cover
Contact Name
Yayan Hendrayana
Contact Email
yayan.hendrayana@uniku.ac.id
Phone
+6285221755222
Journal Mail Official
admin_wanaraksa@uniku.ac.id
Editorial Address
Jl. Cut Nyak Dhien No 36A Cijoho Kuningan
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Wanaraksa
Published by Universitas Kuningan
ISSN : 02160730     EISSN : 27763986     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Wanaraksa (Jurnal Kehutanan dan Lingkungan) merupakan sebuah jurnal hasil penelitian yang diterbitkan oleh Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Universitas Kuningan. Wanaraksa diterbitkan dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Cakupan jurnal mencakup topik-topik bidang: Kehutanan (Manajemen Hutan, Budidaya Hutan, Teknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan, Silvikultur dan Sosial Ekonomi Kehutanan), Keanekaragaman Hayati, dan Lingkungan. Wanaraksa diterbitkan dalam versi online.
Articles 69 Documents
Pengaruh Pupuk Fosfat dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Terhadap Pertumbuhan dan HAsil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) (hal 1-14) Ai Nurlaila
Wanaraksa Vol 9, No 01 (2015)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v9i01.256

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) interaksi antara pupuk P dan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) varietas Walet (2) dosis pupuk P dan CMA yang memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) varietas Walet (3) korelasi antara komponen pertumbuhan dengan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) varietas Walet.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Penelitian terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu pupuk P dan CMA yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama yaitu pupuk P terdiri dari tiga taraf, yaitu : P1 (30 kg SP-36/ha), P2 (45 kg SP-36/ha), dan P3 (60 kg SP-36/ha). Faktor kedua yaitu CMA terdiri dari tiga taraf, yaitu : M1 (5 g/lubang), M2 (7,5 g/lubang), dan M3 (10 g/lubang).Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat interaksi antara Pupuk P dan Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap parameter rata-rata tinggi tanaman umur 21 hari setelah tanam (HST), indeks luas daun umur 35 HST dan 42 HST, volume akar umur 35 HST dan 42 HST, laju pertumbuhan tanaman minggu ke-3, bobot kering per petak, bobot kering biji 100 butri dan indeks panen, (2) perlakuan pupuk P dengan dosis 45 kg SP-36/ha dan CMA dengan dosis 7,5 g/lubang menunjukkan pengaruh terbaik terhadap bobot biji kering per petak yang menghasilkan 760,57 g/petak atau setara dengan 1,14 ton/ha, (3) terdapat korelasi yang nyata antara komponen pertumbuhan tinggi tanaman umur 21 HST dan volume akar umur 35 HST dengan hasil bobot biji kering per petak.Kata kunci : kacang hijau, Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA), pupuk Fosfor, pertumbuhan, hasil
Pengaruh Cendawan Mikoriza Arbuskula Untuk Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) Pada Tanah Bekas Galian C Ai Nurlaila; Nurdin .
Wanaraksa Vol 8, No 02 (2014)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v8i02.254

Abstract

This research is to see the effect of the use of the ArbuscularMycorrhizalFungi (AMF) and phosphorus on growth and yield of mung bean ( Phaseolus radiatus L. ) were carried out on a laboratory scale . The study is expected to evolve and ultimately provide complete information aboutthe technology of cultivation and appropriate commodity to be applied in land - mined land so that the land can be put to good use . Thus not only the economic benefits that will be obtained , but also environmental quality can be improved such as water management and land fertility .This study used a randomized complete block design with three levels of two factors treatments . The first factor is the AMF with a dose of 0 g / polybag , 10 g / polybag , and 20 g / polybag . The second factor is fertilizer P with a dose of 0 g / polybag , 5 g / polybag , and 10 g / polybag . Every treatment factorswererepeatedthree times.The results showedthatthere is an interaction between AMF treatment and P fertilizer on growth and yield components of green beans . Treatments that provide the most excellent effect on growth and yield are treated M2 ( 10 g AMF / hole ) and F2 ( 5 g SP - 36 / hole ) . Obtained an increase in yield of about 60 % when compared to the control treatment (without giving AMF and fertilizer P) .Keywords : AMF , Phosphorus , mung beans ( Phaseolus radiatus L.), growth, yield
Karakteristik Vegetasi Habitat Surili (Presbytis comata) di Kawasan Gunung Subang desa Legokherang Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan (hal 38-46) Toto Supartono; Asep Budi Wahyono; Ai Nurlaila
Wanaraksa Vol 8, No 01 (2014)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v8i01.255

