cover
Contact Name
Very Julianto
Contact Email
jpsi@uin-suka.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
very_psi07@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Psikologi Integratif
ISSN : 23562145     EISSN : 25807331     DOI : -
Core Subject : Social,
This journal is focusing on providing the public with understandings of integrated psychological studies and presenting researches and developments in psychology by articles and reviews. Psikologi Integratif scopes in particular psychological studies in general studies and integrated studies. This journal intends to bring up current issues in psychology subject by contributing to public with researches from psychology and related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif" : 8 Documents clear
Bagaimana Muslim di Indonesia Meyakini Teori Konspirasi Yahudi: Peran Ancaman Simbolis dan Kekolotan Religius Audi Ahmad Rikardi
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2285

Abstract

Jews in Indonesia are scare and almost non-exist. However, Islamic groups consider Jews as a threat for Islamic practice. Furthermore, Islamic groups have belief that Jews are conspired against Islam in Indonesia through ideological ways. This study aims to explore association between symbolic threat and belief in Jewish conspiracy theory. This association mediated by religious zeal. There are 385 respondents who completed symbolic threat scale, religious zeal scale, and belief in Jewish conspiracy theory scale. Hypothesis tested by Jamovi 1.6.23 with medmod module. Analysis result explained symbolic threat has association with belief in Jewish conspiracy theory. Religious zeal also mediated that association. Symbolic threat could be a factor which explain Jewish conspiracy belief in Indonesia. Jewish conspiracy belief could be seen as mechanism to maintain positive image of Islamic group. Analysis result also explain Muslims and Jews relationship in Indonesia. Abstrak. Eksistensi Yahudi di Indonesia sangat sedikit dan hampir nihil. Namun, kelompok muslim merasa bahwa Yahudi adalah sesuatu yang mengancam nilai-nilai Islam. Selain itu, kelompok muslim memiliki keyakinan bahwa Yahudi berkonspirasi dalam melemahkan umat Islam di Indonesia melalui cara-cara ideologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan ancaman simbolis dan keyakinan terhadap teori konspirasi Yahudi dengan kekolotan religius sebagai mediator. Pengumpulan data menggunakan skala ancaman simbolis, skala kekolotan religius, dan skala keyakinan terhadap teori konspirasi Yahudi. 385 responden terlibat dalam penelitian. Uji hipotesis menggunakan Jamovi 1.6. 23 dengan modul medmod Hasil penelitian menunjukkan bahwa ancaman simbolis memiliki kaitan dengan keyakinan terhadap teori konspirasi Yahudi dan kekolotan religius memediasi kaitan dua variabel. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman simbolis dapat menjadi faktor terkait alasan dari seseorang meyakini teori konspirasi Yahudi di Indonesia. Meyakini bahwa Yahudi berkonspirasi untuk mengancam nilai-nilai Islam adalah bagian dari mempertahankan citra dari kelompok Islam. Hasil analisis juga dapat menjelaskan relasi kelompok muslim dan Yahudi di Indonesia.
Dealing the Crisis Together: The Meaning of Family Support for Employees Infected by Covid-19 Destri Ayu Kristina; Candra Indraswari
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2442

