cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Prosiding Seminar Biologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 279 Documents
Pengaruh Penambahan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Stek Mikro Tanaman Krisan (Chrysanthemum indicum) Secara In Vitro M, Mustakim; Farhatul Wahidah, Baiq; Al-Fauzy, Adi
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Langkah antisipatif pemenuhan kebutuhan massal benih krisan bermutu yang dilakukan dengan perbanyakan secara in vitro. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan air kelapa terhadap stek mikro tanaman Krisan yang ditanam secara in vitro, serta perlakuan mana yang memberikan pengaruh terbaik. Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium Botani Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu penambahan air kelapa yang terdiri atas empat perlakuan yakni 0 ml/l, 50 ml/l, 100 ml/l, dan 150 ml/l. parameter yang diamati adalah pembentukan jumlah akar, jumlah daun, tinggi planlet, dan berat planlet. Data yang diperoleh setelah dianalisa secara statistik inferensial yaitu uji F (varians) pada taraf kepercayaan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan air kelapa dengan konsentrasi 150 ml/ memberikan hasil terbaik terhadap pembentukan jumlah daun, jumlah akar, tinggi planlet dan berat planlet.Kata Kunci: Chrysanthemum indicum, Murashige dan Skoog, stek dan air kelapa
Identifikasi Jenis-Jenis Poaceae di Desa Samata Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan Bohari, Megawati; Farhatul Wahidah, Baiq
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis Poaceae di Di Desa Samata Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Metode yang dilakukan adalah plot dengan membuat beberapa plot di daerah penelitian. Daerah peneitiannya sendiri dibagi menjadi 20 stasiun yang ditentukan secara purposive sampling yaitu area yang memiliki kepadatan populasi tumbuhan yang cukup tinggi. Selanjutnya Poaceae yang di jumpai diidentifikasi berdasarkan ciri morfologinya yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di lokasi penelitian terdapat 18 jenis Poaceae yaitu Axonopus compressus, Bambusa apus, Bambusa vulgaris, Chloris barbata, Cymbopogon nardus Cynodon dactylon, Dactyloctenium aegyptium, Digitaria sanguinalis, Eleusin indica, Eragrotis amabilis, Eulalia amaura, Imperata cylindrical, Paspalum commersonii, Pennisetum purpureum, Pogonatherum paniceum, Sorghum halapenses, Oryza sativa dan Zea mays.Kata Kunci: Desa Samata, identifikasi, Poaceae
Eksplorasi Fusarium Spp yang Berasosiasi Dengan Aquillaria Spp di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara N, Nurbaya; Kuswinanti, Tutik; B, Baharuddin; Rosmana, Ade; Millang, Syamsuddin
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium spp adalah salah satu isolat cendawan yang berasosiasi dengan tanaman Aquillaria spp untuk menghasilkan gaharu sebagai hasil hutan bukan kayu. Penelitian ini mengambil sampel dari batang Aquillaria spp yang menunjukkan gejala pembentukan gaharu yang tumbuh secara alami pada ketinggian yang berbeda, mulai dari ketinggian 0-2000 mdpl, yang ada pada empat Kecamatan yaitu: Kecamatan Nunukan Selatan (0-100 mdpl), Lumbis (100-500 mdpl), Krayan Induk (1000-1500 mdpl), Krayan Selatan (1000-2000 mdpl) di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai isolat-isolat Fusarium pembentuk gaharu dari batang Aquillaria spp. Isolat Fusarium diperoleh dengan mengamati pertumbuhan morfologi cendawan pada media PDA. Hasil yang diperoleh diidentifikasi secara molekuler menggunakan jenis primer LSU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada batang Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 0-100 mdpl terinfeksi oleh F. solani, ketinggian 100-500 mdpl terinfeksi oleh Fusarium sp, F. fujikuroi dan F. oxysporum, ketinggian 1000-1500 mdpl terinfeksi oleh F. solani, sedangkan Aquillaria spp yang tumbuh pada ketinggian 1000-2000 mdpl terinfeksi oleh F. solani, F. oxysporum dan F. ambrosiumKata Kunci: Aquillaria spp, cendawan, eksplorasi, Fusarium.
