Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO Febriyanti, Viki Yusri,
Menara Ilmu Vol 13, No 5 (2019): Vol. XIII No. 5 April 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i5.1429

Abstract

Padang City Health Office, 2017 the number of hypertension 6392 cases, and in 2018 hypertension to the top position of 6714 cases. The impact of high blood pressure results in damage to blood vessels, kidneys and eyes. One way to control blood pressure with non-pharmacological therapy is to use avocado. This study aims to see the effect of decoction of avocado leaf (persea americana mill) to decrease blood pressure of hypertensive patients in the work area of Nanggalo Puskesmas Padang. The type of research used is pre-experiment with One Group pre-post design. Population of all patients with hypertension as many as 57 people with sampling technique purposive sampling which amounted to 10 people. The result of univariate analysis showed that the average blood pressure of hypertension patient before was given avocado leaf stew was 164/94 mmHg and after given avocado leaf stew (persea americana mill) was 156,40 / 86,50 mmHg. There is the effect of decoction of avocado leaves (persea americana mill) to the decrease in blood pressure of hypertensive patients. It was concluded that there was an effect of avocado leaf stew (persea americana mill) to the decrease in blood pressure of hypertensive patients.Keywords : Avocado Decoction, Blood Pressure, Hypertension
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOLE PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Febriyanti, Febriyanti; Yusri, Viki; Fridalni, Nova
Menara Ilmu Vol 15, No 1 (2021): VOL. XV NO.1 APRIL 2021
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v15i1.2508

Abstract

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal. Hipertensi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lansia, sehingga dapat menyebabkan komplikasi dan penyakit kardiovaskuler bila tidak ditangani dengan tepat. Hipertensi sebagian besar 80% di sebabkan oleh faktor idiopatik, sedangkan faktor yang dapat menjadi pencetus hipertensi sekitar 24% adalah perokok berat, 16% diabetes mellitus, dan 62 % karena kolesterol tinggi. Faktor kebiasaan lain yang dapat mengakibatkan hipertensi adalah pecandu alkohol, stress tinggi, makanan tinggi natrium dan kurangnya aktifitas. Seseorang yang menderita hipertensi memiliki resiko stroke tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tekanan darah normal atau rendah. Terapi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah salah satunya melakukan terapi relaksasi Benson. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap tekanan darah sistole pada lansia dengan hipertensi di Kelurahan Lubuk Lintah RW I Kecamatan Kuranji Padang. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengolahan data dengan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi Benson terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang mengalami hipertensi dengan nilai p-value 0,00. Lansia diharapkan mampu mengontrol tekanan darahnya sendiri terutama yang dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan terapi relaksasi Benson. KataKunci:Tekanandarah, sistole,lansia, terapirelaksasi Benson
GAMBARAN KEBUTUHAN HOMECARE SELAMA MASA PANDEMI PADA IBU NIFAS DENGAN SECTIO CAESARIA (SC) Viki Yusri; Febriyanti Febriyanti
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2543

Abstract

Masa nifas merupaka masa yang rawan bagi ibu. Di Indonesia sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas pada 24 jam pertama setelah persalinan. Berdasarkan data riskerdas kematian pada ibu nifas sebanyak 52 kasus, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas,terutama pada ibu nifas dengan sectio caesaria (SC). Tindakan SC bisa diindikasi secara absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut untuk dilakukan SC, seperti komplikasi yang terjadi dalam kehamilan. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan tersebut perlu dilakukan pengawasan agar tidak membahayakan untuk ibu dan bayinya (Riskesdas, 2013). Pelayanan kesehatan yang bisa memudahkan praktis dengan biaya murah menjadi pilihan saat ini dan juga sangat dibutuhan selama masa pandemi. Pada pelayanan keperawatan dirumah disesuaikan dengan alasan kenapa klien perlu dirawat dirumah yaitu untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat dirumah sakit lebih lama, untuk itu dibutuhkan pelayanan homecare. Tujuan penelitian mengetahui gambaran kebutuhan homecare selama masa pandemic pada ibu nifas dengan SC. Penelitian ini menggunakan uji analisis deskriptif, dimana didapatkan gambaran untuk kebutuhan perawatan homecare post SC dimasa pandemic untuk bayi sebagian besar ibu membutuhkan perawatan homecare pada bayi nya yaitu sebanyak 24 orang (57,1%), sedangkan untuk kebutuhan perawatan homecare post SC dimasa pandemic untuk ibu sebagian besar ibu tidak membutuhkan yaitu sebanyak 23 orang (54,8%).
GAMBARAN KEBUTUHAN HOMECARE SELAMA MASA PANDEMI PADA IBU NIFAS DENGAN SECTIO CAESARIA (SC) Viki Yusri; Febriyanti Febriyanti
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2543

