cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Sport and Fitness Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021" : 12 Documents clear
PELATIHAN LUNGES LEBIH BAIK DARIPADA PELATHAN SQUAT DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN ATLET PUTRA PESERAT EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR Putu Satriya Yudha Permadi; I Nyoman Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi; Putu Astawa; Susy Purnawati; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p10

Abstract

Kekuatan otot tungkai dan keseimbangan merupakan faktor yang menentukan kualitas tendangan dalam pencak silat, maka diperlukan metode pelatihan tentang kekuatan otot tungkai dan keseimbangan melalui gerakan-gerakan yang lebih efektif. Latihan lunges dan squat merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pelatihan lunges lebih baik dari squat dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMA Dwijendra Denpasar. Jenis penelitian true eksperimental dengan rancangan penelitian randomized pre test and post test with control groups design. Subyek dari penelitian ini atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMA Dwijendra Denpasar yang berjumlah 18 orang yang dibagi dalam dua kelompok yang berbeda. Kelompok 1 latihan lunges sedangkan Kelompok 2 latihan squat, latihan diberikan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Pengukuran menggunakan alat leg dynamometer untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dan standing stork test untuk mengetahui keseimbangan. Hasil rerata pengukuran kekuatan otot tungkai sebelum latihan lunges 177,44±7,69 kg sedangkan setelah latihan lunges 205,44±9,50 kg. Hasil rerata pengukuran kekuatan otot tungkai sebelum latihan squat 172,33±7,84 kg sedangkan setelah latihan squat 187,22±7,32 kg. Hasil rerata pengukuran keseimbangan sebelum latihan lunges 18,11±1,61 detik sedangkan setelah latihan lunges 27,22±1,98 detik. Hasil rerata pengukuran keseimbangan sebelum latihan squat 18,44±1,87detik sedangkan setelah latihan squat 23,11±1,36 detik. Uji beda rerata kekuatan otot tungkai dan keseimbangan pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 dengan uji independent pada post test didapat hasil nilai p=0,00 (p<0,05). Kelompok 1 dan Kelompok 2 sama-sama memberikan peningkatan terhadap kekuatan otot tungkai dan keseimbangan pada atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMA Dwijendra Denpasar, tetapi Kelompok 1 lebih baik dari pada Kelompok 2 dilihat dari rerata post test. Saran dalam penelitian ini diharapkan kepada para pelatih dapat memberikan latihan dengan tepat dan sesuai dengan metode dan prinsip dalam pelatihan agar mampu meningkatkan prestasi atlet. Kata Kunci: Kekuatan Otot Tungkai, Keseimbangan, Lunges, Squat, Pencak Silat
KOMBINASI MOBILIZATION WITH MOVEMENT DAN HOLD RELAX EXERCISE LEBIH BAIK DIBANDINGKAN KOMBINASI MOBILIZATION WITH MOVEMENT DAN ACTIVE RESISTANCE EXERCISE DALAM MENURUNKAN DISABILITAS PADA KASUS FROZEN SHOULDER IDIOPATIK DI DENPASAR AA Lanang Dananjaya Putra Dewa WA; Ketut Tirtayasa; Sugijanto Sugijanto; Dewa Putu Gde Samatra; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti; I Made Muliarta
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p01

