cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei" : 21 Documents clear
Pengaruh Konsentrasi IgY Induk yang Berbeda Terhadap Gambaran Darah Anak Ayam Sentul Melly Pratiwi Setyawati; Niken Ulupi; Sri Murtini; Cece Sumantri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.147 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.7609

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran sel darah putih dan sel darah merah sebagai indikator ketahanan tubuh pada anak ayam sentul. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam betina dan 20 ekor ayam jantan yang dikawinkan, masing masing terdiri dari 10 ekor ayam dengan konsentrasi IgY tinggi dan 10 ekor ayam dengan konsentrasi IgY rendah. Berdasarkan hasil perkawinan tersebut diperolah 34 ekor anak ayam yang terdiri dari 17 ekor anak ayam yang berasaldari induk dengan konsentrasi IgY rendah. Parameter yang diamati meliputi gambaran sel darah merah (eritrosit, hematocrit dan indeks eritrosit) dan gambaran sel darah putih (leukosit dan diferensiasinya). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan, semua perlakuan diulang 10 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan t-test program SAS.  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi IgY pada induk tidak mempengaruhi sel darah merah dan sel darah putih. Namun terdapat kecendrungan nilai limfosit yang rendah dan H/L yang tinggi pada anak ayam yang berasal dari induk dengan konsentrasi IgY rendah. Hasil ini mengindikasi bahwa anak ayam yang berasal dari induk dengan konsentrasi IgY rendah lebih rentan terhadap cekaman panas. Kata Kunci: ayam sentul, IgY,  gambaran darah, ketahanan tubuhABSTRACTThis study was to aim the description of white blood cells and red blood cells as indicators of immunity in Sentul chicks. This study used 20 hen chickens and 20 cock-chicken mated, consisting of 10 chickens with high IgY concentration and 10 chickens with low IgY concentrations. Based on the results of mating, 34 chicks were obtained consisting of 17 chicks that were from the hen with low IgY concentration. The parameters observed included the description of red blood cells (erythrocytes, hematocrit and erythrocyte index) and the description of white blood cells (leukocytes and their differentiation). The experiment was conducted as a completely randomized design with 2 treatments, all treatments were repeated 10 times. The data obtained were analyzed using the SAS program t-test. The results of this study indicate that the difference in IgY concentration in the hen did not effect on red blood cells and white blood cells. However, there is a tendency for low lymphocyte values and high H/ L in chicks originating from hens with low IgY concentrations. These results indicate that chicks from hens with low IgY concentrations are more susceptible to heat stress.Keyword: blood picture, IgY, immunity, sentul chicken
Strategi Pengembangan dan Diversifikasi Sapi Potong di Jawa Timur Soetriono Soetriono; Djoko Soejono; Dimas B. Zahrosa; Ariq Dewi Maharani; Amam Amam
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.21 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5571

