cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Prosiding Seminar Biologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 279 Documents
Review: Perawatan stroke saat di rumah Andi Rizki Berliana Zahra Wahab; St. Aisyah Sijid
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.23688

Abstract

Penyakit stroke merupakan suatu penyakit serebrovaskuler atau pembuluh darah otak yang ditandai adanya gangguan disfungsi otak karena adanya kematian atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya asupan dara dan oksigen yang mengalir ke otak. Penyakit stroke sudah sangat familiar dan sudah tidak asing lagi karena sudah banyak masyarakat yang terserang penyakit ini. Stroke merupakan penyakit kronik dengan penyebab kematian tertinggi di Asia dan hal ini telah dikonfirmasi oleh World Health Organization. Gejala yang paling mudah untuk dikenali yaitu kelemahan atau kelumpuhan di salah satu bagian tubuh sehingga sulit untuk digerakkan dan bicara yang pelo. Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian penyebab stroke di Indonesia yaitu pentingnya pengetahuan, penatalaksana yang benar dan perawatan yang dapat dilakukan baik di rumah dan rumah sakit serta pentingnya pencegahan terjadinya stroke sekunder. Hal tersebut sesuai dengan imbauan atau anjuran petugas medis, kementerian kesehatan RI dan American Heart Association atau American Stroke Association.
Sebaran jenis tanaman Terminalia catappa L. beserta potensi benihnya di Kebun Raya Purwodadi Linda Wige Ningrum
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.23716

Abstract

Kebun Raya Purwodadi adalah lembaga yang bergerak di bidang konservasi ex situ. Salah satu koleksi jenis tanaman yang ada di Kebun Raya Purwodadi adalah Terminalia catappa L. atau sering dikenal di Indonesia dengan sebutan ketapang. Jenis tanaman ini termasuk dalam famili Combretaceae yang sering tumbuh didaerah beriklim tropis terutama didaerah pinggir pantai dan dikenal mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan, hal ini sangat cocok dengan kondisi kebun raya yang berada pada dataran rendah kering sehingga secara ekologis dapat memperkuat fungsi dari kebun raya itu sendiri. Di sisi lain T. catappa ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai pohon peneduh di taman-taman, area rumah, maupun di pinggir jalan. Dikarenakan banyaknya masyarakat menggunakan pohon ini sebagai pohon peneduh sehingga selain daunnya yang mudah sekali berguguran, buah dan benihnya ketapang juga banyak berjatuhan dan berserakan di area tersebut serta belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Apalagi pemanfaatan benih ketapang masih minim karena banyak masyarakat belum mengetahui potensi benih ketapang yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran jenis T. catappa di kawasan Kebun Raya Purwodadi beserta potensi benihnya. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan (Juni-Juli 2021) dengan menggunakan metode observasi deskriptif dan didukung dengan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam spesimen koleksi tanaman T. catappa yang tersebar di tiga titik lokasi lingkungan yaitu berada di lingkungan I, IV, dan VI. Sedangkan potensi benih pohon ketapang antara lain dapat sebagai sumber nutrisi atau gizi yang tinggi, sumber energi, sumber makanan, sumber minyak nabati, dan sumber olahan pangan. Adanya informasi terkait sebaran T. catappa beserta potensi benih yang terkandung di dalamnya, harapannya nantinya dapat menjadi salah satu pengetahuan masyarakat sehingga peran Kebun Raya Purwodadi dalam meningkatkan pendidikan lingkungan kepada masyarakat terus meningkat dan potensi yang ada pada sebuah tanaman dapat terus dimanfaatkan oleh masyarakat.
Eksplorasi biji di Kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran Jawa Barat Irvan Fadli Wanda; Ade Ayu Oksari; Mimin Mimin
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24403

