Resiliensi telah banyak digunakan sebagai aspek penting dalam pengelolaan sumber daya alam danlingkungan karena merupakan atribut vital yang mencirikan kapasitas suatu sistem untuk mengatasi tekanan.Namun upaya untuk mempromosikan resiliensi tidaklah mudah terutama jika diterapkan pada konteks commonpoolresources (CPRs) yang cenderung bersifat open access dan sangat kontes diantara banyak kepentingan.Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kamal Muara, Jakarta Utara dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanaresiliensi sosial masyarakat nelayan dalam mengatasi tekanan yang bersumber dari perubahan lingkungan, sosialekonomi,dan politik. Penelitian ini menggunakan metode campuran melalui strategi eksploratoris sekuensialuntuk mengkaji beberapa indikator diantaranya kondisi ekologi-sosial lokal, mekanisme akses, flexibility,capacity to organize dan capacity to learn. Pada tahap kualitatif, data diperoleh dengan melakukan pengamatan,wawancara, dan penelusuran dokumen/internet untuk kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis modelinteraktif dan analisis skenario. Hasil analisis tahap kualitatif kemudian digunakan sebagai acuan untuk melakukansurvai menggunakan kuesioner yang kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif. Penelitian inimenggunakan perspektif political ecology sebagai kerangka kerja dan panduan dalam penafsiran hasil analisis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbangunnya resiliensi masyarakat nelayan di Kamal Muara dipengaruhioleh serangkaian mekanisme dalam mendapatkan, mengendalikan dan memelihara akses kepada sumber dayapesisir. Mekanisme akses, flexibility dan capacity to organize masyarakat nelayan di Kamal Muara terbatas sehinggahanya sedikit berkontribusi kepada level resiliensi mereka, terutama jika empat skenario tekanan (pencemaranperairan laut, musim ekstrim, kenaikan harga BBM, dan reklamasi pantai) terjadi secara simultan. Keterkaitanantara akses dan resiliensi tidak hanya memberikan pemahaman tentang masa yang dibutuhkan untuk pulih daritekanan akibat perubahan ekologi-sosial, bahkan lebih dominan adalah tentang politics of access dimana hal inisangat dibutuhkan untuk meningkatkan resiliensi sosial. Artinya, kebijakan sebagai sumber sekaligus produkpolitik ternyata memiliki peran strategis dalam upaya mempromosikan resiliensi dari sistem ekologi-sosial diwilayah pesisir yang sarat kepentingan.