Abstract

The aim of the research is to identify woody plants, diversity of Presbytis comata habitat, the existence of Presbytis comata feed and physical state of the mount ring. Vegetation data collected by using transek method and analyzed by counting Shannon-Wiener Diversity Index. Observation areas and spatial data analysis done to see the physical condition of the Presbytis comata habitat. The vegetation found 67 plant species are woody and 31 types expressed as Presbytis comata feeds. Presbytis comata feed mostly consists of the moraceae family. Types of Presbytis comata habitat in the Subang area is lowland tropical rainforest type with an elevation of 625-1200 m above sea level. The slope of mountain in Subang areas very varies from flat, sloping, somewhat steep, to very steep.Keywords: Presbytis comata, habitat, woody plants diversity
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG BERKICAU DAN UPAYA KONSERVASI PADA KONTES BURUNG BERKICAU DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Nurdin Nurdin; Iing Nasihin; Asep Yuda Guntara
Wanaraksa Vol 11, No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i01.1063

Abstract

Pemanfaatan keanekaragaman jenis burung berkicaudan upaya konservasi pada kontes burung berkicau di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Burung memiliki fungsi penting bagi ekologi, sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta indikator perubahan musim (cf. Dammerman, 1929; Dickson et al., 1979; Howe dan Westley, 1988; Iskandar, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk  mengidentifikasi jenis burung berkicau pada kegiatan kontes burung dan mengetahui status dan upaya konservasi burung berkicau dalam kegiatan kontes burung berkicau di Kabupaten Kuningan.Metode penelitian yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian tercatat 15 jenis burung berkicau dari 11 family yang dipelihara oleh masyarakat, 6 jenis  dari 5 family yang mendominasi di arena kontes burung berkicau.Dampak maraknya kegiatan kontes burung berkicau telah menyebabkan maraknya hobimemelihara burung dan perdagangan burung di Kabupaten Kuningan. Dampak positif, kegiatan tersebut dapat mengembangkan berbagaipengetahuan masyarakat tentang burung, seperti aneka ragam jenis ataupun ras burung, tingkah laku burung, kicau burung, perawatan,dan penangkaran burung, khususnya terhadap jenis-jenis burung yang biasa dikonteskan. Maraknya kontes burung berkicau jugatelah menyebabkan berkembangnya kegiatan ekonomi dengan banyaknya yang berjualan di sekitar arena kontes dan industri pada masyarakat yang berkaitan dengan hobi memelihara burung,seperti industri pembuatan sangkar, pembuatan pakan, vitamin, dan obat-obatan burung piaraan.Selain itu mulai berkembang pula industri pembuatan kaos dan selimut sangkar burung yang bertemakan burung berkicau.Dampak negatif, populasi beberapa jenisburung berkicau menjadi berkurang dan berisiko tinggi untuk punah di alam akibat eksploitasi yang berlebihan dan perdagangan burung untuk burung kontes.Oleh karena itu untuk pemanfaatan burung berkicau secara berkelanjutan, upaya konservasi burung berlandaskan partisipasimasyarakat sungguh dibutuhkan dan diupayakan burung yang dikonteskan berasal dari penangkaran.Kata Kunci: burung berkicau, konservasi, penangkaran
PROSPEK KONTRIBUSI HUTAN RAKYAT TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUNINGAN (Studi Kasus di Kawasan Hutan Rakyat Bekas Lahan Kritis Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan) Nina Herlina; Ika Karyaningsih; Agus Rianto
Wanaraksa Vol 10, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i01.1054