Abstract

Eksplorasi biji merupakan bagian dari kegiatan konservasi secara ex situ yang hasilnya dapat disimpan pada bank biji. Bank biji memiliki beberapa keunggulan sebagai salah satu metode konservasi yang efektif. Kegiatan eksplorasi flora dan pengayaan koleksi bank biji dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Pananjung Pangandaran pada tanggal 2 April 2019 sampai dengan 15 April 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan biji tumbuhan serta mengetahui keanekaragaman jenis dari tumbuhan yang berbuah. Metode yang digunakan pada ekplorasi flora ini yaitu metode jelajah. Metode pemanenan buah dilakukan dengan cara memanen langsung dari pohon yang berbuah. Setiap spesimen buah dan biji dilakukan karakterisasi, pengukuran kadar air dan pemeriksaan viabilitasnya untuk mengetahui karakter simpan biji tumbuhan tersebut. Berdasarkan penelitian ini didapatkan 34 nomor koleksi selama 14 hari di dua lokasi dalam kawasan TWA dan CA Pananjung Pangandaran. Biji-biji yang didapatkan di kawasan TWA dan CA Penanjung Pangandaran adalah biji-biji orthodok 85,29%, intermediate 2,94 %, dan sebanyak 11,76 % adalah biji-biji rekalsitran.
Analisis fisika kimia perairan industri Panply terhadap kerapatan mangrove dan kepadatan kepiting bakau Tri Sutriani Syam; Pauline Destinugrainy Kasi; Sunarti Cambaba; Syarif Hidayat Amrullah
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24532

Abstract

Ekosistem mangrove berperan penting dalam ekologi laut dan pesisir, salah satunya adalah sebagai tempat pemijahan dan pembesaran (nursery ground) bagi kepiting bakau. Kepiting bakau merupakan salah satu fauna akuatik yang hidup di sekitar hutan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis mangrove dan jenis kepiting bakau yang ada di sekitar perairan PT Panply dan pengaruh parameter lingkungan terhadap kerapatan mangrove dan kepadatan kepiting bakau di perairan industri Panply. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik jejajah atau eksplorasi yaitu terjun langsung di lapangan dalam melakukan pengamatan dan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 stasiun, stasiun I berada tepat di belakang PT Panply sedangkan stasiun II berada sekitar 100 meter dari PT Panply. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di area industri Panply ditemukan 4 jenis mangrove yang terdiri dari Rhizophora mucronata, R. apiculata, Avisennia alba, dan Sonneratia alba. Serta 3 jenis kepiting bakau yang terdiri dari Scylla serrata, S. olivacea, dan S. tranquebarica. Terdapat korelasi antara kerapatan mangrove dengan suhu 0,667 (kuat). Korelasi antara kerapatan mangrove dengan pH 0,179 (sangat rendah). Korelasi antara kerapatan mangrove dengan salinitas, tidak dapat ditentukan nilai korelasinya karena data yang ada seragam. Korelasi antara kerapatan mangrove dengan kecerahan 0,148 (sangat rendah). Selain itu, didapatkan hubungan antara kepadatan kepiting bakau dengan fisika kimia air yaitu korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan suhu 0,879 (sangat kuat). Korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan pH 0,407 (sedang). Korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan salinitas 0,667 (kuat). Korelasi antara kepadatan kepiting bakau dengan kecerahan 0,333 (rendah).
Tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta Binar Anggita Sari; Nariswari Salsabiela; Ontowiryo Muhammad Panrus; Nalia Yustika Indani; Adi Laksono; Bambang Agus Suripto
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24671