Abstract

During the COVID-19 pandemic, family support is needed especially for those who are infected by Covid-19. This study aimed to comprehend the meaning of family support for employees infected with COVID-19. The study used qualitative method with a phenomenological approach. Online and offline interviews were conducted to collect the data. This research had three main informants who work at Company X and each informant was followed by one significant other. The result showed that although the support of each family was different, the meanings that appeared in the three informants had similarities. The three informants interpreted family support as a motivation to come back home and to be healthy again. In addition, all informants interpreted family support as a stress reliever during isolation. In all informant’s views, their family had provided support for them, although in different ways for each informant. Therefore, the main factor influencing the recovery of the informants was family support and only family who always stay and accept their situation. In the end, family support is also interpreted as a spirit when informants face discrimination in their workplace. From the experience of all informants, it is known that family support makes a huge contribution to the recovery process when informants were infected by COVID-19.Abstrak. Saat pandemi seperti ini dukungan keluarga sangat dibutuhkan, terlebih bagi mereka yang sedang terinfeksi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui makna dari dukungan keluarga bagi karyawan yang terinfeksi virus COVID-19. Informan dalam penelitian kali ini adalah tiga karyawan yang positif terpapar COVID-19. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan menggunakan teknik wawancara secara online dan offline. Penelitian ini memiliki tiga informan utama yang bekerja di Perusahaan X dan masing-masing informan diikuti oleh significant other. Hasil menunjukkan bahwa meskipun dalam bentuk perlakuan setiap keluarga berbeda, namun makna yang muncul pada ketiga informan memiliki kesamaan. Ketiga informan memaknai dukungan keluarga sebagai motivasi untuk kembali pulang dengan sehat kembali. Selain itu, informan memaknai dukungan keluarga sebagai penghilang stress saat isolasi. Bagi semua informan, keluarga akan selalu memberikan dukungan kepada mereka meskipun dengan cara yang berbeda-beda untuk setiap informan. Oleh karenanya, faktor utama yang mempengaruhi kesembuhan informan adalah dukungan keluarga. Hanya keluarga yang selalu bertahan dan menerima keadaannya. Pada akhirnya, dukungan keluarga juga dimaknai sebagai semangat menghadapi diskriminasi yang diterima informan di tempat kerja. Dari pengalaman seluruh informan diketahui bahwa dukungan keluarga memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menjalani proses pemulihan ketika orang terinfeksi covid-19.
Relaksasi dan Katarsis Singkat Daring bagi Peningkatan Kebersyukuran dan Penurunan Stres Pengasuhan Amalia Rahmandani; Yohanis Franz La Kahija
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2258

Abstract

Parenting stress risks causing traumatic events, even complex, in the child which further hinder their development. The psychological burdens that cause parenting stress can be released with gratitude and through relaxation and catharsis techniques. This study aims to examine the effect of online brief interventions of relaxation and catharsis on gratitude and parenting stress. The research was conducted with a quasi-experimental one-group pretest-posttest design and instruments of the Gratitude (α=0,765; D= 0,455-0,620) and the Parenting Stress Scale (α=0,800; D= 0,283-0,693). Participants were 7 parents of elementary school students obtained by convenience sampling (MAge=41,14; SDAge= 4,95; Female=85,71%). The results of the Wilcoxon Signed Rank Test inferential statistical test showed no significant increase in gratitude as well as decrease in parenting stress. However, further data analysis found an outlier among participants. Reexamination by removing an outlier showed a significant effect of the intervention on reducing parenting stress.Abstrak. Stres pengasuhan berisiko mengakibatkan peristiwa traumatik, bahkan kompleks, pada anak yang selanjutnya menghambat tumbuh kembangnya. Beban psikologis penyebab stres pengasuhan dapat dilepaskan dengan kebersyukuran dan melalui teknik relaksasi dan katarsis. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh intervensi relaksasi dan katarsis singkat daring terhadap kebersyukuran dan stres pengasuhan. Penelitian dilakukan dengan eksperimen kuasi one-group pretest-posttest design serta instrumen Skala Kebersyukuran (α=0,765; D= 0,455-0,620) dan Skala Stres Pengasuhan (α=0,800; D= 0,283-0,693). Partisipan adalah 7 orangtua dari siswa sekolah dasar yang diperoleh secara convenience sampling (MUsia=41,14; SDUsia= 4,95; Perempuan=85,71%). Hasil pengujian statistik inferensial Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan tidak adanya peningkatan kebersyukuran dan penurunan stres pengasuhan secara signifikan. Meski demikian, analisis data lebih lanjut menemukan pencilan di antara partisipan. Pengujian ulang dengan menghilangkan data pencilan menunjukkan pengaruh signifikan intervensi terhadap penurunan stres pengasuhan.
Peran Kognisi Sosial dan Schadenfreude Terhadap Empati Pada Mahasiswa Universitas Negeri Malang Hanum Putryani Widayati; Ika Andrini Farida
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2261

