cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Prosiding Seminar Biologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 279 Documents
Peran Makhluk Tersembunyi dan Terabaikan bagi Kesehatan dan Lingkungan Lisdar I Sudirman
Prosiding Seminar Biologi Vol 1 No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v1i1.2100

Abstract

Cendawan  yang  termasuk  dalam fungal  kingdom adalah  organisme  unik  dan bukan  termasuk dalam dunia tumbuhan. Cendawan dapat bersifat mikroskopis dan makroskopis (makrofungi, jamur) yang  dapat  dilihat  oleh  mata  telanjang. Cendawan  mempunyai  kemampuan  berasosiasi  dengan organisme  lain  seperti  dengan  ganggang  dan  atau  sianobakteri  sehingga  terbentuk  organisme  lain yang dinamakan liken. Makrofungi dan liken mempunyai peran menguntungkan bagi kesehatan dan lingkungan. Daerah tropis, termasuk Indonesia kaya akan keragaman ke dua organisme tersebut tetapi kurang dieksplorasi dan diteliti sehingga pemanfaatannya jauh tertinggal dari negara di dunia, bahkan dengan negara di Asean. Pada makalah ini akan dipaparkan potensi makrofungi atau jamur terutama jamur pelapuk kayu putih (white rot fungi) dan liken dalam bidang kesehatan dan lingkungan dalam mengatasi polutan.
Karakter Ekologis Pohon, Sapling dan Seedling di DTA Mataair Blembem dan Kalas di Hutan Adat Wanasadi, Gunungkidul RETNO PENI SANCAYANINGSIH; PURNOMO PURNOMO; TAUFIK HIDAYAT; PURNO SUDIBYO
Prosiding Seminar Biologi Vol 2 No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional From Basic Science to Comprehensive Education
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v2i1.3331

Abstract

Hutan adat Wanasadi, Gunungkidul merupakan hutan yang masih disakralkan oleh masyarakat setempat, sehingga keberadaannya sangat terjaga. Beberapa mataair yang ada di dalam hutan adat ini tercatat ada 3 buah, di antaranya adalah mataair Blembem dan Kalas. Mataair tersebut merupakan mataair yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat setempat dengan debit yang cukup besar. Hadirnya hutan yang cukup terjaga di suatu Daerah Tangkapan Air (DTA) ini diduga menyebabkan pelestarian mataair, karenanya penelitian analisis pohon, sapling dan seedling di sekitar mataair tersebut dilaksanakan untuk memprediksikan keberlanjutan mataair. Pohon, sapling dan seedling dianalisis menggunakan 6 buah plot ukuran 5 x 5 m2 yangdicuplik secara random di sekitar mataair Blembem dan Kalas mewakili vegetasi di sekitar mataair Wanasadi.  Terdapat 12 jenis pohon, 17 jenis sapling, dan 34 jenis seedling. Cyathocalyx sp. dan Syzygium racemosum merupakan jenis yang paling adaptif di lingkungan Wanasadi, dan mempunyai nilai kelestarian yang tinggi karena Cyathocalyx mempunyai INP untuk pohon, sapling dan seedling berturut turut adalah 58,80%; 79,50%; dan 31,21%; sedangkan INP untuk Syzygium racemosum pohon, sapling dan seedlingnya berturut-turut sebesar 32,78%; 22,05%; dan 22,44%. Kata kunci: Wanasadi, DTA, Cyathocalyx sp. dan Syzygium racemosum.
Penanggulangan Bau Sampah Menggunakan Ampas Kopi (Sebuah Review) Ade Muspa; Kurnia Kadir; Darmilan Darmilan; Nurlailah Mappanganro; Hasyimuddin Hasyimuddin; Fatmawati Nur
Prosiding Seminar Biologi Vol 3 No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v3i1.4809

Abstract

Bertambah pesatnya penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah sampah pada area tersebut sehingga sampah yang bertumpuk lebih banyak mengakibatkan bau yang dihasilkan oleh . Asam ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan warga jika tersebar di udara salah satunya yaitu menyumbat sistem pernafasan. Untuk meminimalisir bau yang ada dapat kita gunakan ampas kopi sebagai penyerap bau dari hasil sampingan pembusukan sampah itu sendiri.
Morfometrik dan Karakteristik Serangan Coptotermes sp. Pada Gedung Pemerintahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan Astuti Arif; Ira Nurdianty
Prosiding Seminar Biologi Vol 1 No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v1i1.2133