Abstract

Masa nifas merupaka masa yang rawan bagi ibu. Di Indonesia sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas pada 24 jam pertama setelah persalinan. Berdasarkan data riskerdas kematian pada ibu nifas sebanyak 52 kasus, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas,terutama pada ibu nifas dengan sectio caesaria (SC). Tindakan SC bisa diindikasi secara absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut untuk dilakukan SC, seperti komplikasi yang terjadi dalam kehamilan. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan tersebut perlu dilakukan pengawasan agar tidak membahayakan untuk ibu dan bayinya (Riskesdas, 2013). Pelayanan kesehatan yang bisa memudahkan praktis dengan biaya murah menjadi pilihan saat ini dan juga sangat dibutuhan selama masa pandemi. Pada pelayanan keperawatan dirumah disesuaikan dengan alasan kenapa klien perlu dirawat dirumah yaitu untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat dirumah sakit lebih lama, untuk itu dibutuhkan pelayanan homecare. Tujuan penelitian mengetahui gambaran kebutuhan homecare selama masa pandemic pada ibu nifas dengan SC. Penelitian ini menggunakan uji analisis deskriptif, dimana didapatkan gambaran untuk kebutuhan perawatan homecare post SC dimasa pandemic untuk bayi sebagian besar ibu membutuhkan perawatan homecare pada bayi nya yaitu sebanyak 24 orang (57,1%), sedangkan untuk kebutuhan perawatan homecare post SC dimasa pandemic untuk ibu sebagian besar ibu tidak membutuhkan yaitu sebanyak 23 orang (54,8%).
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS DALAM DIIT SELAMA MASA PANDEMI COVID 19 Febriyanti Febriyanti; Viki Yusri
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2439

Abstract

Diabetes Mellitus kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dan gangguan kerja insulin. Diabetes telah menjadi epidemi dunia. Selama dua dekade terakhir terjadi peningkatan prevalensi dua kali lipat, dari 4.6% menjadi 9.3% pada populasi kelompok usia 20-79 tahun. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2019, diperkirakan 463 juta orang pada kelompok usia diatas hidup dengan diabetes dimana 90% adalah Diabetes Tipe 2, pasien dengan Diabetes memiliki resiko dua kali lipat untuk mengalami komplikasi kardiovaskular dan 10-20 kali lebih beresiko mengalami komplikasi mikrovaskular. Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab utama peningkatan perawatan di rumah sakit dan kematian serta mengurangi kualitas hidup pasien. Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kemenkes per kondisi 24 Juli 2020, Diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi dari komorbiditas Covid 19. Di Kota Padang kasus DM sebanyak 17.017 orang. Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang ditemukan kasus baru DM yaitu sebanyak 943 kasus pada tahun 2019, dan selama masa Pandemi COVID 19 terjadi penambahan yang signifikan yaitu 1.223 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhui kepatuhan diit penderita DM selama masa pandemi. Jenis Penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif, desain menggunakan deskriptif corelational pendekatan cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Pengolahan data dengan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, serta dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan diit pasien DM dengan nilai p=>0.05. Diharapkan masyarakat yang menderita DM selama pandemi mampu mandiri mengatur gula darahnya dengan mengatur pola diit setiap hari.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS DALAM DIIT SELAMA MASA PANDEMI COVID 19 Febriyanti Febriyanti; Viki Yusri
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2439

Abstract

Diabetes Mellitus kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin dan gangguan kerja insulin. Diabetes telah menjadi epidemi dunia. Selama dua dekade terakhir terjadi peningkatan prevalensi dua kali lipat, dari 4.6% menjadi 9.3% pada populasi kelompok usia 20-79 tahun. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2019, diperkirakan 463 juta orang pada kelompok usia diatas hidup dengan diabetes dimana 90% adalah Diabetes Tipe 2, pasien dengan Diabetes memiliki resiko dua kali lipat untuk mengalami komplikasi kardiovaskular dan 10-20 kali lebih beresiko mengalami komplikasi mikrovaskular. Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab utama peningkatan perawatan di rumah sakit dan kematian serta mengurangi kualitas hidup pasien. Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kemenkes per kondisi 24 Juli 2020, Diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi dari komorbiditas Covid 19. Di Kota Padang kasus DM sebanyak 17.017 orang. Di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang ditemukan kasus baru DM yaitu sebanyak 943 kasus pada tahun 2019, dan selama masa Pandemi COVID 19 terjadi penambahan yang signifikan yaitu 1.223 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhui kepatuhan diit penderita DM selama masa pandemi. Jenis Penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif, desain menggunakan deskriptif corelational pendekatan cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Pengolahan data dengan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, serta dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan diit pasien DM dengan nilai p=>0.05. Diharapkan masyarakat yang menderita DM selama pandemi mampu mandiri mengatur gula darahnya dengan mengatur pola diit setiap hari.
HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI SELAMA MASA NEW NORMAL DITENGAH PANDEMI COVID 19 Zulham Efendi; Dedi Adha; Febriyanti Febriyanti
Menara Medika Vol 4, No 2 (2022): VOL 4 NO 2 MARET 2022
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v4i2.3034