Abstract

ABSTRAK                                                                        Penelitian bertujuan untuk mengetahui peramalan populasi sapi potong, diversifikasi produk daging sapi potong, dan strategi pengembangan sapi potong di Jawa Timur. Penelitian dilakukan di Jawa Timur. Metode yang dipergunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif dan korelasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dan FGD dan data sekunder yang diambil dari BPS, dinas terkait, buku-buku referensi dan internet. Metode analisis data menggunakan analisis time series menggunakan metode Box-Jenkins (ARIMA) dengan Eviews, analisis nilai tambah dan analisis SWOT. Hasil yang diperoleh dari peramalan produksi sapi potong pada tahun 2017 hingga 2022 cenderung meningkat. Diversifikasi produk pengolahan sapi potong yaitu bakso dan abon daging. Hasil analisis nilai tambah, margin untuk keuntungan usaha bakso yaitu 22,18%, lebih kecil daripada marjin pendapatan atau imbalan tenaga kerja yaitu 32,73%. Margin untuk keuntungan industri usaha abon daging yaitu 23,12%, lebih besar daripada marjin pendapatan atau imbalan tenaga kerja yaitu 18,29%. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi kompetitif relatif dan berada pada kuadran SPEKULATIF dengan nilai IFAS 1,99 dan EFAS 3,72. Pengembangan sapi potong di Jawa Timur memiliki peluang yang prospektif akan tetapi produsen belum mampu mengembangkannya.Kata Kunci : diversifikasi, populasi, spi potong, strategi pengembanganABSTRACTThe purpose of this research was to forecast beef cattle population, diversification of beef products, and strategies of developing beef cattle in East Java. The study was conducted in East Java. The method used in this study was descriptive and co-relational methods. The data used in this study are primary data obtained by conducting direct interviews and FGDs; and secondary data taken from BPS, related agencies, reference books, and the internet. The method of data analysis used was time series analysis using the Box-Jenkins (ARIMA) method with Eviews, value-added analysis, and SWOT analysis. The results obtained from forecasting beef cattle production in 2017 to 2022 show an increased trend. Diversification of beef processed products are meatballs (bakso) and meat floss (abon). The results of value-added analysis showed the margin for the profit of the meatball business was 22.18%, relatively smaller than the income margin or labor benefits, which was 32.73%. The margin for the industrial profits of the shredded meat business was 23.12%, which was greater than the income margin or labor benefit (18.29%). The results of the SWOT analysis indicated that the relative competitive position is in the SPECULATIVE quadrant with IFAS value of 1.99 and EFAS 3.72. This means that beef cattle development in East Java has a prospective opportunity but producers have not been able to develop it.Keywords: beef, diversification, development strategy, population
Daya Hidup Spermatozoa Sapi Limousin yang Dipreservasi dengan Pengencer Tris dan Berbagai Konsentrasi Sari Kedelai Jacky Setiofan Coester; Abrani Sulaiman; Muhammad Rizal
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.472 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.6023

Abstract

ABSTRAK                                                                        digunakan sebagai salah satu bahan pengencer semen pengganti kuning telur ayam. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sari kedelai dalam pengencer Tris terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa sapi limousin yang dipreservasi pada suhu 5oC. Semen ditampung dengan vagina buatan. Semen segar yang memenuhisyarat dibagi kedalam empat buah tabung reaksi yang masing-masing berisi pengencer perlakuan, yakni: 80% pengencer dasar Tris + 20% kuning telur (Tris), 97% pengencer dasar Tris + 3% sari kedelai (SK3), 95% pengencer dasar Tris + 5% sari kedelai (SK5), dan 93% pengencer dasar Tris + 7% sari kedelai (SK7). Semen yang telah diencerkan disimpan di dalam refrigerator pada suhu 5oC, dan dievaluasi motilitas dan viabilitas spermatozoa setiap hari hingga hari kelima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas dan viabilitas spermatozoa di dalam pengencer Tris nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan spermatozoa di dalam pengencer SK3, SK5, dan SK7 selama empat hari penyimpanan. Berdasarkaan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengencer Tris-kuning telur lebih baik dalam mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa sapi limousin dibandingkan dengan pengencer Tris-sari kedelai yang dipreservasi pada suhu 5°C. Pengencer Tris dengan konsentrasi 3% sari kedelai lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 5% dan 7%.Kata Kunci : sapi limousine, sari kedelai, semen, trisABSTRACTSoybean contains anlecithin (phosphatidyl choline), that has the potential to be used as substitute for chicken egg yolk as one of the semen extender compound. The aim of this research was to examine the effect of soybean juice in Tris extender on the motility and viability of Limousin cattle spermatozoa preserved at 5oC. Semen was collected using artificial vagina. Fresh semen was divided into four tubes containing a treatment extender, i.e. 80% Tris base extender + 20 egg yolk (Tris), 97% Tris-based extender + 3% soybean juice (SJ3), 95% Tris-based extender + 5% soybean juice (SJ5), 93% Tris-based extender + 7% soybean juice (SJ7), respectively. Diluted-semen was preserved in refrigerator at 5oC, and evaluation of spermatozoa motility and viability were conducted on daily basis up to five days. The result showed that percentages of motility and viability of spermatozoa in Tris-yolk extender were significantly (P<0.05) higher than spermatozoa in SJ3, SJ5, and SJ7extenders during four days of storage. In conclusion, Tris-yolk extender is better than Tris-soybean juice in maintaining the spermatozoa motility and viability of Limousin cattle preserved at 5°C. Tris extender containing 3% soybean juice is better than 5% and 7%.Keywords: limousin cattle, semen, soybean juice, tris
Kolesterol, Asam Urat, dan Glukosa Darah Ayam Buras yang Diberi Pakan dengan Ramuan Herbal dan Ekstrak Kerang Bakau (Polymesoda erosa) Takdir Saili; Rahim Aka; Fuji Astuty Auza; Wa Laili Salido; Awal Maulid Sari
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.494 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5652