Abstract

Coptotermes merupakan spesies rayap tanah yang bersifat sangat destruksif dalam menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan berkayu serta tanaman pertanian dan kehutanan di dunia, termasuk juga  di  Indonesia.    Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisis  morfometrik  rayap  prajurit  dan karakterakteristik serangan Coptotermes. Specimen rayap dikoleksi secara insidential sampling dari bangunan pemerintahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada tahun 2015.  Sebanyak 10 individu  dari  kasta  prajurit  diamati  dan  diukur untuk  tujuan  analisis  morfometrik,  yang  meliputi PKTM (panjang kepala tanpa mandibel), LMK (lebar maksimum kepala), LKDM (lebar kepala pada dasar mandibel), PMK (panjang mandibel kiri), PP (panjang pronotum), LP (lebar pronotum), PPos (panjang  postmentum),  LPos  (lebar  postmentum),  dan  JSA  (jumlah  segmen  antena);  sedangkan karakteristik serangan diamati dari bentuk sarang yang dibangun oleh kasta pekerja.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran (mm) bagian kepala dari rayap parajurit adalah PKTM: 1,27-1,41 (1,35); LMK: 1,10-1,20 (1,15); LDKM: 0,63-0,71 (0,67); PMK: 0,80-0,87 (0,84); PP: 0,44-0,47 (0,46); LP: 0,75-0,87 (0,82); PPos: 0,72-0,95 (0,84); LPos: 0,38-0,42 (0,40), dan JSA sebanyak 13-15 segmen. Analisis  cluster  menunjukkan  bahwa  rayap  yang  ditemukan  memiliki  kesamaan  dengan  spesies Coptotermes sp. Rayap  ini  ditemukan  menyerang  dokumen  yang  tersimpan  dalam  lemari,  yang dicirikan oleh sarang berbentuk karton (carton nest) dan kondisi dokumen yang terserang hebat dan sangat lembab.
Morfologi Trema orientalis (L.) Blume dan Manfaatnya Sebagai Tanaman Pionir Restorasi Tambang Nikel ALBERT DONATUS MANGOPANG
Prosiding Seminar Biologi Vol 2 No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional From Basic Science to Comprehensive Education
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v0i0.3322

Abstract

Pertambangan nikel merupakan penambangan terbuka yang meninggalkan kondisi ekosistem dan tapak yang rusak. Perlu dilakukan restorasi agar dapat kembali atau mendekati ekosistem sebelumnya.  Bagian penting dari restorasi diantaranya adalah revegetasi menggunakan tumbuhan lokal.  Salah satu jenis lokal yang diketahui tumbuh secara alami di sekitar areal penambangan nikel di Sulawesi adalah Trema orientalis (L.) Blume.  Agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, perlu diketahui mengenai morfologinya seperti alat hara (akar, batang, dan daun) dan alat perkembangbiakan (bunga, buah dan biji).  Areal pengamatan pada daerah pasca tambang nikel  dan sekitarnya di Konawe Utara menunjukkan bahwa T. orientalis tumbuh pada ketinggian 100 – 135 mdpl, keadaan topografi  datar sampai curam dengan kemiringan berkisar 15-45 %.  Akar T. orientalis berupa akar tunggang (radix primaria), batang berkayu (lignosus) dengan tinggi pohon dapat mencapai  10 – 25 m dan diameter 5-30 cm, daun tunggal (folium simplex), bunga berada pada ketiak daun (flos lateralis) yang membentuk malai (panicula), buah sejati tunggal berdaging (carnosus) dan ukuran biji berkisar antara 1,5 – 2,5 mm dengan berat rata-rata 1,5 mg.  T. orientalis tergolong sebagai jenis intoleran, dapat tumbuh dan beregenerasi dengan baik di daerah terbuka, dapat berproduksi generatif (berbunga dan berbuah) pada usia muda, merupakan pakan burung sehingga pemencarannya cukup luas dan bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula.  T. orientalis adalah salah satu jenis fast growing species yang potensial digunakan sebagai tanaman pionir untuk merestorasi lahan kritis, khusunya lahan bekas tambang nikel.  Diketahuinya morfologi T. orientalis diharapakan dapat dijadikan informasi dalam mengidentifikasi jenis di lapangan maupun sebagai pertimbangan dalam melakukan teknik budidayanya. Kata kunci: morfologi, pionir, restorasi, sebaran, Trema orientalis (L.) Blume
Stabilitas Aktivitas Fitase Dari Bukholderia lata Strain HF.7 Hafsan Hafsan; Laily Agustina; Asmuddin Natsir; Ahyar Ahmad
Prosiding Seminar Biologi Vol 3 No 1 (2017): Prosiding Seminar Nasional Biology for Life
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v3i1.4678