Abstract

Burung paruh bengkok sebagian besar sudah termasuk dalam daftar satwa yang rentan terhadap kepunahan, sehingga perlu dilakukan upaya konservasi baik secara in situ maupun ex situ untuk melindungi satwa dari ancaman kepunahan. Tingkat keberhasilan konservasi tolok ukurnya berupa peningkatan jumlah satwa yang bertahan hidup dengan tingkat kesejahteraan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan status konservasi, serta tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta. Pengumpulan data berupa jenis dan status konservasi serta tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Penilaian tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok dilakukan oleh kedua pihak yaitu peneliti dan pengelola. Langkah yang dilakukan yaitu memberikan skor untuk setiap aspek kesejahteraan satwa dan menghitung nilai akhirnya, tingkat kesejahteraan satwa diklasifikasikan berdasar Perdirjen Nomor P.6/IV-SET/2011. Hasil akan dianalisis secara kualitatif dan dijabarkan dalam narasi deskriptif untuk setiap aspek kesejahteraan satwa burung paruh bengkok di TSTJ. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu satwa koleksi burung paruh bengkok di TSTJ terdiri dari 4 spesies dengan total 24 individu, spesies tersebut termasuk satwa yang dilindungi menurut Peraturan Menteri LHK No. 106 tahun 2018. Tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di TSTJ berdasarkan penilaian peneliti menunjukkan nilai akhir 71,35 dan pengelola 71,95. Hal tersebut menunjukkan hasil akhir tingkat kesejahteraan satwa burung paruh bengkok di TSTJ dari kedua pihak masuk ke dalam kategori “Baik”. Aspek kesejahteraan satwa yang perlu ditingkatkan adalah bebas dari ketidaknyamanan dan bebas berperilaku normal.
Peran relaksasi otot progresif untuk penurunan kadar glukosa darah Yuliana Yuliana
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24701

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari obat yang tepat bagi penyakit ini. Kombinasi terapi obat-obatan dengan perubahan gaya hidup dan relaksasi otot progresif akan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan hanya dengan obat-obatan saja. Namun, teknik relaksasi otot progresif ini belum diketahui secara luas. Tujuan penulisan paper adalah menjelaskan bagaimana relaksasi otot progresif untuk menurunkan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan adalah narrative literature review. Artikel didapatkan dari database Science Direct, PubMed, dan Google Scholar. Kriteria inklusi adalah artikel tinjauan pustaka dan penelitian. Kriteria eksklusi adalah tidak terdapatnya artikel lengkap dan belum dilakukan penilaian sejawat. Hasil telaah pustaka menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar glukosa darah pada sebagian pasien. Teknik untuk melakukan relaksasi otot progresif dengan cara melakukan perubahan kontraksi dan relaksasi secara bergantian dan bertahap pada otot. Teknik ini dapat memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Aksis glukosa dari hipotalamus, pituitari, adrenal, dan sistem saraf simpatis mengalami perubahan. Kedua aksis tersebut bereaksi terhadap perubahan fisik atau psikologis, sehingga menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Kesimpulan: Teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar glukosa darah jika dikombinasi dengan terapi farmakologi dan perubahan gaya hidup. Teknik ini dapat dilakukan dengan kontraksi serta relaksasi secara bergantian pada otot dengan tujuan untuk mengatur akses hipotalamus, pituitari, dan adrenal.
Inventarisasi tumbuhan dan struktur vegetasi di Kawasan Hutan Ledug, Tahura R. Soerjo Apriyono Rahadiantoro
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24708