Morfometrik dan Karakteristik Serangan Coptotermes sp. Pada Gedung Pemerintahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan Arif, Astuti; Nurdianty, Ira
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coptotermes merupakan spesies rayap tanah yang bersifat sangat destruksif dalam menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan berkayu serta tanaman pertanian dan kehutanan di dunia, termasuk juga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis morfometrik rayap prajurit dan karakterakteristik serangan Coptotermes. Specimen rayap dikoleksi secara insidential sampling dari bangunan pemerintahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada tahun 2015. Sebanyak 10 individu dari kasta prajurit diamati dan diukur untuk tujuan analisis morfometrik, yang meliputi PKTM (panjang kepala tanpa mandibel), LMK (lebar maksimum kepala), LKDM (lebar kepala pada dasar mandibel), PMK (panjang mandibel kiri), PP (panjang pronotum), LP (lebar pronotum), PPos (panjang postmentum), LPos (lebar postmentum), dan JSA (jumlah segmen antena); sedangkan karakteristik serangan diamati dari bentuk sarang yang dibangun oleh kasta pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran (mm) bagian kepala dari rayap parajurit adalah PKTM: 1,27-1,41 (1,35); LMK: 1,10-1,20 (1,15); LDKM: 0,63-0,71 (0,67); PMK: 0,80-0,87 (0,84); PP: 0,44-0,47 (0,46); LP: 0,75-0,87 (0,82); PPos: 0,72-0,95 (0,84); LPos: 0,38-0,42 (0,40), dan JSA sebanyak 13-15 segmen. Analisis cluster menunjukkan bahwa rayap yang ditemukan memiliki kesamaan dengan spesies Coptotermes sp. Rayap ini ditemukan menyerang dokumen yang tersimpan dalam lemari, yang dicirikan oleh sarang berbentuk karton (carton nest) dan kondisi dokumen yang terserang hebat dan sangat lembab.Kata Kunci: Coptotermes, morfometrik, rayap, Sulawesi Selatan
Preparasi Kulit Ekstrak Kulit Buah Manggis Untuk Penangkal Diabetes D, Darmawansyih
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah manggis yang merupakan buah tropis mengandung antioksidan yang tinggi terutama pada kulitnya. Antioksidan dapat bereaksi dengan radikal bebas dan mencegah kapasitas radikal bebas menimbulkan kerusakan pada sel, jaringan dan atau organ. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana) memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa darah mencit (Mus musculus L.) diabetik yang diinduksi aloksan dengan menurunkan secara signifikan kadar glukosa darah yakni dengan nilai statistik 0,005 dengan p < 0,05. Perlu pengujian lanjutan secara histologi untuk melihat perbaikan sel β pankreas secara mikroskopik pada penggunaan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana) pada mencit (Mus musculus L.) diabetik yang diinduksi aloksan. Perlu pengujian lanjutan berupa uji klinik dengan memberikan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 1 di klinik.Kata Kunci: Diabetes Mellitus, glukosa darah, kulit buah manggis
Kajian Mikroorganisme dan Keterbelakangan Sainstek Umat Islam (Catatan Kecil dari a Non-Biology Specialist) Juhannis, Hamdan
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an merupakan pijakan moral penelitian sains dan teknologi. Di dalamnya banyak sekali dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Dalam contoh bidang mikrobiologi misalnya, Al-Qur’an menjelaskan tentang “zarrah”, “Tidak ada yang tersembunyi bagiNya (34:3), “Dia sebarkan di bumi ini segala jenis hewan (2: 164), Dia membuatmu dari kompenen-komponen (82: 7-8). Namun, kebanyakan orang tidak mampu melihat hal ini. Ini disebabkan oleh terjadinya keterbelakangan sainstek umat. Kajian mikroorganisme diharapkan bisa menjadi momentum kemajuan sainstek dan menjadi awal terciptanya interkoneksi ilmu.Kata Kunci: Al-Qur’an, keterbelakangan sainstek umat
Uji Antibakteri Getah Pepaya (Carica Papaya L.) dan Getah Jarak (Jatropha Curcas L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogen Pada Air Triyani A.Latif, Ulfa
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji antibakteri getah pepaya (Carica papaya L.) dan getah jarak (Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan bakteri patogen pada air yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antibakteri pada getah pepaya (Carica papaya L.) dan getah jarak (Jatropha curcas L) terhadap bakteri patogen pada air. Uji antibakteri sendiri dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar pada medium Nutrient Agar dengan masa inkubasi 1 x 24 jam, 2 x 24 jam dan 3x 24 jam. Hasil penelitian pada getah jarak pagar (Jatropha curcas L.) dengan masa inkubasi 3 x 24 jam menunjukkan bahwa zona hambat yang terbentuk paling besar pada konsentrasi 30 % untuk bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambatan 10,5 mm. Sedangkan pada getah pepaya (Carica papaya L.) zona hambat yang terbentuk 2 mm pada semua konsentrasi pada masa inkubasi 3 x 24 jam. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa getah pepaya (Carica papaya L.) dan getah jarak (Jatropha curcas L.) bersifat bakteriostatik.Kata Kunci: antibakteri, getah jarak (Jatropha curcas L.), getah pepaya (Carica papaya L.)
