Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS PADA DEWASA USIA 30-50 TAHUN DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Astuti, Iga Dila Widuri; Maryanto, Sugeng; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 24 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i24.33

Abstract

Background : Increased glucose levels are associated with the incidence of diabetes mellitus. The prevalence of diabetes mellitus increased from 2007 by 1.1% to 2.1% in 2013. Factors causing DM are irreversible factors ie age, sex and the factor that can be changed is the consumption of sweetened beverages and physical activities. Objective: The aim of the study was to analyze the correlation between consumption of sweetened beveragesand physical activities with incidence ofdiabetes mellitusin adultsaged30-50years old. Method : The design ofstudywascorrelation with cross sectional. The population was all adultsaged 30-50 years at Nyatnyono Village. The data sampling used simple random sampling and obtained 81 samples as the respondents. The data were taken by using Recall 24 hours to determine the consumption of sweetenedbeverages, GPAQ questionare to determine physical activitiesand glucometer. Bivariat analysis used Chi Square and Kolmogorov-Smirnov. Results: Therespondents with low consumption ofsweetenedbeverageswere 42,0% (n=32), moderate category51.9% (n=42), high category 6,2% (n=5). The respondents with light physical activitiescategorywere19,8% (n=16), moderate 19,8% (n=49), heavy category 119,8% (n=16). There was a correlation between consumption of sweetenedbeverageswith incidence ofdiabetes mellitus (p 0,034 < 0,05) and not a correlation between physical activities with incidence ofdiabetes mellitus (p 0,958 > 0,05). Conclusion : There is a correlation between consumption of sweetenedbeverageswith incidence ofdiabetes mellitusand there is not a correlation between physical activities with incidence ofdiabetes mellitusin adultsaged30-50years old at Nyatnyono Village West Ungaran District Semarang Regency.Keywords : consumption ofsweetened beverages, physical activities, incidence ofdiabetes mellitus Abstrak : Latar Belakang : Peningkatan kadar gula darah dikaitkan dengan kejadian diabetes mellitus. Prevalensi DM meningkat dari tahun 2007 sebesar 1,1% menjadi 2,1% di tahun 2013. Faktor penyebab DM yaitu faktor tidak dapat diubah yaitu umur, jenis kelamin dan faktor dapat diubah yaitu konsumsi minuman berpemanis dan aktivitas fisik. Tujuan : Mengetahui hubungan asupan konsumsi minuman berpemanis dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus pada dewasa usia 30-50 tahun. Metode : Penelitian korelatif pendekatan cross sectional. Populasi 272 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel 81orang. Pengambilan data dengan Recall 24 hours, kuosioner GPAQ dan glucometer. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasil : Responden dengan konsumsi minuman berpemanis kategori rendah 42,0% (n=32), sedang 51,9% (n=42), kategori tinggi 6,2% (n=5). Responden dengan aktivitas fisik kategori kategori ringan 19,8% (n=16), sedang 60,5% (n=49), kategori berat 19,8% (n=16). Ada hubungan antara konsumsin minuman berpemanis dengan kejadian diabetes mellitus (p 0,034 < 0,05) dan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus (p 0,958 >0,05). Simpulan : Ada hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian diabetes mellitus dan tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus pada dewasa usia 30-50 tahun di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
HUBUNGAN ANTARA PERSEN LEMAK TUBUH DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ATLET DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLOP) PROVINSI JAWA TENGAH Widayati, Aditia; Pontang , Galeh Septiar; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.38

