Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Sosiohumaniora

RESILIENSI SOSIAL TERKAIT AKSES SUMBER DAYA MASYARAKAT NELAYAN : PERSPEKTIF POLITICAL ECOLOGY Malikkul Shaleh; Oekan S. Abdoellah; Yayat Dhahiyat
Sosiohumaniora Vol 16, No 3 (2014): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.155 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v16i3.5769

Abstract

Resiliensi telah banyak digunakan sebagai aspek penting dalam pengelolaan sumber daya alam danlingkungan karena merupakan atribut vital yang mencirikan kapasitas suatu sistem untuk mengatasi tekanan.Namun upaya untuk mempromosikan resiliensi tidaklah mudah terutama jika diterapkan pada konteks commonpoolresources (CPRs) yang cenderung bersifat open access dan sangat kontes diantara banyak kepentingan.Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kamal Muara, Jakarta Utara dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanaresiliensi sosial masyarakat nelayan dalam mengatasi tekanan yang bersumber dari perubahan lingkungan, sosialekonomi,dan politik. Penelitian ini menggunakan metode campuran melalui strategi eksploratoris sekuensialuntuk mengkaji beberapa indikator diantaranya kondisi ekologi-sosial lokal, mekanisme akses, flexibility,capacity to organize dan capacity to learn. Pada tahap kualitatif, data diperoleh dengan melakukan pengamatan,wawancara, dan penelusuran dokumen/internet untuk kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis modelinteraktif dan analisis skenario. Hasil analisis tahap kualitatif kemudian digunakan sebagai acuan untuk melakukansurvai menggunakan kuesioner yang kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif. Penelitian inimenggunakan perspektif political ecology sebagai kerangka kerja dan panduan dalam penafsiran hasil analisis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbangunnya resiliensi masyarakat nelayan di Kamal Muara dipengaruhioleh serangkaian mekanisme dalam mendapatkan, mengendalikan dan memelihara akses kepada sumber dayapesisir. Mekanisme akses, flexibility dan capacity to organize masyarakat nelayan di Kamal Muara terbatas sehinggahanya sedikit berkontribusi kepada level resiliensi mereka, terutama jika empat skenario tekanan (pencemaranperairan laut, musim ekstrim, kenaikan harga BBM, dan reklamasi pantai) terjadi secara simultan. Keterkaitanantara akses dan resiliensi tidak hanya memberikan pemahaman tentang masa yang dibutuhkan untuk pulih daritekanan akibat perubahan ekologi-sosial, bahkan lebih dominan adalah tentang politics of access dimana hal inisangat dibutuhkan untuk meningkatkan resiliensi sosial. Artinya, kebijakan sebagai sumber sekaligus produkpolitik ternyata memiliki peran strategis dalam upaya mempromosikan resiliensi dari sistem ekologi-sosial diwilayah pesisir yang sarat kepentingan.
BECOMING MAJIKAN IN OUR OWN FARM: A STUDY ON WOMEN AND AGROFORESTRY IN CIANJUR, WEST JAVA Dede Tresna Wiyanti; Oekan Soekotjo Abdoellah; Johan Iskandar; Parikesit Parikesit
Sosiohumaniora Vol 25, No 1 (2023): Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, MARCH 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v25i1.44727

Abstract

This study examines the relation between women and agroforestry in Cijedil and Wangunjaya Villages, Cugenang District, Cianjur Regency, West Java. The study of the dynamics of agroforestry management, which is an agricultural practice carried out on forest land or land that resembles a forest, is carried out using an ecofeminist perspective. The study was conducted in two villages in Cianjur, West Java, Indonesia. These two villages are representatives of agroforestry land variations, which consist of forest, agroforestry, and agricultural land. This land type represents the level of human intervention in forest land management. The research was conducted using quantitative and qualitative research methods, using interviews and observation as key data collection instruments. The results of the study found that the division of labor based on gender in agroforestry practices has changed. Significant changes were also found in the relations between women and agroforestry, as well as gender relations in the decision-making process related to agroforestry in farmer households. From an eco-feminist perspective, this study shows that the dynamics of women in managing agroforestry not only increases the role of women, but also strengthens the position of women as employers in their own agroferestry land.