Pengaruh Pemberian Bubuk Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap Pertumbuhan Mencit (Mus musculus L.) ICR Dari Hasil Perkawinan Outbreading H, Hartati; R, Rusny; Masri, Mashuri
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kunyit merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang umum digunakan oleh masyarakat. Kunyit berfungsi menurunkan kadar kolesterol serta berperan sebagai zat antioksidan dan antitoksin sehingga diharapkan dapat mencegah kerusakan kandungan nutrisi pakan dari pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Kunyit mengandung minyak atsiri, kurkuminoid, protein, fospor, kalsium, dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kunyit dalam pakan terhadap pertumbuhan Mencit putih (Mus musculus L.) hasil perkawinan Outbreading. Penelitian dilakukan di Laboratorium Genetika Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Peubah yang diamati adalah litter size, Pertambahan bobot badan, Bobot pra sapih, bobot sapih dan konsumsi pakan. Penelitian bersifat eksperimental dengan empat taraf perlakuan yaitu perlakuan P1 (pakan 100% + 6 g kunyit), P2 (pakan 100% + 9 g kunyit), P3 (pakan 100% + 12 g kunyit) dan P0 atau kontrol (pakan 100% tanpa penggunaan kunyit). Data dianalisis dengan sidik ragam atau Analysis of Variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil mencit menyatakan bahwa penggunaan pemberian kunyit pada pakan tidak berpengaruh nyata terhadap litter size lahir, pertambahan bobot badan, bobot pra sapih, bobot sapih dan konsumsi pakan.  Kata Kunci: kunyit (Curcuma domestica), mencit (Mus musculus L.), outbreading, pakan,pertambahan bobot badan
Upaya Peningkatan Ketahanan Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Kekeringan Melalui Rekayasa Fisiologis M, Aminah
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai merupakan salah satu bahan pangan dengan kandunganprotein tinggi (39%) dibanding dengan kacang-kacangan yang lain dan mempunyai prospek pemasaran lebih baik sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani. Daya adaptasi suatu tanaman pada kondisi kekeringan merupakan kemampuan tanaman untuk tumbuh normal pada kondisi kekeringan. Kekeringan pada tanaman kedelai menyebabkan terjadinya penurunan produksi per hektar. Salah satu upaya peningkatan daya adaptasi kedelai pada kondisi kekeringan adalah dengan memanipulasi aktivitas fisiologis tanaman yakni melakukan pengaturan osmotik pada daun. Tujuan penilitian adalah untuk (1) Menemukan stadia pertumbuhan tanaman kedelai yang paling kritis terhadap cekaman kekurangan air. (2) Mengkaji dan menguji peranan osmolit sorbitol dalam mempertahankan pertumbuhan dan hasil kacang kedelai yang tumbuh pada kondisi kekurangan air selama stadia pertumbuhan tertentu. Dan (3). Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan metode peningkatan ketahanan tanaman kedelai yang dibudidayakan di lahan kering beriklim kering dalam kondisi kekurangan air dan memperkecil penurunan hasil biji tanaman kedelai yang diusahakan pada kondisi kekurangan air. Penelitian dilakukan di dalam green house dengan menggunakan rancangan acak lengkap, secara faktorial, yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama waktu pencekaman air dengan enam taraf dan faktor kedua adalah konsentrasi osmolit sorbitol dengan empat taraf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kedelai yang mengalami cekaman sepanjang hidupnya memperlihatkan penurunan pertumbuhan dan produksi secara keseluruhan, sedangkan didapatkan pula stadia tumbuh yang paling kritis/peka terhadap cekaman air adalah stadia vegetatif aktif. Selanjutnya didapatkan bahwa dengan penyemprotan osmolit sorbitol konsentrasi 20 ml/liter mampu meningkatkan ketahanan tanaman kedelai.Kata Kunci: kedelai, kekeringan, osmolit sorbitol, rekayasa fisiologis
Tingkat Adopsi Inovasi Biosecurity Ayam Ras Petelur Di Kabupaten Sidrap dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi R, Rusny; Masri, Mashuri; Baba, Syahdar
Prosiding Seminar Biologi 2015: Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Prosiding Seminar Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka mendorong adopsi inovasi biosekuriti oleh peternak ayam ras petelur, maka diperlukan pemahaman tentang adopsi inovasi biosecurity ayam ras petelur dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi biosecurity ayam ras petelur serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian ini adalah pembobotan biosecurity yang terdiri dari biosecurity sumber ayam, biosecurity hewan pengganggu, biosecurity tamu dan pekerja, biosecurity hewan sakit, biosecurity pakan, biosecurity limbah dan biosecurity rak telur, sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi biosecurity menggunakan statistika infrensial dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian diketahui tingkat adopsi inovasi biosecurity ayam ras petelur di kabupaten Sidrap rendah pada biosecurity terhadap ternak pengganggu sebanyak 59 orang atau 67,82% dan biosecurity tamu dan pekerja sebanyak 59 orang atau 67,82% sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi adalah skala usaha dan kontrol perilaku. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi ayam ras petelur di kabupaten Sidrap adalah untuk meningkatkan adopsi inovasi biosecurity dapat dimulai pada skala usaha yang lebih besar dan kemampuan peternak untuk mengkontrol perilakunya.Kata Kunci: biosecurity, faktor adopsi inovasi

Page 1 of 28 | Total Record : 279