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fitase ekstraseluler Bukholderia lata strain HF.7 terhadap suhu, pH, dan aktivitas protease sebagaimana kondisi saluran pencernaan unggas pada umumnya. Uji stabilitas suhu dilakukan dengan memaparkan pada suhu yang bervariasi (20, 30, 37, 40, 45, 50, 55, 60, dan 65oC), sedangkan uji stabilitas pH dilakukan dengan cara menginkubasi fitase pada buffer Na-asetat dengan pH bervariasi (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8). Uji stabilitas fitase terhadap protease dilakukan dengan penambahan protease dengan level perlakuan P0: tanpa protease, P1: penambahan pepsin (5000 unit/ mL), P2: penambahan pepsin (5000 unit/ mL) dan P3: penambahan pepsin + tripsin (@2500 unit/ mL) dengan Rancangan Acak Lengkap. Nilai aktivitas fitase pada suhu dan pH dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan mengamati nilai rata-rata dari aktivitas fitase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitase ekstraseluler Bukholderia lata strain HF.7 memiliki aktivitas yang lebih baik pada kemurnian yang lebih tinggi serta optimum pada pH 4 dan suhu 37oC. Fitase yang dihasilkan juga aktivitas yang stabil pada pH maupun suhu serta protease (pepsin dan tripsin) sebagaimana kondisi saluran pencernaan unggas pada umumnya. Temuan ini menunjukkan prospek potensial fitase ekstraseluler Bukholderia lata strain HF.7 yang dapat diaplikasikan pada pakan unggas untuk meningkatkan produktivitas.
Potensi Jamur Pelapuk Dalam Mendekomposisi Limbah Kulit Kakao Iradhatullah Rahim
Prosiding Seminar Biologi Vol 1 No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v1i1.2124

Abstract

Salah  satu  komoditas  penting  di  Indonesia  adalah  kakao.  Namun hanya  isi  biji  yang  dikelola secara  komersial.  Padahal  limbah  kulit  kakao  yang  mencapai  95%  dari  total  biomassa  merupakan sumber bahan organik yang potensial. Namun, kulit kakao yang terdiri dari senyawa lignin, selulosa, dan  hemiselulosa  sangat  sulit  terdekomposisi.  Jamur  pelapuk  merupakan  salah  satu  jenis  mikroba yang  dapat  mendegredasi  senyawa-senyawa  tersebut.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui potensi  jamur  pelapuk  untuk  mendekomposisi  limbah  kulit  kakao.  Penelitian  dilakukan  dengan mengisolasi jamur pelapuk dari pertanaman kakao. Jamur pelapuk kemudian diinokulasi pada limbah kulit kakao. Dilakukan pengamatan penurunan bobot kakao dan uji lignoselulotik. Hasil penelitian menunjukkan isolasi jamur pelapuk menghasil isolat BSA, BPB, BPC, BPE1, BPE2, BSF, BPG, dan JT.  Penurunan  bobot  limbah  kakao  tertinggi  pada  pemberian  isolat  BPB.  Kadar  selulosa  terendah pada pemberian isolat BSA, sedangkan kadar hemiselulosa dan lignin terendah, masing-masing pada pemberian isolat BPE2 dan BPB.
Viabilitas Benih Bitti (Vitex Cofassus Reinw.) Pada Jenis Media Simpan Yang Berbeda Skala Laboratorium dan Masyarakat C. ANDRIYANI PRASETYAWATI; RETNO PRAYUDYANINGSIH
Prosiding Seminar Biologi Vol 2 No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional From Basic Science to Comprehensive Education
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v2i1.3307