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan ramuan herbal yang dikombinasikan dengan ekstrak kerang bakau (Polymesoda erosa) di dalam pakan terhadap kadar kolesterol, asam urat dan glukosa darah ayam buras. Penelitian menggunakan 100 ekor ayam buras yang dipelihara mulai dari umur satu hari (DOC) sampai dengan umur 16 minggu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas R0 (pakan basal + 0% probiotik herbal + 0% ekstrak kerang bakau), R1 (pakan basal + 0,75% probiotik herbal + 1,5% ekstrak kerang bakau), R2 (pakan basal + 1,5% probiotik herbal + 3% ekstrak kerang bakau), R3 (pakan basal + 2,25% probiotik herbal + 4,5% ekstrak kerang bakau) dan R4 (pakan basal + 3% probiotik herbal + 6% ekstrak kerang bakau). Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan kolesterol darah yang diperoleh adalah berturut-turut 185,00±7,30 (P0), 185,75±6,80 (P1), 153,25±19,06 (P2), 167,75±17,72 (P3), 214,00±19,18 (P4). Rataan asam urat dalam darah yang diperoleh adalah 3,95±0,58 (P0), 6,70±4,23 (P1), 4,10±0,64 (P2), 4,32±1,27 (P3), 6,30±2,27 (P4). Sedangkan rataan glukosa darah yang diperoleh adalah 231±20,19 (P0), 188,50±24,63 (P1), 223,50±32,19 (P2), 227,25±68,61 (P3), 236,50±28,43 (P4).   Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ramuan herbal dan ekstrak kerang bakau dalam pakan dapat mempengaruhi kadar kolestrol darah, namun tidak mempengaruhi kadar asam urat dan glukosa darah ayam buras. Kadar kolesterol darah terendah diperoleh pada perlakuan R2 dan R3 yang nyata berbeda dengan perlakuan R0, R1 dan R4.Kata Kunci: ayam buras, ramuan herbal, kolesterol, asam urat, glukosa darah.ABSTRACTKeywords:  blood glucose, cholesterol, herbal concoction, uric acid, village chickenThe objectives of this research was to evaluate the effect of agricultural by product-based feed supplemented with herbal concoction (HC) and mud clams extract (MC) on blood cholesterol, uric acid and blood glucose concentration. Completely randomized design was used with 4 treatments and 4 replications.  Ninety day old chick of local village chicken was used in this experiment and kept up to 16 weeks during the experiment. The treatments consisted of basal feed (R0), basal feed + 0.75% HC + 1.5% MC (R1), basal feed + 1.5% HC + 3.0% MC (R2), basal feed + 2.25% HC + 4.5% MC (R3), basal feed + 3.0% HC + 6.0% MC (R4).  All data were analyzed using analysis of variance and different between treatments were proved using Duncan multiple range test. The results showed that the concentrations of blood cholesterol gained (mg/dl) were 185.00±7.30 (P0), 185.75±6.80 (P1), 153.25±19.06 (P2), 167.75±17.72 (P3), 214.00±19.18 (P4). The concentration of uric acid gained (mg/dl) were 3.95±0.58 (P0), 6.70±4.23 (P1), 4.10±0.64 (P2), 4.32±1.27 (P3), 6.30±2.27 (P4). Whereas, the glucose concentration gained (mg/dl) were 231.00±20.19 (P0), 188.50±24.63 (P1), 223.50±32.19 (P2), 227.25±68.61 (P3), 236.50±28.43 (P4). Based on variance analysis it was concluded that the treatments gave a significant effect (P<0.05) on blood cholesterol concentration, but had no effect (P>0.05) on uric acid and blood glucose concentration. Blood cholesterol concentrations were significant lower in treatment R2 and R3 compared to treatment R0, R1 and R4.Keywords:  blood glucose, cholesterol, herbal concoction, uric acid, village chicken
Tampilan Kesuburan Sapi Bali Induk yang Dikawinkan Langsung dengan Pejantan dan Inseminasi Buatan Ketika Estrus Hasil Sinkronisasi Menggunakan PGF2α Petrus Kune; Rini Widyastuti; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.007 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.7142

