Respatijarti Respatijarti
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 86 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Keragaman Karakter Morfologi dan Karakter Agronomi 23 Genotipe Mentimun (Cucumis sativus L.) Tipe Japanese dan 3 Genotipe Tipe Beit Alpha Rifda, Nurin Maziya; Respatijarti, Respatijarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 8 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1446

Abstract

Pemanfaatan mentimun dipengaruhi oleh perbedaan karakter buah. Salah satu tipe mentimun yang umum digunakan untuk acar adalah tipe beit alpha, sedangkan tipe japanese tergolong mentimun yang dikonsumsi segar. Kedua tipe diatas merupakan tanaman mentimun yang dibudidayakan di dataran tinggi negara sub-tropis, sedangkan permintaan pasar mentimun tersebut meliputi negara-negara tropis. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya varietas unggul kedua tipe mentimun diatas yang dapat dibudidayakan pada negara-negara tropis. Adanya keragaman pada karakter morfologi dan agronomi memberikan informasi terkait sifat-sifat yang dapat terekspresi dengan baik sehingga seleksi yang akan dilakukan lebih efektif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai duga keragaman karakter morfologi dan agronomi pada 23 genotipe  mentimun jaanese dan 3 genotipe tipe beit alpha. Penelitian dilaksanakan di greenhouse PT BISI International, Tbk. Farm Kencong yang berlokasi di Desa Senowo, Kencong, Kecamatan Kepung, Kediri, Jawa Timur pada bulan Januari - April 2020. Penelitian menggunakan metode observasi dan data hasil pengamatan yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif yang keragamannya ditampilkan dalam bentuk presentase dalam populasi, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan pendugaan keragaman genetik dan keragaman fenotipe. Hasil penelitian didapatkan bahwa 23 genotipe  mentimun tipe japanese dan 3 genotipe  mentimun tipe beit alpha memiliki keragaman genetik dan fenotipe yang sempit. Berdasarkan karakter agronomi dan morfologi didapatkan genotipe 2010 012 dan 2010 027 merupakan genotipe terbaik pada tipe japanese dilihat dari variabel panjang buah, diameter buah, bobot buah, umur berbunga dan beberapa karakter morfologi yang sesuai dengan kriteria pasar dan genotipe 2010 017 merupakan genotipe pada tipe beit alpha terbaik dilihat dari variabel yang sama.
Evaluasi Variasi Genetik Hasil Persilangan Diploid X Tetraploid Beserta Resiproknya Pada Tanaman Semangka (Citrullus lanatus) Putri, Savitri Perwitasari; Respatijarti, Respatijarti; Sugiharto, Arifin Noor
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1549

Abstract

Musim tanam sebelumnya dilakukan persilangan berupa persilangan dua tetua berbeda yaitu semangka diploid dan semangka tetraploid. Tetua tersebut disilangkan kembali secara bolak balik yang dikenal persilangan resiprok. Hasil persilangan 6 genotip yang telah dilakukan menghasilkan generasi F1 yang seragam sehingga bila ditanam kembali akan menghasilkan F2 yang beragam. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui variasi genetik serta menganalisis pengaruh dari tetua betina pada berbagai karakter yang diamati. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lamong, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada bulan Februari sampai bulan Mei 2020. Rancangan percobaan yang dilakukan berupa Rancangan Acak Kelompok dengan menggunakan 3 galur triploid (hasil persilangan tetraploid x diploid), 3 galur resiprok (hasil persilangan diploid x tetraploid), 1 galur diploid dan 1 galur tetraploid sehingga didapatkan 8 perlakuan. Karakter pengamatan yang digunakan adalah karakter kualitatif yang terdiri dari bentuk dan warna daun, warna kulit buah, warna daging buah, ukuran biji dan warna biji. Karakter kuantitatif yang diamati terdiri dari jumlah percabangan, umur berbunga jantan dan betina pertama muncul, berat buah, kadar gula serta berat biji. Hasil penelitian ini berupa didapatkan nilai keragaman genetik yang tergolong rendah pada tiap parameter. Adanya perbedaan yang nyata pada parameter kemanisan buah pada perbandingan galur triploid TR x Tai-tet dengan galur resiprok Tai-tet x TR serta galur resiprok ITHT x TRA dengan galur resiprok (ITHT x TRA) x TR. Selain itu, terdapat adanya perbedaan yang nyata berat buah pada perbandingan galur resiprok ITHT x TRA dengan galur resiprok (ITHT x TRA) x TR.
Keragaan Beberapa Galur Marigold (Tagetes erecta L.) di Dataran Tinggi Firmansyah, Fathur; Respatijarti, Respatijarti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 9 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1578