Abstract

Background :An athlete is required to have an excellent physical fitness to support his physical activity. Nutrition status is a factor that affects the leel of physical fitness associated with body composition. Purpose :This study aimed to determine the between body fat percentage physical fitness of athletes in PPLOP Central Java. Methods :The design of this study was a correlational deskriptif using cross-sectional with a total of 46 samples taken with total sampling method. Fat percentage was measured by using Bioelectric Impedance Analyzer (BIA). Physical fitness was measured by the Indonesian Physical Freshness Test Method. Data analysis used Spearman Rank correlation test with value α≤0,05. Results :Mean of body fat percentage in athletes was 15.5 ±4,8% with minimum score 8,90% and maxmimum score 30,00%, average physical fitness of the athletes 15.5 ± 4.8 with minimum score 8,90% and maximum score 30,00%. A total of 26 athletes (56.5%) had good body fat percentage, and as many as 29 athletes (63.0%) had good physical fitness. Bivariate analysis showed that there was no correlation between percentage body fat with physical fitness (p = 0.293). Conclusion: There is no correlation between percentage body fat with physical fitness Abstrak : Latar Belakang : Seorang atlet dituntut untuk memiliki kesegaran jasmani yang sangat baik guna menunjang aktivitas fisiknya. Status gizi merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani yang hubungannya dengan komposisi tubuh.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani pada atlet di PPLOP Jawa Tengah. Metode: Rancangan penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan jumlah sampel 46 orang diambil dengan metode total sampling. Persen lemak diukur menggunakan Bioelectric Impedance Analyzer (BIA) dengan ketelitian 0,1. Kesegaran jasmani diukur dengan metode Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman Rank dengan nilai (α≤0,05). Hasil: Rerata persen lemak tubuh pada atlet 15,5 ±4,8 % dengan nilai min 8.90 % dan nilai max 30,00%, sedangkan rerata kesegaran jasmani pada atlet 15,5±4,8, denan nilai min dan nilai max 24 Sebanyak 26 atlet (56,5%) memiliki persen lemak tubuh baik, dan sebanyak 29 atlet (63,0%) memiliki kesegaran jasmani yang baik. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani (p=0.293). Simpulan : Tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani atlet
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ATLET PPLOP PROVINSI JAWA TENGAH Adisoejatmien, Aulia Demalla; Pontang, Galeh Septiar; Purbowati
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.40

Abstract

Background :physical fitness is the ability to perform physical activity without causing a significant fatigue. For athletes, the availability of nutrient intake is very important in supporting the physical endurance so as not to get tired quickly. Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between energy intake and macro nutrients with physical fitness at the athlete. Method :This research used descriptive correlation method and research approach used cross sectional with 46 samples of athletes. Nutritional intake was measured by semiquantitative FFQ consumption survey method, while physical fitness was tested Indonesian Physical Freshness Test (TKJI). Bivariate analysis using pearson product moment and spearman method. Results :Average energy intake of athletes 89.76%, carbohydrate intake 85.89%, 94.72% protein intake, and fat intake 91.72%. While the average physical fitness test is a score of 19.41. Bivariate analysis showed that there was correlation between energy intake and fat intake with physical fitness with p = 0,009 and p = 0,008 respectively and there was no correlation between carbohydrate intake and protein intake with physical fitness with each value p = 0,119 and p = 0.295. Conclusion :There is a relationship of energy intake and fat intake with physical fitness and no relationship between carbohydrate intake and protein intake with physical fitness Abstrak : Latar belakang: Kesegaran jasmani adalah kemampuan melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan suatu kelelahan yang berarti Bagi atlet, ketersediaan asupan gizi sangat penting dalam menunjang daya tahan fisik agar tidak cepat lelah. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dan zat gizi makro dengan kesegaran jasmani pada atlet. Metode: penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dan pendekatan penelitian yang digunakan cross sectional dengan 46 sampel atlet PPLOP. Asupan gizi diukur dengan metode survei konsumsi FFQ semi kuantitatif, sedangkan kesegaran jasmani diuji Test Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Analisis bivariat menggunakan metode pearson product moment dan spearman (α > 0,05). Hasil: Rata-rata asupan energi atlet 89,76%, asupan karbohidrat 85,89%, asupan protein 94,72%, dan asupan lemak 91,72%. sedangkan rata-rata test kesegaran jasmani adalah skor 19,41. Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan asupan energi dan asupan lemak dengan kesegaran jasmani dengan masing-masing nilai p=0,009 dan p=0,008 dan tidak ada hubungan asupan karbohidrat dan asupan protein dengan kesegaran jasmani dengan masing-masing nilai (p=0,119) dan p=0,295. Kesimpulan: Terdapat hubungan asupan energi dan asupan lemak dengan kesegaran jasmani dan tidak ada hubungan asupan karbohidrat dan asupan protein dengan kesegaran jasmani.
PENGARUH PEMBERIAN SMOOTHIES CAMPURAN PISANG AMBON DAN MELON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PEREMPUAN PENDERITA HIPERTENSI USIA 45-59 TAHUN Pratiwi, Galuh Endah; Maryanto, Sugeng; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 10 No 23 (2018): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v10i23.47