Abstract

Frozen shoulder idiopatik adalah gangguan pada sendi glenohumeral bahu yang mengalami peradangan sehingga menyebabkan nyeri kronis, membatasi gerakan sendi bahu dalam melakukan aktivitas fungsional. Beberapa metode yang dapat menurunkan gejala yang ditimbulkan diantaranya mobilization with movement (MWM), hold relax exercise (HRE) dan active resistance exercise (ARE) dengan mengurangi rasa nyeri dan disabilitas pada sendi bahu serta meningkatkan kekuatan otot pada area bahu. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kombinasi MWM dan HRE lebih baik daripada kombinasi MWM dan ARE dalam menurunkan disabilitas bahu pada pasien frozen shoulder idiopatik. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan pre test and post test two group design. Pelaksanaan di klinik Fisioterapi Denpasar pada bulan Januari sampai Februari 2020. Sampel berjumlah 18 orang terdiri dari 11 orang perempuan dan 7 orang laki-laki yang dibagi secara acak dalam 2 Kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan kombinasi MWM dan HRE dan Kelompok II diberikan kombinasi MWM dan ARE. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPADI. Hasil penelitian yaitu kombinasi MWM dan HRE dapat menurunkan disabilitas pada frozen shoulder idiopatik dengan nilai signifikansi p < 0,05 dengan nilai 74,18 menjadi 50,16, kombinasi MWM dan ARE dapat menurunkan disabilitas pada frozen shoulder idiopatik dengan nilai signifikansi p < 0,05 dengan nilai 72,61 menjadi 57,86. Simpulan dari penelitian ini adalah kombinasi MWM dan HRE lebih baik daripada kombinasi MWM dan ARE dalam menurunkan disabilitas bahu pada kasus frozen shoulder idiopatik dengan nilai signifikansi p < 0,05.
KOMBINASI SHUTTLE RUN DAN CORE STABILITY SAMA BAIK DENGAN KOMBINASI SHUTTLE RUN DAN GLUTES CONTROL DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA DI SSB BALI UNITED Resti Nurpratiwi; I Putu Gede Adiatmika; S. Indra Lesmana; I Wayan Weta; I Putu Adiartha Griadhi; Ni Nyoman Ayu Dewi
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p06

Abstract

Pendahuluan: Kelincahan suatu kemampuan mengubah posisi dan arah tubuh secara cepat pada saat bergerak dengan kondisi tubuh tetap seimbang. Kelincahan sangat penting bagi pemain sepak bola agar dapat menerobos dan menghindari hadangan lawan serta mengurangi resiko cedera. Pelatihan kelincahan sangat sesuai diberikan bagi pemain sepak bola usia 10-12 tahun yakni dengan pelatihan shuttle run yang dikombinasikan dengan pelatihan stabilisasi, baik berupa core stability maupun glutes control.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah kombinasi shuttle run dan core stability sama baik dengan kombinasi shuttle run dan glutes control dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola di SSB Bali United. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan pre and post test group design. Sampel penelitian 22 orang dan di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok I mendapat kombinasi shuttle run dan core stability, sedangkan Kelompok II mendapat kombinasi shuttle run dan glutes control. Frekuensi latihan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Pengukuran kelincahan menggunakan Illinois agility run test. Kelincahan dikatakan meningkat apabila nilai setelah lebih pendek dari nilai sebelum pelatihan. Hasil Penelitian: Didapatkan Kelompok I mengalami peningkatan kelincahan dengan nilai signifikan p = 0,01dari nilai kelincahan 19,87±0,94 detik menjadi 15,49±0,78 detik. Demikian juga pada Kelompok II mengalami peningkatan kelincahan dengan nilai signifikan p = 0,01 dari nilai kelincahan 19,50±0,86 detik menjadi 15,70±0,75 detik. Dari hasil independent t-test tidak didapatkan perbedaan dengan nilai sebelum p = 0,358 dan sesudah p = 0,531. Simpulan : Kombinasi shuttle run dan core stability sama baik dengan kombinasi shuttle run dan glutes control dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola di SSB Bali United. Kata Kunci: Shuttle run, core stability, glutes control, kelincahan, sepak bola
DYNAMIC NEUROMUSCULAR STABILIZATION LEBIH MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS LUMBAL DARIPADA STATIC STRETCHING PADA PENGRAJIN BATIK DI GIRILOYO Gian Lisuari Adityasiwi; I Made Krisna Dinata; Wahyuddin Wahyuddin; Ketut Tirtayasa; Anak Agung Sagung Sawitri; Gde Indraguna Pinatih
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p11