Abstract

Tanaman marigold (Tagetes erecta L.) adalah tanaman bunga hias dan digunakan dalam upacara keagamaan. Selain itu, bunganya yang berwarna kuning atau jingga mengandung karotenoid yang diminati untuk industri fitofarmaka dan pewarna makanan. Meningkatnya permintaan bunga marigold menyebabkan perlunya dilakukan pemuliaan tanaman untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi tingkat permintaan tersebut. Salah satu langkah dalam pemuliaan tanaman adalah pelepasan varietas baru dengan sifat yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi keragaan 4 galur tanaman marigold yang berpotensi untuk dilepas sebagai varietas baru di dataran tinggi. Penelitian dilaksanakan pada Januari – Juni 2018 di lahan milik PT BISI International Tbk., Pujon, Malang dengan ketinggian ±1.050 meter diatas permukaan laut. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan genotipe yang terdiri dari 4 galur potensial yaitu MG 17010, MG 17011, MG 17013, dan MG 1704 serta 3 varietas pembanding yaitu MG 8001, Rose 1602 dan Casanova. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis ragam dengan taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur dengan taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas keempat galur yang diuji tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan varietas pembanding. Galur MG 17014 menunjukkan performa diameter bunga yang berbeda nyata dari galur MG 17010 dan varietas pembanding MG 8001 dan dapat bersaing dengan varietas pembanding Casanova. Masing-masing galur memiliki karakteristik yang berbeda dengan perbedaan karakter tinggi tanaman dan warna bunga sebagai penciri utamanya.
Keragaman genetik dan heritabilitas karakter komponen hasil dan hasil ciplukan (Physalis sp.) Effendy Effendy; Respatijarti Respatijarti; Budi Waluyo
Jurnal Agro Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/1864

Abstract

Ciplukan (Physalis sp.) merupakan salah satu tumbuhan yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber biofarmaka dan buah di Indonesia. Peningkatan produksi ini dapat dilakukan melalui penyediaan varietas-varietas unggul ciplukan dengan meningkatkan kapasitas genetik melalui program pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman akan berhasil jika terdapat keragaman genetik yang luas dan heritabilitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman genetik dan heritabilitas pada karakter komponen hasil dan hasil ciplukan. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 34 aksesi ciplukan sebagai perlakuan diulang tiga kali. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Areng-Areng, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan Mei - September 2017. Karakter pada tanaman ciplukan ada yang mempunyai keragaman luas dan ada yang mempunyai keragaman sempit. Keragaman yang luas terdapat pada tinggi batang, jumlah bunga per tanaman, bobot per buah tanpa kelopak, bobot per buah dengan kelopak, jumlah buah per tanaman, jumlah buah segar per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot buah segar per tanaman. Keragaman yang sempit terdapat pada karakter diameter batang, jumlah cabang tersier, jumlah bunga per cabang tersier, panjang tangkai buah, panjang kelopak, diameter kelopak, panjang buah, diameter buah, dan kemanisan buah. Nilai heritabilitas pada semua karakter termasuk kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan pengaruh genetik lebih besar dibandingkan dengan faktor fenotip pada penampilan karakter tanaman ciplukan. Ciplukan (Physalis sp.) is one of the potential plant to be developed as a source of medical plant and fruit in Indonesia. Increase production of this plant can be done through the provision of improved varieties of ciplukan by increasing the genetic capacity through plant breeding programs. Plant breeding will be successful if there is high genetic variability and heritability. This study aimed to study genetic variability and heritability on the character of yield component and yield in Physalis. The experiment used a randomized block design with 34 accessions of ciplukan as treatment repeated three times. The research was conducted in Areng-Areng sub-district, Junrejo District, Batu City from May until September 2017. Characters in ciplukan plants have wide and narrow variability. Characters that have a wide variability are stem height, number of flower per plant, number of fruits per plant, number of fruits per plant, weight per fruit without husks, weight per fruit with husk, weight of fruit per plant, and weight of fresh fruit per plant. Characters that have narrow variability are stem diameter, number of tertiary branching, number of flower per tertiary branching, length of fruit stalk, husk length, husk diameter, fruit length, fruit diameter, and sweetness. All characters have high heritability. This shows a greater genetic influence compared to phenotypic factors on the appearance of ciplukan characters. Physalis, genetic variablity, heritabilityKey words : 
UJI KEUNIKAN DAN KESERAGAMAN BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt) Noviani Susanto; Respatijarti Respatijarti; Arifin Noor Sugiharto
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.296 KB)