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usaha dan potensi hutan rakyat., menganalisis serta menghitung kesediaan masyarakat membayar retribusi kayu dari hutan rakyat. Penelitian telah dilaksanakan di Hutan Rakyat Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan pada tahun 2014.Kawasan hutan rakyat di Desa Karang Sari Kecamatan Darma seluas 70 Ha. Berdasarkan luasan tersebut diambil sampel dengan nilai kritis e atau batas ketelitian sebesar 10% (0,1) (Sevila et al. 1993 dalam Singarimbun, 1987). Sehingga diketahui luas kawasan maksimal yang akan diamati sebesar 7 Ha, disesuaikan dengan luas kepemilikan lahan responden.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa analisis kelayakan pada aspek perbandingan antara biaya dan Pendapatan masyarakat dari hasil hutan rakyat cukup tinggi. Oleh sebab itu usaha hutan rakyat sangat layak untuk masyarakat. Selain itu pada dasarnya masyarakat desa Karangsari bersedia untuk membayar retribusi hasil kayu hutan rakyat pada kondisi hasil yang diperoleh cukup tinggi.Kata Kunci : Hutan rakyat, potensi, analiss kelayakan
SISTEM PENGELOLAAN DAN POTENSI TEGAKAN HUTAN RAKYAT KECAMATAN NUSAHERANG KABUPATEN KUNINGAN Agus Yadi Ismail; Oding Syafrudin; Yudi Yutika
Wanaraksa Vol 10, No 02 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i02.1059

Abstract

Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh diatas lahan yang dibebani hak milik, jadi hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat (Undang-Undang pokok Kehutanan No. 41 Tahun 1999). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengidentifikasi sistem pengelolaan, potensi tegakan dan manfaat ekonomi dari kegiatan pengelolaan hutan rakyat di Desa Cikadu Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan. Penelitian ini diperoleh dari metode field observation, metode sampling dan metode wawancara terhadap petani responden.Sistem pengelolaan hutan rakyat di Desa Cikadu masih bersifat sederhana, Pengelolaan hutan rakyat di Desa Cikadu dilakukan dengan menggunakan sistem agroforestry dengan tanaman semusim dan model agroforesty dengan tanaman perkebunanHasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden petani hutan. Petani responden mendapatkan bibit dengan cara membeli dan dilakukan proses seleksi untuk mendapatkan bibit yang bermutu. Pemanenan kayu dengan cara sistem tebang pilih dengandiameter pohon yang sudah mencapai 20-50 cm. Pemasaran kayu dilakukan dengan sistem tebasan oleh pengepul yang berasal dari Desa Cikadu.Potensi pengelolaan hutan rakyat di Desa Cikadu dengan luas hutan rakyat dari seluruh petani responden 11,21 Ha, memiliki potensi kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) 13,60 m3/ha dan Mahoni (Swietenia mahagoni) 23,87 m3/ha dan afrika (Meosopsi eminii)12,83 m3/ha. Dengan potensi usaha Hutan Rakyat desa Cikadu untuk mahoni Rp.29.150.000/tahun, untuk sengon Rp.16.580.000/tahun dan untuk afrika Rp. 24.450.000/tahun,cengkeh (Syzygium auromaticum) Rp. 234.000/tahun, sedangkan kontribusi pendapatan terkecil diperoleh dari kopi (Coffea robusta) Rp. 156.600/tahun.Kata Kunci : Hutan rakyat, Sistem pengelolaan hutan rakyat , Potensi tegakan kayu,   Kontribusi pendapatan.
SEBARAN JENIS DAN HARGA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU SETENGAH JADI DI KABUPATEN MAJALENGKA Iing Nasihin; Agus Yadi Ismail; Randi Adpan
Wanaraksa Vol 9, No 02 (2015)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v9i02.1050