Abstract

Latar belakang: Fleksibilitas lumbal sangat penting karena dapat membuat gerakan sehari-hari lebih mudah serta dapat melindungi seseorang terhindar dari cedera. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) lebih meningkatkan fleksibilitas lumbal daripada static stretching pada pengrajin batik di Giriloyo. Metode penelitian: desain penelitian ini menggunakan randomized pre and post test design. Jumlah subjek penelitian ini 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I diberikan DNS dan Kelompok II diberikan static stretching. Masing-masing kelompok diberikan pelatihan 2 kali seminggu selama 4 minggu. Alat ukur yang digunakan modified-modified Schoober test (MMST). Variabel yang dikontrol pada penelitian ini adalah usia, lama bekerja, dan IMT. Hasil: Berdasarkan hasil paired sample t-test pada Kelompok I dan Kelompok II nilai p<0,05, yang menyatakan bahwa baik DNS maupun static stretching sama-sama berpengaruh signifikan dalam meningkatkan fleksibilitas lumbal pada pengrajin batik di Giriloyo. Uji perbandingan antara Kelompok I dan Kelompok II menggunakan independent sample t-test didapatkan hasil nilai p<0,05, artinya ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara DNS dan static stretching. Simpulan: pemberian DNS lebih meningkatkan fleksibilitas lumbal daripada static stretching pada pengrajin batik di Giriloyo. Kata kunci : DNS, static stretching, fleksibilitas lumbal.
PERBANDINGAN SENAM JANTUNG SEHAT DENGAN SENAM LANSIA DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN KARDIOVASKULER DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LANSIA WANITA DI DESA MAWANG KELOD UBUD GIANYAR Desak Made Puja Astuti; I Dewa Sutjana; Luh Putu Ratna Sundari; Nyoman Mangku Karmaya; I Made Jawi; Susy Purnawati
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p02

Abstract

Pendahuluan: Penduduk lansia di Indonesia menempati peringkat ke empat dunia. di Bali tercatat jumlah penduduk lansia mencapai 9,7 % dari jumlah penduduk keseluruhan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Senam Jantung Sehat dan Senam Lansia terhadap peningkatan ketahanan kardiovaskuler dan kapasitas vital paru pada lansia. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan randomized pre-test dan post-test control group design, 2 kelompok masing-masing 12 orang lansia. Kelompok 1 dengan perlakukan Senam Jantung Sehat, dan kelompok 2 perlakuan senam lansia. Pelatihan diberikan 3 kali dalam seminggu selama 6 minggu. Alat ukurnya adalah tes jalan 2 menit di tempat untuk ketahanan kardiovaskuler dan pengukuran kapasitas vital paru dengan spirometri. Hasil: Independen t-test ketahanan kardiovaskuler didapatkan nilai p= 0.075(p>0,05). Hasil Independen t- test kapasitas vital paru lansia didapatkan nilai p = 0,753 (p> 0,05) Hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan ketahanan kardiovaskuler dan kapasitas vital paru pada kelompok yang diberikan Senam Jantung Sehat dan Senam Lansia.
PENAMBAHAN TEKNIK ( PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION) PNF PADA LATIHAN STANDAR FISIOTERAPI LEBIH MENINGKATKAN SKOR KEMAMPUAN FUNGSIONAL DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TEKNIK (PROGRESSIVE RESISTANCE EXERCISE) PRE PADA LATIHAN STANDAR FISIOTERAPI P Made Indra Prasetya Permana; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; Sugijanto Sugijanto; Nyoman Mangku Karmaya; Ketut Tirtayasa; Bagus Komang Satriyasa
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p07