Abstract

Benih bitti (Vitex cofassus Reinw.) diduga merupakan benih rekalsitran sehingga perlu penanganan yang lebih rumit untuk mempertahankan viabilitasnya. Benih rekalsitran mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga penyimpanan yang cukup lama akan memengaruhi daya kecambahnya. Beberapa faktor yang memengaruhi penyimpanan benih rekalsitran adalah kadar air, suhu dan kelembaban lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas beberapa jenis media simpan dalam mempertahankan viabilitas benih bitti dan aplikasi penyimpanannya di masyarakat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan media simpan yaitu abu sekam, arang, serbuk gergaji dan serbuk sabut kelapa dengan lama penyimpanan 2 sampai 12 minggu. Hasil ppenyimpanan benih bitti dalam bentuk biji memberikan daya kecambah terbaik pada penyimpanan 4 minggu dengan media simpan arang, besar daya kecambah 38,33% dan kadar air 21,07%. Penyimpanan skala masyarakat memberikan hasil terbaik pada lama simpan 4 minggu dengan daya kecambah 54,11%.  Kata kunci: benih, media simpan, kadar air benih, Vitex cofassus, viabilitas
Pengaruh Ekstrak Methanol Biji Pare (Momordica charantia) dan DMPA Terhadap Jumlah Sel purkinje Cerebellum Mencit (Mus musculus L.) SYAFRUDDIN ILYAS; SALOMO HUTAHAEAN; NURSAL NURSAL
Prosiding Seminar Biologi Vol 2 No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional From Basic Science to Comprehensive Education
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v2i1.3379

Abstract

Perubahan jumlah sel purkinje cerebellum mencit dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya gangguan terhadap otak kecil pada pemberian ekstrak methanol biji pare (Momordica carantia L.) dan DMPA. Metode eksperimen digunakan untuk menentukan perbedaan yang terjadi pada tiap kelompok kontrol dan pemberian lama pemberian ekstrak biji pare dan DMPA. Kelompok kontrol terbagi dalam K0, K1, dan K2 dengan waktu berturut-turut 0, 4, dan 8 minggu. Kelompok perlakuan terdiri dari (P0) biji pare 0 minggu secara oral dan DMPA intramuskular (@ 6 jam), (P1) biji pare dan DMPA (@4 minggu), (P2) biji pare dan DMPA (@8 minggu). Masing-masing kelompok terdiri dari 5 mencit sehingga total mencit jantan adalah 30 ekor. Dosis ekstrak metanol biji pare adalah 5mg/10g berat badan mencit yang diberikan secara oral) (Yama et al. 2011). Sedangkan dosis DMPA sebesar 0,175 mg/ekor mencit yang diberikan secara intramuskular (Ilyas 2014). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata  (p>0,05) antara kontrol dan perlakuan pada 0, 4, dan 8 minggu terhadap jumlah sel purkinje cerebellum mencit. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak metanol biji pare dan DMPA aman terhadap perbedaan jumlah cerebellum mencit. Kata kunci: Sel purkinje, Momordica charantia L., DMPA, Mus musculus L. 
Kajian Variasi Genetik Ikan Beseng-Beseng (Telmatherina ladigesi) Dari Sulawesi Selatan Dengan Metode Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD) Jayadi Jayadi
Prosiding Seminar Biologi Vol 1 No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v1i1.2106

Abstract

Ikan  beseng-beseng  atau  ikan  rainbow  Sulawesi  (Telmatherina  ladigesi)  merupakan  ikan  hias asli air tawar di Sulawesi Selatan, termasuk ikan endemik dan mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia.  Memiliki  tingkat  eksploitasi  yang  tinggi  menyebabkan  ikan  ini  sudah  termasuk  dalam kategori  terancam  punah  dalam  sejak  IUCN  1996.  Menurunnya  populasi T.ladigesi akan menyebabkan variasi genetik akan berubah pada masa selanjutnya yang mengarah terjadinya silang dalam. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan usaha pengelolaan yang bertanggung jawab seperti restoking, domestikasi, dan pembenihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi genetik populasi ikan beseng-beseng di Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan di Kabupaten Maros (Sungai Bantimurung dan S. Abalu), Bone (S. Sawae), Soppeng (S. Asanae) dan Pangkep  (S.  Gowa  Lorong  dan  S.  Jennae).  Metode  analisis  variasi  genetik  menggunakan Random Amplified  Polymorphism DNA  (RAPD).  Hasil  penelitian  yaitu  panjang  gen  ikan  beseng-beseng adalah 600 bp. Panjang fragmen mt-DNA  primer  F berkisar 581 sampai 593 bp, sedangkan primer R berkisar 582 bp sampai 589 bp. Hasil similaritas sekuan gen ikan Telmatherina ladigesi lebih dekat dengan Marosatherima  ladigesi yaitu  99%.  Hubungan kekerabatan  genetik  populasi  ikan  beseng- beseng di Sulawesi selatan sangat rendah.

Page 5 of 28 | Total Record : 279