lamun [Enhalus acoroides (L.f.) Royle] terhadap stres oksidatif mencit jantan tua. Metode penelitian ini secara eksperimental in vivo, menggunakan hewan coba mencit putih (Mus musculus). Mencit jantan galur DDY yang dibagi dalam 8 kelompok yaitu 2 kelompok tanpa perlakuan atau tidak diberi apapun sebagai kontrol negatif (DK dan TK); 2 kelompok kontrol positif diberi minyak zaitun (DP1 dan TP1); dan 4 kelompok diberikan ekstrak dengan berbagai konsentrasi. (DP2, DP3, TP2, TP3). Kelompok perlakuan diberikan ekstrak dan minyak zaitun selama 14 hari dengan 4 kali ulangan. Pengukuran kadar MDA dan GSH mencit jantan tua yang diberi ekstrak dengan mencit jantan tua tanpa perlakuan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0.005). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian ekstrak daun Enhalus acoroides tidak menyebabkan adanya perbedaan pada tingkat stres oksidatif. The decline in the quality of life and infertility will occurs generally in older men is caused by the accumulation of oxidative stress due to increased levels of malondialdehyde (MDA), and decreased antioxidant glutathione (GSH). The leaves of Enhalus acoroides contain antioxidants that can counteract free radicals. This research was conducted to find out the effect of ethyl acetate seagrass extract Enhalus acoroides to oxidative stress of old male mice. The method of this research experimentally in vivo, using male mice (Mus musculus). The mice which are divided into 8 groups ie 2 groups without treatment or not given anything (DK and TK); 2 group were given olive oil (DP1 and TP1); and 4 groups were given extracts with various concentrations. (DP2, DP3, TP2, TP3). Treatment group was given extract and olive oil for 14 days with 4 replications. Measurements of MDA and GSH levels of old male mice extracted with old male mice without treatment showed no significant difference (p> 0.005). Thus it can be concluded that the administration of Enhalus acoroides leaf extract did not cause any difference in oxidative stress level.
IDENTIFIKASI KONTAMINASI CACING USUS PADA MAKANAN SIAP SAJI DI KOTA BANDA ACEH Faridah Hanum; Nurhayati Nurhayati
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 2 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.908 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i2.1461

Abstract

Infeksi cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan di daerah tropis. Penyakit ini ditularkan melalui tanah, disebut soil transmitted helmints (STH). Sayuran yang disajikan mentah dapat menjadi agen transmisi telur cacing. Kota Banda Aceh sebagai representasi masyarakat Aceh sekaligus daerah wisata kuliner bagi wisatawan menyediakan banyak sekali menu sayuran sebagai pendamping menu makanan utama, misalnya Oen kayee lambai (lalapan khas Aceh) sampai aneka kuliner khas nusantara. Jenis kuliner baru seperti ayam penyet, ayam lepas, pecel lele, tahu goreng dan burger disajikan dengan sayuran mentah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kontaminasi STH pada sayuran mentah yang disajikan sebagai pendamping aneka kuliner di Kota Banda Aceh. Jenis penelitian adalah survey dengan pendekatan “Explanatory laboratory research”. Sampel dipilih sebanyak 33 warung kuliner berdasarkan total populasi warung pada titik-titik sentra kuliner di Banda Aceh, yaitu Peunayong, Simpang Surabaya dan Darussalam. Unit analisisnya adalah sayuran mentah, yaitu selada, kubis, kemangi, timun dan tomat; sumber air dan cara pengelolaan sayuran. Berdasarkan penelitian ditemukan 27.3% sampel positif. Hasil identifikasi telur STH adalah telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Untuk itu diperlukan edukasi kemanan pangan dan penelitian lanjutan secara kimiawi pada sayuran yang disajikan bersama makanan siap saji. Intestinal worm infection is one of the health problems in the tropics. The disease is transmitted through the soil, is called soil transmitted helmints. The vegetables were served raw can be the agent of the worm's egg transmission. Banda Aceh city as a representation of the Acehnese community as well as a culinary tourism area for tourists who provide vegetable menu as a main food menu companion, in example Oen kayee lambai to various national culinary specialties. New culinary types such as ayam penyet, ayam lepas, pecel lele, fried tofu and burgers were served with raw vegetables. This study aims to identify the soil transmitted helmints contamination on raw vegetables served as a culinary companion in Banda Aceh City. This research is a descriptive survey with laboratory approach. Samples were selected as many as 33 culinary stalls based on the total population of stalls at the culinary centers in Banda Aceh; Peunayong, Simpang Surabaya and Darussalam. The analysis unit is raw vegetables as lettuce, cabbage, basil, cucumber and tomato; water source and ways of vegetables manage. Based on the study found 27.3% positive samples. Type of worm eggs found are roundworm (Ascaris lumbricoides) and whipworm (Trichuris trichiura). Therefore, it is necessary to educate the food safety and the chemically advance research of on vegetables served with fast food.
DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN TEKNIK PCR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS DARUL IMARAH Raisuli Ramadhan; Eka Fitria; Rosdiana Rosdiana
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 2 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.987 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i2.1463