Abstract

Pendahuluan: Penurunan kemampuan fungsional pada pasca Total Knee Replacement (TKR) yakni gangguan pada lutut yang mengalami kekakuan akibat peradangan pasca operasi dan dengan pemberian latihan Progressive Resistance Exercise (PRE) hanya meningkatkan kekuatan otot tungkai namun belum mampu menstimulasi proprioceptive dalam membantu meningkatkan kemampuan fungsional. Tujuan Penelitian: untuk membuktikan penambahan teknik Prorioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) pada latihan standar fisioterapi lebih meningkatkan skor kemampuan fungsional dibandingkan penambahan Progressive Resistance Exercise (PRE) pada latihan standar fisioterapi pada pasien pasca operasi total knee replacement. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain pre - post test grup. Jumlah sampel penelitian 20 orang dan terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 mendapat perlakuan Progressive Resistance Exercise (PRE) dan latihan standar fisioterapi, sedangkan Kelompok 2 mendapat perlakuan Prorioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan latihan standar fisioterapi, pengukuran kemampuan fungsional dengan WOMAC Test pasca Total Knee Replacement (TKR). Hasil: Paired t-test pada ke dua kelompok dengan nilai signifikansi p = 0,001 (p < 0,05) dan hasil independent t-test pada ke dua kelompok dengan nilai signiikansi p = 0,001 (p<0,05) sehingga hasilnya pada ke dua kelompok terjadi peningkatan secara bermakna. Simpulan: Penambahan teknik PNF pada latihan standar fisioterapi lebih meningkatkan skor kemampuan fungsional dibandingkan dengan penambahan teknik PRE pada latihan standar fisioterapi pada pasien pasca operasi total knee replacement di Denpasar. Kata Kunci : PNF, PRE, Latihan Standar Fisioterapi, Kemampuan Fungsional, TKR
PELATIHAN KOMBINASI POWER TRAINING DAN CALF RAISES LEBIH MEMPERCEPAT WAKTU TEMPUH MEMANJAT DARIPADA POWER TRAINING DAN HAND GRIP PADA ATLET PEMANJAT TEBING FPTI KABUPATEN KARANGASEM BALI Putu Wandari Pranitha; I Putu Gede Adiatmika; Sugijanto Sugijanto; I Made Krisna Dinata; Komang Satriyasa; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p12

Abstract

Waktu tempuh memanjat sangat menentukan kemenangan bagi atlet panjat tebing kategori speed world record, oleh sebab itu peningkatan kondisi fisik seperti power lengan dan tungkai serta kekuatan daya tahan jari-jari tangan dan kaki diperlukan untuk mendukung mempercepat waktu pemanjatan. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pelatihan kombinasi power training dan calf raises lebih mempercepat waktu tempuh memanjat daripada power training dan hand grip. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan randomized pre-test and post test group design. Sampel sebanyak 20 atlet perempuan berusia 15-20 tahun, dibagi menjadi 2, Kelompok I (power traning dan hand grip) sebanyak 10 orang dan Kelompok II (power traning dan calf raises) sebanyak 10 orang. Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu dan pengukuran dilakukan dengan mengukur waktu tempuh memanjat menggunakan stopwatch. Hasil yang didapat dari uji paired sample t-test pada Kelompok I didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05), dan pada Kelompok II didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Uji beda nilai rerata dengan independent sample t-test setelah perlakuan didapatkan waktu tempuh memanjat tebing pada Kelompok II (10,6 ± 0,966) lebih cepat daripada kelompok I (12,1 ± 1,449) dengan nilai p = 0,014 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa pelatihan kombinasi power training dan calf raises lebih mempercepat waktu tempuh memanjat daripada power training dan hand grip pada atlet pemanjat tebing FPTI Kabupaten Karangasem Bali. Kata Kunci : power training, hand grip, calf raises, waktu tempuh memanjat tebing
PERBANDINGAN KOMBINASI ABDOMINAL STRETCHING DAN CORE STRENGTHENING EXERCISE DENGAN KOMBINASI ABDOMINAL STRETCHING DAN PILATES EXERCISE DALAM MENURUNKAN INTENSITAS DISMENORE PRIMER I A Md Dwi Purwitasari; Luh Putu Ratna Sundari; Indra Lesmana; I Wayan Weta; Desak Made Wihandani; Ni Made Swasti Wulanyani
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p03