Abstract

ABSTRAKAngka kebuntingan sapi bali yang mengalami sinkronisasi estrus dan diinseminasi pada saat estrus muncul masih di bawah 50%. Akan tetapi, persentrasi gejala estrus yang muncul setelah sinkronisasi selalu di atas 85%.  Oleh karena itu, penelitian untuk mengevaluasi tingkat kebuntingan sapi bali setelah sinkronisasi, deteksi estrus dan perkawinan baik kawin alam maupun inseminasi telah dilakukan dengan menggunakan 67 ekor sapi bali induk umur 4-6 tahun yang mempunyai corpus luteum periodik. Penelitian dilakukan sebanyak empat tahap dengan masing-masing tahap selama 22 hari. Semua sapi percobaan dipelihara secara intensif pada 5 pedok yang terpisah dan setiap pedok ditempatkan 4 ekor sapi bali induk dan seekor pejantan. Hormon estron digunakan untuk sinkronisasi induk sapi percobaan dengan dosis 5 ml/ekor secara intra muscular, selanjutnya dilakukan induk sapi dikawinkan pada hari pertama sampai kelima setelah sinkronisasi dan deteksi estrus. Deteksi estrus diperpanjang sampai dengan akhir siklus estrus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,05% sapi percobaan mengalami estrus setelah sinkronisasi sedangkan gejala estrus muncul mulai hari pertama sampai hari kelima (rata-rata hari ke 3) setelah sinkronisasi.  Angka kebuntingan yang diperoleh rata-rata 27,87%.  Estrus alami (terjadi setelah estrus sinkronisasi) mulai muncul setelah 6-13 hari (rata-rata 8 hari) estrus hasil sinkronisasi muncul.Kata Kunci: estrus, kebuntingan, PGF2α  Therefore, the experiment related to evaluation of conception rate of bali cow following synchronization, estrus detection and natural mating or artificial insemination was conducted using 67 bali cow aged 4-6 y.o. that has periodic corpus luteum. The experiment was conducted in four sequent periods (22 days each).  All animal was kept intensively in 5 separate paddocks where each paddock was allocated five animals (4 cows+1 bull).  Estron contained PGF2α was injected intramuscular (5 ml/head) to all cows for synchronization while mating (natural mating and artificial insemination) was conducted during 1-5 days following synchronization and estrus detection.  Estrus detection was prolonged up to the end of estrus cycle. The results showed that 91.05% of synchronized cow was estrus, while the estrus sign occurred on day 1-5 (day 3 in average) after synchronization. Conception rate gained in this experiment was 27.87%.  Natural estrus that occurred following synchronized estrus varied between 6-13 days (8 days in average) after synchronized estrus occurred.Keywords: conception, estrus, PGF2α, synchronization  
Pengaruh Jarak Tanam pada Pertumbuhan Beberapa Varietas Sorgum Hybrid Sebagai Sumber Pakan Hajar Hajar; Luki Abdullah; Didid Diapari
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.259 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5857