Abstract

Background: Hypertension is a major risk factor for heart disease, in addition to hiperkolesterolemia and diabetes mellitus. The content of the smoothies contains high potassium and low sodium to lower blood pressure. Objective: To know the influence of giving smoothies of ambon banana, smoothies of melon and smoothies of blend of ambon banan and melon foward s decrease in blood pressure in female hypertensive sufferers 45-59 years old. Research method: The type of research design used Experiment Design Quasy with pre and post test three –group design. The subjects of this study were women aged 45-59 years old with systolic blood pressure 130-170 mmHg and 90-100 mmHg diastolic blood pressure. The total number of 7 respondents in group I, 7 respodentd in group II and 7 respondents in group III. Systolic and diastolic blood pressure were measured by using a sphygmonamometer a mercury. Intake was measured by using a food eating recall 3x24hour and was analyzed by using nutrisurvey. Statistical analysis used paired t test and wilcoxon test (α=0,05). Results :There is a difference in systolic blood pressure before and after the treatment given in Group I, group II and group III with a p-value 0.0001 0.0001, and 0.017.There is adifference indiastolic blood pressurebefore and after thegivengroupI, groupIIand groupIIIwith ap-value of0.018,0.0180.028. Conclusion :The giving smoothies of ambonbanana, smoothies of melon and blended smoothies of ambonbanana andmelondeclineblood pressure. Abstrak : Latar Belakang: Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, selain hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Kandungan dalam Smoothies mengandung kalium tinggi dan natrium rendah dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian smoothies pisang ambon, smoothies melon dan smoothies campuran pisang ambondan melon terhadap penurunan tekanan darah pada perempuan penderita hipertensi usia 45-59 tahun. Metode: Jenis penelitian Quasy Experiment Design dengan rancangan pre and post test three group design. Subjek penelitian ini adalah perempuan usia 45-59 tahun dengan tekanan darah sistolik 130-170 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-100 mmHg. Jumlah responden sebanyak 7 responden pada kelompok perlakuan I, perlakuan II dan perlakuan III.Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur menggunakan sphygmonamometer air raksa. Asupan makan diukur menggunakan food reall 3x24 jam dan dianalisis menggunakan nutrisurvey. Analisis statistik menggunakan uji paired t-test dan Wilcoxon (α = 0,05). Hasil: Ada perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok I, kelompok II dan kelompok III dengan p-value 0,0001, 0,0001 dan 0,017. Ada perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kelompok I, kelompok II dan kelompok III dengan p-value 0,028, 0,018, 0,018. Simpulan: Pemberian smoothies pisang ambon, smoothies melon dan smoothies campuran pisang ambon dan melon berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah.
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN ASUPAN ENERGI DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA PEKERJA LAKI-LAKI DI CV. KAROSERI LAKSANA Maulana, Inna; Mulyasari, Indri; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 11 No 26 (2019): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v11i26.52

Abstract

Background: Obesity is one of health problems in workers which affects onwork productivity. Workload and energy intake are factors that affect body mass index. Objectives: To analyzecorrelation between workload and energy intake with body mass indexat male workers in CV. Karoseri Laksana. Methods: Thisresearch used crossectionalapproach. The population of this research was all of production workers at CV. Karoseri Laksana. The samplewere 98 male workers by using random sampling method. Body Mass Index was calculated by dividingweight (kg) for height (m2), work load was measured by using 10 pulse method, energy intake was measured by using food24hoursrecallmethod.The test analysis usedkendall tautest(α = 0,05). Result: 68 workers(69,4%)were mild workload level, 27 workers (27,6%) were moderate workload, and 3 workers (3,1%) were high workload. Energy intake at workers inadequate 28 workers (28,5%), adequatewas in 62workers(63,2%), and excessivewas in 8 workers (8,16%). There was correlation between workload with body mass index (p=0,025). There was not relation energy intake with body mass index (p=0,157). Conclusion: There is a corelation between workload andbody mass indexon maleworkers at CV. Karoseri Laksana. There is nocorrelation between energy intake and body mass index on male workers at CV. Karoseri Laksana Abstrak : Latar Belakang : Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan pada pekerja yang dapat berpengaruh pada produktivitas kerja. Faktor yang mempengaruhi obesitas antara lain beban kerja dan asupan energi. Tujuan : Mengetahui hubungan antara beban kerja dan asupan energi dengan indeks massa tubuh pada pekerja laki-laki di CV. Karoseri Laksana. Metode : Jenis penelitian ini merupakan studi kolerasi dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian produksi di CV. Karoseri Laksana. Jumlah sampel sebanyak 98 pekerja diambil dengan teknik random sampling. Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dilakukan dengan cara pengukuran berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m2 ), beban kerja diukur menggunakan metode 10 denyut, dan asupan energi diukur menggunakan metode recall 24 jam. Uji yang digunakan adalah uji kendall tau(α=0,05). Hasil : Beban kerja kategori ringan 68 orang (69,4%), kategori sedang 27 orang (27,6%), dan kategori berat 3 orang (3,1%). Asupan energi pada pekerja kategori kurang 28 orang (28,5%), kategori baik 62 orang (63,8%), dan kategori lebih 8 orang (8,16%). Ada hubungan antara beban kerja dengan indeks massa tubuh (p=0,02). Tidak ada hubungan asupan energi dengan indeks massa tubuh (p=0,15). Simpulan : Ada hubungan antara beban kerja dengan indeks massa tubuh pada tenaga kerja laki-laki di CV. Karoseri Laksana. Tidak ada hubungan antara asupan energi dengan indeks massa tubuh pada pekerja laki-laki CV. Karoseri Laksana.
DAYA TERIMA FORMULA BUBUR INSTAN DARI TEMPE KEDELAI SEBAGAI MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) UNTUK BAYI USIA 6-12 BULAN Rachmawati, Ninda; Pontang, Galeh Septiar; Mulyasari, Indri
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.55