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi sebesar 22% pada kelompok usia ≥18 tahun pada tahun 2014 dan terus meningkat, serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal. Hipertensi merupakan salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per kondisi 24 Juli 2020, Hipertensi menempati urutan pertama dari komorbiditas Covid 19. Sedangkan di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang ditemukan kasus selama masa new normal ditengah Pandemi COVID 19  tahun 2020 sebanyak 1.248 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan pola makan selama masa new normal di tengah pandemi covid 19 di Wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang. Jenis Penelitian yang digunakan adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif, desain menggunakan deskriptif corelational  pendekatan cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengolahan data dengan analisis data univariat dan bivariat dengan Chi-Square. Hasil penelitian terdapat tidak ada hubungan antara kejadian hipertensi dengan gaya hidup dan pola makan dengan nilai p-value > 0.05 
PENGALAMAN KETIDAK KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS MASYARAKAT MINANGKABAU DALAM MENJALANI DIIT SELAMA PANDEMI COVID 19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KURANJI PADANG Febriyanti Febriyanti; Viki Yusri
Menara Medika Vol 4, No 2 (2022): VOL 4 NO 2 MARET 2022
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v4i2.3188

Abstract

Diabetes memiliki resiko dua kali lipat untuk mengalami komplikasi kardiovaskular dan 10-20 kali lebih beresiko mengalami komplikasi mikrovaskular. Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data Kota Padang kasus DM sebanyak 17.017 orang. Sedangkan di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang ditemukan Kasus baru DM yaitu sebanyak 943 kasus pada tahun 2019, dan selama masa Pandemi COVID 19 tahun 2020, terjadi penambahan yang signifikan yaitu 1915 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman ketidakpatuhan pasien DM suku Minang Kabau dalam menjalani diit selama masa new normal ditengah Pandemi COVID 19 di Wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi, dengan teknik rekruitmen partisipan secara social situation. Pengolahan data dan Analisis data menggunakan metode Colaizzi yang terdiri dari tujuh tahapan. Hasil penelitian di dapatkan 4 tema dan 12 subtema yang menyebabkan ketidakpatuahan dalam diit DM selama new normal di tengah pandemi covid 19.
PENGALAMAN KETIDAK KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS MASYARAKAT MINANGKABAU DALAM MENJALANI DIIT SELAMA PANDEMI COVID 19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBACANG KURANJI PADANG Febriyanti Febriyanti; Viki Yusri
Menara Medika Vol 4, No 2 (2022): VOL 4 NO 2 MARET 2022
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v4i2.3188

Abstract

Diabetes memiliki resiko dua kali lipat untuk mengalami komplikasi kardiovaskular dan 10-20 kali lebih beresiko mengalami komplikasi mikrovaskular. Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta atau komorbiditas utama dari kasus positif dan kasus meninggal Covid-19. Berdasarkan data Kota Padang kasus DM sebanyak 17.017 orang. Sedangkan di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang ditemukan Kasus baru DM yaitu sebanyak 943 kasus pada tahun 2019, dan selama masa Pandemi COVID 19 tahun 2020, terjadi penambahan yang signifikan yaitu 1915 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman ketidakpatuhan pasien DM suku Minang Kabau dalam menjalani diit selama masa new normal ditengah Pandemi COVID 19 di Wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji Padang. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi, dengan teknik rekruitmen partisipan secara social situation. Pengolahan data dan Analisis data menggunakan metode Colaizzi yang terdiri dari tujuh tahapan. Hasil penelitian di dapatkan 4 tema dan 12 subtema yang menyebabkan ketidakpatuahan dalam diit DM selama new normal di tengah pandemi covid 19.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN HOME CARE DIMASA NEW NORMAL BAGI IBU NIFAS DENGAN SECTIO CAESARIA (SC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG Viki Yusri; Febriyanti Febriyanti
Menara Medika Vol 4, No 2 (2022): VOL 4 NO 2 MARET 2022
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v4i2.3033

Abstract

Nifas adalah kondisi keluarnya darah dari vagina yang dialami oleh ibu usai melahirkan. Masa nifas merupaka masa yang rawan bagi ibu, Diindonesia sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas pada 24 jam pertama setelah persalinan. Berdasarkan data riskerdas kematian pada ibu nifas sebanyak 52 kasus, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas,terutama pada ibu nifas dengan Sectio caesaria. Pelayanan kesehatan yang bisa memudahkan praktis dengan biaya murah menjadi pilihan saat ini dan juga sangat dibutuhan selama masa pandemi. Pada pelayanan keperawatan dirumah disesuaikan dengan alasan kenapa klien perlu dirawat dirumah yaitu untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat dirumah sakit lebih lama, untuk itu dibutuhkan pelayanan home care.Tujuan penelitian mengetahui factor yang mempengaruhi minat masyarakat dalam pemanfaatan home care. penelitian ini menggunakan uji analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa variable sosialisasi tidak mempengaruhi minat masyarakat terhadap layanan home care dengan nilai sig = 0.591, sedangkan factor lingkungan dan factor fasilitas mempengaruhi minat masyarakat terhadap pelayanan home care dengan nilai sig =0.00. Kesimpulan, dari ketiga variable yang diteliti, variable sosialisasi tdk memiliki pengaruh terhadap layanan home care, factor lingkungan dan fasilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap layanan home careKata kunci : Post SC, Home care ,New Normal