Abstract

Taman Hutan Raya atau Tahura R. Soerjo merupakan ekosistem hutan pegunungan yang masih tersisa di Pulau Jawa, menjadi salah satu habitat alami tumbuhan dilindungi yaitu bunga edelweis, Anaphalis javanica. Secara hidrologis, kawasan Tahura menjadi sumber mata air yang mengaliri beberapa daerah kabupaten di Jawa Timur. Beberapa kawasan Tahura R. Soerjo telah dipilih sebagai lokasi penanaman kembali atau area rehabilitasi, salah satunya Ledug. Kawasan Ledug berada di lereng Gunung Arjuno dan secara administrasi masuk Kelurahan Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kawasan Ledug diketahui rentan mengalami kerusakan hutan yang diakibatkan berbagai faktor, terutama adanya kebakaran hutan. Mengingat pentingnya kawasan Tahura bagi masyarakat Jawa Timur, maka upaya untuk memperbaiki kawasan Tahura yang mengalami kerusakan habitat, perlu dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan kegiatan inventarisasi dan pendataan vegetasi di wilayah-wilayah yang masih belum terganggu kondisinya atau area hutan alami. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan dan struktur vegetasi di kawasan Ledug. Kegiatan eksplorasi tersebut berhasil diperoleh sebanyak 44 suku, 67 marga dan 75 spesies tumbuhan. Berdasarkan zona ketinggian, kawasan hutan Ledug termasuk dalam zona submontana dengan karakter umum vegetasi mendekati hutan dataran rendah. Area hutan memiliki struktur vegetasi yang lengkap meliputi strata pohon, tiang dan tumbuhan bawah, keragaman jenis tumbuhan yang sedang serta kerapatan vegetasi pohonnya cenderung jarang dengan dominasi pohon anggrung (Trema orientalis) dan iprek (Ficus virens). Sedangkan pada area rehabilitasi memiliki keragaman tumbuhan rendah dan struktur vegetasi yang didominasi tumbuhan bawah dari suku rumput-rumputan (Poaceae).
Identifikasi keanekaragaman lalat pada peternakan unggas pedaging (Studi kasus: Teaching farm UIN Alauddin Makassar) Aminah Hajah Thaha; Jumriah Syam; Muhammad Arsan Jamili; Suci Ananda; Syamsinar Sidik; Sartika Sartika; Mawar Anwar; Andi Anisa Nisda; Agung Utama
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24729

Abstract

Lalat memiliki peranan yang penting dalam penyebaran penyakit hewan menular pada ternak yaitu sebagai vektor mekanik yang mampu memindahkan mikroorganisme pathogen dari ternak yang sakit ke ternak yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman lalat pada peternakan unggas pedaging yang berada pada area Teaching Farm UIN Alauddin Makassar, yang diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pencegahan lalat sebagai vektor penyebaran penyakit pada peternakan unggas pedaging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil identifikasi dan keanekaragaman lalat ditemukan Genus Haematobia di dalam kandang unggas, Genus Musca di luar kandang unggas, Genus Musca pada feses, Genus Tachinid pada pohon sekitar kandang, dan Genus Stomoxys di tempat sampah.
Gambaran kualitas bakteri koliform air bersih pada sumur gali di Desa Tongute Ternate Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Andi Muhammad Munawir Usman; Andi Ernawati
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24972

Abstract

The World Health Organization (WHO) in the Director General of Disease Eradication and Environmental Health states that the average volume of clean water needs for the world's population is different. In developed countries, the water required is approximately 500 liters/or/day. Meanwhile, big cities in Indonesia need 200-400 liters of water/or/day. One of the bacteria that can contaminate water quality is coliform bacteria, which is a group of intestinal bacteria that live in the human digestive tract. And the purpose of this research is to find out the description of Coliform bacteria in clean water of dug wells in Tongute Village, Ternate District, Ibu Subdistrict, West Halmahera Regency, Maluku Province. This research was conducted at the Laboratory of Microbiology, Faculty of  Medicine, Hasanuddin University Makassar. The method used in this research is an experimental design with descriptive observation totaling 5 samples of dug wells, carried out with the Most Probable Number (MPN) in the Estimating Test and Confirmation Test for Dug Well Water Samples and Testing on Complementary Tests Using Eosyn Methylene Blue Agar (EMBA) Media Growth Media ). The results showed that in the examination of the estimator test using lactose Broth (LB) media, the 5 samples in the estimator test were marked by a change in the solution to yellow color and the appearance of gas bubbles in the Durham tube so that it was suspected that it contained coliform bacteria contamination. In the confirmation test examination using Brilliant Green Lactosa Broth (BGLB) media, a positive test result in the estimator test is continued to the confirmation test to confirm coliform In the confirmation test using the EMBA medium, the positive test result is confirmed by a confirmation test to determine the type of coliform bacteria his. The result is called fecal coliform if the colonies that grow in the medium are metallic green, if the colonies that grow are brick red, it is called non-fecal coliform. It was concluded that there were coliform bacteria in the five dug wells by showing a metallic green color indicator.