Abstract

Background:Tempehis one of Indonesia's traditional foods which has high amino acid content and biological value so it can be an alternative MP-ASI for babies. Instant porridge is one of the MP-ASI that can be given because it is practicalin serving. The study aim to find acceptability and analysis of nutrient content in soybean tempeh instant porridge Methods:This research isa pre experimental design research. The population is mothers who have babies aged 6-12 months as many as 40 subjects. The sampling technique uses total sampling. Retrieval of data by testing the level of preference and analysis of nutrient content. Data analysis is presented in the frequency distribution table Results:The highest level of preference for taste(45%), aroma(70%)and texture (70%)in soybean tempe porridge in formula 6 and for the highest level of color(57.5% )likeness in soybean tempe instant porridge in formula 5. The highest acceptance of soy tempe instant porridge in formula 6. Analysis of energy content of 312,55 Kcal, protein 7.5 grams of fat 30 grams, carbohydrates 24.58 grams. Conclusion:Formula 6 is preferred and accepted by the subject. Formula 6 has energy, fat and carbohydrate content that is in accordance with the MP-ASI instant porridge, but the protein content is not in accordance with the MP-ASI instant porridge. Abstrak : Latar Belakang : Tempe merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia memiliki kandungan protein asam amino dan nilai biologis yang tinggi sehingga dapat menjadi alternaltif MP-ASI untuk bayi. Bubur instan merupakan salah satu MP-ASI yang dapat diberikan karena praktis dalam penyajian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima dan analisis kandungan zat gizi pada bubur instan tempe kedelai Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre experimental design. Populasi adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 40 subjek. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengambilan data dengan uji tingkat kesukaan dan analisis kandungan zat gizi. Analisis data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi Hasil: Tingkat kesukaan tertinggi terhadap rasa (45%), aroma (70%) dan tekstur (70%) pada bubur instan tempe kedelai pada Formula 6 dan untuk tingkat kesukaan warna tertinggi pada bubur instan tempe kedelai pada Formula 5 (57,5%). Daya terima bubur instan tempe kedelai tertinggi pada Formula 6 (42,5%). Hasil analisis kandungan gizi Formula 6 yaitu energi 312,55 Kkal, protein 7,5 gram lemak 30 gram, karbohidrat 24,58 gram Simpulan : Formula 6 lebih disukai dan diterima oleh subjek . Formula 6 memiliki kandungan energi, lemak dan karbohidrat sudah sesuai SNI MP-ASI bubur instan, namun kandungan protein belum sesuai SNI MP-ASI bubur instan.
PENGARUH PEMBERIAN MODIFIKASI MODISCO (Modified Dietetic Skimmed Milk And Coconut Oil) KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN TIKUS WISTAR KEP (KEKURANGAN ENERGI PROTEIN) Nurina, Marliana Eka; Maryanto, Sugeng; Pontang, Galeh Septiar
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 27 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i27.61