Abstract

Empathy is very important not only in social life but also to create communication in counseling in the field of psychology and counseling guidance. The emergence of empathy in an individual can be influenced by social cognition and schadenfreude. For this reason, the objective of this study was to clarify the role of social cognition and schadenfreude in empathy in State University of Malang undergraduate students majoring in psychology and counseling guidance. This study was quantitative with a correlational approach. This study also uses several measuring instruments such as The Edinburgh Social Cognition Test (ESCoT) to measure social cognition, the Schadenfreude measuring instrument created by Alison Baren to measure Schadenfreude, and the Interpersonal Reactivity Index (IRI) to measure empathy. Hypothesis testing was conducted using multiple regression analysis. The results found that there was a role for social cognition and Schadenfreude on empathy which shows that the greater the social cognition ability, the better the empathy ability. However, increases in Schadenfreude behavior can reduce the ability to empathize. This study can be used as a reference for creating modules for psychology majors, guidance and counseling majors, and other parties to increase empathy in individuals by training social cognition skills. Abstrak. Empati merupakan hal yang penting dalam kehidupan sosial. Empati sangat dibutuhkan dalam proses konseling psikologi. Munculnya empati pada seseorang dapat dipengaruhi oleh kognisi sosial dan schadenfreude. Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi peran kognisi sosial dan schadenfreude dengan empati pada mahasiswa program sarjana jurusan Psikologi dan Bimbingan Konseling Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Alat ukur yang digunakan yaitu The Edinburgh Social Cognition Test (ESCoT) untuk mengukur kognisi sosial, alat ukur Schadenfreude yang dibuat oleh Alison Baren untuk mengukur schadenfreude, dan Interpersonal Reactivity Index (IRI) untuk mengukur empati. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peran kognisi sosial dan schadenfreude terhadap empati. Dimana hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan kognisi sosial, maka akan semakin baik pula kemampuan empati yang dimiliki. Namun, apabila perilaku schadenfreude yang dimiliki tinggi, maka hal tersebut dapat menurunkan kemampuan empati yang dimiliki. Penelitian ini dapat menjadi referensi pembuatan modul bagi jurusan psikologi, jurusan bimbingan dan konseling, serta pihak lainnya untuk meningkatkan empati pada seseorang dengan cara melatih kemampuan kognisi sosial.
The Quality of Lecturer-Student Interaction as Predictors of Academic Achievement and Percieved Learning with Emotional Engagement as Mediator Maya Fitria; Koentjoro Koentjoro; Wenty Marina Minza
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2456

Abstract

This study aimed to examine the fitness of a model that proposes the relationship between the quality of student-teacher interaction as predictors of academic achievement and perceived learning with emotional engagement as a mediator. Lecture-student interactions as the exogenous variable were measured with the Lecturer-student Interaction (LSI) questionnaire that contains four aspects: autonomy support, emotional support, academic support, and the framework used to measure the quality of lecturer-student interaction. The emotional involvements of students during lectures as the endogenous variable are the emotions (pleasure, boredom, despair, anger, hope, anxiety) that are often expressed in the lecture process. Emotional engagement is considered as the mediator variable. Perceived learning as the dependent variable is related to the ability of lecturers to arouse students' curiosity about the lecture material. The second dependent variable is academic achievement which is determined by the cumulative index report (GPA) from the previous semester. 270 students from many universities in Indonesia filled out the questionnaire. The conceptual model proposed in this study is incompatible with empirical data in the field. In the first model, lecturer-student interaction influences perceived learning mediated by emotional engagement because lecturer-student interaction will only significantly influence perceived learning through emotional engagement (full mediation). Directly and through mediation of emotional involvement, the influence of lecturer-student interaction variables is not significant on academic achievement. In the modified model, lecturer-student interaction influences perceived learning with emotional engagement and also significantly influences perceived learning without emotional involvement variables (partial mediation). The dynamics of the lecturer-student interaction relationship, emotional engagement, and academic achievement in this modified model remain the same as the first model. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesesuaian model yang mengusulkan hubungan antara kualitas interaksi siswa-guru sebagai prediktor prestasi akademik dan pembelajaran yang dirasakan dengan keterlibatan emosional sebagai mediator. Interaksi dosen-mahasiswa sebagai variabel eksogen diukur dengan kuesioner Interaksi Dosen-Mahasiswa (LSI) yang memuat empat aspek: dukungan otonomi, dukungan emosional, dukungan akademik, dan kerangka yang digunakan untuk mengukur kualitas interaksi dosen-mahasiswa. Keterlibatan emosional mahasiswa selama perkuliahan sebagai variabel endogen adalah emosi (senang, bosan, putus asa, marah, harap, cemas) yang sering diungkapkan dalam proses perkuliahan. Keterlibatan emosional dianggap sebagai variabel mediator. Persepsi pembelajaran sebagai variabel terikat berkaitan dengan kemampuan dosen membangkitkan rasa ingin tahu mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Variabel terikat kedua adalah prestasi akademik yang ditentukan oleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semester sebelumnya. 270 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia mengisi kuesioner. Model konseptual yang diajukan dalam penelitian ini tidak sesuai dengan data empiris di lapangan. Pada model pertama, interaksi dosen-mahasiswa mempengaruhi persepsi pembelajaran yang dimediasi oleh emotional engagement karena interaksi dosen-mahasiswa hanya akan berpengaruh signifikan terhadap persepsi pembelajaran melalui emotional engagement (full mediation). Secara langsung dan melalui mediasi keterlibatan emosional, pengaruh variabel interaksi dosen-mahasiswa tidak signifikan terhadap prestasi belajar. Pada model yang dimodifikasi, interaksi dosen-mahasiswa mempengaruhi pembelajaran yang dirasakan dengan keterlibatan emosional dan juga secara signifikan mempengaruhi variabel pembelajaran yang dirasakan tanpa keterlibatan emosional (mediasi parsial). Dinamika hubungan interaksi dosen-mahasiswa, emosional engagement, dan prestasi akademik pada model modifikasi ini tetap sama dengan model pertama.
Family Resilience of The Aspiring Middleclass Facing Covid-19: A Mixed Method Study Ade Iva Murty; Charyna Ayu Rizkyanti; Andita Putri Ramadhania; Safira Binar Anjani; Dienia Airlia
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2279