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan pada beberapa varietas sorgum hybrid, serta menetapkan jarak tanam yang optimal pada tanaman sorgum. Penelitian ini  dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Agrostologi Fakultas Peternakan IPB. Perlakuan dalam penelitian ini disusun secara faktorial (3x2) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan empat ulangan.  Faktor pertama adalah varietas 12FS9006, 13FB7001 dan 12S49001. Faktor kedua adalah  jarak tanam 25x25 cm dan 25x40 cm. Hasil penelitian menunjukan varietas sorgum berpengaruh sangat nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman, diameter-2 batang, lebar, panjang dan jumlah daun.  Interaksi antara varietas dan jarak tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan. Demikian dengan jarak tanam tidak memberikan pengaruh nyata. Kesimpulan varietas 12S49001 memiliki pertumbuhan tanaman yang paling tinggi dan  jarak tanam optimun 25x25 cm. Varietas yang unggul ada pada varietas  12S49001 sebaiknya dikembangkan  sebagai pakan ternak.Kata Kunci:  jarak tanam, pertumbuhan, varietas hybrid.ABSTRACTThiese reseach aim was to evaluate growth of hybird sorghum varieties and well as establish the most ideal spacing on sorghum plants. This study was conducted in Agrostology Laboratorium Animal Science Faculty IPB. This study was arranged by 3x2 factorial in block randomized block design (RBD) with six treatments and four replications. The first factor was the varieties 12FS9006, 13FB7001 and 12S49001 varieties. The second factor was spac of 25x25 cm and 25x40 cm. The result showed sorghum varieties was significantly different (P<0,05) on plant height, stem diameter, width, length and number of leaves. Interaction between variety and plant spacing was not significantly on growth, so as plant spacing was not significantly. It concluded the highest growth of sorghum varieties 12S49001 and spac 25x25 cm was the best plan spac for hybrid sorghum.Keywords: hybrid varieties, growth, spacing
Komposisi Minyak Atsiri dan Aktivitas Antimikroba Rimpang Temu Putih dan Jahe Gajah sebagai Fitobiotik Pakan Unggas Laila Nur Rohma; Osfar Sjofjan; M. Halim Natsir
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.692 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5560

Abstract

ABSTRAK                                                                        Imbuhan pakan unggas dapat berasal dari bahan herbal yang mengandung berbagai komponen aktif yang bermanfaat bagi pertumbuhan ternak.Temu putih dan jahe gajah dapat dimanfaatkan sebagai imbuhan pakan karena mengandung minyak atsiri yang dapat berperan sebagai agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun minyak atsiri dan aktivitas antimikroba pada rimpang temu putih dan jahe gajah. Penelitian dilakukan dengan percobaan in vitro menggunakan temu putih dan jahe gajah yang diolah menjadi bentuk ekstrak minyak atsiri temu putih dan jahe gajah sebagai materi uji komposisi penyusun minyak atsiri serta bentuktepung dan enkapsulasi sebagai materi uji aktivitas antimikroba. Komposisi minyak atsiri temu putih terdiri dari lima komponen penyusun dengan cis-1,7-octadien-3-yl acetat sebagai komponen utama. Komposisi minyak atsiri jahe gajah terdiri dari tujuh komponen dan benzene,1-(1,5-dimethyl-4-hexenyl)-4-methyl-(CAS) ar-curcumene sebagai komponen utama. Minyak atsiri yang terkandung pada temu putih dan jahe gajah mempunyai peran dalam menghambat mikroba. Uji komposisi penyusun minyak atsiri menggunakan alat GC-MS dan uji aktivitas antimikroba menggunakan metode disc diffusion dan. Hasil dari uji aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa temu putih dan jahe gajah dalam bentuk tepung dan enkapsulasi memiliki perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap aktivitas antimikroba pada bakteri asam laktat, Escherichia coli dan Salmonella sp. Campuran temu putih dan jahe gajah (1:1) menunjukkan kemampuan terbaik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan diameter zona hambat 5,70±0,14 mm  (Escherichia coli) dan 6,88±0,45 mm (Salmonella sp.).Kata Kunci : antimikroba, fitobiotik, jahe gajah, minyak atsiri, temu putihABSTRACTThe poultry feed additives can contain herbal ingredients that contain various beneficial components for livestock growth. White turmeric and giant ginger can be used as feed additives because they contain essential oils that can be used as antibacterial agents. This study aims to determine the constituent components of essential oils and antimicrobial activity in white turmeric and giant ginger rhizomes. The study was carried out by in vitro experiments using white turmeric and giant ginger which were processed into the form of essential oil extract as material for the composition of essential oils test, and powder and encapsulation form as antimicrobial activity test material. The composition of essential oils of white turmeric consists of five constituent components with cis-1,7-octadien-3-yl acetate as the main component. The composition of giant ginger essential oil consists of seven components with benzene, 1- (1,5-dimethyl-4-hexenyl) -4-methyl- (CAS) ar-curcumene as the main component. Essential oils contained in the white turmeric and giant ginger have a role in inhibiting microbes. The composition of the essential oil tested using GC-MS and the antimicrobial activity test used the disc diffusion method. The results of the antimicrobial activity test showed that white turmeric and giant ginger in powder and encapsulation form had significant differences (P <0.01) on antimicrobial activity in lactic acid bacteria, Escherichia coli and Salmonella sp. The mixture of white turmeric and giant ginger (1: 1) showed the best ability to inhibit the growth of pathogenic bacteria with inhibitory zone diameters of 5.70 ± 0.14 mm (Escherichia coli) and 6.88 ± 0.45 mm (Salmonella sp.).Keywords: antimicrobial, essential oil, giant ginger, phytobiotic, white turmeric
Identifikasi Keragaman Gen FTO Pada Bangsa Sapi Potong Indonesia Sutikno Sutikno; Rudy Priyanto; Cece Sumantri; Jakaria Jakaria
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.158 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5655