Abstract

Setiap remaja putri akan melewati masa pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Pada saat fase menstruasi biasanya disertai rasa nyeri, keluhan ini disebut dengan dismenore. Nyeri yang dirasakan dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Ada beberapa metode yang dapat diberikan untuk menurunkan nyeri yang dirasakan saat haid. Diantaranya adalah metode abdominal stretching, core strengthening, dan pilates exercise yang bertujuan untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan kekuatan otot disekitar perut hingga panggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara metode abdominal stretching dan core strengthening excercise dibandingkan metode abdominal stretching dan pilates exercises dalam menurunkan intensitas dismenore primer. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan pre test and post test contol group design. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Dwijendra Denpasar,Bali dengan jumlah sampel 28 orang yang memiliki kategori dismenore primer dengan derajat nyeri sedang hingga berat, dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan abdominal stretching dan core strengthening exercise, kelompok II diberikan abdominal stretching dan pilates exercises. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Visual Analouge Scale (VAS). Sebaran data dalam penelitian ini menggunakan analisi Wilcoxon dan Man Whitney karena data tidak berdistribusi normal. Hasil dalam penelitian ini yaitu metode abdominal stretching dengan core strengthening exercise dapat menurunkan intensitas dismenore primer dengan nilai signifikan p = 0,001 dengan nilai median VAS 6 menjadi 4 metode abdominal stretching dengan pilates excercise dapat menurunkan intensitas dismenore primer dengan nilai signifikan p = 0,001 dengan nilai median VAS 6 menjadi 4. Antara kelompok I dan kelompok II, tidak didapat perbedaan pre test (P=0,178), post tes (P=0,173), dan perubahan (P=0,561) Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan efektivitas antara metode abdominal stretching dengan core strengthening dan abdominal stretching dengan pilates exercises dalam menurunkan intensitas dismenore primer.
TERAPI LATIHAN FUNGSIONAL DI AIR MENINGKATKAN KEKUATAN KONTRAKSI ISOMETRIK OTOT PAHA PASIEN POST REKONSTRUKSI CEDERA ANTERIOR LIGAMENTUM CRUCIATUM PHASE 2 DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA Bertha Melyana; Susy Purnawati; S Indra Lesmana; Tjokorda Gde Bagus Mahadewa; I Made Muliarta; I Putu Adiartha Griadhi
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p08