Abstract

The study aimed to develop an explanation of family resilience processes among the aspiring middle-class in Jakarta Greater Area or JABODETABEK during the Covid-19 pandemic. The aspiring middle-class refers to a social class that is not yet a middle-class but will eventually achieve the middle-class status. How do the aspiring middle-class families bounce back from the crisis and become strong and healthy families and it could contribute to comprehending the commonly described social unit that is labeled for its vulnerabilities to any major shocks. This is a mixed-method study with a quantitative approach and enriched with qualitative data. The results showed that most participants come from an aspiring middle-class with a high value on the Family Resilience Assessment Scale (Sixbey, 2005). Furthermore, themes found are family belief system, family organizational pattern, problem-solving communication, health protocol adherence, and family economic condition. The study concluded that multidimensional factors enable the development process of family resilience. Governmental programs for developing family well-being and resilience can take advantage of this research, especially about the multidimensional factors that will be a noteworthy entry point for the intervention of family program enhancement. Abstrak. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan proses terbentuknya ketangguhan keluarga dari kelas menengah aspiratif (the aspiring middleclass) di Jabodetabek, pada masa berjangkitnya wabah Covid-19. Studi ini bermanfaat untuk menjelaskan bagaimana keluarga-keluarga yang sedang menuju kelas menengah ini menghadapi krisis dan kemudian bangkit kembali sebagai sebuah keluarga yang sehat fisik dan mental. Metode penelitian studi ini adalah metode campuran, dengan penekanan utama pada metode kuantitatif dan pengayaan data melalui pendekatan penelitian kualitatif. Alat ukur yang dipakai bersumber dari pemikiran Walsh (2003), yakni alat ukur Sixbey (2005) The Family Resilience Assessment Scale (Skala Ketangguhan Keluarga). Hasil penelitian dengan metode kuantitatif memperlihatkan sebagian besar responden berasal dari keluarga kelas menengah aspiratif (the aspiring middleclass) dengan level of resilience atau tingkat ketangguhan tinggi. Tema-tema yang muncul dari data kualitatif adalah sistem keyakinan keluarga, pola-pola pengorganisasian keluarga, komunikasi berorientasi pemecahan masalah, kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan kondisi perekonomian keluarga. Dapat disimpulkan, studi ini memperlihatkan bagaimana proses ketangguhan keluarga terbentuk melalui pengaruh variabel-variabel mutidimensional. Program-program pemerintah untuk kesejahteraan dan ketangguhan keluarga dapat memanfaatkan hasil penelitian ini, khususnya dengan memanfaatkan temuan-temuan mengenai faktor-faktor yang mesti mendapatkan intervensi meningkatkan ketangguhan keluarga.
Adversity Quotient pada Siswa Tunanetra dalam Meningkatkan Literasi Rory Ramayanti; Agung Iranda
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2432