Abstract

Background: Protein Energy Malnutrition(PEM) is one of the main nutritional problems in Indonesia. Soybean is a food commodity that is rich protein and amino acids for the growth and development of children. Modiscois a WHO formulaused for diet treatmentfortoddlers’ with PEM,themodiscosoybeans modification are madeincreaseor maximize the proteinsto suit the needs of malnourished children. Objective:The study aims to investigatethe effect of giving Modisco Soybeans to the growth of body weight and the body length ofPEM rat Method:The study was true experimental with a randomized pretest and posttest controlled group design.The population was 3 weeks old wistarstrain male rats. The sample of this study was determined based on Frederer’sformula that is 6 rats in each group andthe total sample was 24 rats.The data analysis used Paired t-testand One Way Anova(p< 0,05). Result:The average increase body weight ofPEMrat after being given modiscosoybeans for 14 days was 55.33 grams (54.9%) while the average rat length increasedto1.083 cm (9.44%). There is an effect of giving modisco soybeans to the growth ofPEM rats(p< 0,001). Conclution:There is an effect of giving modisco soybeans to the growthof body weight and the body length ofPEM rats Abstrak : Latar Belakang: Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kedelai merupakan komoditas pangan yang kaya akan protein dan asam amino untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Modisco merupakan formula WHO yang digunakan untuk terapi diet balita dengan KEP, sehingga dilakukannya modifikasi modisco dengan penambahan kedelai untuk menambah atau memaksimalkan kandungan protein yang disesuaikan dengan kebutuhan anak gizi buruk. Tujuan: Untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian Modisco Kedelai terhadap pertumbuhan berat badan dan panjang badan tikus wistar KEP. Metode Penelitian: Desain penelitian ini menggunakan True experimental dengan rancangan randomized pretest and posttest controlled group design. Populasi adalah tikus putih jantan strain wistar berumur 3 minggu. Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Frederer sejumlah 6 ekor per kelompok sehingga total sampel adalah 24 ekor tikus. Analisis data menggunakan Paired t-test dan One Way Anova (p < 0,05). Hasil: Rata-rata peningkatan berat badan tikus KEP setelah diberi modisco kedelai selama 14 hari sebanyak 55,33 gram (54,9%) sedangkan rata-rata panjang tikus meningkat sebanyak 1,083 cm (9,44%). Terdapat pengaruh pemberian modisco kedelai terhadap pertumbuhan tikus wistar KEP (p = 0,0001). Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian modisco kedelai terhadap pertumbuhan berat dan panjang badan tikus wistar KEP.
Hubungan Antara Asupan Protein, Vitamin A, Zink, dan Riwayat ISPA dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Winarti; Purbowati; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 1 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i1.78

Abstract

Stunting is a linear growth disorder that has an impact on physical growth, a contributing factor is insufficient chronic nutrient intake or chronic or recurrent infectious diseases.These nutrients are protein, vitamin A, zinc, while infectious diseases commonly experienced by toddlers are ARI (acute respiratory infections). The study aims to investigate the correlation between protein intake, vitamin A, zinc, and history of ARI with the incidence of stunting in infants aged 2 - 5 years in Wonorejo village, Pringapus district, Semarang regency. The study was cross sectional approach. The population was all mothers of toddlers aged 2-5 years old. With the Proportional Random Sampling method. The data analysis used univariate analysis with frequency distribution, and bivariate analysis used Kendall Tau (p < 0,05). The percentage of protein intake categories in toddlers aged 2-5 years in Wonorejo Village is the most in the less category, which is 46%. The percentage of the category of vitamin A intake in toddlers aged 2-5 years in Wonorejo Village is the most in the less category, which is 48.3%. Percentage of zinc intake category in toddlers aged 2-5 years in Wonorejo Village is the most in the less category, which is 65.5%. Percentage of ARI history category in toddlers aged 2-5 years in Wonorejo Village is the highest in the rare category, 63.2%. There is a significant correlation between protein intake, vitamin A, zinc, and history of ARI with the incidence of stunting in children aged 2-5 years in Wonorejo Village, Pringapus District, Semarang Regency (p = 0.031; p = 0.004; p = 0,000; p = 0.016). There is a significant correlation between protein intake, vitamin A, zinc, history of ARI with the incidence of stunting in toddlers aged 2-5 years in Wonorejo Village, Pringapus District, Semarang Regency Abtrak : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang berdampak pada pertumbuhan fisik, faktor penyebabnya adalah ketidakcukupan asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang. Protein, vitamin A, zink, dan ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) mempengaruhi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan protein, vitamin A, zink, dan riwayat ISPA dengan kejadian stunting pada balita usia 2 - 5 tahun di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu dan balita usia 2-5 tahun. Dengan metode proportional random sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Kendall Tau (p < 0,05). Persentasi kategori asupan protein pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo paling banyak dalam kategori kurang yaitu 46%. Persentasi kategori asupan vitamin A pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo paling banyak dalam kategori kurang yaitu 48,3%. Persentasi kategori asupan zink pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo paling banyak dalam kategori kurang yaitu 65,5%. Persentasi kategori riwayat ISPA pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo paling banyak dalam kategori jarang yaitu 63,2%. Persentasi kejadian stunting di Desa Wonorejo yaitu sebanyak 51,7%. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein, vitamin A, zink, dan riwayat ISPA dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang (p= 0,031; p= 0,004; p= 0,000; p= 0,016). Terdapat hubugan yang bermakna antara asupan protein, vitamin A, zink, riwayat ISPA dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Daya Terima Snack Bar Rendah Energi Tinggi Serat Berbahan Dasar Tepung Mocaf dan Tepung Kacang Merah Windha Pratama; Riva Mustika Anugrah; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 12 No 1 (2020): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v12i1.79