Abstract

ABSTRAK Gen FTO berfungsi sebagai regulasi homeostasis, deposisi lemak dan pengaturan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polimorfisme SNP g.125550A>T di ekson 3 gen FTO pada bangsa sapi potong Indonesia. Sampel darah diperoleh dari 209 ekor sapi, terdiri atas sapi bali (44), madura (20), Pesisir (20), katingan (20), Peranakan ongole (PO) (22), Pasundan (20), Sumba Ongole (SO) (11), brahman (20), simental (15), dan limousin (18). Polimorfisme gen FTO dianalisis menggunakan metode PCR-RFLP (HpyCH4III) dan direct sequencing. Hasil genotiping SNP g.125550A>T adalah polimorfik (genotipe AA, AT, dan TT) pada sapi madura, pesisir, katingan, PO, pasundan, SO, brahman, simental, dan limousin. Frekuensi alel A dan T masing-masing adalah 0,70, 0,68, 0,84, 0,89, 0,70, 0,86, 0,90, 0,73, 0,69 dan 0,30, 0,33, 0,16, 0,11, 0,30, 0,14, 0,10, 0,27, 0,31. Nilai Ho dan He masing-masing adalah 0,60-0,14 dan 0,44-0,18 serta dalam keseimbangan Hardy-Weinberg (P>0.05). Sementara pada sapi bali bersifat monomorfik hanya bergenotipe AA. Hasil sekuensing SNP g.125550A>T ditemukan mutasi tranvesi A menjadi T pada posisi nukleotida  g.125550. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa SNP 125550A>T gen FTO beragam dan berpotensi dijadikan marka genetik untuk kualitas daging pada bangsa sapi potong Indonesia.Kata Kunci: gen FTO, PCR-RFLP, Sapi, SNP g.125550A>TABSTRACTThe FTO gene functions as regulation of homeostasis, fat deposition and regulation of obesity. This study aimed to identify the polymorphism of SNP g.125550A>T in exon 3 of FTO gene in Indonesian beef cattle. Blood samples were collected from 209 cattle, including bali (44), madura (20), pesisir (20), katingan (20), PO (22), pasundan (20), SO (11), brahman (20), simental (15), and limousin (18). Polymorphism of the FTO gene was analyzed using PCR-RFLP (HpyCH4III) and direct sequencing methods. The results of genotyping SNP g.125550A>T was polymorphic (AA, AT and TT genotypes) in madura, pesisir, katingan, PO, pasundan, SO, brahman, simental, and limousin cattle. The frequency of A and T alleles were 0,70, 0,68, 0,84, 0,89, 0,70, 0,86, 0,90, 0,73, 0,69 and 0,30, 0,33, 0,16, 0,11, 0,30, 0,14, 0,10, 0,27, 0,31 respectively. The values of Ho and He were 0,60-0,14 and 0,44-0,18 respectively and in Hardy-Weinberg equilibrium (P>0,05). While in Bali cattle was monomorphic (AA genotype). Results of sequencing SNP g.125550A>T of the FTO gene found a transverse mutation A to T at the nucleotide position g.125550. As a result of this study, it can be concluded that SNP 125550A>T of the FTO gene was diverse and potentially used as genetic markers for meat quality in Indonesian beef cattle.Keywords: cattle, FTO gene, PCR-RFLP, SNP g.125550A>T.
Kualitas Post Thawing Spermatozoa Kambing Peranakan Etawa (PE) pada Suhu 37oC dengan Waktu yang Berbeda Enike Dwi Kusumawati; Syam Rahadi; Sutantri Nurwathon; Dyah Lestari Yulianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.414 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.7152