Abstract

Pendahuluan: Penurunan kekuatan kontraksi otot paha merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien post operasi rekontruksi cedera Anterior Cruciatum Ligament (ACL) yang dapat menimbulkan penurunan fungsi gerak bahkan sampai kepada kecacatan. Pemberian terapi latihan fungsional di air terbukti efektif meningkatkan kekuatan kontraksi otot paha yang sangat menentukan perbaikan range of motion dan fungsi sendi lutut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa latihan fungsional di air lebih efektif dalam meningkatkan kekuatan kontraksi isometrik otot paha dibandingkan dengan latihan di darat (klinik fisioterapi rumah sakit). Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental (the randomized pre-posttest control group design), melibatkan semua pasien post rekontruksi cedera ACL yang berjumlah 38 orang sebagai subjek penelitian. Ditentukan usia responden pada rentang 20-50 tahun, yang dibagi menjadi dua Kelompok perlakuan berbeda dengan random alokasi. Kelompok I diberikan latihan fungsional di darat (dan berperan sebagai Kelompok kontrol), sedangkan Kelompok II diberikan latihan fungsional di air. Frekuensi latihan 2 kali seminggu selama 6 minggu, selama 60 menit pada setiap sesi latihan. Kekuatan kontraksi isometrik otot paha di ukur menggunakan Spygmomanometer. Hasil: Data awal rerata kekuatan kontraksi isometrik otot paha pada Kelompok 1 adalah sebesar 117,37±7,14 dan setelah diberikan latihan fungsional di darat meningkat menjadi sebesar 133,42±12,47. Sedangkan pada Kelompok 2 didapatkan kekuatan kontraksi isometrik otot paha sebelum intervensi sebesar 121,32±6,83 dan setelah diberi latihan fungsional di air meningkat menjadi 140,79±14,55. Uji beda kekuatan kontraksi isometrik otot paha antara sebelum dan sesudah intervensi pada Kelompok 1 dan 2 menunjukan perbedaan yang bermakna, yaitu p = 0,000. Akan tetapi pada uji beda kekuatan kontraksi isometrik otot paha setelah intervensi antar Kelompok I dan II tidak ditemukan perbedaan yang signifikan secara uji statistic (nilai p = 0,158. Simpulan: Latihan fungsional di air maupun di darat dapat meningkatkkan kekuatan kontraksi isometrik otot paha yang signifikan. Akan tetapi tidak ditemukan perbedaan kekuatan kontraksi yang signifikan post intervensi antara Kelompok pasien post operasi rekonstruksi cedera ACL yang diberikan latihan fungsional di air maupun di darat. Kata kunci : Cedera Anterior Cruciatum Ligament, latihan fungsional di air, kekuatan kontraksi isometrik otot paha
KOMBINASI STATIC STRETCHING DAN PLYOMETRIC TRAINING LEBIH BAIK DARIPADA KOMBINASI STATIC STRETCHING DAN STRENGTH TRAINING DALAM MENINGKATKAN VERTICAL JUMP PADA PEMAIN VOLI Dyah Esti Pranwengrum; I Dewa Putu Sutjana; Sugijanto Sugijanto; Dewa Putu Gde Purwa Samatra; Tjokorda Gde Bagus Mahadewa; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p04

Abstract

Pendahuluan: Vertical jump merupakan komponen yang diperlukan dalam melakukan jump smash dan keterampilan melakukan service dalam permainan bola voli. Efisiensi melompat atau daya ledak ekstremitas bawah dapat menunjang pemain untuk mencetak skor. Tujuan penelitian: untuk membuktikan kombinasi static stretching dan plyometric training lebih baik daripada kombinasi static stretching dan strength training dalam meningkatkan vertical jump pada pemain voli. Metode: Penelitian ini menggunakan design experimental randomized pre-test and post-test two group design. Penelitian dilakukan di UKM Bola Voli STIKES Ngudia Husada Madura. Sampel penelitian sebanyak 18 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing kelompok berjumlah 9 orang. Kelompok I diberikan kombinasi static stretching dan strength training sedangkan Kelompok II diberikan dengan kombinasi static stretching dan plyometric training. Perlakuan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu dengan evaluasi menggunakan sargent jump test (SJT). Hasil penelitian: Uji statistik menggunakan paired-samples t-test pada Kelompok I dengan rerata skor sebelum intervensi 38,78±3,52 cm dan sesudah intervensi yaitu 48,89±6,09 cm dengan nilai p=0,001 dan Kelompok II dengan rerata skor sebelum intervensi 37,11±4,01 cm dan sesudah intervensi 54,11±2,66 cm dengan nilai p<0,001. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan vertical jump yang bermakna padi setiap kelompok. Uji beda hipotesis antara Kelompok I dengan Kelompok II menggunakan uji independent-samples t-test diperoleh nilai p=0,021. Simpulan: Kombinasi static stretching dan plyometric training lebih baik dalam meningkatkan vertical jump pada pemain voli dari pada kombinasi static stretching dan strength training. Kata kunci : Static stretching, strength training, plyometric training, vertical jump

Page 1 of 2 | Total Record : 12