Abstract

Uji Beda, Unik, Seragam dan Stabil diperlukan dalam pemuliaan tanaman untuk memperoleh hak PVT. Suatu varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain. Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas tersebut terbukti seragam. Uji ini menggunakan galur A2, B2, BIA3, JMPOP4, KA11, KI5, KG1,LIA 21. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keunikan dan keseragaman pada masing-masing galur inbrida jagung manis dibandingkan dengan varietas pembanding yaitu varietas Golden Sweet. Uji ini akan dilaksanakan pada April 2014 – Juli 2014 di kebun percobaan jatikerto Universitas Brawijaya. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan berdasarkan panduan uji BUSS pada tanaman jagung. Analisis data yang digunakan untuk uji keunikan ialah dengan membandingkan karakter kualitatif galur dengan varietas pembanding. Sedangkan untuk uji keseragaman menggunakan perhitungan nilai koefisien keragaman. Dari hasil pengamatan, masing-masing galur memiliki satu atau lebih perbedaan karakter kualitatif dari varietas pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa masin-masing galur memiliki keunikan. Untuk uji keseragaman, masing-masing galur memiliki nilai koefisien keragaman yang rendah. Sehingga masing-masing galur telah seragam (homogen)
KERAGAMAN GENETIK DAN HERITABILITAS ENAM GENOTIP GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) Septi Wulan Sari; Sri Lestari; Respatijarti Respatijarti
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 3 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produksi gladiol perlu dilakukan seiring dengan kebutuhan gladiol yang terus meningkat yaitu dengan menyediakan kultivar-kultivar unggul berdaya hasil tinggi. Keragaman merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi genetik pada suatu karakter. Besarnya variasi genetik dalam populasi menunjukkan keragaman individu dalam populasi sehingga besar peluang untuk mendapatkan genotip yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik dan heritabilitas enam genotip gladiol (Gladiolus hybridus L.). Penelitian disusun menurut Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 6 perlakuan genotip gladiol lokal Batu yaitu: gladiol lokal merah cerah (GL01), gladiol lokal orange (GL02), gladiol lokal merah hati (GL03), gladiol lokal kuning (GL04), gladiol lokal putih kombinasi ungu (GL05), gladiol lokal putih polos (GL06) dengan 3 kali ulangan. Hasil menunjukkan bahwa nilain heritabilitas berkisar 16,7% to 94,0%. Nilai heritabilitas tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, panjang karangan bunga, panjang daun, diameter bunga, jumlah bunga, umur berbunga, umur panen, dan vase life. Sedangkan nilai heritabilitas rendah terdapat pada panjang tabung bunga. Genotipe GL02 memiliki panjang karangan bunga lebih panjang, genotipe GL03 memiliki rata-rata diameter bunga paling besar dan vase life lebih lama. Genotip GL02 dan GL03 dapat dijadikan sebagai tetua atau dievaluasi lebih lanjut.
UJI TOLERANSI SALINITAS TERHADAP SEPULUH GENOTIP F1 TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Driska Arnanto; Nur Basuki; Respatijarti Respatijarti
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tomat merupakan tanaman sayuran buah yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai gizi tinggi. Semakin menyempitnya areal pertanian yang subur di Indonesia, mendorong petani untuk mengembangkan dan mendaya-gunakan lahan salin untuk menanam tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dan toleransi dari sepuluh genotip F1 tomat pada tingkat salinitas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2012 di Desa Jatikerto, Kabupaten Malang, Universitas Brawijaya.