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah utama kesehatan.TB menjadi penyebab kematian kedua terdepan penyakit menular di dunia. Indonesia menduduki peringkat kedua terbanyak setelah India dari enam negara yang menyumbang 60% dari total kejadian TB. Mycobacterium tuberculosis dapat dideteksi pada sputum dengan pemeriksaan mikroskopis, teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), dan kultur bakteri. Aceh Besar menjadi urutan ketiga terbanyak penderita TB dan menyumbang 34 % jumlah seluruh kasus baru di Aceh. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dengan pemeriksaan mikroskopik dan teknik PCR pada penderita tuberkulosis paru yang sudah menjalani pengobatan 2 bulan sampai 6 bulan di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah sampel minimal 29 pasien TB aktif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan sputum secara mikroskopis dan teknik PCR. Data dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan dari 29 responden hanya 1 sampel yang positif (3,4%) secara mikroskopis, sedangkan pemeriksaan dengan teknik PCR ditemukan 19 sampel yang positif (65,5%). Akurasi deteksi Mycobacterium tuberkulosis dengan teknik PCR sangat tinggi. Mycobacterium tuberkulosis yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan mikroskopis (BTA) dapat dideteksi dengan teknik PCR. Sebaiknya hasil negatif pada pemeriksaan BTA secara mikroskopik dilanjutkan dengan teknik PCR guna menghindari salah diagnosis, mengingat PCR akurasinya tinggi. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis is still a major health problem. TB is the second leading cause of death of infectious diseases in the world. Indonesia was ranked second after India from six countries accounted for 60% of total TB incidence. Mycobacterium tuberculosis can be detected on sputum by microscopic, Polymerase Chain Reaction (PCR) technic and culture. Aceh Besar District became the third largest TB patient and accounted for 34% of all new cases in Aceh province. The study aims to detect Mycobacterium tuberculosis by microscopic and PCR in patients with pulmonary tuberculosis who have been undergoing treatment for 2 months to 6 months at Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar District with a sample size of at least 29 active TB patients. Data was collected by interview, sputum microscopic and PCR method. Data were analyzed descriptively. The results showed of 29 respondents only 1 positive samples (3.4%) are microscopic, while the examination with the PCR technic found 19 positive samples (65.5%). Accuracy of Mycobacterium tuberculosis detection with PCR technique is very sensitive. Mycobacterium tuberculosis undetected by microscopic (Gram positive basil) and detected by PCR technique. Should a negative result in microscopic and followed by PCR technique to avoid incorrect diagnosis as the accuracy of PCR technic.
FTA CARDS SEBAGAI TEMPAT PENYIMPANAN SPESIMEN YANG OPTIMAL DAN SESUAI DENGAN ASPEK BIOSAFETY Risqa Novita
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 2 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.757 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i2.1469

Abstract

Pengambilan spesimen di lapangan, terutama di daerah terpencil memiliki risiko karena memerlukan rantai dingin agar spesimen tetap dalam kondisi segar. Namun fasilitas laboratorium di daerah terpencil masih banyak yang kurang lengkap seperti tidak terdapat freezer untuk menyimpanan spesimen, dan transportasi ke daerah terpencil memerlukan waktu lama. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan suatu teknik penyimpanan yang tidak membutuhkan freezer dan sesuai dengan aspek biosafety karena spesimen mengandung partikel infeksius. FTA cards merupakan teknologi terbaru untuk penyimpanan dan penanganan spesimen yang sesuai drengan aspek biosafety namun hingga saat ini pemakaian FTA cards masih belum banyak digunakan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengkaji FTA cards dari berbagai aspek agar menjadi rujukan dalam memilih tehnik penyimpanan spesimen dibandingkan dengan metode konvensional sehingga para pembaca dapat mengetahui kegunaan FTA cards secara luas yang dapat dipakai dalam surveilans penyakit menular dan penyakit tidak menular. Tulisan ini merupakan kajian dari literatur-literatur yang ada di Google scholar dan Pubmed, dengan pencarian menggunakan kata kunci FTA cards, biosafety dan penyimpanan spesimen. Berdasarkan hasil dari penelusuran literatur, didapatkan hasil bahwa FTA cards dapat digunakan sebagai media penyimpanan spesimen. Spesimen yang dapat diteteskan ke atas permukaan FTA cards adalah darah, serum, cairan tubuh, feses dan organ tubuh hewan lainnya seperti nyamuk. FTA cards dapat direkomendasikan sebagai tehnik penyimpanan spesimen pada surveilans penyakit menular dan penyakit tidak menular namun memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan penyimpanan konvensional Collecting of infectious specimens in the field, particularly in the remote areas is risky, because they need cold chain for keep it fresh. Unfortunately, the facilities of laboratory in remote areas are not complete. There are no freezer to storage the specimens and the transportation to the remote areas limited. To solve the problem, there should be a storage technique which do not need the freezer and related to biosafety aspect, because the specimen are infectious. FTA cards is the latest technology for storage and handling specimens which related to biosafety aspect, but until now FTA cards is not widely used. The purpose of this writing is to review FTA cards from various aspects and compared it with the conventional storage, so the readers would know about the widely usage of FTA cards, especially in surveillance of infectious diseases. The methods of this writing is study from the literatures on google scholar and pubmed , by using keywords FTA cards, biosafety and storage specimen. Based on the results of tracing the literatures, obtained the results that FTA cards could be used as a storage specimens. Blood, serum, body fluids, faeces and body organs from animals as the mosquito can drizzling upon the surface of FTA cards. FTA cards can be recommended as the best storage technique of the specimen on surveillance of infectious disease and non infectious diseases but FTA cards are more expensive compared with the conventional storage