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan. Materi Penelitian yang digunakan adalah semen kambing PE beku yang didapatkan dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan thawing menggunakan air dengan suhu 37°C selama 7, 15, dan 30 detik dengan 10 kali ulangan. Variabel yang diamati yaitu motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas dan viabilitas perlakuan pencairan waktu 30 detik pada 37°C (P3) memberikan hasil terbaik adalah motilitas tertinggi 35%, viabilitas tertinggi 65,88%, dan abnormalitas terendah dengan pencairan 30 detik pada 37°C (P3) 18,392% . Namun, perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada motilitas dan viabilitas tetapi memberikan perbedaan yang sangat signifikan pada abnormalitas (P<0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perlakuan lama thawing mempengaruhi motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa.Kata Kunci: kambing, motilitas, peranakan etawa, spermatozoa, viabilitasABSTRACTThis study was carried out in the laboratory of Animal Husbandry Faculty Kanjuruhan University. The research material used was frozen sperm PE goat obtained from the Center for Artificial Insemination (BBIB) Singosari Malang. The research method used was an experimental method with a completely randomized design (CRD). The thawing treatment uses water with a temperature of 37 °C for 7, 15, and 30 seconds with 10 replications. The variables observed were motility, viability, and abnormalities of sperm.The result showed that time thawing treatment of 30 seconds at 37°C (P3) was the highest average motility 35%, the highest average viability 65,881%, and the lowest average abnormality with thawing 7 seconds at 37°C (P1) 18,392%. However, the treatment didn’t show significant different (P>0,05) on motility and  viability but it gave highly significant different on abnormality (P<0,01). The conclusion of this research is that the treatment of time thawing influence motility, viability and increase abnormality.Keywords: abnormality, etawa filial, goat, motility, sperm, viability
Pengaruh Pemberian Kombinasi Probiotik dan Tepung Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kecernaan dan Energi Metabolis pada Ayam Pedaging Bintang Putri; Osfar Sjofjan; Irfan H. Djunaidi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.713 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.6502

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap kecernaan dan energi metabolis pada ayam pedaging. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0(-) = pakan kontrol, P1 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,25%, P2 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,50%, P3 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,75%. Variabel yang diukur pada penelitian ini meliputi kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan protein kasar (KcPK), energi metabolis (AME) dan energi metabolis terkoreksi nitrogen (AMEn). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) pada KcBK, KcPK, AME, dan AMEn, namun jika dilihat secara numerik penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh pada pemberian presentase 0,75% memberikan hasil terbaik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh dapat digunakan sebagai alternatif antibiotik pada pakan.Kata Kunci:acidifier, energi metabolis, kecernaan, probiotik, tepung belimbing wuluhABSTRACTThe purpose of this research to determine the effect of the combination of probiotics and Averrhoa bilimbi on digestibility and metabolic energy in broilers. The method was field experiment using Completely Randomize Design with 4 treatments and 5 replications. The treatments were consist of P0 (-) = control feed, P0 (+) = antibiotic (bacitracin), P1 = probiotic 0.8% + Averrhoa bilimbi0.25%, P2 = probiotic 0.8% + Averrhoa bilimbi0, 50%, P3 = probiotic 0.8% + Averrhoa bilimbi0.75%. The measured variables were dry matter digestibility, crude protein digestibility, apparent metabolizable energy (AME) and nitrogen corrected apparet metabolizable energy (AMEn). The data were analyzed by ANOVA and continued by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result of this research showed that the addition of probiotic and Averrhoa bilimbi combination were not significantly effects (P>0,05) on dry matter digestibility, crude protein digestibility, apparent metabolizable energy (AME) and nitrogen corrected apparet metabolizable energy (AMEn), but if when viewed numerically the combination of probiotic and Averrhoa bilimbi the addition of 0,75% gived the best result. The conclusion of this research was combination of probiotic and Averrhoa bilimbi can be used as an alternative antibiotic in feed.Keywords: acidifier,Averrhoa bilimbi, digestibility, probiotic, metabolizable energy

Page 2 of 3 | Total Record : 21