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 40 perlakuan kombinasi dan 3 kali ulangan. Faktor 1 ialah 10 genotip F1 Tomat: BTM 867 (V1), BTM 2645 (V2), BTM 1076 (V3), BTM 2064 (V4), BTM 9323 (V5), BTM 9358 (V6), BTM 9291 (V7), BTM 9294 (V8), TM 0001 (V9), dan TM 0002 (V10). Faktor 2 ialah perlakuan salinitas garam NaCl yaitu 0 mg/pol (K0), 750 mg/pol (K1), 1500 mg/pol (K2), dan 2250 mg/pol. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan salinitas garam NaCl pada level yang berbeda dan interaksi antara pemberian garam NaCl dan 10 genotip F1 Tomat tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan 10 genotip F1 tomat. Namun pada level pertumbuhan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada tiap genotip F1 Tomat. Pada karakter BTM 1076, panen pertama dan kedua lebih tinggi dari BTM 9294 meskipun pada total panen BTM 9294 lebih tinggi dari BTM 1076. Kata kunci : Salinitas, NaCl, cekaman, genotip F1 tomat
POTENSI HASIL 10 GENOTIP TOMAT (Lycopersicon esculentum L.) DI KARANGPLOSO MALANG Ratna Zulfarosda; Niken Kendarini; Respatijarti Respatijarti
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Variasi genetik sebagai materi pemuliaan tanaman dapat diukur dari segi potensi hasil. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi hasil 10 genotip tomat di dataran medium dan untuk mengetahui genotip yang memiliki potensi hasil tertinggi. Potensi hasil 10 genotip tomat dan 2 varietas pembanding (Fortuna dan Permata) diuji di Karangploso – Malang dengan ketinggian tempat 550 mdpl mulai Bulan Juni hingga Oktober 2012. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan potensi hasil beragam. Lima diantara 10 genotip yang diuji memiliki hasil (berat buah per plot) tinggi, yakni TM 0002, BTM 867, BTM 2064, BTM 9358, dan TM 0001. Akan tetapi, dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki nilai komponen hasil lebih tinggi dan atau setara dengan genotip pembanding. Karakter yang dimaksud antara lain jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman, jumlah buah total per tanaman. Karakter tersebut berkorelasi positif dan berpengaruh sangat nyata dengan berat buah per plot. Genotip BTM 2064 dan BTM 867 berpotensi untuk dikembangkan melalui perbaikan teknik budidaya. Kata kunci: tomat, genotip, dataran medium, potensi hasil
APLIKASI KOLKHISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH SAWI (Brassica rapa) Edy Hendra Saputra; Lita Soetopo; Respatijarti Respatijarti
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 6 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolkhisin merupakan suatu senyawa yang dapat mempengaruhi penggandaan kromosom pada proses pembelahan sel. Pemberian kolkhisin pada tanaman sawi diharapkan dapat merubah morfologi tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun produksi benih yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi kolkhisin dan lama perendaman terhadap pertumbuhan dan produksi benih sawi.Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai Januari 2013 di Desa Karangploso, Kabupaten Malang, Universitas Brawijaya, menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 8 perlakuan kombinasi dan 5 kali ulangan.Faktor  1 ialah konsentrasi kolkhisin: 0,01% (S1) dan 0,02% (S2). Faktor 2 ialah lama perendaman: 2 jam (W1), 4 jam (W2), 6 jam (W3), dan 8 jam (W4). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kolkhisin konsentrasi 0,01% dan 0,02% dengan lama perendaman 2,4,6 dan 8 jam memberikan pengaruh yang berbeda terhadap jumlah daun, luas daun, bobot basah, bobot kering, dan umur berbunga pada tanaman sawi.Kata kunci: kolkhisin, konsentrasi, lama perendaman, sawi
OBSERVASI KEBERADAAN TANAMAN TALAS-TALASAN GENUS Colocasia DAN Xanthosoma DI KEC. KEDUNGKANDANG KOTA MALANG DAN KEC. AMPELGADING KAB. MALANG Putri Vyati Sulistyowati; Niken Kendarini; Respatijarti Respatijarti