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan inventarisasi industri kayu setengah jadi, memetakan daerah sebaran industri pengolahan kayu setengah jadi , mengetahui Sumber bahan baku, jenis kayu dan kapasitas setiap produk industri profil industri pengolahan kayu setengah jadi. Penelitian dilakukan melalui metode survey dimana waktu penelitian ini dilaksanakan adalah 4 bulan pada bulan April sampai Juni 2015 di lakukan di industri sekunder pengrajin kayu di Kabupaten Majalengka. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa jenis kayu yang digunakan didominasi oleh jenis kayu jati, mahoni, jenis kayu tersebut digunakan untuk bahan setengah jadi berupa kusen, pintu, jendela, lemari, bupet dan kursi.Kata Kunci: Identifikasi, inventarisasi, industri kayu
IDENTIFIKASI DAN SEBARAN JENIS Cinnamomum sintoc BL DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DI RESORT CILIMUS DAN MANDIRANCAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Agus Yadi Ismail; Dede Kosasih; Dian Novitasari
Wanaraksa Vol 11, No 01 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i01.1064

Abstract

Jenis Cinnamomum sintoc Blume merupakan salah satu vegetasi penghasil minyak atsiri pada batang dan daunnya. Dalam upaya konservasi C.sintoc, maka perlu dilakukan studi untuk mengetahui populasi dan sebaran sintok diTaman Nasional Gunung Ciremai.Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai populasi, sebaran, dan karakteristik habitat  Cinnamomum sintoc di Resort Cilimus dan Resort Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremaisehingga proses kelangkaannya dapat dicegah dan pengembangan dapat dilakukan dalam upaya pembudidayaan tanaman ini. Penelitian dilaksanakan di Resort Cilimus dan Mandirancan Taman Nasional Gunung Ciremai Provinsi Jawa Barat yang terletak pada koordinat 108° 24' 20.3706" - 108° 28' 40.2486" Bujur Timur dan 6° 49' 30.9185"- 6° 54' 3.8434" Lintang Selatan dengan luas wilayah 3.171,035 hektar. Penelitian dimulai bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2016. Identifikasi morfologi dan sebaran C.sintoc menggunakan metode observasi dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan yang dilakukan di Resort Cilimus dan Mandirancan dibatasi berdasarkan ketinggian dari 500-1200 mdpl.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebaran Cinnamomum sintoc pada lokasi penelitian banyak ditemukan individu pada Resort Cilimus sedangkan untuk Resort Mandirancan cenderung mengelompok terutama pada ketinggian 700 mdpal dan 900 mdpal.selain itu Habitat di Resort Cilimus Cinnamomum sintoc ditemukan hanya pada ketinggian 500-1200 mdpal dengan rata-rata suhu 26.3oC dan kelembaban 78% dan Resort Mandirancan ditemukan hanya pada ketinggian 500-1100 mdpal dengan rata-rata suhu 27.3oC dan kelembaban 75.5%. Dan habitat Cinnamomum sintocditemukan pada Zona tropik dataran rendah (0-1000 Mdpal) dan Zona sub montan atau Hutan pegunungan rendah (1000-1500 Mdpal).Kata Kunci: Cinnamomum sintoc, habitat, morfologi, sebaran
KEANEKARAGAMAN DAN PEMANFAATAN JENIS TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG PAKUAN KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT Nina Herlina; Ai Nurlaila; Idris Sandria
Wanaraksa Vol 10, No 01 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v10i01.1055