Abstract

Obstacles in visionary function in blind student impacts on limitedlearning process, mainly in literacy activities such as reading, writing, andcounting. In preventing such obstacles, they need adversity quotient forenhancing literacy skill at school. Adversity quotient is very important sothat they could get through the difficulties in the process, not depend ontheir parent and teacher to counter society’s stigma on the issues, likesnormal student. The objective of research is to explore the meaning ofadversity quotient on blind student in improving their literacy.This studyused a qualitative method with phenomenological approach. Four blindstudents who study in Special Needs School of Prof. Sri Soedewi Jambibecame the subject of this study. Data collecting was carried out throughin-depth semi-structured interviews. An interpretative phenomenologicalanalysis was used as the data analysis technique. Study results indicate thatthe adversity quotients of blind students in improving literacy skillsencompass origin and ownership, motivation, perseverance, independence,and control. Factors affecting adversity quotients include parentalencouragement, social support, facilities, and future orientation.Abstrak. Hambatan fungsi penglihatan pada siswa tunanetra berdampakpada keterbatasan dalam proses pembelajaran, terutama pada aktivitasliterasi seperti membaca, menulis, dan berhitung. Dalam mengatasihambatan tersebut mereka membutuhkan kecerdasan daya juang (adversityquotinet) untuk meningkatkan kemampuan literasi di sekolah. Daya juangsangat penting agar mereka mampu mengatasi berbagai kesulitan dalammembaca, tidak bergantung pada orang tua dan guru, serta mengubahstigma masyarakat bahwa mereka tidak mampu belajar di sekolah sepertisiswa normal. Tujuan penelitian ini untuk menggali makna adversityquotient pada siswa tunantera dalam meningkatkan kemampuan literasi.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatanfenomenologi, subjek penelitian ini adalah siswa tunanetra yang menuntutilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Prof. Sri Soedewi Jambi sebanyakempat orang, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semistruktursecara mendalam. Teknik analisis data menggunakan interpretativephenomenological analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adversityquotient siswa tunanetra dalam meningkatkan kemampuan literasi berupamengatasi kesulitan, motivasi, ketekunan, kemandirian, dan kontrol.Adapun faktor yang memengaruhi adversity quetiont yaitu dorongan orangtua, dukungan sosial, fasilitas, dan orientasi masa depan.
Peran Professional Commitment terhadap Subjective Career Success pada Guru Muhammad Taufik Kautsar; Tri Muji Ingarianti; Devina Andriany
Jurnal Psikologi Integratif Vol 10, No 1 (2022): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v10i1.2446

Abstract

Every teacher dreams of a successful and sustainable career to achieve satisfaction in their career. Even though teachers' career is guaranteed, teachers are still worried about their career success, especially about their subjective success. Subjective career success is defined as an individual's subjective perspective, assessment, and satisfaction with his/her career achievement. Professional commitment is loyalty to their profession, and positive evaluation of the profession, so that it is considered to have a role in achieving subjective career success. The objective of this research was to examine the role of professional commitment on subjective career success in teachers. Using a non-experimental correlational quantitative approach this research has 320 teachers as the subject. The measuring instrument used was Professional Commitment Scale and Subjective Career Success Inventory, with the sampling technique used was accidental sampling. The data analysis method used a simple regression test to determine the correlation between variables and a multiple regression test to determine the per dimension role. The research results indicated the role of professional commitment on subjective career success. It is hoped that the results of this study can be considered in increasing teacher commitment to their profession to increase subjective career success. Abstrak. Setiap guru memimpikan karier yang sukses dan berkelanjutan agar mendapatkan kepuasan dalam kariernya. Meskipun berkarier menjadi seorang guru begitu terjamin, namun seorang guru tetap merasakan kekhawatiran akan kesuksesan kariernya, terkhusus pada kesuksesan subjektifnya. Subjective career success didefinisikan sebagai perspektif subjektif individu, penilaian, dan kepuasan terhadap pencapaian kariernya. Professional commitment merupakan loyalitas terhadap profesi, dan evaluasi positif pada profesi, sehingga dianggap mampu berperan dalam mencapai subjective career success. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran professional commitment terhadap subjective career success pada guru. Menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional non-eksperimen dengan subjek penelitian yaitu 320 guru. Alat ukur yang digunakan yaitu Professional Commitment Scale dan Subjective Career Success Inventory, dengan teknik sampling yang digunakan yaitu accidental sampling. Metode analisis data menggunakan uji regresi sederhana untuk mengetahui peran antar variabel dan uji regresi berganda untuk mengetahui peran per dimensi. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peran professional commitment terhadap subjective

Page 1 of 1 | Total Record : 8