Abstract

Snack bar a rod-shaped snacks. Snack bar is mostly made from wheat flour and soy flour. Mocaf flour and red bean flour is Local food commodities sources high in fiber so can be processed into the snack bar as a snack low-energy and high in fiber are preferred in the community. This study aims to knowing acceptance and analysis of energy and fiber content snack bars mocaf flour and red bean flour. This study was pre experimental design. Sampling using purposive sampling that as many as 25 panelists somewhat trained. Research was made by mixing varying the addition of a mixture of flour (mocaf flour and red bean flour) and oats on sanck bar then tested for acceptance and test nutrient content. Statistical analysis of the level of acceptance test Kruskal-Wallis (α = 0.05) with a further test mann-whitney. Highest level of acceptance that the snack bar formula 3. The results of the most significant real difference test at the snack bar flavors (p = 0.01) and colors (p = 0.01). The content of the snack bar formula 3 of energy as much 123.48 kcal and 5.78 gram fiber. Acceptance the most preferred snack bar was in Formula 3. Formula 3 Snack bar content has a low energy and high fiber. Abtrak : Snack bar merupakan makanan ringan yang berbentuk batangan. Snack bar sebagian besar terbuat dari tepung terigu dan tepung kedelai. Tepung mocaf dan tepung kacang merah merupakan komoditas pangan lokal sumber pangan tinggi serat sehingga dapat diolah menjadi snack bar sebagai makanan selingan rendah energi dan tinggi serat yang di sukai di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima dan analisis kandungan energi dan serat snack bars tepung mocaf dan tepung kacang merah. Penelitian ini merupakan penelitian pre experimental design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 25 panelis agak terlatih. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan membuat variasi pencampuran penambahan tepung campuran (tepung mocaf dan tepung kacang merah) dan oat pada sanck bar untuk kemudian diuji daya terima dan uji kandungan zat gizi. Analisis statistik tingkat penerimaan menggunakan uji Kruskal-Wallis (α = 0,05) dengan uji lanjut Mann-Whitney. Tingkat penerimaan paling tinggi yaitu snack bar formula 3. Hasil uji beda nyata paling signifikan pada snack bar rasa (p=0,01) dan warna (p=0,01). Kandungan snack bar formula 3 energi sebanyak 123,48 kkal dan serat 5,78 gram. Daya terima snack bar paling disukai adalah pada Formula 3. Snack bar Formula 3 memiliki kandungan energi yang rendah dan serat yang tinggi.
HUBUNGAN ASUPAN AIR PUTIH DENGAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DAN PERSEN LEMAK TUBUH Indri Mulyasari; Galeh Septiar Pontang
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 14 (2015): JURAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja yang kelebihan berat badan dengan indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemaktubuh tinggi berisiko menderita sindrom metabolik. Beberapa penelitian melaporkan asupanair putih berhubungan dengan IMT dan persen lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan kebiasaan asupan air putih dengan Indeks Massa Tubuh menurut Umur(IMT/U) dan persen lemak tubuh.Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitianberusia 11-15 tahu sejumlah 88 orang menggunakan teknik simple random sampling. Analisisbivariat menggunakan uji spearman (=0,05).Hasil penelitian menunjukkan variabel asupan air putih memiliki nilai median 1000 ml,IMT/U +0,0001 SD, dan persen lemak tubuh 20,7%. Ada hubungan antara asupan air putihdengan IMT/U (r=-303, p=0,004) dan persen lemak tubuh (r=-0,419, p=0,0001).Disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan air putih dengan IMT/U dan persen lemaktubuh.