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung Gunung Pakuan, dan untuk mengetahui potensi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kawasan Gunung Pakuan.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Pemilihan responden awal menggunakanmetode purposive sampling, dilanjutkan dengan metode snowball sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis vegetasi yang ditemukan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Pakuan dengan menggunakan 30 plot contoh ditemukan 48 jenis dari 34 famili, dan 32 jenis termasuk kedalam tumbuhan obat dari 27 famili.Dari 32 jenis tumbuhan obat yang ditemukan terdapat 18 jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah Antanan/pegagan, Babadotan, Calincing, Cariyang/nampu, Ciplukan, Daun sendok/ki urat, Hanjuang, Harendong, Jahe, Kapol/kapulag, Katuk, Kecubung, Koneng/kunyit, Mangandeuh, Pacing, Paku munding/pakis gajah, Sambang getih, dan Seureuh/sirih.Dalam penelitian ini diharapkan perlu adanya pengembangan dan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan jenis tumbuhan obat beserta penggunaannya yang digunakan oleh masyarakat Desa Gunungmanik, perlu adanya pembudidayaan tumbuhan obat, agar tumbuhan obat yang ada didalam Kawasan Hutan Lindung Gunung Pakuan tetap terjaga kelestariannya.Kata kunci: Keanekaragaman, Pemanfaatan dan Tumbuhan Obat.
NILAI EKONOMI TUMPANG SARI PADA HUTAN RAKYAT (Studi Kasus di Kawasan Hutan Rakyat Tembong Podol Desa Rambatan Kecamatan Ciniru Kabupaten Kuningan) Asep Sigit Pranamulya; Oding Syafruddin Syafruddin; Wawan Setiawan
Wanaraksa Vol 7, No 01 (2013)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v7i01.606

Abstract

Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai ekonomi yang dihasilkan dari komoditi tanaman tumpang sari dan mengetahui profil usaha tumpang sari pada lahan hutan di hutan rakyat Tembong Podol Desa Rambatan Kecamatan Ciniru. Metode pengumpulan data dikumpulkan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, survey lapangan dan pengukuruan objek yang diteliti. melakukan tanya jawab secara langsung terhadap responden, pejabat setempat dan pemimpin formal maupun informasi desa. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuisioner terstruktur dan tidak terstruktur mengenai hal-hal yang masih berhubungan dengan penelitian. Pendapatan yang dihasilkan dari tanaman tumpang sari oleh petani tidak memiliki acuan tertentu dalam menentukan besarnya nilai rupiah yang dihasilkan, karena jumlah tanaman yang di tanam serta lahan garapan yang menjadi ruang hidup bagi tanaman tumpang sari tidak selalu berubah-ubah sesuai dengan pola tanam yang digunakan. Oleh sebab itu perhitungan nilai pendapatan dari tanaman tumpang sari hanya dapat di perkirakan melalui hasil panen yang sudah ada. Usaha Hutan Rakyat di lokasi penelitian yang ditumpangsarikan dengan beberapa komoditi seperti bawang, jahe, mangga, singkong dan jagung telah menambah penghasilan bagi petani untuk setiap musim tanamnya. produksi untuk jenis komoditas yang paling besar adalah jenis Jahe yaitu sebesar 921,88 Kg/Ha dengan pendapatan sebesar Rp 921.875/Ha Sedangkan untuk jenis komoditas dengan produksi paling rendah adalah jenis jagung dengan jumlah produksi sebesar 363,64 Kg/Ha dengan pendapatan sebesar Rp 909.091/Ha. Terdapat 7 jenis tanaman tumpang sari yang di garap oleh 11 orang petani desa Rambatan pada lahan hutan rakyat di peroleh pendapatan bersih dari komoditi tumpang sari tersebut sebesar Rp 60.180.000 setiap satu kali musim panen. Komoditi terbesar berasal dari jenis tanaman bawang, yaitu sebsar Rp 30.500.000 dan komoditi terendah berasal dari jenis tanama singkong yaitu sebesar Rp 250.000. Kata Kunci : Ekonomi, Hutan Rakyat, Tumpang Sari, Komoditas