Produksi Tanaman Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usaha peningkatan manfaat tanaman pangan talas - talasan dapat dilakukan dengan observasi keberadaan plasma nuftah sebagai salah satu sumber daya alam terpulihkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan talas-talasan sebagai salah satu bahan pangan alternatif dan keanekaragaman jenisnya di kecamatan Kedungkandang kota Malang dan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan di kecamatan Kedungkandang kota Malang meliputi Kelurahan Tlogowaru, Kelurahan Lesampuro, Kelurahan Cemorokandang dan kecamatan Ampelgading kabupaten Malang meliputi kelurahan Tirtomoyo, kelurahan Argoyuwono dan kelurahan Mulyoasri. Masing-masing desa dipilih berdasarkan survey pendahuluan yang menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah budidaya talas. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2013. Berdasarkan hasil observasi dan survey bahwa di kecamatan Kedungkandang dan kecamatanAmpelgading ditemukan jenis talas-talasan yang berasal dari genus Colocasia (Talas Bentul putih, Talas Bentul dan Talas Bentul hitam) yang dapat digunakan sebagai bahan pangan dan 2 jenis talas yang berasal dari genus Xanthosoma (Kimpul Belitung dan Kimpul Hitam. Faktor yang mempengaruhi banyaknya populasi tiap jenis dikarenakan para petani membudidayakan sebagai tanaman sampingan yang dapat menambah nilai ekonomi. Banyaknya jenis tanaman talas – talasan di suatu daerah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (syarat tumbuh) dan faktor aktivitas manusia. Keragaman dalam genus Colocasia dan Xanthosoma menunjukkan bahwa pada bentuk daun, bentuk kormel dan warna daging umbi memiliki nilai keragaman rendah atau relatif seragam. Kata kunci: Colocasia, Xanthosoma, observasi, plasma nuftah, potensi
Co-Authors Adhytya Cahya Darmawan Adimas Pamuji Afifah, Nur Akashi, Ryo Amelia, Mesi Andi Wahyono Andi Wahyono Anggiat Demak Simangunsong Apriliyanti, Neny Fidiyah Ariefa, Astritia Rizky Arifin Noor Sugiharto Arifin, Muhammad Farid Ashari, Sumeu Astutik, Meilia Puji Atik Winarsih Ayu, Dyan Kusumaning Azizah, Laili Niswatun Basuki, Nur Bin Yazid, Wildan Abid Budi Waluyo Cahyaningrum, Sekar Ayu Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Darmawan Saptadi Darmawan, Adhytya Cahya Dewi, Purnaningtyas Oetari Dina Ayu Ningtyas Driska Arnanto Driska Arnanto Dyan Kusumaning Ayu Edy Hendra Saputra Effendy Effendy Emy Sulistyowati Eva Tri Hartiningsih Fadilla, Zulva Nur Farida, Amelia Faroki Mochtar Firmansyah, Fathur Gondo, Takahiro Hartiningsih, Eva Tri Hendra Palupi Irsanty Nadya Isnasa Irwansyah, Ruly Isnasa, Irsanty Nadya Izmi Yulianah Khoiriyah, Lulu Lazimatul Laila Eka Farida, Zahrotun Nisak Laili Niswatun Azizah Lasmono, Giri Lestari, Sri Lita Seotopo Lita Soetopo Mesi Amelia Mochtar, Faroki Muamaroh, Siti Muhammad Triant, Wahyu Nur Nasution, Khairul Anwar Neny Fidiyah Apriliyanti Niken Kendarini Nina Dwi Yulia Ningtyas, Dina Ayu Noer Rahmi Ardiarini, Noer Rahmi Noviani Susanto Nur Afifah Nur Basuki Nur Irma Rofidah Nurtia Ni’matur Rosyidah Palupi, Hendra Pamuji, Adimas Pramukyana, Lutfi Pratama, Riko Aditya Putri Vyati Sulistyowati Putri, Lily Dasinta Norasary Putri, Meidi Annisa Putri, Savitri Perwitasari Rahayu, Puji Nur Rahmadhini, Nana Ratna Zulfarosda Rifda, Nurin Maziya Riko Aditya Pratama Riyani, Agus Rofidah, Nur Irma Rohmatin, Anis Rosyidah, Nurtia Ni’matur Rufaidah, Ranny Saptadi, Darmawan Saputra, Edy Hendra Sari, Septi Wulan Sari, Widya Paramita Sekar Ayu Cahyaningrum Seotopo, Lita Septi Wulan Sari Simangunsong, Anggiat Demak Siti Muamaroh Sri Lestari Sri Lestari Purnamaningsih Sulistyowati, Emy Sulistyowati, Putri Vyati Sumeu Ashari Wahyono, Andi Wahyono, Andi Wahyu Nur Muhammad Triant Widya Paramita Sari Widyawati, Zuri Wildan Abid Bin Yazid Winarsih, Atik Yanik Yanik Yanik, Yanik Yasper Michael Mambrasar, Yasper Michael Yudi, M. Rafli Yulia, Nina Dwi Zahrotun Nisak Laila Eka Farida Zulfarosda, Ratna Zulva Nur Fadilla Zuri Widyawati